“Bocah Yao, kau benar-benar disukai langit. Keberuntunganmu akan membuat iri siapa pun.” Kaisar Manusia di dalam dirinya terkekeh.Tapi Yao Chen justru tersenyum kecut. Disukai langit? Kalau langit memang menyukainya, kenapa Ujian Langit untuknya melebihi yang seharusnya?Mengabaikan pemikiran sinisnya mengenai langit, Yao Chen kembali memandang kristal Hukum Kehidupan di sana.Yao Chen meyakini kristal itu bukan benda biasa. Ini adalah sumber hukum kehidupan murni yang mampu memperluas kendali atas elemen dan memberi kekuatan pengendalian regenerasi—harta yang tak ternilai bagi siapa pun yang mengejarnya.“Itu akan menjadi hal yang sangat baik bagi dirimu, Bocah Yao.” Kaisar Manusia ikut bersemangat.“Tetua benar.” Yao Chen setuju.Namun, ketika dia melangkah maju, udara di sekelilingnya mendadak menjadi berat. Formasi alamiah mengunci seluruh area pohon.Hembusan angin berubah menjadi bilah-
“Hancurlah untukku!”Akhirnya, tinjunya berhasil memotong petir surgawi menjadi dua bagian, menghancurkan tombak surgawi dengan kekuatan mutlak.Awan bencana tercerai-berai.Setelahnya, langit perlahan cerah.Yao Chen terhuyung di udara, tubuhnya nyaris tinggal tulang dan darah. Dia jatuh menukik dengan cepat, menuju tanah.“Aku menang … Gao Long … aku menang.” Dia berbisik pelan sambil tubuhnya terus terjun ke bawah.Sambil terpejam dan tersenyum puas, dia membayangkan ekspresi Gao Long jika melihat aksinya ini. Mencibir, tapi pasti merasa bangga padanya.“Huh! Bocah bau, apa yang perlu kau sombongkan? Hanya petir kecil seperti itu saja. Kau harus lihat seberapa besar dan ganas petir yang kuhadapi dulunya.”Ya, dia yakin Gao Long akan mengucapkan itu.“Chen!” Sima Honglian melesat lebih dulu, diikuti Yuwen Furong dan Sheng Meiyu.Dengan kecepatan kilat, Sima Honglian menangkap tubuh Yao Chen sebelum menyentuh tanah.“Lihat … aku memukul langit.” Yao Chen tersenyum lemah di pelukan is
“Yichen! Kau gila!” teriak Sheng Meiyu sambil menatap cemas suaminya.“Dia … dia benar-benar pergi menantang petir surgawi di udara!” bisik Putri Suci dengan napas tercekat.Sima Honglian mengepalkan tangan di depan dadanya, tubuhnya gemetar. “Chen … kenapa harus seperti itu?”Ketiga istrinya menatap Yao Chen yang terus membumbung ke angkasa.Gruudduukk! Gruduuukkk!Langit seakan murka, menggulung dalam pusaran kelam, seolah hendak menelan segalanya. Ular-ular petir menari liar, kilatan cahayanya membelah awan tebal seperti cambuk surgawi yang siap menghakimi siapa pun yang lancang menentangnya.Namun Yao Chen tak bisa mundur. Inilah jalan dan beban yang dia pilih untuk menjadi lebih kuat.Maka, dengan tubuh yang masih dipulihkan Tasbih Semesta, dia terus terbang ke angkasa tanpa gentar.“Ayo! Turunkan semuanya padaku!” teriaknya dengan suara lantang, gemetar bukan karena takut, melainkan karena semangatnya yang membara.Seolah mendengar tantangan itu, langit menjatuhkan petir kedua.
“Kakak Chen … penuhi diri ini dengan kasih sayang Anda.”Suara mendesah mendayu Putri Suci menjadi bahan bakar birahi bagi Yao Chen.Ketika sentuhan mereka berpadu, hingga akhirnya saling menyatu, tidak ada lagi keraguan.Hanya ada dua jiwa yang saling mengikatkan diri, perlahan, mendalam, seperti aliran roh yang menyatu dalam harmoni semesta.Tangan Putri Suci meremas kuat rambut Yao Chen saat didekap sembari dirinya dipenuhi milik Yao Chen yang menghentak tegas. Remasan itu sebagai pelampiasan atas rasa menyengat di bawah sana.Namun, dia tak berani bersuara agar tidak mengganggu Yao Chen.“Arrghh … Rong’er … apakah aku menyakitimu?” Akhirnya Yao Chen mempertanyakan hal itu karena tak mendapati suara Putri Suci.Saat dia melonggarkan dekapannya sehingga memberikan jarak bagi tubuh berdua, dia mendapati mata basah Putri Suci.“Eh? Apakah aku menyakitimu? Aku bisa berhenti—“Yao Chen panik dan hendak menghentikan pergerakannya.Namun, Putri Suci menahan dengan belitan kedua lengan di
“Saya menyerahkan segalanya di tangan Anda, Putra Suci.”Putri Suci menyahut diiringi senyum manisnya yang terlihat malu-malu.Yao Chen tertegun untuk beberapa saat. Di matanya, Putri Suci tergambar sangat menawan. Bahkan dia heran, kenapa baru menyadarinya sekarang.Maka, Yao Chen mengambil tangan halus Putri Suci dan berkata, “Kalau begitu ….”Di bawah langit biru cerah, di antara kelopak-kelopak bunga herbal yang merekah harum, Yao Chen melangkah perlahan bersama Putri Suci.Sinar matahari menari menyemburatkan warna pelangi di sela-sela rambut mereka, memantulkan kemilau yang membelai wajah lembut sang putri.“Betapa cantiknya dirimu, dan aku hanya bisa meminta maaf baru menyadarinya saat ini.” Yao Chen tidak bicara omong kosong.Putri Suci semakin tersipu pada pujian Yao Chen. Dia tidak tersinggung. Dia memahami bahwa di hati Yao Chen masih memiliki Sima Honglian yang megah bertahta. Bisa menjadi bagian kecil di hati Yao Chen saja sudah merupakan berkah langit untuknya.Langkah m
Mata sayu Sheng Meiyu menatap Yao Chen, kepalanya mengangguk. “Aku … aku percaya padamu.”“Baiklah. Aku akan mulai.” Yao Chen mempersempit jarak mereka.Jantung Sheng Meiyu berdebar kencang menanti apa yang akan terjadi.“Ermhhh!” Tangan Sheng Meiyu sembari meremas kain penutup tempat tidur, seiring masuknya bagian istimewa Yao Chen ke dalam dirinya.Akhirnya Sheng Meiyu merasakan apa yang dirasakan para pengantin wanita. Kini dia sudah sah sebagai istri Yao Chen sepenuhnya.Matanya mencoba dibuka untuk menatap pelaku yang membawa rasa sakit tapi membahagiakan di atas dirinya.“Meiyu … kamu baik-baik saja?” Yao Chen menatap Sheng Meiyu di bawahnya.Mata wanita itu berkaca-kaca. Pandangannya sayu, menyulut birahi Yao Chen.“Baiklah, aku akan melanjutkannya.” Yao Chen perlahan mulai bergerak ritmis di atas tubuh istri ketiganya.Sedangkan Sima Honglian tetap di samping mereka dan sesekali akan bercumbu dengan Yao Chen sembari suaminya memberikan kebahagiaan kepada madunya.Setelah membu