Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 118 - Membalaskan Hu Gao

Share

118 - Membalaskan Hu Gao

Author: Gauche Diablo
last update Huling Na-update: 2024-04-18 16:11:07

Menghela napas pelan, Yao Chen berkata ke Li Yaren. “Kak Li, bisakah kita pergi ke pasar terdekat? Aku ingin mencari pedang atau senjata lainnya.”

Demi mendengar permintaan Yao Chen, Li Yaren benar-benar tidak lagi tertawa dan memandang heran.

“Adik Yao! Kau masih kekurangan setelah meludeskan benda-benda di rak koridor tadi?” tanya Li Yaren dengan kedua alis terangkat tinggi-tinggi.

Tak ingin menjelaskan alasan sebenarnya, Yao Chen cukup menganggukkan kepala saja.

“Ayo kalau begitu. Aku juga ingin jalan-jalan lebih jauh dari ini.” Li Yaren tersenyum. “Kau siap dengan segala konsekuensinya?”

Yao Chen menatap Li Yaren. Benaknya mulai menerka-nerka maksud perkataan Li Yaren. ‘Apakah dia memaksudkan mengenai perlindungan kami di sekte ini?’

“Aku siap, Kak!” Yao Chen percaya diri dia takkan kenapa-kenapa bila nekat keluar dari lingkungan Sekte Matahari Merah.

Dengan begitu, dia dan Li Yaren tidak lagi akan dilindungi oleh aturan yang bisa melindungi keselamatan mereka karena telah keluar
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Tanpa Wajah   619 - Ketua Sekte Termuda

    “Apakah itu … pusaka?” Gongsun Huojun melanjutkan pertanyaannya.Yao Chen tercekat. Haruskah dia menjelaskan mengenai pusakan dewa itu?“Ha ha ha … baguslah kalau kamu memiliki benda sebaik itu.” Tiba-tiba saja Gongsun Huojun tertawa sambil menepuk bahu putranya.“Anda sungguh beruntung memiliki putra sebaik dan sehebat dia, Tuan Gongsun.” Sima Ye menimpali dari samping.Gongsun Huojun mengangguk setuju. “Aku tidak salah menjadikannya pewaris Tanah Suci.”Mereka bertiga pun keluar dan ketakjuban melingkupi sanubari Gongsun Huojun.“Ini … tempat ini ….” Gongsun Huojun tak bisa berkata-kata lebih banyak.Sepanjang matanya memandang, hanya ada keasrian. Bahkan Tanah Suci sebelum diserang Kaisar Iblis Langit pun tidak seasri ini.Senyuman muncul di wajah Yao Chen.Kemudian, ketiga istri Yao Chen datang mendekat. Mereka memberi salam pada Gongsun Huojun dan Sima Ye.“Kakak Chen melakukan restorasi terhadap semua ekosistem di Tanah Suci.” Putri Suci menjelaskan ketika mendengar Gongsun Huoj

  • Pendekar Tanpa Wajah   618 - Restorasi Tanah Suci

    Langit masih memantulkan cahaya keemasan dari kristal Hukum Kehidupan yang telah diserap oleh Yao Chen.Dantiannya masih hangat, namun kesadarannya telah kembali tenang. Kini, dia berdiri di tepi Tanah Suci yang dulunya porak-poranda, memandangi hamparan tanah kering dan retak yang menghampar sejauh mata memandang.“Sekarang, mari kita coba …,” ucapnya perlahan, tangannya terangkat ke udara.Dari pusat telapak tangannya, serpihan cahaya hijau keemasan merembes, membentuk pola hukum yang kompleks.Kristal hukum kehidupan yang kini terpatri dalam tubuhnya mulai bekerja.Dia melangkah perlahan di antara reruntuhan dan menyentuh tanah dengan telapak tangannya, mengalirkan energi hukum itu langsung ke bumi.Gruughh … gruuugghh …..Suara lembut bergemuruh dari dalam tanah.Dalam sekejap, retakan-retakan mulai menutup. Dari sela-sela batu yang tandus, tunas-tunas hijau menerobos naik, menggeliat dengan semangat kehidupan yang luar biasa. Pohon-pohon kecil tumbuh dengan cepat, rerumputan mene

  • Pendekar Tanpa Wajah   617 - Kristal Hukum Kehidupan

    “Bocah Yao, kau benar-benar disukai langit. Keberuntunganmu akan membuat iri siapa pun.” Kaisar Manusia di dalam dirinya terkekeh.Tapi Yao Chen justru tersenyum kecut. Disukai langit? Kalau langit memang menyukainya, kenapa Ujian Langit untuknya melebihi yang seharusnya?Mengabaikan pemikiran sinisnya mengenai langit, Yao Chen kembali memandang kristal Hukum Kehidupan di sana.Yao Chen meyakini kristal itu bukan benda biasa. Ini adalah sumber hukum kehidupan murni yang mampu memperluas kendali atas elemen dan memberi kekuatan pengendalian regenerasi—harta yang tak ternilai bagi siapa pun yang mengejarnya.“Itu akan menjadi hal yang sangat baik bagi dirimu, Bocah Yao.” Kaisar Manusia ikut bersemangat.“Tetua benar.” Yao Chen setuju.Namun, ketika dia melangkah maju, udara di sekelilingnya mendadak menjadi berat. Formasi alamiah mengunci seluruh area pohon.Hembusan angin berubah menjadi bilah-

  • Pendekar Tanpa Wajah   616 - Kembali ke Alam Dunia Seribu

    “Hancurlah untukku!”Akhirnya, tinjunya berhasil memotong petir surgawi menjadi dua bagian, menghancurkan tombak surgawi dengan kekuatan mutlak.Awan bencana tercerai-berai.Setelahnya, langit perlahan cerah.Yao Chen terhuyung di udara, tubuhnya nyaris tinggal tulang dan darah. Dia jatuh menukik dengan cepat, menuju tanah.“Aku menang … Gao Long … aku menang.” Dia berbisik pelan sambil tubuhnya terus terjun ke bawah.Sambil terpejam dan tersenyum puas, dia membayangkan ekspresi Gao Long jika melihat aksinya ini. Mencibir, tapi pasti merasa bangga padanya.“Huh! Bocah bau, apa yang perlu kau sombongkan? Hanya petir kecil seperti itu saja. Kau harus lihat seberapa besar dan ganas petir yang kuhadapi dulunya.”Ya, dia yakin Gao Long akan mengucapkan itu.“Chen!” Sima Honglian melesat lebih dulu, diikuti Yuwen Furong dan Sheng Meiyu.Dengan kecepatan kilat, Sima Honglian menangkap tubuh Yao Chen sebelum menyentuh tanah.“Lihat … aku memukul langit.” Yao Chen tersenyum lemah di pelukan is

  • Pendekar Tanpa Wajah   615 - Kegilaan Yao Chen Menantang Langit

    “Yichen! Kau gila!” teriak Sheng Meiyu sambil menatap cemas suaminya.“Dia … dia benar-benar pergi menantang petir surgawi di udara!” bisik Putri Suci dengan napas tercekat.Sima Honglian mengepalkan tangan di depan dadanya, tubuhnya gemetar. “Chen … kenapa harus seperti itu?”Ketiga istrinya menatap Yao Chen yang terus membumbung ke angkasa.Gruudduukk! Gruduuukkk!Langit seakan murka, menggulung dalam pusaran kelam, seolah hendak menelan segalanya. Ular-ular petir menari liar, kilatan cahayanya membelah awan tebal seperti cambuk surgawi yang siap menghakimi siapa pun yang lancang menentangnya.Namun Yao Chen tak bisa mundur. Inilah jalan dan beban yang dia pilih untuk menjadi lebih kuat.Maka, dengan tubuh yang masih dipulihkan Tasbih Semesta, dia terus terbang ke angkasa tanpa gentar.“Ayo! Turunkan semuanya padaku!” teriaknya dengan suara lantang, gemetar bukan karena takut, melainkan karena semangatnya yang membara.Seolah mendengar tantangan itu, langit menjatuhkan petir kedua.

  • Pendekar Tanpa Wajah   614 - Ujian Langit Kembali Menyapa

    “Kakak Chen … penuhi diri ini dengan kasih sayang Anda.”Suara mendesah mendayu Putri Suci menjadi bahan bakar birahi bagi Yao Chen.Ketika sentuhan mereka berpadu, hingga akhirnya saling menyatu, tidak ada lagi keraguan.Hanya ada dua jiwa yang saling mengikatkan diri, perlahan, mendalam, seperti aliran roh yang menyatu dalam harmoni semesta.Tangan Putri Suci meremas kuat rambut Yao Chen saat didekap sembari dirinya dipenuhi milik Yao Chen yang menghentak tegas. Remasan itu sebagai pelampiasan atas rasa menyengat di bawah sana.Namun, dia tak berani bersuara agar tidak mengganggu Yao Chen.“Arrghh … Rong’er … apakah aku menyakitimu?” Akhirnya Yao Chen mempertanyakan hal itu karena tak mendapati suara Putri Suci.Saat dia melonggarkan dekapannya sehingga memberikan jarak bagi tubuh berdua, dia mendapati mata basah Putri Suci.“Eh? Apakah aku menyakitimu? Aku bisa berhenti—“Yao Chen panik dan hendak menghentikan pergerakannya.Namun, Putri Suci menahan dengan belitan kedua lengan di

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status