Share

07. Melawan bandit

Para bandit yang tengah dihadapi oleh Vivi ternyata berjumlah sepuluh orang. Dan lagi, para bandit itu memiliki tubuh yang terlihat kuat. Sedangkan Vivi, ia hanyalah seorang anak perempuan yang usianya sebaya dengan Zero.

Gubrak!

Satu orang bandit kembali tersungkur karena bagian perutnya tertusuk oleh pedang kayu dengan sangat kuat.

Kioda kagum dengan kehebatan Vivi karena mampu mengalahkan dua orang bandit.

Untuk anak seusia Vivi, dapat mengalahkan dua orang dewasa dapat dikatakan sangat hebat.

'Boleh juga. Gaya berpedang bocah itu cukup terampil. Padahal ia masih mengunakan pedang kayu. Tapi ia dapat memperkirakan semua arah serangannya pada lawan.'

"Ada apa dengan kalian?! Mengalahkan satu bocah saja tidak mampu! Cepat, tangkap dia! Nanti kita jual dia ke tempat penjualan budak!" Pemimpin kawanan bandit itu merasa kesal dengan anak buahnya.

"Jangan remehkan aku! Kalian para bandit memang harus diberi pelajaran!" Vivi tidak merasa takut sedikitpun.

Lima belas menit kemudian, Vivi berhasil mengalahkan enam orang bandit. Tapi sayangnya, sepertinya Vivi sudah merasa kelelahan. Padahal masih tersisa empat orang bandit lagi, termasuk pemimpinnya.

"Kau lengah, Bocah! Rasakan ini!" Pemimpin bandit itu menebaskan pedangnya ke arah Vivi.

Sring...!

Brak!

Namun kedua mata Pemimpin bandit itu terbelalak ketika ada seseorang yang memblokir serangannya.

Kioda akhirnya maju dan membantu Vivi. Kioda sudah cukup puas melihat kemampuan yang Vivi perlihatkan.

"Kau boleh beristirahat di sana. Serahkan sisanya padaku. Kau sudah berusaha cukup keras. Aku akui, kau sangat berbakat dalam seni berpedang." Kioda memberikan sebotol ramuan kepada Vivi dan menyuruhnya beristirahat.

Vivi awalnya ingin menolak. Namun setelah ia sadar bahwa orang yang membantunya ini adalah Kioda, ia pun tidak berani menyela. Alhasil Vivi pun duduk di bawah sebatang pohon besar dan memperhatikan apa yang akan Kioda lakukan terhadap keempat bandit ini.

"Kau, Pak Tua! Kau ingin menjadi pahlawan ya?! Cih! Jangan salahkan aku jika kau lebih cepat pergi ke neraka!" Dengan angkuhnya pemimpin bandit itu menghina Kioda.

Kioda hanya menanggapi perkataan bandit itu sambil memberikan isyarat tangannya untuk menyuruh mereka semua maju sekaligus. Melihat itu, bandit-bandit itu pun merasa diremehkan. Mereka maju secara bersamaan dan mulai menyerang Kioda.

Satu serangan, dua serangan, tiga serangan, bahkan sampai puluhan serangan tidak ada satu pun yang berhasil mengenai Kioda.

Rasa kagum Vivi semakin bertambah melihat Kioda Sang Master Pedang menghadapi musuh-musuhnya dengan santainya.

"Apakah kalian para bandit hanya memiliki kemampuan seperti ini? Yah..., aku akui kalian cukup kuat jika dibandingkan orang biasa. Pantas saja kalian sering melakukan hal keji kepada korban kalian," ujar Kioda.

"Jangan banyak bicara kau, Pak Tua sialan!" Suara teriakan pemimpin bandit sangat memekikkan telinga.

'Jurus Pedang Bayangan,' gumam Kioda.

Sring...!

Satu tebasan pedang yang sangat cepat Kioda tebaskan langsung kearah empat bandit itu.

Keempat bandit itu tidak dapat melihat pergerakan Kioda. Alhasil, mereka semua langsung mengalami luka pada bagian kaki dan langsung tersungkur.

"Argh...!" Teriakan para bandit membuat kesunyian malam terkoyak.

'Hebat! Master Kioda memang sangat hebat! Aku tidak dapat melihat pergerakannya sama sekali. Teknik apa itu? Aku jadi ingin memilikinya.' Kedua mata Vivi berbinar ketika melihat satu jurus yang Kioda lakukan.

"Cukup sampai di sini perbuatan kalian. Malam ini, aku masih memafkan kalian. Kalian pilih, ingin pergi dan bertaubat, atau ingin mati di sini malam ini?!" Tatapan mata Kioda sangatlah tajam, sehingga membuat tubuh para bandit itu gemetaran.

"Ma-maafkan Kami, Tuan. A-aku menyerah, aku akan pergi dan bertaubat," jawab bandit.

"Pergilah! Aku sudah menghafal wajah dan aura tubuh kalian. Jika di masa depan aku melihat kalian masih menjadi bandit, aku tidak akan mengampuni kalian lagi," ujar Kioda.

Dengan tergesa-gesa para bandit itu berlari terbirit-birit. Bahkan sangking takutnya, semua barang hasil rampasan mereka pun ditinggal di sini.

"Terima kasih, Master Kioda!" Dari arah belakang tiba-tiba Vivi berdiri dan segera memberikan hormat kepada Kioda.

Kioda yang mendengar Vivi mengenali dirinya merasa heran.

"Sebenarnya, siapa kau? Kenapa kau tahu namaku?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status