Home / Pendekar / Pendekar Mayat Bertuah. / Sial Yang Tak Berujung

Share

Sial Yang Tak Berujung

Author: Mas_Hudi_6902
last update Last Updated: 2021-02-25 12:49:41

Lalu begitu terbangun jakawulung melihat sinar rembulan dari celah batu yang berhasil dia geser kemarin. 

Kemudian dia pun bangkit dan berjalan mendekati celah itu. 

"Oh ... kiranya ini sudah hampir fajar, semalam aku tertidur pulas sekali dan badanku sekarang terasa sakit dan pegal-pegal," tutur Jakawulung dengan mata menerawang keluar goa. 

Lalu diapun menghentak-hentakkan kakinya ke lantai goa sambil mengibas-ngibaskan tangan untuk sekedar melemaskan otot-otot. 

"Perutku terasa lapar sekali sudah dua hari ini aku belum makan," ujarnya sambil kembali duduk bersandar pada batu yang menutup mulut goa itu. 

"Eyang Reksa ... kenapa semalam engkau tidak memberiku minum seperti kemarin? Andai saja engkau memberiku minum tentu hari ini aku bisa melanjutkan mendorong batu ini," ujar Jakawulung sambil menatap langit-langit goa yang mulai terlihat karena dapat sorot dari celah batu. 

"Apa iya aku mesti tidur lagi? Supaya aku bisa ketemu dengan Eyang Reksa dan kemudian aku minta minuman darinya? Ah konyol, mana ada mimpi bisa direncanakan? Apalagi diulang?" ujar Jakawulung bertanya pada dirinya sendiri. 

Cukup lama Jakawulung merenungi nasibnya itu hingga tidak terasa diapun kembali tertidur. 

Dan lagi-lagi dia pun kembali didatangi oleh Eyang Reksa dalam mimpinya, namun kali ini pertapa sakti itu nampak seperti memperolok Jakawulung. 

"Dasar pendekar bodoh ... kalau kau pingin kuat datanglah padaku," ujarnya sambil duduk bersila di awang-awang. 

"Baiklah Eyang, aku akan datang padamu ..." balas Jakawulung sambil melangkah mendekat.

Dan begitu telah dekat Jakawulung melihat Eyang Reksa mengulurkan tangannya, lalu Jakawulung pun mencoba meraih tangan Eyang Reksa itu. 

Namun sayang, begitu Jakawulung mencoba meraih tangan Eyang Reksa ternyata tangannya itu tidak sampai untuk meraih tangan pertapa sakti itu. karena merasa penasaran lalu dia pun bermaksud untuk melompat supaya bisa meraih. 

"Hap, Iyyah ...!"

Nampak Jakawulung melompat dengan sekuat tenaga. Namun sayang, bukannya bisa meraih tangan Eyang Reksa tapi dia sendiri malah jatuh tersungkur ke depan. 

Brukks ...! 

"Waduh ...!" seru Jakawulung yang kesakitan karena telah mendapati mukanya nyungsep ke lantai goa. 

Sambil meringis karena menahan sakit Jakawulung mencoba untuk bangun. 

"Ya Dewa Jagat Batara ... kenapa aku selalu sial terus? Tolong aku Dewa ... Romo ... Biyung ... keluarkan aku dari dalam goa ini," teriak Jakawulung minta pertolongan, dia juga terlihat meratapi nasibnya itu. 

Lalu dia meraih keris Rogoh Pati senjata pusakanya itu dan kemudian mencoba untuk bangkit. 

Dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki Jakawulung nampak berjalan kembali masuk ke dalam goa, lalu akhirnya dia pun sampai ke dalam ruangan tempat jasad Eyang Reksa terbaring. 

Sesampainya di situ Jakawulung nampak berhenti sejenak, lalu dia pun memandangi seluruh sisi ruangan tersebut. Tiba-tiba matanya tertuju ke arah sebelah kanan jasad Eyang Reksa. 

Nampak dari arah itu Jakawulung seperti melihat ada lorong. 

"Oh itu seperti ada lorong, semoga itu merupakan jalan yang bisa menembus ke luar."

Lalu dengan berhati-hati dia pun berjalan menuju ke arah lorong tersebut, hingga ketika dia sudah dekat dengan jasad Eyang Reksa dan sinar dari jasad itu menerpa tubuhnya tiba-tiba dia seperti merasakan seperti ada kekuatan yang masuk ke dalam tubuhnya. 

Sempat dia merasa kaget ketika tubuhnya seperti tersengat hawa yang panas, namun tidak lama setelah itu dia merasa tubuhnya kembali segar bugar dan seperti memiliki kekuatan baru yang belum pernah dia miliki. 

Jakawulung yang sebelumnya merasa tubuhnya sudah lemah tak berdaya namun setelah tersentuh oleh sinar dari jasad eyang Reksa itu dia merasakan seperti mendapatkan kekuatan yang sangat besar. 

Melihat perubahan aneh yang terjadi pada dirinya, Jakawulung tiba-tiba teringat dengan kata-kata yang diucapkan oleh Eyang Reksa di dalam mimpinya itu. 

'Kalau kau pingin kekuatan datanglah padaku'

Yah mungkin inilah yang dimaksud oleh Eyang Reksa dalam mimpiku itu. 

Setelah terdiam beberapa saat, Jakawulung kembali memandangi wajah pertapa sakti itu. Meski sudah tidak bernyawa namun nampak jelas aura yang memancar dari wajahnya itu cukup membuktikan bahwa dia itu benar-benar manusia yang sangat langka dan selama ini baru kali ini dia menemui pertapa yang memiliki kehebatan luar biasa meski tubuhnya telah menjadi mayat. 

Sesaat setelah selesai bergumam dalam kekagumannya itu, Jakawulung pun bermaksud kembali menuju lorong yang hendak dia tuju itu. 

Lalu diapun terus melangkah maju, dan karena lorong itu sempit dan tidak tinggi maka Jakawulung pun memasukinya dengan agak merunduk. Dia terus berjalan dalam kegelapan menyusuri lorong yang becek dan berkelok-kelok itu. 

Dan setelah cukup lama dia berjalan menyusuri lorong itu akhirnya dari tempatnya itu dia melihat seperti ada cahaya terang di depan sana. 

"Oh, itu seperti ada sinar terang, semoga saja itu benar jalan menuju keluar," ujar Jakawulung dengan perasaan harap-harap cemas. 

Jakawulung sama sekali tidak menyadari bahwa lorong yang dia tempuh itu adalah lorong yang memiliki jalur melingkar yang ujungnya akan kembali ke ruang dalam goa tempat awalnya tadi, adapun sinar terang yang dilihatnya itu tidak lain adalah sinar dari jasad sakti Eyang Reksa Jagat. 

Betapa kaget dan kecewanya Jakawulung begitu dia tiba di dalam ruangan goa itu, setelah menempuh perjalanan sambil merunduk namun akhirnya berujung ditempatnya semula. 

Dengan perasaan kecewa dan amarah yang memuncak Jakawulung pun ngamuk sejadi-jadinya. Dengan kekuatan baru yang dimilikinya itu dia pun mengobrak-abrik seisi ruangan dalam goa itu. 

Batu-batu yang ada di sana dia pukul, dia tendang hingga hancur berantakan.

"Keparat! Bedebah! Hiyyaaatt ... hiyyaaatt ...!"

Sesaat setelah membuat ruangan Goa menjadi berantakan, Jakawulung berhenti sejenak. Lalu dengan nafas yang tersengal-sengal dia nampak membentak-bentak mayat Sakti itu. 

"Hai mayat sakti! Kau mau membantu aku keluar dari sini apa tidak!? Kalau kau mau membantu, maka engkau tidak akan aku ganggu! Tapi kalau tidak, maka akan kuhancurkan jasadmu itu sebagaimana aku hancurkan seluruh isi ruangan goa ini!" gertak Jakawulung dengan sombongnya. 

Karena merasa sangat sedih dan pikirannya yang kalut Jakawulung pun nampak seperti orang yang gila, dia sudah tidak ingat lagi kalau dia bisa bertahan hidup di dalam goa itu karena telah mendapatkan kekuatan dari jasad Eyang Reksa itu. 

Dalam keadaan yang sudah berada diluar kontrol dia melangkah mendekati jasad Eyang Reksa itu. Dan seperti yang semula begitu tubuh Jakawulung tersentuh sinar dari jasad Eyang Reksa dirinya pun kembali merasakan hal yang sama, dia merasa seperti tersengat hawa panas yang diikuti dengan munculnya kekuatan dari dalam tubuhnya. 

Karena merasa tubuhnya semakin kuat lalu dengan garangnya Jakawulung pun mengambil ancang-ancang untuk melompat dan menendang jasad Eyang Reksa itu. 

"Haaup. Hiyyaaatt!" Jakawulung pun melompat tinggi ke udara. 

Namun begitu tubuh Jakawulung telah berada di udara sebelum kakinya berhasil menyentuh jasad Eyang Reksa, tiba-tiba saja tubuh Jakawulung terpental melasat ke arah mulut goa dan akhirnya membentur dinding goa yang mengakibatkan dinding itu hancur dan meninggalkan retakan dan cekungan yang sangat besar pada dinding Goa tersebut.

Sungguh sangat menakjubkan kegaduhan yang terjadi di dalam goa itu. Sebuah kegaduhan akibat dari kebrutalan seorang pendekar yang sedang frustasi. 

Lalu kemudian, meski tubuh Jakawulung itu terpental dengan sangat keras dan menghancurkan dinding Goa ... 

Bersambung ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Demi Ibu

    Hingga pada akhirnya sang ratu pun bisa kembali nurut meskipun itu masih dirasa berat untuk dijalaninya, dan adapun menangisnya kali ini itu disebabkan dengan tampilan Santana yang terlihat mirip dengan mantan suaminya yang hadir dalam mimpinya semalam. Tau kalau sang bunda sedang merasakan kesedihan akhirnya Pangeran Santana pun terpaksa harus turun tangan untuk mengatasinya, yakni dengan menggunakan kesaktiannya membuat sang ibu disaat melihat Adhinata seperti melihat wajah mendiang Ayahandanya yaitu Biswara.Pangeran Santana nampak memeluk sang bunda, lalu tanpa ada yang mengerti bahwa sebenarnya pemuda sakti itu tengah memasukkan ilmu pengaburan mata pada sang bunda, namun begitu dia selesai memasukkan ilmu pengaburan mata itu tiba-tiba dia langsung ditegur oleh roh sang ayah yang meminta supaya mencabut kembali ajiannya itu tadi.'Santana! Apa-apaan kamu ini? Kenapa kau tega mengaburkan penglihatan ibumu?! Bukankah itu tindakan penyesatan karena telah menipu?!' tanya protes dari

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Perjodohan

    Sesaat kemudian nampak Pangeran Santana dan Adhinata saling beradu pandang, kedua orang yang berperan penting dalam penggulingan Raja Arya Dipasena itu sepertinya masih belum mengetahui hal apa yang mesti di lakukan untuk menghadapi putra mendiang Prabu Jayantaka yang tidak lain juga merupakan kakek dari Pangeran Santana sendiri itu."Eh ... begini prajurit, perketat saja dulu penjagaan di tempat Pangeran Cayapata dikurung, saya dan Paman Adhinata juga keluarga yang lain akan berembug guna mencari kesepakatan bagaimana dan cara yang seperti untuk memperlakukan Pangeran Cayapata, kami perlu waktu untuk melakukan itu semua," jawab Pangeran Santana. "Baiklah kalau begitu Pangeran, tapi saya sendiri sekarang jadi takut berjaga di tempat Pangeran Cayapata dikurung," kembali prajurit itu mengungkapkan hal yang sama, dan nampaknya memang dia sudah tidak berani lagi untuk melakukan tugasnya tersebut. Kemudian Pangeran Santana nampak sudah memahami dengan perasaan prajuritnya itu.'Kasian pra

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Tantangan

    "Mmm ... lupa sih enggak Anakku ... tapi apakah kamu sudah membicarakannya dengan Paman Adhinata?" tanya sang bunda langsung membuat hati Santana girang bukan main. "Iyyah!!! Uhuuy ...!!!" teriak Santana tidak bisa lagi menutupi rasa girangnya itu, kemudian secara spontan tiba-tiba Santana mengangkat tubuh bundanya sambil berteriak "Terimakasih Sang Hyang Widhi Wasa ... engkau benar-benar mengabulkan keinginanku dan juga keinginan seluruh rakyat Karmajaya ...!!" diperlakukan seperti itu Putri Nirmalasari pun terkejut. "Santana ... Santana ...!! Kamu ini apa-apaan to?!" ujar Putri Nirmalasari sambil memukul pundak putranya itu."Maaf Bu .. habisnya Santana seneng banget Ibu setuju dengan rencana perjodohan ini," jawab Pangeran Santana sambil menurunkan ibunya itu dari gendongan."Iya ... tapi tadi kamu belum jawab ..!" sanggah sang bunda. "Eh .. tenang saja Ibu ... mengenai Paman Adhinata itu sudah apa kata saya pokoknya, dijamin beres pokoknya Bu," balas Santana terlihat sangat beg

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Suci

    "Dengarlah Eyang Reksa .. seperti yang sudah aku lakukan pada tubuhmu saat engkau masih menjadi mayat, aku selalu menggunakan mayatmu untuk menjadi sumber kekuatan di Kerajaan Karmajaya ini, bahkan tidak cuma engkau saja, karena selain engkau aku juga menggunakan jasa para dedemit-dedemit itu untuk melakukan hal yang sama sepertimu yaitu membantuku untuk membentengi kekuasaanku agar tetap bisa langgeng selama-lamanya ..." tutur Raja Dipasena seolah sedang menceramahi dua makhluk beda alam itu."Dengarlah Eyang Reksa Jagat .. meskipun engkau tidak menjelaskan kepada ku dengan maksud kebangkitanmu ini namun aku sudah mengerti, dan aku kira semua sudah jelas .. bahwa memang kalian berdua ini masing-masing memang memiliki keinginan yang sama yaitu ingin menjadi pengawal tunggal Kerajaan Karmajaya .. dan aku pun tidak keberatan dengan keinginan kalian berdua," lanjut ceramah sang raja, sungguh rasa percaya diri Raja Dipasena terlalu tinggi sehingga dia tidak menyadari bahwa apa yang ada di

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Pendekar

    "Hoh .. rupanya orang itu adalah Pak Tua, yah tidak salah lagi, dan ternyata dia sedang menangkap ikan hanya dengan menggunakan tangan kosong, luar biasa sekali orang tua itu, sebaiknya aku akan menyapanya saja," ujar Adhinata sembari berdiri di pinggiran sungai."Hei Pak Tua ... bolehkah aku membantumu ...?!" seru Adhinata."Silahkan saja ...!" balas Kakek Santana. Lalu Adhinata pun segera turun ke sungai yang airnya sangat jernih dan sejuk itu, dan meskipun tidak terlalu dalam hanya seukuran paha namun aliran air sungai itu terbilang cukup deras dikarenakan memang kondisi tempatnya yang sangat miring dan juga curam. Setelah berada di dalam air Adhinata memperhatikan cara Kakek jelmaan Santana itu menangkap ikan."Bagaimana bisa Pak Tua ini menangkap ikan dengan begitu mudah? Hanya dengan menggunakan tangan kosong dia bisa memunguti ikan-ikan itu, dan rupanya dia juga bisa berjalan di atas air, tak sedikitpun ada air yang membasahi kedua kakinya, bahkan terompahnya sekalipun," tak he

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Mencari Pak Tua

    "Hoh apa ini?!" teriak Adhinata nampak begitu terkejut merasakan hal itu, lalu dikarenakan suasana yang sudah mulai suram sebab matahari yang memang hampir tenggelam maka Adhinata pun tidak bisa melihat dengan jelas dengan apa yang sedang berada di dalam air itu atau lebih tepatnya sesuatu yang sedang menjilati kakinya, meskipun dengan kondisi air danau yang begitu jernih.Sementara itu seolah tidak puas dengan cuma menjilati kaki lalu kemudian ular anaconda jadi-jadian itu pun tiba-tiba muncul di depan Adhinata."Hoh!! Astaga! Ular ..!!!" Adhinata terkejut dan langsung melompat ke pinggir danau."Hayo ular brengsek! Maju! Jangan kau kira aku akan takut padamu! Akan aku hadapi kau ..!!" dan seolah mengerti dengan tantangan Adhinata ular anaconda jadi-jadian itu juga langsung meluncur ke arah Adhinata yang telah siap untuk menghadapinya.Dengan gerakannya yang begitu cepat ular jadi-jadian itu langsung menggunakan ciri khasnya dalam menyerang yaitu melilit tubuh lawannya dengan menyabe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status