Home / Pendekar / Pendekar Naga Penguasa Dunia / 3. Serangan Taring Pedang

Share

3. Serangan Taring Pedang

Author: Adnosekai
last update Last Updated: 2022-11-18 10:53:07

“Akhirnya mereka datang juga!” ucap Chen Shou mengomentari berita yang datang.

Chen Shou sudah memperkirakan sekte Taring Pedang akan datang untuk menyerang sekte Lampion Merah sehingga ia tidak terlalu tekejut.

“Chen Yang... bawa murid-murid berlindung di ruang rahasia. Jangan sampai sekte Taring Pedang melukai mereka,” perintah Chen Shou. “Lindungi juga Kitab Mata Angin!”

Chen Shou menyerahkan sebuah kitab yang dibungkus dengan kain berwarna putih. Ia tau bahwa Kitab Mata Angin adalah alasan sekte Taring Pedang menyerang sekte Lampion Merah.

Chen Shou langsung bergegas keluar untuk memantau situasi. Meski sekte Lampion Merah memiliki kekuatan di atas dari sekte Taring Pedang, tapi ia tidak mau gegabah. Taring Pedang bukanlah sekumpulan Pendekar yang baru mengenal beladiri. Mereka memiliki pemimpin yang memiliki pengalaman di medan pertempuran.

Keberanian mereka menyerang sekte yang lebih kuat tentu memiliki perhitungan tersendiri. Sudah pasti mereka memiliki sebuah rencana khusus dalam penyerangan ini. Chen Shou merasa harus mewaspadai rencana khusus yang disusun oleh Taring Pedang.

“Ayo cepat pergi!” ucap Chen Yang mengajak Zhao Lin untuk bersembunyi.

Tidak ada tanggapan dari Zhao Lin, ia masih kesal karena Chen Shou mengeluarkannya dari sekte Lampion Merah.

Melihat reaksi Zhao Lin yang seperti patung, Chen Yang langsung menarik tangannya tanpa ada perlawanan dari Zhao Lin.

***

“Mengapa mereka tidak datang?” ucap salah satu Pendekar dari sekte Taring Pedang.

“Para pengemis itu menipu kita!” ucap Pendekar Taring Pedang lainnya.

Para Pendekar Taring Pedang terlihat panik dengan situasi yang terjadi. Satu kelompok yang telah membuat perjanjian untuk membantu mereka justru tidak datang. Rencana yang telah mereka susun menjadi berantakan.

Pertempuran terjadi di luar gerbang sekte. Sejak awal, sekte Lampion Merah sudah memperoleh informasi tentang serangan sekte Taring Pedang, sehingga mempersiapkan semuanya agar mereka tidak memasuki sekte Lampion Merah.

Para Pendekar yang menggunakan jubah merah serta sabuk putih ciri khas Pendekar Lampion Merah, terlihat lebih mendominasi dari para Pendekar yang menggunakan jubah hitam beserta topi petani, khas sekte taring Pedang.

Sekte Taring Pedang membawa seratus Pendekar, sedangkan sekte Lampion Merah memiliki 200 Pendekar. Hanya ada 20 Pedakar Ahli dan empat Pendekar Raja di kubu Taring Pedang dibandingkan 60 Pendekar Ahli dan delapan Pendekar Raja pada sekte Lampion Merah.

Satu Pendekar Taring Pedang kerap kali berhadapan dengan dua Pendekar dari Lampion Merah sekaligus yang memiliki kemampuan lebih baik. Lapangan di luar gerbang sekte Lampion Merah dengan cepat berubah menjadi memerah oleh darah dari Pendekar Taring Pedang.

Semakin lama, jumlah Pendekar Taring Pedang semakin mengecil. Semakin sulit juga mereka untuk bertahan.

Sekte Taring Pedang memiliki satu kelebihan yaitu keberadaan pemimpin mereka Jiang Yu yang berada di tingkat Pendekar Kaisar. Hanya dalam beberapa langkah ia bisa membunuh lima Pendekar Lampion Merah sekaligus. Jumlah Pendekar Lampion Merah pun perlahan menurun.

Namun, keuntungan sekte Taring Pedang tidak bertahan lama setelah Chen Shou melibatkan diri dalam pertarungan. Sebuah pukulan secara tiba-tiba mengenai Jiang Yu yang telah membunuh sekitar 30 Pedekar Lampion Merah.

“Chen Shou... akhirnya kau keluar juga!” ucap Jiang Yu sembari tersenyum sinis.

“Orang-orangmu terlihat panik. Sepertinya rencana kalian tidak berjalan dengan mulus.” Balas Chen Shou.

Jiang Yu tidak menanggapi perkataan Chen Shou dan langsung menyerang.

Satu, dua, tiga tebasan dari Jiang Yu berhasil dihindari dengan mudah oleh Chen Shou. Selanjutnya giliran Chen Shou yang mengayunkan pedang yang juga bisa dihindari oleh Jiang Yu.

Sama seperti Jiang Yu, Chen Shou juga berada ditingkat Pendekar Kaisar. Pertarungan keduanya bisa dikatakan seimbang. Dalam waktu singkat, keduanya sudah bertukar belasan jurus.

Chen Shou dan Jiang Yu mengaliri pedang meraka masing-masing dengan Tenaga Dalam. Benturan pedang keduanya menghasilkan sebuah ledakan yang menciptakan kebut tebal. Pedang mereka terlempar ke atas.

Untuk sementara, Chen Shou dan Jiang Yu bertarung dengan tangan kosong. Tapak keduanya saling bertemu, membuat mereka mundur beberapa langkah. Pedang yang tadinya terlempar, kini jatuh tertancap di tanah.

Chen Shou dan Jiang Yu melompat. Mereka bertukar beberapa pukulan di udara. Chen Shou terkena pukulan dari Jiang Yu, membuat ia tersungkur. Jiang Yu mendarat tepat di depan kedua pedang, ia mencabut kedua tersebut.

Jiang Yu menyerang Chen Shou menggunakan dua pedang. Ayunan pedang silih berganti mendatangi Chen Shou, membuat ia harus melangkah mundur untuk membuat jarak.

Jiang Yu merasa di atas angin karena lawan tanpa senjata sementara ia memiliki dua pedang. Namun, penggunaan dua pedang membutuhkan teknik khusus dan juga pedang khusus. Dua hal tersebut tidak dimiliki oleh Jiang Yu sehingga ia membuka banyak celah.

Chen Shou mendaratkan tapak pada Jiang Yu, membuat ia terlempar beberapa meter. Dua pedang terlepas dari tangannya. Cairan merah keluar dari mulut Jiang Yu, bekas tapak menghasilkan jejak berwarna hitam dan mengeluarkan asap tipis.

Jiang Yu memegangi bagian yang terkena tapak Chen Shou, “Tapak Api! Tidak kusangka tua bangka ini sudah sampai pada tingkat ini.”

Tapak Api adalah salah satu ilmu andalan sekte Lampion Merah. Tapak Api akan memberikan rasa panas pada bagian yang terkena tapak dan mampu menguras Tenaga Dalam lawan. Pada tingkat yang lebih tinggi, bekas Tapak Api akan membentuk jejak hitam dan menguras Tenaga Dalam yang lebih besar.

Chen Shou telah berhasil menguasai Tapak Api hingga tingkat yang paling tinggi. Beruntung, Jiang Yu telah mencapai tingkat Pendekar Kaisar sehingga efeknya tidak terlalu besar. Pendekar Raja kebawah akan mengalami kesulitan menghadapi Tapak Api.

Chen Shou dan Jiang Yu kembali melanjutkan pertarungan. Kali ini dilakukan dengan tangan kosong. Gerak tangan dan kaki keduanya terlihat begitu indah, tapi mematikan. Siapa pun yang melihat akan mengira keduanya sedang menari dari pada bertarung.

Pendekar yang telah memahami teknik bertarung dengan mendalam akan menghasilkan gerakan yang indah. Tiap langkah dan gerakan terasa halus dan ringan.

Jiang Yu kembali menerima Tapak Api dari Chen Shou. Namun, ia juga memberikan sebuah tapak pada lawannya, Tapak Harimau. Keduanya kini memiliki jarak yang berjauhan.

Bekas tapak yang diberikan Jiang Yu pada Chen Shou membentuk tiga garis seperti cakaran. Cairan merah keluar dari garis-garis tersebut.

Tidak terlalu banyak waktu yang mereka perlukan untuk memulihkan kondisi. Mereka terus bertarung menggunakan jurus andalan mereka masing-masing. Dalam beberapa menit, mereka telah bertukar puluhan jurus.

Tapak Api dan Tapak Harimau bertemu, menghasilkan sebuah ledakan yang cukup besar. Asap tebal hasil ledakan tersebut sama sekali tidak menghentikan keduanya. Mereka terus saling bertukar jurus.

Cukup lama pertarungan berlangsung, Jiang Yu telah terkena beberapa kali Tapak Api. Tubuhnya kini dipenuhi oleh bekas hitam.

Begitupun dengan Chen Shou yang telah menerima Tapak Harimau. Semakin banyak garis-garis merah di tubuhnya.

Mereka berdua sama-sama berlutut ke tanah. Serangan lawan telah menguras Tenaga Dalam mereka masing-masing. Lebih banyak waktu yang diperlukan untuk memulihkan Tenaga Dalam. Tangan mereka kini menggenggam pedang masing-masing.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   99. Kota Dongcheng III

    Xia Liruo terlibat pembicaraan empat mata dengan Patriark Yin di sebuah ruangan. Tidak seorang pun diizinkan masuk dan terlibat pembicaraan.Di sisi lain, Zhao Lin sangat ingin tau apa yang sedang mereka bicarakan. Ia mencoba menguping, tapi para murid sekte Telaga Dewi menghalangi. "Tuan Muda Zhao, ini adalah pembicaraan penting antara Ketua kami dengan Patriark Yin. Harap Tuan Muda memberi muka pada kami!"Zhao Lin mendengus kesal mendapat peringatan dari para gadis itu. Si pemuda tau ini adalah sebuah pembicaraan penting. Namun, ia perlu tau agar bisa memahami situasi apa yang terjadi antara lima sekte besar aliran putih dengan keluarga Yin serta hubungannya dengan Aliansi Lima Tombak. "Lin-gege... aku tidak tau mereka membicarakan apa, tapi aku tau arah pembicaraan mereka!" Yin Xuehua membisikkan sesuatu pada Zhao Lin. "Kira-kira mereka membicarakan apa?" tanya Zhao Lin"Aku tidak bisa mengatakannya di sini. Sebaiknya, kit

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   98. Kota Dongcheng II

    Rombongan wanita yang datang ini adalah anggota dari sekte Telaga Dewi. Bukan sembarang rombongan, tapi diantara mereka terdapat pemimpin tertinggi mereka, Xia Liruo. "Hormat kami, Kepala Biarawati Xia!"Orang-orang dari sekte Pulau Bunga Persik memberi hormat pada rombongan Telaga Dewi, terutama kepada Ketua mereka, Xia Liruo. Sementara itu, Zhao Lin tidak melakukan apa-apa. Ia merasa tidak perlu memberi hormat kepada orang-orang ini karena si pemuda menganggap mereka adalah teman dari Pulau Bunga Persik. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian ribut-tibut?" Pertanyaan dari Xia Liruo. Orang-orang dari sekte Pulau Bunga Persik menjelaskan apa yang terjadi. Xia Liruo pun melirik pada Zhao Lin. "Anak muda... apa alasanmu memukul Pendekar ini. Apa kau memiliki masalah dengannya?" "Bukan hanya dengan dia, tapi aku memiliki masalah dengan Pulau Bunga Persik. Sebaiknya kalian jangan ikut campur! Aku tidak memiliki masalah denga

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   97. Kota Dongcheng I

    Zhao Lin terbangun dari tidurnya. Ia segera membangkitkan badan dan terduduk di atas ranjang. Bola mata pemuda itu berkeliling melihat ruang yang terasa asing baginya. Si pemuda memegangi bagian belakang kepalanya yang masih terasa sedikit sakit. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi saat terakhir kali ia tersadar. Saat itu, jiwa Pedang Penguasa Dunia menguasai tubuhnya. "Apa-apaan! Dia bilang dia baru bisa berinteraksi denganku setelah aku mencapai tingkat Pendekar Bumi! Tapi, kemarin dia bisa menguasai tubuhku. Dia tidak bisa dipercaya!" Zhao Lin bergumam sendiri. Zhao Lin menuruni ranjang untuk mencari tau di mana ia berada saat ini. Ia berjalan ke arah jendela dan membuka jendela tersebut. Dari apa yang ia lihat, ia bisa menduga bahwa saat ini sedang berada di kediaman sebuah keluarga besar. Itu terlihat dari bentuk serta tata letak bangunan tersebut.Namun, suasana kediaman ini tidak terlihat seperti kediaman keluarga besar lainn

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   96. Pertemuan Dengan Ma Chao

    "Tidak salah kan, jika benda ini untukku!" Ma Chao berucap sambil menunjukkan Tombak Raja Naga. Xiao Yan dan tiga orang lainnya terkejut, ternyata teman yang membantu Chu Yin adalah Ma Chao. Pandangan mereka berempat terarah pada si gadis, seperti meminta penjelasan bagaimana mereka bisa saling mengenal. Chu Yin sendiri tidak bisa berkata apa-apa. Ia juga terkejut, ternyata keempat orang ini dan Ma Chao sudah saling mengenal. Ia juga seolah-olah terlihat seperti meminta penjelasan, bagaimana ini bisa terjadi. "Kau bisa memilikinya jika kau bergabung dengan kami!" ucap Xiao Yan. Sontak, kata-kata Xiao Yan menghadirkan protes dari Dong Fu. "Xiao Yan... kita sudah sepakat bahwa Senjata Suci kali ini akan diberikan padaku atau Gao Hao. Kau tidak bisa menyerahkannya pada Ma Chao begitu saja!"Sebelumnya, keempat orang itu memang sudah membuat kesepakatan bahwa Tombak Raja Naga adalah untuk Gao Hao atau Dong Fu. Mengingat Xiao Yan dan Yin Y

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   95. Menunggu Kedatangan Ma Chao

    "Jangan membohongiku! Tidak mungkin ada yang tau kau membawa Tombak Raja Naga itu!"Xiao Yan tidak percaya begitu saja pada Chu Yin. Setiap Senjata Suci bisa mengecil yang membuat ia mudah disimpan dan tidak mencolok saat dibawa. Jika si gadis tidak menunjukkan pada orang lain tidak akan ada yang tau Tombak Raja Naga itu berada bersamanya. Satu-satunya pihak yang memiliki kemungkinan mengetahui itu hanyalah dari sekte Pulau Bunga Persik. Merekalah yang memiliki Senjata Suci itu dan Chu Yin adalah bekas pelayan mereka. Jika pun Chu Yin ketahuan oleh pihak Pulau Bunga Persik, maka yang datang ke tempat ini bukan si gadis, tapi perwakilan dari sekte tersebut. "Ampun, Tuan! Saya tidak berbohong. Benda itu memang direbut oleh seseorang!"Chu Yin tidak sepenuhnya berbohong. Nyatanya, Tombak Raja Naga memang direbut oleh seseorang bernama Ma Chao. Sampai saat ini, si gadis tidak mengerti bagaimana pemuda itu mengetahui Senjata Suci itu berada

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   94. Ma Chao dan Chu Yin

    Ma Chao tersandar pada sebuah pohon dengan napas yang terburu. Pertarungan kemarin masih memberi efek pada tubuhnya. Terdapat sejumlah luka yang masih belum pulih. Pertarungan itu benar-benar diluar perkiraan Ma Chao. Jiwa Tombak Raja Naga dan jiwa Pedang Penguasa Dunia seperti saling membenci satu sama lain. Tidak disangka, ia dan Zhao Lin terseret dalam perselisihan tersebut. "Sepertinya, aku tidak bisa lagi berdekatan dengan pemuda itu!" Ma Chao bergumam sendiri. Dibandingkan perselisihan dua jiwa Senjata Suci itu, pikiran Ma Chao lebih terganggu dengan kejadian terakhir yang menghentikan pertarungan. Kehadiran sebuah pedang misterius yang datang entah dari mana. Meski saat itu tubuh dan pikiran Ma Chao dikendalikan oleh jiwa Tombak Raja Naga, tapi ia masih bisa melihat kejadian itu. Jiwa Tombak Raja Naga tau dengan pedang tersebut, tapi Ma Chao tidak mengenalnya sama sekali. Si pemuda hafal betul ke-26 Senjata Suci dan pedang itu tidak ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status