Waktu tanpa terasa berlalu begitu cepat. 6 bulan sudah berlalu sejak Indra berlatih dengan Ki Maung Lara, setiap harinya dia berlatih dengan rajin. Tampaknya sedikit demi sedikit sifat malasnya mulai luntur dikalahkan oleh tekadnya untuk menjadi lebih kuat lagi. Ki Maung Lara sendiri tanpa ragu terus membimbing Indra dan mengajarkannya semua ilmu yang dikuasainya.
Hanya dalam 6 bulan saja Indra secara sempurna sudah bisa menguasai ajian tinju gelap dan ajian terlarang gelap ngampar. Kini dia juga sudah bisa menguasai sedikit gerakan silat Pancabuana yang diajarkan oleh Ki Maung Lara, dia bilang kalau untuk gerakan silat Indra sudah cukup hebat karena sudah menguasai gerakan silat yang diajarkan oleh Braja Ekalwya kepadanya.
Karena itulah Ki Maung Lara tidak berniat mengajarkan gerakan silat pancabuana terlalu jauh sebab hanya akan memakan waktu yang lebih lama, sedangkan kini dalam 6 bulan saja telah terjadi kekacauan di beberapa wilayah Ker
Indra langsung terdiam karenanya, semua yang dikatakan oleh Ki Maung Lara memang benar. Indra mulai menghela nafas dalam secara perlahan. Melihat hal itu Ki Maung Lara langsung terkekeh, dia bilang jika Indra memang masih ingin menguasai ilmu silat Pancabuana yang lebih tinggi lagi setelah urusannya selesai nanti dia bisa langsung mengunjungi Perguruan Pancabuana yang ada di Kerajaan Galuh.Mendengar hal itu raut wajah Indra mulai terlihat semangat. Dia sudah bertekad untuk mempelajari ilmu silat lebih jauh lagi agar menjadi seorang pendekar terbaik di Kerajaan Panjalu. Dengan begitu namanya pasti akan cepat dikenal, seiring dengannya maka nama Perguruan Dharmabuana juga akan ikut harum. Tampaknya impiannya untuk membuat nama perguruannya dikenal di seluruh Panjalu masih mengakar kuat di hatinya.“Jika memang seperti itu keputusan guru, maka saya akan mengikutinya,” tukas Indra.“Ya. Mulai besok kamu su
‘Tap’Tanpa menoleh sedikitpun Indra dengan tepat berhasil menangkap batu yang mengarah ke kepalanya. Indra langsung membuat batu tersebut dan kembali meneguk air dari sungai hingga rasa hausnya hilang. Tapi saat dia berdiri tiba-tiba saja puluhan batu kecil melesat cepat ke arahnya, Indra hanya tersenyum lalu tanpa berpindah tempat dia langsung meliuk liukan tubuhnya menghindari puluhan batu yang melesat ke arahnya.“Hei adek kecil, aku bukan mangga atau sarang tawon loh. Kalau mau lempar batu, ke sungai saja,” teriak Indra.“Adek kecil ya,” terdengar suara seorang wanita terdengar dari balik pohon di seberang sungai.“Hihihi.. Atau mungkin mau saya panggil adek manis?” tawar Indra sambil tertawa kecil, entah mengapa suara itu rasanya pernah dia dengar sebelumnya.“Kau benar-benar tengil ya, makan nih batu!” kata wanita
“Neng Mira tidak apa-apa?” tanya pria yang menyerang Indra dengan totokannya. Dia tak lain adalah Kusna.“Maaf Neng, mamang telat datang,” timpal pria yang berniat menendang Indra sembari mendekati Mira. Dia adalah Sarmad.“Aku tidak apa-apa,” jawab Mira sambil terus menatap Indra.“Hihihi.. hampir, hampir,” ucap Indra sembari tertawa. Sarmad dan Kusna langsung mengalihkan perhatiannya kepada Indra. Seketika itu juga mereka terlihat terkejut karena mereka masih mengingat wajah Indra dengan jelas.“Kau!” ucap Sarmad dengan mata terbelalak.“Kau orang yang waktu itu mempermalukanku di sayembara kan!” teriak Kusna sambil melotot.“Hihihi.. kalau tidak salah, kau itu yang jarinya dimakan hidung kan?” tanya Indra sambil menunjuk Kusna.“Keparat kau! Aku t
Sarmad kembali memasang posisi kuda-kuda, kali ini dari posisinya berdiri terlihat riak air di permukaan air sungai di sekitar kakinya. Indra sadar kalau Sarmad kelihatannya mulai mengerahkan tenaga dalamnya, melihat hal itu Indra juga mulai memasang kuda-kuda gerakan silat pancabuana yang baru dia pelajari dari Ki Maung Lara.“Pola kuda-kudanya terlihat berbeda dengan waktu itu,” batin Mira saat melihat Indra. Dia pikir tadinya Indra akan menggunakan gerakan silat saptabayu seperti yang dia lakukan saat melawan Tara.Riak air mulai muncul di permukaan sungai tepat di sekitar kedua kaki Indra pertanda dia juga mengerahkan tenaga dalamnya. Dengan sekali hentakan Sarmad langsung melesat menghantamkan tendangannya mengincar perut Indra, namun dengan lincah Indra langsung menghantamkan tendangannya hingga kedua serangan mereka beradu.‘Bbbeeuughh’‘Bbyyuuurrrr’
‘Byurr’“Ngeng..” ucap Indra sambil menggusur kaki kanan Sarmad yang bagian perutnya sudah tenggelam ke dalam sungai. Indra berlari ke hulu seraya menggusur tubuh Sarmad seolah menggusur mobil-mobilan.Sarmad terlihat meronta-ronta, kedua tangannya terus bergerak mencari pegangan. Sementara kepalanya diangkat beberapa kali agar tidak tenggelam ke dalam sungai, kaki kiri Sarmad terus bergerak seolah ingin menendang Indra, tapi Indra tidak membiarkannya dan terus menggusur tubuh Sarmad. Di saat itu Kusna yang terlihat menahan amarahnya langsung melompat ke permukaan sungai dan melesatkan totokannya mengincar Indra.Tapi Indra sejak tadi terus waspada. Dia menyadari pergerakan Kusna lalu mengangkat tubuh Sarmad dan memutarnya seperti gasing. Kusna yang hampir terkena hantaman tubuh Sarmad langsung menunduk dan mundur menjaga jarak, saat itulah Indra langsung melemparkan tubuh Sarmad yang sudah basah
Meski Kusna terus menghujani Indra dengan serangan totokannya, tapi Indra tetap tenang dan berhasil menahan semua serangan Kusna. Mira dan Sarmad yang melihat gelembung-gelembung air bermunculan terlihat penasaran terhadap apa yang terjadi dengan pertarungan Kusna serta Indra yang terus terjadi di dasar sungai yang deras.Kusna sendiri kembali melayangkan totokan tangan kanannya mengincar leher Indra, tapi meski di dalam air namun pergerakan Indra terbilang cukup cepat dan berhasil menghindari serangan Kusna dengan mengelak ke belakang. Di saat yang sama Indra melayangkan tendangan kaki kirinya mengincar perut Kusna, namun mudah saja bagi Kusna untuk menghindarinya dengan memiringkan tubuhnya ke samping.Indra kembali bangkit dan mengarahkan pukulan tangan kanannya mengincar bahu Kusna dalam gerakan pertama pancalima, kali ini Kusna mencoba mengelak ke samping. Tapi tubuhnya serasa dihantam gelombang air yang padat, Kusna terlihat meringis k
“Uhuk..” Kusna langsung batuk-batuk beberapa kali karena tadi dia beberapa kali menghirup air sungai akibat tidak kuasa lagi menahan nafasnya. Wajahnya terlihat pucat, nafasnya juga tampak memburu.“Sekarang lawanmu adalah diriku. Kita akan lanjutkan pertarungan kita yang sempat tertunda waktu itu,” ucap Mira sambil menatap Indra yang sudah basah kuyup.“Haruh Neng.. hah.. hah.. istirahat dulu deh sebentar. Aku lelah banget nih,” tukas Indra dengan terbata-bata karena nafasnya yang memburu.“Cih. Jangan lama-lama! Awas kalau kau kabur!” gerutu Mira sambil melompat lagi ke tepi sungai.“Haduh.. cape banget dah. Ngajak duel kok di dasar sungai,” gerutu Indra sembari membaringkan tubuhnya di tepi sungai. Tubuhnya terlentang bebas sementara tatapannya tertuju ke langit yang cerah.“Maaf Neng..” ucap Sarmad kepada
Tepat saat Mira menapakan kakinya Indra langsung menghentakan kedua tangannya sampai tubuhnya melesat menuju Mira dengan kedua kakinya siap menghujam perut. Tapi Mira dengan cepat melompat lagi hingga tubuh Indra lewat di bawahnya, di saat itulah Mira menghujamkan kedua kakinya tepat ke tubuh Indra yang melayang lewat di bawahnya.‘Beukh’Suara benturan terdengar, meski Indra berhasil menahan kedua kaki Mira dengan kedua tangannya tapi tubuh Indra yang dibawah tetap ada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Tubuhnya langsung menghantam tanah sementara Mira masih berdiri di atas kedua tangan Indra yang menahan kakinya.“Berat juga ya,” ujar Indra. Sontak saja Mira langsung mendelikan matanya tanda marah.Mira langsung mengambil ancang-ancang untuk meneka tubuh Indra, namun Indra yang sadar segera melontarkan kaki Mira dari atas kedua tangannya. Tubuh Mira terlontar ke atas sem