Share

110. Nasihat Jitu

Shui Dong tidak ramai seperti biasanya. Tampaknya para pelanggannya banyak yang mengikuti sayembara di istana. Meskipun demikian, Genjo Li tetap sibuk dengan rutinitasnya. Sudah selesai menyeduh teh, dia kini repot memilah teh terbaik untuk para pelanggan.

"Genjo Li."

"Ya?" Genjo Li menoleh pada Junsi yang menghampirinya. Rekannya itu duduk berjongkok di sampingnya.

"Kenapa kau masih di sini?"

"Pertanyaanmu terdengar aneh. Aku bekerja dan tinggal di Shui Dong. Jadi mau ke mana aku jika tidak di sini?" Genjo Li tersenyum dan kembali melemparkan pandangannya pada teh-teh di depannya.

Junsi mencebik. "Kau tahu hari ini sayembara Putri Wang telah dibuka? Dan kabarnya, saat matahari ada di atas kepala, istana tidak lagi menerima peserta."

"Hem, aku tahu."

Junsi mencengkeram bahu Genjo Li sebelum berkata, "Lalu kenapa kau masih di sini?!"

Genjo Li menoleh pada Junsi yang berbicara dengan nada tinggi.

"Ma-maafkan aku ...." Junsi melepaskan cengkeramannya sebelum meringis menunjukkan barisan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status