Home / Romansa / Pengantin Dari Sebuah Tragedi / Awal Perjalanan Panjang

Share

Awal Perjalanan Panjang

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-05-31 20:15:33

Pagi itu, di bawah langit Zurich yang kelabu, Rafael berdiri di depan sebuah pintu kayu sederhana di distrik pinggiran kota.

Tangannya terangkat, nyaris mengetuk tapi ragu.

Untuk ke sekian kalinya, dia bertarung dengan rasa takutnya sendiri.

Takut ditolak.

Takut dianggap menjijikkan.

Takut kehilangan satu-satunya harapan baru dalam hidupnya.

Dengan gemetar, akhirnya Rafael mengetuk pintu.

Beberapa detik berlalu, lalu pintu itu terbuka perlahan.

Nayla berdiri di sana, mengenakan sweater hangat warna abu-abu dan jeans sederhana.

Wajahnya datar, tanpa ekspresi.

Tatapannya menusuk, menembus dada Rafael.

“Aku sudah bilang, jangan datang lagi, Rafael,” ucap Nayla tanpa basa-basi.

Suara Nayla terdengar berat, tegas, penuh luka.

Rafael menelan ludah, tetap berdiri di sana.

“Aku cuma mau bicara. Lima menit saja. Kumohon,” katanya, suaranya parau.

Nayla menghela napas keras, lalu menggeser tubuhnya sedikit memberi jalan.

“Lima menit. Tidak lebih,” katanya dingin.

Rafael melangk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Suryana Mina
sibuk dengan selingkuhan, kesalahan mantan istri , semua kan suaminya yg tidak ingin d salah kan,dasar ,anak"lebih baik ibu yg asuh,
goodnovel comment avatar
Lya
Sibuk memgejar selingkuhan dan bayi haramnya tpi menelantarkan anak2 yg sah..si rafael masih sakit dia belum sembuh
goodnovel comment avatar
Lya
Iya betul rafael belum benar2 berubah,masih egois dia menelantarkan anak2nya demi cewek selingkuhannya dan bayi haramnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Membangun Keluarga Baru Bersama

    Rafael menjemput Jonas dan Jenny di mansion Winna.Dia hanya berdiri di teras memandangi Winna memeluk dan mencium dua anak mereka sebagai salam perpisahan.Seolah mengerti dengan kondisi yang ada, Jonas dan Jenny kemudian berlari mendatangi Rafael.Rafael menatap Winna dari jauh, selama beberapa saat pandangan mereka saling memaku namun Winna bisa merasakan tatapan Rafael tidak lagi seperti dulu.Dingin, tidak ada cinta dan kehangatan. Pria itu sedang tergila-gila dengan wanita lain.Winna tersenyum miris saat memutar badan masuk ke dalam mansion.“Nayla … suatu hari, kamu akan merasakan apa yang aku rasakan.” Dia bergumam namun terdengar seperti sebuah kutukan.***Sesampainya di mansion, para Nanny bergerak memandikan Jonas dan Jenny.Setelah mandi dan makan malam bersama, Jonas dan Jenny duduk di sofa besar, mengenakan piyama kembar bergambar bebek kuning.Jonas memegang boneka singanya erat-erat, sementara Jenny bermain dengan kancing piyamanya, sesekali menguap lebar.

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Sebuah Janji

    Suatu pagi di mansion Ananta dan Zanitha, suasana dipenuhi oleh kesibukan.Ares berlarian di lorong, tawa kecilnya bergema, sementara Jenny sudah duduk manis di kursi makan, mengenakan dress kuning pucat.Tadi pagi Nanny membawa Jonas dan Jenny ke sini atas perintah istri Chairman.Tidak ada yang berani melawan perintah Zanitha sekarang bahkan Seraina yang tadinya mau mengurus Jonas dan Jenny ditolak mentah-mentah oleh Zanitha.Pasalnya Seraina belum menikah dan belum memiliki anak, bagaimana mungkin dia mengurus Jonas dan Jenny sementara Seraina sendiri adalah CEO anak perusahaan fintech Helvion Group.Jonas berdiri di depan cermin besar, mengenakan setelan kecil warna abu-abu gelap, dasi kupu-kupu mungil tergantung miring di lehernya.Wajah bocah enam tahun itu penuh ketegangan.Di belakangnya, Zanitha berjongkok, membenarkan dasi itu perlahan.“Kamu tampan sekali, Sayang,” bisik Zanitha, tersenyum lembut.Jonas menghela napas panjang, wajahnya tampak murung“Aunty…,” guma

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Masih Pantas Kah?

    Suasana di sebuah cafe kecil di pusat kota Zurich terasa hangat oleh aroma kopi dan roti panggang.Tapi di salah satu sudut, ketegangan justru memenuhi udara.Ananta duduk di kursi menghadap Rafael, matanya dingin menusuk.“Kamu sibuk mengejar Nayla,” Ananta membuka percakapan dengan nada datar, “Tapi kapan terakhir kali kamu menjenguk Jonas dan Jenny?”Rafael mengatupkan rahangnya, mengaduk kopi di depannya tanpa melihat Ananta.“Aku… aku butuh waktu, Ananta,” gumam Rafael, suaranya berat.Ananta bersandar di kursinya, matanya masih menusuk Rafael seperti belati.“Mereka anakmu, Rafael. Mereka tidak ngerti apa itu ‘butuh waktu’. Yang mereka tahu, daddy mereka tidak ada dan kamu juga yang menginginkan hak asuh jatuh ke tanganmu tapi kamu malah meninggalkan mereka.”Rafael mengepalkan tangan di atas meja.“Aku tahu,” bisiknya, suaranya penuh frustrasi.Lalu, Rafael mengangkat pandangannya, menatap Ananta lurus-lurus.“Aku berusah

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Awal Perjalanan Panjang

    Pagi itu, di bawah langit Zurich yang kelabu, Rafael berdiri di depan sebuah pintu kayu sederhana di distrik pinggiran kota.Tangannya terangkat, nyaris mengetuk tapi ragu.Untuk ke sekian kalinya, dia bertarung dengan rasa takutnya sendiri.Takut ditolak.Takut dianggap menjijikkan.Takut kehilangan satu-satunya harapan baru dalam hidupnya.Dengan gemetar, akhirnya Rafael mengetuk pintu.Beberapa detik berlalu, lalu pintu itu terbuka perlahan.Nayla berdiri di sana, mengenakan sweater hangat warna abu-abu dan jeans sederhana.Wajahnya datar, tanpa ekspresi.Tatapannya menusuk, menembus dada Rafael.“Aku sudah bilang, jangan datang lagi, Rafael,” ucap Nayla tanpa basa-basi.Suara Nayla terdengar berat, tegas, penuh luka.Rafael menelan ludah, tetap berdiri di sana.“Aku cuma mau bicara. Lima menit saja. Kumohon,” katanya, suaranya parau.Nayla menghela napas keras, lalu menggeser tubuhnya sedikit memberi jalan.“Lima menit. Tidak lebih,” katanya dingin.Rafael melangk

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Resmi Bercerai

    Pagi itu, Zurich dibalut kabut tipis.Udara terasa berat, menyesakkan dada.Di sebuah kamar di mansion kecil yang disediakan keluarga Von Rotchschild untuknya, Winna berdiri di depan cermin besar, mengenakan blazer hitam yang dulu pernah membalut tubuhnya dengan kebanggaan—kini tampak kebesaran, menggantung di bahunya yang mulai mengurus.Tangannya gemetar saat mencoba merapikan rambutnya.Sekali, dua kali, lalu menyerah.Apa gunanya tampil sempurna, kalau ia tahu… dunia yang ia pertahankan selama ini akan runtuh hari ini?Dengan langkah berat, Winna mengambil tas tangan hitam kecil dari atas meja, lalu meraih ponselnya.Pesan pendek dari pengacaranya sudah menunggu.Pengacara : Sidang final jam 09.00. Mohon hadir tepat waktu.Winna menarik napas panjang, mencoba menahan gemuruh ketakutan dalam dadanya.Namun saat kakinya melangkah keluar kamar, tubuhnya terasa goyah—seolah sebagian jiwanya tertinggal di tempat itu.Di dalam mobil yang membawanya ke gedung pengadilan, Winna

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Janji

    Malam harinya, di dalam kamar utama Mansion yang paling luas, udara terasa lebih hangat dari biasanya.Lampu tidur menyala temaram, mewarnai ruangan dengan semburat oranye lembut.Zanitha dan Ananta berbaring di atas ranjang, saling berpelukan.Mereka baru saja menidurkan Ares tanpa drama bahkan Ananta tidak selesai membaca dongeng karena Ares terlalu kelelahan bermain dengan mainan barunya. Zanitha mengenakan kaftan tidur tipis, sementara Ananta hanya memakai celana training dan kaus polos.Di antara mereka, keheningan nyaman mengisi udara.Zanitha menyandarkan kepalanya di dada Ananta, mendengarkan detak jantung laki-laki itu yang stabil dan menenangkan.Tangan besar Ananta mengusap-usap rambut Zanitha dengan gerakan lambat.“Aku belum berhenti bersyukur,” bisik Ananta tiba-tiba, suaranya rendah, nyaris serak.Zanitha menoleh sedikit, mengangkat dagunya untuk menatap wajah suaminya.“Bersyukur karena apa?” tanyanya lembut.Ananta menatap dalam ke mata istrinya, matanya ge

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status