Share

06. Pergi

Dan ternyata, di sidang malam ini Zero akan mendapat hukuman yang setimpal karena dikatakan bahwa Zero telah melakukan pelatihan terlarang. Awalnya Zero sempat membantah tuduhan itu. Bahkan Kioda yang sebagai gurunya pun sudah sekuat tenaga membela dan mengatakan tuduhan itu tidaklah benar. Tapi sayang, orang-orang yang hadir dalam persidangan itu tidak ada yang mau mendengarkan pembelaan Zero dan gurunya.

Keputusan akhir dari sidang malam ini memutuskan bahwa Zero dan gurunya harus diusir dari Perguruan Aslah. Sebelumnya Zero sempat diberikan dua pilihan yang sangat sulit. Pilihan pertama, kalau ia memang masih ingin tetap tinggal di perguruan ini, maka ia tidak boleh lagi berlatih berpedang selamanya. Itu tandanya Zero tidak akan pernah meraih mimpinya untuk menjadi pendekar pedang terhebat.

Setelah mempertimbangkannya, akhirnya guru Zero memutuskan untuk memilih diusir bersama Zero dari Perguruan Aslah. Dan dengan berat hati Zero harus mengikuti apa yang dikatakan oleh gurunya. Karena hanya gurunya lah yang saat ini Zero miliki dan Zero anggap sebagai orang tuanya.

Dan akhirnya, dengan sangat berat hati malam ini juga Zero dan gurunya langsung berkemas-kemas kemudian pergi dari Perguruan Aslah.

"Guru, apakah kita memang harus pergi dari sini?" Dengan sedih Zero menatap gerbang Perguruan Aslah dari halaman luar.

"Sudahlah, Zero. Lebih baik kita pergi dari sini. Kau masih memiliki masa depan yang panjang. Jika kau tetap berada di sini, sama saja kau merelakan dirimu harus kehilangan mimpimu untuk menjadi pendekar pedang." Kioda memegang bahu Zero guna membuatnya tenang.

Sepuluh menit kemudian, mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat di tepi hutan. Kebetulan, itu adalah tempat di mana Zero biasa berlatih mandiri. Mereka pun membuat tenda dengan perlengkapan seadanya untuk sementara.

'Suara siapa itu? Kenapa tengah malam begini seperti ada suara orang di sini?' gumam Vivi.

Ternyata malam ini Vivi tengah berlatih di tepi hutan. Dan tak sengaja ia mendengar suara orang lain.

Biasanya, tidak akan ada orang lain yang mau ke tempat ini pada malam hari. Selain gelap, tepi hutan juga sering terdapat banyak hewan buas yang berkeliaran dan terkadang juga ada para bandit pada malam hari. Namun nampaknya Vivi sudah terbiasa berlatih di tempat ini pada malam hari dan tidak merasa takut sedikit pun.

Karena merasa sangat penasaran, Vivi pun akhirnya mendekati sumber suara.

'Loh, itu kan Zero? Apa yang ia lakukan? Apakah ia ingin berlatih juga pada tengah malam seperti ini? Dan lagi, siapa orang yang bersamanya itu? Tunggu! Bukankah itu Master Kioda?' gumam Vivi.

"Siapa di sana?!" Tiba-tiba saja Kioda berteriak ke arah Vivi.

'Gawat! Keberadaanku diketahui oleh Master Kioda. Aku harus segera pergi dari sini.' Vivi tidak mau identitasnya terbongkar. Ia pun memilih segera pergi.

"Guru, ada apa? Apakah ada orang malam-malam begini di tempat seperti ini?" tanya Zero heran.

"Entahlah, tadi memang ada seseorang yang memperhatikan kita. Tapi nampaknya ia sudah pergi. Sudah, ayo kita beristirahat terlebih dahulu. Perjalanan kita masih panjang," jawab Kioda.

"Tapi Guru, sebenarnya ke mana tujuan kita pergi nanti? Apakah Guru memiliki tujuan untuk kita pergi?" tanya Zero lagi.

"Kau jangan khawatir, Zero. Aku sudah memutuskan ke mana kita akan pergi dan tinggal nantinya. Sudah, aku merasa lelah. Ayo tidur," ujar Kioda.

Akan tetapi, baru saja mereka berdua bersiap untuk tidur malah mendengar ada suara pertarungan yang tak jauh dari lokasi mereka. Alhasil, mereka berdua kembali keluar dari dalam tenda.

"Guru, apakah aku tidak salah dengar? Sepertinya ada suara pertarungan di dekat sini," ujar Zero.

"Keu benar, Zero. Sebaiknya kau tunggu saja di sini. Biarkan aku saja yang mencoba melihatnya. Aku takut kalau itu pertarungan para bandit." Karena merasa khawatir dengan keselamatan muridnya, Kioda pun tidak mengijinkan Zero untuk ikut dengannya.

Padahal Zero sangat penasaran. Tapi Zero adalah type anak yang sangat penurut. Terlebih lagi itu adalah perintah dari gurunya.

"Maju kalian semua! Aku tidak akan kalah!" Terdengar suara teriakan seseorang yang ternyata adalah Vivi.

'Siapa bocah prempuan itu? Kenapa ia melawan banyak orang? Dan orang-orang itu nampaknya para kawanan bandit. Apakah ia dikejar oleh para bandit ini?' Dari kejauhan Kioda tidak langsung muncul. Ia memperhatikan terlebih dahulu situasinya.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rendi OP
terima kasih kak, jangan lupa ikuti terus update terbaru setiap babnya ya kak!
goodnovel comment avatar
Rendi OP
.................................
goodnovel comment avatar
Silalahi Sabam
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status