Accueil / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 61. Pedang Naga Kresna dicuri

Share

61. Pedang Naga Kresna dicuri

last update Dernière mise à jour: 2024-05-09 01:01:11

"Ha ha ha...!" tertawa bergelak Sastrawan Berbudi. "Kau tetap saja tak berubah, Sahabat. Sungguh aku benar-benar kagum kepadamu. Kau sangat pandai merendah. Ha ha ha.... Tahukah kau, Sahabat, sikap merendah itu justru membuat diriku merasa semakin kecil dan tak ada apa-apanya bila dibanding dengan dirimu?.”

“Benar! Benar apa yang dikatakan Sastrawan Berbudi," sahut Pendeta Tasbih Terbang. "Aku pun merasa kecil dan tak berarti sama sekali. Sungguh kau memang patut dipuji dan disanjung, Sahabatku Ksatria Seribu Syair. Kau memiliki jiwa besar. Aku tahu riwayat hidupmu. Kau difitnah orang. Kau diburu orang. Namun, kau tetap tabah dan tak mendendam kepada siapa pun...."

"Ya! Ya!" potong Ksatria Seribu Syair, cepat.

"Aku telah melupakan perjalanan hidupku di masa muda. Kau tak perlu mengungkit-ungkit lagi, Sahabatku Pendeta Tasbih Terbang...."

Melihat air muka Ksatria Seribu Syair yang berubah kelam, Pendeta Tasbih Terbang sedikit kaget. Si pendeta

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1284. Part 3

    "Celaka!" gumam Baraka tampak kian tegang. Tentu saja ia sangat tegang karena kini ia diliputi kebimbangan. Jika Ia pergi kearah timur, kelereng Gunung Mata Langit, ikut mengejar perempuan itu, maka keadaan Muara Singa sangat berbahaya. Bisa-bisa Raja Tumbal bertindak seenaknya sendiri, membantai kesana-kesini dengan Seruling Malaikatnya. Tapi jika hadapi Raja Tumbal tanpa Pedang Kayu Petir, kemungkinan mati ditangan Raja Tumbal sangat besar.Sekarang pun seandainya Pendekar Kera Sakti melesat kearah timur untuk temui perempuan si penemu pedang maha sakti itu, tak akan cukup waktu untuk kembali lagi ke Muara Singa. Secepatnya esok pagi ia baru tiba di Muara Singa, dan itu berarti Baraka harus sudah persiapkan diri untuk bentengi negeri tersebut.Repotnya lagi, Ratu Galuh Puspanagari ternyata menolak saran Baraka melalui Batu Sampang. Dengan tegas, wanita muda yang dulu dijuluki sebagai Tandu Terbang murid Pendeta Arak Merah dari Tibet, berkata didepan para pengawal dan

  • Pendekar Kera Sakti   1283. Part 2

    Kelana Cinta malah tertawa kecil, "Yang kumaksud bukan itu.""Sial! Jadi maksudmu bagaimana?""Mengapa kau tidak lebih tertarik dengan keadaan ditimur?""Ditimur? Keadaan apa yang kau maksud?""Rupanya kau ketinggalan zaman," ejek Kelana Cinta sambil tertawa kecil."Dalam perjalananku kemari, sudah lebih dari sepuluh mulut yang mempergunjingkan tentang Pedang Kayu Petir!""Ooo..., Baraka manggut-manggut. Ia merasa menang, karena ia lebih tahu banyak tentang pedang itu dan ia terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Kelana Cinta hanya mendengar kabarnya saja. tapi Baraka merasa menjadi pelakunya."Mengapa kau tidak ikut memperebutkan Pedang Kayu Petir itu? Setahuku, pedang tersebut bisa untuk kalahkan kekuatan sakti Seruling Malaikat. Sebab menurut kabar yang kudengar sejak dulu kala, Pedang Kayu Petir dapat membuat kesaktian seseorang menjadi lenyap seketika jika melihat pedang itu atau berada disekitar pedang itu. Tapi bagi pemega

  • Pendekar Kera Sakti   1282. MISTERI LENYAPNYA BIARA DAMAI

    TANGAN yang menepuk pelan punggung Baraka itu adalah tangan berjari lentik. Seraut wajah ayu tapi berambut cepak terpampang dengan senyumnya yang manis. Wanita yang berusia dua puluh tujuh tahun itu tampak seperti lelaki, tegar, sigap, dan berani. Ilmunya cukup tinggi, sehingga ia diangkat menjadi mata-mata kepercayaan Ratu Asmaradani.Wanita cantik berjubah ungu tua itu tak lain adalah Kelana Cinta. Kedudukannya dan ilmunya lebih tinggi dibanding Rindu Malam. Hanya saja, Pendekar menjadi kesal hati, karena Rindu Malam sudah berhasil di bujuk untuk pulang, sekarang malah muncul yang lebih sakti lagi. Padahal Baraka sama sekali tak ingin orang Samudera Kencana terlibat dalam urusannya dengan Ratu Galuh Puspanagari yang dulu disebut sebagai gadis Gila bernama Palupi dan berjuluk Tandu Terbang itu.Jelas kedatangan Kelana Cinta pasti ada hubungannya dengan tugas perlindungan dari Ratu Asmaradani, sebab Kelana Cinta berkata, "Aku jumpa Rindu Malam diperjalanan tadi. Benark

  • Pendekar Kera Sakti   1281. Part 23

    Zraabb...! Jruubb...! Jarum-jarum itu langsung menghujam ketubuh Gali Sampluk dari bawah. Tentu saja Gali Sampluk tidak dapat menghindar karena jarum-jarum sebegitu banyaknya bagaikan menyerangnya dari berbagai arah.Tapi jika ia cekatan, ia dapat sentakkan kaki dan melenting keatas dengan bersalto dua atau tiga kali, maka jarum-jarum itu tidak akan menancap ditubuhnya. Sayangnya Gali Sampluk tak punya gerak naluri seperti itu, sehingga puluhan jarum banyaknya sekarang bermukim didalam tubuh gendutnya."Ggggrrr...!" Gali Sampluk mengerang dengan mata mendelik dan tubuh tak bergerak sedikitpun. Mulutnya melelehkan darah hitam. Tubuhnya mulai bergetar. Darah meleleh lagi dari lubang hidungnya. Tubuhnya sangat bergetar tak mampu dikendalikan.Buuhg...! Dan tubuh itu masih bergetar hingga kulitnya terkelupas, retak-retak sampai akhirnya Gali Sampluk tak mampu bernapas lagi. Ia mati dalam keadaan menyedihkan sekali.Rupanya sejak tadi Raja Tumbal pelajari juru

  • Pendekar Kera Sakti   1280. Part 22

    "Lalu apa maksudmu?!""Kudengar sudah lama kau mengincar negeri Muara Singa?""Memang benar. Sekaranglah saatnya merebut negeri yang sebenarnya milik leluhurku itu. Kau mau apa Tongkat Bayi?""Sekedar mengingatkan bahwa, disana ada adikku; Paras Murai!""Apa benar Paras Murai itu adik kandungmu?""Benar. Usiaku terpaut dua tahun lebih tua dari Paras Murai. Tapi agaknya langkah kami sedikit berbeda. Aku menjadi dukun santet dan Paras Murai menjadi dukun bayi. Keduanya sama-sama menjadi dukun, tapi lain manteranya!"Terdengar suara Gali Sampluk tertawa dalam gumam. Tapi tawa itu segera lenyap seketika begitu ia dilirik Raja Tumbal. Maka terdengar kembali ucapan Tongkat Bayi yang sedikit cadel dan bergetar karena ketuaannya itu."Paras Murai yang menolong kelahiran bayi, dan bayi itu sekarang yang menjadi ratu di Muara Singa. Tentunya Paras Murai berada di pihak Galuh Puspanagari!""Aku tak butuh silsilah, karena aku lebih tahu te

  • Pendekar Kera Sakti   1279. Part 21

    "Sudah, sudah...!" sentak Rindu Malam merasa kurang suka terhadap sikap Pita Biru yang tidak ikut bersedih itu. "Kami berangkat sekarang, Baraka!""Ya. Selamat jalan. Salamku buat Ratu Asmaradani.""Salamku juga untuk Ratu Galuh Puspanagari, pujaan hatimu itu!"Senyum Baraka tipis-tipis saja. Ia melambaikan tangan ketika Rindu Malam dan kedua anak buahnya meninggalkan tempat itu. Memang berat hati Baraka, memang sedih sebenarnya. Tapi hanya itu cara yang bisa digunakan untuk membujuk mereka agar mau tidak melibatkan diri dalam perkara maut itu.Tanpa berpura-pura jatuh cinta pada Ratu Galuh Puspanagari, tak mungkin Rindu Malam mau disuruh pulang. Padahal Baraka hanya ingin agar orang Samudera Kencana tidak terlibat urusan dengan pihak lain hanya gara-gara membantu Pendekar Kera Sakti.Namun tipuan Baraka didengar oleh Batu Sampang itu diterima lain oleh sang Tamtama negeri Muara Singa itu. Batu Sampang menyangka kata-kata Baraka adalah kata-kata ya

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status