Setelah memberikan barang-barang milik Zero dan Vivi, anak itu mengucapkan banyak terima kasih namun ia malah langsung berlari meninggalkan Zero dan Vivi.Zero dan Vivi hanya bisa saling pandang lalu sama-sama menghendikkan bahunya karena sama-sama merasa heran dengan tingkah anak laki-laki yang baru saja membantu mereka."Sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan. Kalau begitu, ayo kita lanjutkan perjalanan kita," ujar zero.Tujuan perjalanan Vivi dan Zero adalah menuju Istana Kerajaan Rastel. Tapi sebelum mereka benar-benar tiba di sana, mereka menemukan banyak sekali kejadian-kejadian yang tak terduga. Seperti saat ini saja contohnya. Mereka yang semula hanya pergi berdua, kini ketambahan Nana. Dan lagi, padahal awalnya perjalanan mereka ini akan diiringi oleh para pengawal yang diutus dari kerajaan. Namun semuanya berbeda, tidak sesuai rencana awal.***Dua hari kemudian, pada pagi harinya Zero sengaja mengajak Vivi dan Nana untuk singgah terlebih dahulu di tepi sungai yang terdapat
Tangan Zero terasa seperti tersengat listrik ketika ia mencoba menyentuh kembali gagang pedang aura naganya. Namun, ketika Zero berusaha melepaskan genggamannya, justru pedang itu terasa semakin mengikat tangannya.Dan ketika Zero melihat benda yang ia anggap aneh tadi, benda itu secara perlahan memancarkan aura kekuatan yang perlahan membentuk seekor naga. Namun aura naga yang menguar itu masih terlihat lemah. Itu dapat dipastikan karena aura naga yang menguar terlihat masih samar-samar. Dan aura naga yang akhirnya membentuk seekor naga keseluruhan itu secara perlahan semakin jelas dan memiliki warna merah. Dan setelah itu aura naga itu langsung masuk ke dalam pedang aura naga milik Zero.Saat aura kekuatan naga itu masuk ke dalam pedangnya, tangan Zero yang semula terasa seperti tersengat listrik perlahan justru terasa nyaman.'Eh? Kenapa perasaan ini membuatku sangat nyaman? Sebenarnya benda apa itu?' Zero masih memperhatikan benda yang dianggapnya aneh tadi.Dan setelah benda itu
Ketika melihat kedua mata Nana yang berubah berwarna merah terang, Zero dan Vivi kebingungan. Untungnya, Nana tidaklah melakukan apapun. Nana yang sempat terbangun tiba-tiba kembali tertidur lagi. Namun hal itu hanya berlangsung beberapa jam saja.Ketika pada malam harinya, Nana yang tertidur lelap kembali terbangun. Dan ketika terbangun, kini bukan hanya kedua bola matanya saja yang berubah menjadi berwarna merah. Tapi aura di dalam tubuh Nana juga memancar dengan sangat pekat. Aura itu aura yang memiliki warna merah kehitaman."Zero, apa yang terjadi dengan Nana sebenarnya?" tanya Vivi panik."Tenanglah, aku juga sebenarnya tidak tahu. Tapi coba aku pastikan dulu, apa yang terjadi padanya," jawab Zero.Lalu Zero mencoba menyentuh tubuh Nana.Boom!Namun tubuh Nana meledakkan energi yang sangat dahsyat sehingga membuat tubuh Zero yang menyentuhnya terpental hingga keluar dari kereta kuda."Zero...!" Vivi pun semakin panik.Kemudian Vivi juga mengalami hal yang sama seperti Zero saat
Pedang aura naga yang bergetar itu akhirnya lepas kendali dari genggaman Zero. Pedang aura naga langsung mengambang di udara, dan saat pedang itu mengambang di udara, sisik naga yang Zero miliki juga langsung ikut terbang dan mengelilingi pedang aura naga.Zero dan Vivi hanya bisa melihat apa yang akan dilakukan oleh pedang aura naga itu. Tapi Zero merasa khawatir jika pedang itu akan menyerang dan mencoba menusuk ataupun menebas tubuh Nana. Tapi, Tigreal terus meyakinkannya bahwa ini akan baik-baik saja.Pedang aura naga itu mulai bergerak dan meluncur ke arah Nana. Ketika sudah dekat, pedang itu terlihat seperti menerobos sebuah perisai pertahanan yang kasat mata. Dan saat ada serangan yang sangat kuat menyambar pedang aura naga, saat itulah sisik naga yang mengelilinginya terlihat langsung menyerap kekuatan itu.Lalu, akhirnya pedang aura naga berhasil menghancurkan perisai pertahanan yang melindungi tubuh Nana itu. Setalah itu sisik naga langsung terbang dan menempel tepat pada ta
Betapa terkejutnya kelima orang pengintai itu ketika mendengar suara Zero."Hah?! Ka-kamu...?! Kenapa kamu bisa bangun?!" tanya salah satu pengintai yang tadi menembakkan jarum beracun pada Zero. Padahal ia sangat yakin kalau jarum kecil itu mengenai tubuh Zero tadi. Tapi, kenapa racun itu tidak ada reaksi sama sekali? Itulah yang orang itu pikirkan saat ini."Oh..., jadi, kau kira mainan seperti benda kecil ini akan membuatku tumbang?" Zero mengeluarkan jarum kecil yang tadi."A-apa maksudnya ini...?!" Kedua mata pengintai itu pun terbelalak."Sudahlah, seharusnya aku yang banyak bertanya kepada kalian. Tapi, kenapa justru kau yang banyak bertanya padaku?" Ekspresi wajah Zero mulai terlihat berubah. Melihat tatapan mata Zero yang sangat tajam ini, membuat tubuh kelima orang pengintai itu jadi gemetaran.Sring...!Lalu Zero mencabut kedua pedang dari sarungnya.Kelima orang itu langsung mundur dan mengambil kuda-kuda pertahanan. Namun ada satu orang yang berdiri dibalik keempat pengin
Keempat orang bandit itu kemudian saling menatap dan lalu malah menyeringai. Bahkan, salah satu dari mereka ada yang tertawa dengan keras karena merasa senang."Hahahaha...! Dasar kau, Pendeta bodoh! Kau pikir, kami ini akan benar-benar mau menganggapmu sebagai Guru? Hem? Hahaha...! Cuih! Jangan bermimpi!" ucap Pria itu menghina Chong Lian.Mendengar hinaan itu, membuat hati Chong Lian terasa sangat sakit. Padahal, ia sudah dengan setulus hati menerima keempat orang ini sebagai muridnya. Bahkan, ia juga mengajarkan ilmu pengetahuan agama yang dianutnya dengan sungguh-sungguh. Namun ternyata, keempat bandit ini memang diutus oleh pemimpin mereka untuk menyamar menjadi murid Chong Lian karena Ketua mereka memang tahu bahwa Chong Lian memiliki kenalan dengan beberapa orang anggota klan Kupu-kupu Surga yang saat ini keberadaannya sangat dirahasiakan.Lalu, dilihat dari situasi saat ini, keadaan mereka berempat sedang tidak diuntungkan. Tapi kenapa mereka masih nampak tenang-tenang saja? H
Saat gadai besi berduri milik Tong Bijal dihempaskan, rerumputan di tanah langsung terlihat layu. Aura Iblis memang dapat menyerap kehidupan benda hidup lemah yang di sentuhnya. Untung saja kala itu Zero mampu bertahan dengan baik ketika terluka akibat aura iblis berkata ketahanan tubuhnya yang luar biasa.Karena melihat serangan ini cukup berbahaya, Zero tidak berniat untuk menangkisnya. Zero berniat hanya akan menghindarinya saja. Namun kedua mata Zero terbelalak saat melihat Tong Bijal yang merubah arah serangannya yang ternyata ia justru menyerang ke arah Vivi."Vivi...! Awas...!" teriak Zero yang mencoba berlari untuk membantu Vivi menahan serangan itu. Namun nampaknya ia terlambat.Padahal, tadi Vivi sudah sekuat tenaga berusaha menahan serangan dari Tong Bijal. Namun sayangnya, tidak semua serangan mampu Vivi tahan. Alhasil, Vivi terkena dua serangan di bagian bahu kanan dan bagian kaki kirinya."Vivi...!" Zero benar-benar marah. Dan tatapan matanya langsung berapi-api.Kemudia
Tong Bijal yang telah kehilangan satu kakinya akhirnya sangat ketakutan saat melihat tatapan mata Zero yang sangat tajam. Seakan-akan tatapan itu dapat menyayat tubuh orang yang menatapnya. Yah, benar, itu juga adalah salah satu kekuatan yang dimiliki seorang ahli bela diri di tingkatan tinggi. Tatapan mata yang Zero perlihatkan itu memang mampu merusak mental lawan yang menatap mata Zero.Sring!Zero Kembali menebaskan pedangnya pada kaki Tong Bijal yang tersisa.Dan Zero juga merasakan bahwa kekuatan aura iblis yang dimiliki oleh Tong Bijal secara bertahap menghilang karena diserap habis oleh sisik naga yang ia miliki. Dan sisik naga itu kemudian mentransferkan kekuatan aura iblis ke pedang aura naga milik Zero. Dan tentu saja kekuatan aura iblis itu sudah dimurnikan menjadi kekuatan aura naga yang kini berubah menjadi kekuatan aura Dewa Naga. Dan ketika Zero ingin berbicara pada Tong Bijal, ternyata dari tubuh Tong Bijal keluarlah sesosok makhluk aneh. Makhluk itu langsung keluar