Share

06. Pergi

Penulis: Rendi OP
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-14 15:34:18

Dan ternyata, di sidang malam ini Zero akan mendapat hukuman yang setimpal karena dikatakan bahwa Zero telah melakukan pelatihan terlarang. Awalnya Zero sempat membantah tuduhan itu. Bahkan Kioda yang sebagai gurunya pun sudah sekuat tenaga membela dan mengatakan tuduhan itu tidaklah benar. Tapi sayang, orang-orang yang hadir dalam persidangan itu tidak ada yang mau mendengarkan pembelaan Zero dan gurunya.

Keputusan akhir dari sidang malam ini memutuskan bahwa Zero dan gurunya harus diusir dari Perguruan Aslah. Sebelumnya Zero sempat diberikan dua pilihan yang sangat sulit. Pilihan pertama, kalau ia memang masih ingin tetap tinggal di perguruan ini, maka ia tidak boleh lagi berlatih berpedang selamanya. Itu tandanya Zero tidak akan pernah meraih mimpinya untuk menjadi pendekar pedang terhebat.

Setelah mempertimbangkannya, akhirnya guru Zero memutuskan untuk memilih diusir bersama Zero dari Perguruan Aslah. Dan dengan berat hati Zero harus mengikuti apa yang dikatakan oleh gurunya. Karena hanya gurunya lah yang saat ini Zero miliki dan Zero anggap sebagai orang tuanya.

Dan akhirnya, dengan sangat berat hati malam ini juga Zero dan gurunya langsung berkemas-kemas kemudian pergi dari Perguruan Aslah.

"Guru, apakah kita memang harus pergi dari sini?" Dengan sedih Zero menatap gerbang Perguruan Aslah dari halaman luar.

"Sudahlah, Zero. Lebih baik kita pergi dari sini. Kau masih memiliki masa depan yang panjang. Jika kau tetap berada di sini, sama saja kau merelakan dirimu harus kehilangan mimpimu untuk menjadi pendekar pedang." Kioda memegang bahu Zero guna membuatnya tenang.

Sepuluh menit kemudian, mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat di tepi hutan. Kebetulan, itu adalah tempat di mana Zero biasa berlatih mandiri. Mereka pun membuat tenda dengan perlengkapan seadanya untuk sementara.

'Suara siapa itu? Kenapa tengah malam begini seperti ada suara orang di sini?' gumam Vivi.

Ternyata malam ini Vivi tengah berlatih di tepi hutan. Dan tak sengaja ia mendengar suara orang lain.

Biasanya, tidak akan ada orang lain yang mau ke tempat ini pada malam hari. Selain gelap, tepi hutan juga sering terdapat banyak hewan buas yang berkeliaran dan terkadang juga ada para bandit pada malam hari. Namun nampaknya Vivi sudah terbiasa berlatih di tempat ini pada malam hari dan tidak merasa takut sedikit pun.

Karena merasa sangat penasaran, Vivi pun akhirnya mendekati sumber suara.

'Loh, itu kan Zero? Apa yang ia lakukan? Apakah ia ingin berlatih juga pada tengah malam seperti ini? Dan lagi, siapa orang yang bersamanya itu? Tunggu! Bukankah itu Master Kioda?' gumam Vivi.

"Siapa di sana?!" Tiba-tiba saja Kioda berteriak ke arah Vivi.

'Gawat! Keberadaanku diketahui oleh Master Kioda. Aku harus segera pergi dari sini.' Vivi tidak mau identitasnya terbongkar. Ia pun memilih segera pergi.

"Guru, ada apa? Apakah ada orang malam-malam begini di tempat seperti ini?" tanya Zero heran.

"Entahlah, tadi memang ada seseorang yang memperhatikan kita. Tapi nampaknya ia sudah pergi. Sudah, ayo kita beristirahat terlebih dahulu. Perjalanan kita masih panjang," jawab Kioda.

"Tapi Guru, sebenarnya ke mana tujuan kita pergi nanti? Apakah Guru memiliki tujuan untuk kita pergi?" tanya Zero lagi.

"Kau jangan khawatir, Zero. Aku sudah memutuskan ke mana kita akan pergi dan tinggal nantinya. Sudah, aku merasa lelah. Ayo tidur," ujar Kioda.

Akan tetapi, baru saja mereka berdua bersiap untuk tidur malah mendengar ada suara pertarungan yang tak jauh dari lokasi mereka. Alhasil, mereka berdua kembali keluar dari dalam tenda.

"Guru, apakah aku tidak salah dengar? Sepertinya ada suara pertarungan di dekat sini," ujar Zero.

"Keu benar, Zero. Sebaiknya kau tunggu saja di sini. Biarkan aku saja yang mencoba melihatnya. Aku takut kalau itu pertarungan para bandit." Karena merasa khawatir dengan keselamatan muridnya, Kioda pun tidak mengijinkan Zero untuk ikut dengannya.

Padahal Zero sangat penasaran. Tapi Zero adalah type anak yang sangat penurut. Terlebih lagi itu adalah perintah dari gurunya.

"Maju kalian semua! Aku tidak akan kalah!" Terdengar suara teriakan seseorang yang ternyata adalah Vivi.

'Siapa bocah prempuan itu? Kenapa ia melawan banyak orang? Dan orang-orang itu nampaknya para kawanan bandit. Apakah ia dikejar oleh para bandit ini?' Dari kejauhan Kioda tidak langsung muncul. Ia memperhatikan terlebih dahulu situasinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rendi OP
terima kasih kak, jangan lupa ikuti terus update terbaru setiap babnya ya kak!
goodnovel comment avatar
Rendi OP
.................................
goodnovel comment avatar
Silalahi Sabam
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Terhebat   165. Akhir

    Dengan memusatkan kekuatannya pada telapak tangan, Orion mengumpulkan energinya kemudian ia langsung melancarkan serangan terkuatnya ke arah Thanos. Saat tubuh Thanos yang terkena serangan Orion, tubuhnya langsung hilang menjadi serpihan debu."Sepertinya aku hanya bisa melakukan sebatas ini saja, Zero. Kalau begitu aku akan kembali beristirahat." Orion kemudian kembali masuk ke dalam pedang.Akan tetapi, baru saja Zero merasa senang bahwa satu musuhnya telah berhasil dikalahkan oleh Orion, Raja Kegelapan akhirnya muncul!Suasana jadi terasa lebih mencekam saat sosok Raja Kegelapan hadir di tempat itu. Bahkan, kedua kaki Zero terasa seperti ada tekanan yang beratnya seperti gunung saat merasakan tekanan yang sangat kuat yang sengaja dipancarkan oleh Raja Kegelapan."A-apa ini?" tanya Zero pada dirinya sendiri, dengan posisi wajahnya saat ini menatap ke lantai.Beberapa detik kemudian terdengarlah suara tawa Raja Kegelapan yang menggema. Mendengar suara tawa dari Raja Kegelapan, membuat

  • Pendekar Pedang Terhebat   164. Thanos yang licik

    Saat situasi semakin sulit dan Nino serta Ratu Vivi terluka parah, Zero merasa perlu untuk mengambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan mereka. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, dia memutuskan untuk membawa Nino dan Ratu Vivi ke dalam dimensi lain yang ada pada pedangnya.Dalam dimensi tersebut, Zero dapat memberikan perawatan medis yang lebih baik dan memastikan bahwa Nino dan Ratu Vivi pulih sepenuhnya dari luka-luka mereka. Meskipun memasukkan teman-temannya ke dalam dimensi tersebut memerlukan kekuatan dan energi yang besar, Zero yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Ketika tinggal Zero dan Panglima perang kegelapan dalam pertempuran, Zero menatap musuhnya dengan tajam dan penuh kemarahan. Dia merasa sangat marah besar karena teman-temannya telah terluka dan musuhnya telah mengancam nyawa Vivi.Zero mengeluarkan suara yang tegas dan penuh keberanian, dia mengatakan, "Kau telah melakukan kesalahan besar dengan mengancam nyawa Istri

  • Pendekar Pedang Terhebat   163. Tak sadarkan diri

    Pertarungan antara Zero, Ratu Vivi, Nino, dan para Orge yang dihidupkan kembali sangat sengit. Para Orge terus menerus menyerang dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, membuat pertempuran semakin sulit.Zero menggunakan pedangnya untuk melawan Orge yang menyerang dari jarak dekat, sedangkan Ratu Vivi menggunakan sihirnya untuk memanipulasi elemen dan menyerang dari jarak jauh. Nino juga menggunakan kekuatan Kutukan Klan Kupu-kupu Surga untuk memberikan perlindungan dan kekuatan tambahan kepada teman-temannya.Namun, mereka tidak hanya berjuang melawan para Orge. Mereka juga harus menghadapi Necromancer yang berbahaya. Necromancer itu menggunakan sihir hitam untuk menyerang dan mencoba mengendalikan pikiran mereka.Setelah bertarung dengan gigih, akhirnya mereka berhasil mendekati Necromancer. Akan tetapi, tiba-tiba mereka diserang dari arah lain oleh pasukan kegelapan yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang nampak sangat kuat. Terlihat jelas bahwa Panglima perang itu m

  • Pendekar Pedang Terhebat   162. Orge

    Setelah pertempuran yang sengit, Zero, Ratu Vivi, dan Nino berhasil mengalahkan semua musuh yang dikirim oleh Thanos. Namun, ketika mereka sedang bernapas lega dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan mereka, tiba-tiba tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino memancarkan cahaya yang sangat terang.Cahaya ini memenuhi seluruh area sekitar dan membuat semua musuh yang tersisa langsung lenyap tanpa bekas. Zero, Ratu Vivi, dan Nino terkejut dengan apa yang terjadi dan terus memandang ke arah cahaya itu.Setelah cahaya redup, Nino berkata, "Apa yang terjadi? Apa itu yang baru saja terjadi?"Zero dan Ratu Vivi melihat ke arah Nino, dan mereka terkejut melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga telah mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dan mematikan.Ratu Vivi berkata, "Itu adalah kekuatan yang luar biasa. Tanda kutukanmu telah memberikan kita perlindungan dan kekuatan yang luar biasa selama perjalanan kita, Nino. Terima kasih."Zero menambahkan, "Tapi kita tetap

  • Pendekar Pedang Terhebat   161. Tanda kutukan

    Nino, yang awalnya merasa terbebani oleh tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga, kini mulai melihatnya sebagai anugrah. Dia menyadari meskipun kutukan ini mungkin memiliki sisi negatif, kekuatan dan bantuan yang telah diberikan oleh kutukan ini telah menjadi berkat bagi mereka semua dalam perjalanan mereka.Dengan senyum di wajahnya, Nino berkata, "Kau benar, Zero. Aku tidak pernah menyangka bahwa kutukan ini akan membantu kita sebanyak ini. Aku merasa bersyukur bahwa kita bisa menggunakannya untuk kebaikan."Ratu Vivi, yang juga merasa terharu oleh perubahan sikap Nino, menambahkan, "Kadang-kadang, kekuatan sejati kita terletak pada kemampuan kita untuk mengatasi rintangan dan menggunakan semua sumber daya yang kita miliki, bahkan jika itu berasal dari tempat yang tidak terduga. Nino, kutukanmu telah membantu kita dalam banyak cara, dan aku yakin kita akan berhasil."Dengan dukungan dan kepercayaan dari Zero dan Ratu Vivi, Nino merasa lebih kuat dan lebih termotivasi untuk melanjutkan pe

  • Pendekar Pedang Terhebat   160. Peta

    Saat mereka dalam perjalanan, Nino tiba-tiba merasa sakit dan jatuh ke tanah. Zero dan Ratu Vivi bergegas ke sampingnya, melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino mulai memancarkan cahaya yang kuat dan tampaknya menyakitinya.Zero, yang tahu sedikit tentang kutukan Klan Kupu-kupu Surga, memahami bahwa ini adalah tanda bahwa kutukan itu mulai aktif. Dia tahu bahwa kutukan ini bisa sangat berbahaya dan mereka harus segera mencari bantuan.Ratu Vivi, yang merasa khawatir tentang keadaan Nino, segera bergegas untuk mencari penyembuh terdekat. Sementara itu, Zero mencoba menenangkan Nino dan meyakinkannya bahwa mereka akan menemukan cara untuk membantu dia.Saat menunggu penyembuh tiba, Zero berusaha sebaik mungkin untuk merawat Nino dan meringankan rasa sakitnya. Ia berdoa dan berharap bahwa Nino akan pulih dan bisa melanjutkan perjalanan mereka.Ketika obat penyembuh tiba, Vivi segera memeriksa Nino dan memastikan bahwa dia bisa mengatasi kutukan Klan Kupu-kupu Surga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status