Share

2. Menemui Chen Shou

Author: Adnosekai
last update Last Updated: 2022-11-18 10:52:21

Sebelum menjalani hukuman, Zhao Lin diberi kesempatan untuk mengobati luka yang ia dapat. Sun Bai, seorang Tabib di sekte Lampion Merah membantu Zhao Lin menjalani pengobatan. Beberapa herbal diolah dan diberikan kepada Zhao Lin.

“Kenapa kamu melakukan ini lagi? Dalam minggu ini saja kau sudah lima kali berkelahi dengan murid lain.” ucap Sun Bai sambil memberi ramuan pada Zhao Lin.

“Mereka terus mengejekku. Aku tidak bisa terima mereka terus memanggilku sampah. Aku harus memberi pelajaran pada mereka. Tanpa Tenaga Dalam pun aku bisa mengalahkan mereka. Jika aku adalah sampah, maka mereka lebih hina dari sampah.”

Sun Bai hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban dari Zhao Lin. Bocah yang satu ini benar-benar keras kepala. Harga dirinya begitu tinggi sehingga tidak membiarkan dirinya dihina.

Sun Bai membayangkan jika Zhao Lin tidak mengalami kerusakan Lingkaran Pusat. Dia pasti akan memiliki kemampuan setara dengan bibit jenius dari sekte Matahari Timur dan Pulau Bunga Persik.

Sekte Lampion Merah sudah mencoba berbagai cara agar bisa memperbaiki Lingkaran Pusat Zhao Lin, tapi selalu menemui jalan buntu.

Kerusakan Lingkaran Pusat sama sekali tidak membuat Zhao Lin patah semangat. Ia justru berusaha lebih keras dari sebelumnya. Bahkan saat malam tiba, saat murid lain tengah beristirahat, Zhao Lin terus berlatih untuk meningkatkan kemampuan.

Itulah alasannya kenapa ia bisa mengalahkan para murid-murid yang mengejeknya.

Ambisi Zhao Lin untuk menjadi seorang Pendekar sangat besar. Ia ingin menuntut balas atas kematian keluarganya.

Ingatan Zhao Lin kembali tertuju pada kejadian tahun lalu saat keluarganya dibunuh oleh sekelompok orang. Pengetahuan Zhao Lin tentang dunia persilatan di luar Lampion Merah sangat kecil. Ia sama sekali tidak mengetahui dari kelompok mana mereka berasal. Namun, Zhao Lin masih ingat wajah orang yang memimpin kelompok yang membunuh keluarganya.

“Sudah... lukamu sudah selesai diobati. Cepat temui Ketua. Jika tidak kau akan mendapat hukuman lebih berat!” ucap Sun Bai.

Zhao Lin bergegas menuju rumah Chen Shou. Ia siap menjalani hukuman. Meski lukanya belum sepenuhnya sembuh, tapi ramuan yang diberikan Sun Bai meringankan luka tersebut. Apalagi luka yang ia derita tidaklah terlalu parah.

Zhao Lin memanggil Chen Shou dari luar, tapi tidak ada jawaban. Pintu rumah tidak terkunci, Zhao Lin memasukinya untuk mencari Ketua. Tiap sudut rumah ditelusuri oleh Zhao Lin, tapi ia tidak menemukan.

“Sepertinya Ketua sedang keluar! Sebaiknya aku tunggu di sini!”

Sembari menunggu, Zhao Lin melakukan meditasi untuk mencoba mengumpulkan Tenaga Dalam. Meski ia tau, Lingkaran Pusat-nya mengalami kerusakan, tapi Zhao Lin ingin mencoba. Keajaiban mungkin saja datang tiba-tiba dan membuat ia bisa mengumpulkan Tenaga Dalam.

Sebelum kejadian tahun lalu, Zhao Lin telah berhasil membentuk 30 lingkaran Tenaga Dalam. Terbilang banyak untuk anak seusia Zhao Lin yang pada umumnya baru mengumpulkan kurang dari 20 lingkaran.

Lingkaran adalah satuan dalam menghitung Tenaga Dalam. Itu disebabkan Tenaga Dalam berbentuk sebuah lingkaran kecil sebesar butiran pasir yang tersimpan di dalam Lingkaran Pusat.

Lingkaran Pusat sendiri memiliki kapasitas yang berbeda untuk setiap orang. Semakin besar kapasitas Lingkaran Pusat seseorang, maka ia akan dianggap memiliki potensi yang semakin besar pula.

Tenaga Dalam sangat penting bagi seorang Pendekar. Tanpa Tenaga Dalam, seseorang tidak dapat dikatakan sebagai Pendekar meski ia memiliki teknik dasar beladiri yang sangat baik. Tenaga Dalam juga menentukan dalam memberi tingkatan pada Pendekar.

Pedekar dapat dibagi ke dalam sembilan tingkatan. Yang paling rendah adalah Pendekar Pemula diikuti oleh Pendekar Kecil, Pendekar Besar, Pendekar Ahli, Pendekar Raja, Pendekar Kaisar, Pendekar Bumi, Pendekar Langit dan Pendekar Suci.

Beberapa lama melakukan meditasi, Zhao Lin tidak kunjung berhasil mengumpulkan Tenaga Dalam. Yang ada, justru ia merasa tubuhnya menjadi sangat panas seperti terbakar.

“Panas... panas... panas...!”

Zhao Lin berlarian sambil membuka baju karena tidak tahan dengan panas di tubuhnya. Namun, setelah ia membuka baju, justru ia merasakan kedinginan.

“Sial! Kenapa jadi begini!” ucap Zhao Lin sambil menggigil.

“Apa yang terjadi denganmu?” Chen Shou kembali ke rumah dan melihat Zhao Lin yang telah pucat dan memeluk badannya sendiri.

Chen Shou memeriksa kondisi Zhao Lin. Ia mengalirkan Tenaga Dalam agar kondisi Zhao Lin kembali normal. Sekitar 15 menit, kondisi Zhao Lin mulai membaik. Namun, ia justru mendapat jeweran dari Chen Shou.

“Anak nakal! Kenapa kau selalu membuat masalah! Sudah kubilang, jangan coba-coba untuk mengumpulkan Tenaga Dalam! Kerusakan Lingkaran Pusat-mu bertambah besar sekarang.”

Zhao Lin menelan ludah mendengar kata-kata Chen Shou. Keajaiban yang ia harapkan datang, tidak muncul. Yang datang justru sebuah musibah.

Chen Shou memegangi kening. Sudah berbagai cara ia pikirkan agar bisa menemukan solusi untuk memperbaiki kerusakan Lingkaran Pusat Zhao Lin, tapi anak itu justru memperparah kerusakan. Chen Shou mulai menyerah menghadapi situasi Zhao Lin.

“Zhao Lin...! Keluarga bangsawan Huang bersedia mengadopsimu. Besok aku akan mengantarmu ke kediaman mereka.” Ucap Chen Shou.

Zhao Lin terkejut mendengar perkataan Chen Shou, “Maksud Ketua, aku dikeluarkan dari sekte?”

Chen Shou menghela nafas, “Sudah tidak ada solusi untuk memperbaiki Lingkaran Pusat-mu. Lebih baik kamu meninggalkan dunia persilatan.”

Zhao Lin marah dengan keputusan Chen Shou. Ambisinya menjadi seorang Pendekar sangat besar. Ia sudah bertekad untuk membalas kematian ayah, ibu dan adiknya.

“Ayah... sekte Taring Pedang menyerang kita!”

Tiba-tiba saja seseorang datang mengejutkan Zhao Lin dan Chen Shou. Orang yang datang adalah seorang pria berusia sekitar 30-an. Ia adalah anak dari Chen Shou yang bernama Chen Yang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   99. Kota Dongcheng III

    Xia Liruo terlibat pembicaraan empat mata dengan Patriark Yin di sebuah ruangan. Tidak seorang pun diizinkan masuk dan terlibat pembicaraan.Di sisi lain, Zhao Lin sangat ingin tau apa yang sedang mereka bicarakan. Ia mencoba menguping, tapi para murid sekte Telaga Dewi menghalangi. "Tuan Muda Zhao, ini adalah pembicaraan penting antara Ketua kami dengan Patriark Yin. Harap Tuan Muda memberi muka pada kami!"Zhao Lin mendengus kesal mendapat peringatan dari para gadis itu. Si pemuda tau ini adalah sebuah pembicaraan penting. Namun, ia perlu tau agar bisa memahami situasi apa yang terjadi antara lima sekte besar aliran putih dengan keluarga Yin serta hubungannya dengan Aliansi Lima Tombak. "Lin-gege... aku tidak tau mereka membicarakan apa, tapi aku tau arah pembicaraan mereka!" Yin Xuehua membisikkan sesuatu pada Zhao Lin. "Kira-kira mereka membicarakan apa?" tanya Zhao Lin"Aku tidak bisa mengatakannya di sini. Sebaiknya, kit

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   98. Kota Dongcheng II

    Rombongan wanita yang datang ini adalah anggota dari sekte Telaga Dewi. Bukan sembarang rombongan, tapi diantara mereka terdapat pemimpin tertinggi mereka, Xia Liruo. "Hormat kami, Kepala Biarawati Xia!"Orang-orang dari sekte Pulau Bunga Persik memberi hormat pada rombongan Telaga Dewi, terutama kepada Ketua mereka, Xia Liruo. Sementara itu, Zhao Lin tidak melakukan apa-apa. Ia merasa tidak perlu memberi hormat kepada orang-orang ini karena si pemuda menganggap mereka adalah teman dari Pulau Bunga Persik. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian ribut-tibut?" Pertanyaan dari Xia Liruo. Orang-orang dari sekte Pulau Bunga Persik menjelaskan apa yang terjadi. Xia Liruo pun melirik pada Zhao Lin. "Anak muda... apa alasanmu memukul Pendekar ini. Apa kau memiliki masalah dengannya?" "Bukan hanya dengan dia, tapi aku memiliki masalah dengan Pulau Bunga Persik. Sebaiknya kalian jangan ikut campur! Aku tidak memiliki masalah denga

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   97. Kota Dongcheng I

    Zhao Lin terbangun dari tidurnya. Ia segera membangkitkan badan dan terduduk di atas ranjang. Bola mata pemuda itu berkeliling melihat ruang yang terasa asing baginya. Si pemuda memegangi bagian belakang kepalanya yang masih terasa sedikit sakit. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi saat terakhir kali ia tersadar. Saat itu, jiwa Pedang Penguasa Dunia menguasai tubuhnya. "Apa-apaan! Dia bilang dia baru bisa berinteraksi denganku setelah aku mencapai tingkat Pendekar Bumi! Tapi, kemarin dia bisa menguasai tubuhku. Dia tidak bisa dipercaya!" Zhao Lin bergumam sendiri. Zhao Lin menuruni ranjang untuk mencari tau di mana ia berada saat ini. Ia berjalan ke arah jendela dan membuka jendela tersebut. Dari apa yang ia lihat, ia bisa menduga bahwa saat ini sedang berada di kediaman sebuah keluarga besar. Itu terlihat dari bentuk serta tata letak bangunan tersebut.Namun, suasana kediaman ini tidak terlihat seperti kediaman keluarga besar lainn

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   96. Pertemuan Dengan Ma Chao

    "Tidak salah kan, jika benda ini untukku!" Ma Chao berucap sambil menunjukkan Tombak Raja Naga. Xiao Yan dan tiga orang lainnya terkejut, ternyata teman yang membantu Chu Yin adalah Ma Chao. Pandangan mereka berempat terarah pada si gadis, seperti meminta penjelasan bagaimana mereka bisa saling mengenal. Chu Yin sendiri tidak bisa berkata apa-apa. Ia juga terkejut, ternyata keempat orang ini dan Ma Chao sudah saling mengenal. Ia juga seolah-olah terlihat seperti meminta penjelasan, bagaimana ini bisa terjadi. "Kau bisa memilikinya jika kau bergabung dengan kami!" ucap Xiao Yan. Sontak, kata-kata Xiao Yan menghadirkan protes dari Dong Fu. "Xiao Yan... kita sudah sepakat bahwa Senjata Suci kali ini akan diberikan padaku atau Gao Hao. Kau tidak bisa menyerahkannya pada Ma Chao begitu saja!"Sebelumnya, keempat orang itu memang sudah membuat kesepakatan bahwa Tombak Raja Naga adalah untuk Gao Hao atau Dong Fu. Mengingat Xiao Yan dan Yin Y

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   95. Menunggu Kedatangan Ma Chao

    "Jangan membohongiku! Tidak mungkin ada yang tau kau membawa Tombak Raja Naga itu!"Xiao Yan tidak percaya begitu saja pada Chu Yin. Setiap Senjata Suci bisa mengecil yang membuat ia mudah disimpan dan tidak mencolok saat dibawa. Jika si gadis tidak menunjukkan pada orang lain tidak akan ada yang tau Tombak Raja Naga itu berada bersamanya. Satu-satunya pihak yang memiliki kemungkinan mengetahui itu hanyalah dari sekte Pulau Bunga Persik. Merekalah yang memiliki Senjata Suci itu dan Chu Yin adalah bekas pelayan mereka. Jika pun Chu Yin ketahuan oleh pihak Pulau Bunga Persik, maka yang datang ke tempat ini bukan si gadis, tapi perwakilan dari sekte tersebut. "Ampun, Tuan! Saya tidak berbohong. Benda itu memang direbut oleh seseorang!"Chu Yin tidak sepenuhnya berbohong. Nyatanya, Tombak Raja Naga memang direbut oleh seseorang bernama Ma Chao. Sampai saat ini, si gadis tidak mengerti bagaimana pemuda itu mengetahui Senjata Suci itu berada

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   94. Ma Chao dan Chu Yin

    Ma Chao tersandar pada sebuah pohon dengan napas yang terburu. Pertarungan kemarin masih memberi efek pada tubuhnya. Terdapat sejumlah luka yang masih belum pulih. Pertarungan itu benar-benar diluar perkiraan Ma Chao. Jiwa Tombak Raja Naga dan jiwa Pedang Penguasa Dunia seperti saling membenci satu sama lain. Tidak disangka, ia dan Zhao Lin terseret dalam perselisihan tersebut. "Sepertinya, aku tidak bisa lagi berdekatan dengan pemuda itu!" Ma Chao bergumam sendiri. Dibandingkan perselisihan dua jiwa Senjata Suci itu, pikiran Ma Chao lebih terganggu dengan kejadian terakhir yang menghentikan pertarungan. Kehadiran sebuah pedang misterius yang datang entah dari mana. Meski saat itu tubuh dan pikiran Ma Chao dikendalikan oleh jiwa Tombak Raja Naga, tapi ia masih bisa melihat kejadian itu. Jiwa Tombak Raja Naga tau dengan pedang tersebut, tapi Ma Chao tidak mengenalnya sama sekali. Si pemuda hafal betul ke-26 Senjata Suci dan pedang itu tidak ter

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   93. Zhao Lin vs Ma Chao III

    Zhao Lin menatap tajam pada Ma Chao. Ilmu itu telah dikenal oleh jiwa Pedang Penguasa Dunia. Ini merupakan sebuah Seni Kabut yang terdapat dalam Kitab Kabut Hitam. Diam-diam, Ma Chao telah mendapatkan salah satu Kitab Tanpa Tanding dan mempelajarinya. Tubuh Ma Chao berubah menjadi kabut dan bergerak ke arah Zhao Lin. Gerak kabut melambat saat sudah dekat dengan Zhao Lin. Namun, itu tetap tidak menguntungkan sama sekali. Tebasan yang dilakukan akan percuma, itu hanya akan melewati kabut itu begitu saja. Kabut tersebut menyimuti tubuh Zhao Lin. Seketika, sesuatu seperti petir muncul dari kabut dan menyambar tubuh Zhao Lin. Dalam hitungan detik, pemuda itu di buat tumbang. Ma Chao kembali ke bentuk semula. Senyum sinis terukir di wajahnya. Jiwa Tombak Raja Naga merasa di atas angin, ia berpikir kemenangan sudah jadi miliknya. Namun, jiwa Pedang Penguasa Dunia tidak menyerah begitu saja. Ia kembali membangkitkan tubuh Zhao Lin. Satu hal yang membe

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   92. Zhao Lin vs Ma Chao II

    Sebuah pukulan diberikan Zhao Lin kepada Ma Chao. Pemuda itu terlempar cukup jauh hingga tubuhnya menyusur tanah. Debu-debu berterbangan membuat si pemuda terbatuk.Ma Chao mulai membangkitkan diri setelah debu-debu itu menghilang. Ada yang berbeda darinya. Bola matanya berubah menjadi merah gelap. Raut wajahnya pun terlihat berbeda dari biasanya. Tidak salah lagi, jiwa Tombak Raja Naga telah merasuki tubuh Ma Chao. "Akhirnyanya kau keluar juga!" ucap Zhao Lin. Ma Chao mendekatkan diri pada Zhao Lin. "Kau keluar sebelum waktu yang ditentukan. Jika dia tau, kita semua dalam masalah besar!" "Dia masih tersegel di makam itu! Tidak perlu takut dia akan tau. Sebaiknya kita selesaikan masalah kita!""Ayo kita lakukan!"Zhao Lin dan Ma Chao kembali mengangkat senjata. Tidak membuang waktu, mereka kembali terlibat dalam pertarungan. Zhao Lin terlihat lebih serius dari sebelumnya. Serangan demi serangan yang ia lakukan terlih

  • Pendekar Naga Penguasa Dunia   91. Zhao Lin vs Ma Chao I

    "Mati Kau!"Jendral Buaya mengayunkan pedang ke arah Zhao Lin. Tidak tanggung-tanggung, ia mengarahkan pada bagian leher untuk memenggal pemuda itu. "Trang...!"Sesuatu yang tidak diduga oleh Jendral Buaya terjadi. Pedang itu langsung patah ketika menyentuh leher Zhao Lin. Seketika, pemuda itu membangkitkan kepala. Ada perbedaan terjadi pada Zhao Lin. Bola matanya berubah menjadi berwarna hijau terang. Ditambah lagi dengan tatapan yang begitu mengerikan, berbeda dengan sebelumnya. Dalam satu gerakan, Zhao Lin mencekik Jendral Buaya. Pria paruh baya itu tidak bisa berbuat apa-apa. Genggamannya begitu kuat, tidak bisa dilepaskan begitu saja.Zhao Lin melambungkan Jendral Buaya ke udara. Saat itu juga, si pemuda juga mengacungkan Pedang Penguasa Dunia ke atas. Tidak berselang lama, Jendral Buaya jatuh dan tertancap pada Pedang Penguasa Dunia. Satu gerakan Zhao Lin membuat mayat Jendral Buaya terlempar pada tempat di man

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status