Home / Horor / Pengantin Samudera / 3 : Cara Bik Sum Kehilangan Anaknya

Share

3 : Cara Bik Sum Kehilangan Anaknya

Author: Ami Pradana
last update Last Updated: 2021-08-12 12:24:06

Sebagian besar warga di pulau ini berprofesi sebagai nelayan. Termasuk Ardi putra satu-satunya dari Bik Sum yang berusia 25 tahun. Sudah hari ke tujuh ia tidak mendapatkan tangkapan apa pun hingga matahari meninggi. Ia gelisah tiap kali melihat wajah sedih Bik Sum yang kecewa pada hasil melautnya. Sudah banyak hutang mereka di warung untuk menutupi kebutuhan sehari-hari mereka selama hasil tangkapan ikan sedikit. Hingga hari kedelapan di tengah lautan yang gelap tanpa penerangan rembulan Ardi mengucapkan sebuah permintaan pada samudera. 

“Berikan aku banyak ikan, dan aku akan memberikanmu jiwaku!” 

Kilatan menyambar dengan tanpa aba-aba  beberapa kilat tanpa ada suara gemuruh guntur. Laut yang tenang tiba-tiba bergelombang tinggi, mata Ardi melihat banyak ikan mulai berlompatan ke arah jaringannya. 

“Badai sepertinya akan datang hingga membuat ikan takut dan berlompatan,” gumam Ardi tanpa mengetahui arti dari semua yang ia dapatkan. 

Tangan Ardi segera menarik jaringannya yang terasa berat, bola matanya hampir keluar ketika lampu petromax menerangi hasil tangkapannya. Semua ikan yang masuk adalah ikan mahal, bahkan ada lobster dan juga kepiting berukuran besar. 

“Terima kasih banyak Ratu Segara,” kata Ardi dengan kegirangan, semua warga pulau ini tahu siapa makhluk mistis penjaga lautan ini. Ia adalah Ratu Segara, sosok perempuan cantik yang kecantikannya mengalahkan makhluk mitologis seperti putri duyung. 

Ardi segera menyalakan mesin diesel kapalnya, ia pulang lebih awal hari ini. Sementara ia melihat teman-teman sesama nelayannya masih berdiam diri di tengah laut menunggu hasil tangkapan. Para nelayan tidak saling berdekatan ketika melaut, ia mengatur jarak yang jauh. Sering kali yang terlihat di antara mereka hanya berupa cahaya dari lampu petromax yang berpendar seperti sebuah titik cahaya bintang di langit.

Semua warga gempar ketika melihat hasil tangkapan Ardi yang melimpah sementara yang lain kembali dalam keadaan sepi tangkapan. Hari pertama mereka masih belum melihat kejanggalan apa pun, karena mereka menganggap Ardi hanya sedang beruntung. Tapi tangkapan banyak Ardi terus berlangsung hingga satu bulan, uang yang ia dapatkan bahkan bisa membuat ia membeli mobil bak edisi terbaru. 

“Apakah menurutmu ini tak aneh? Ia mungkin sudah melakukan persugihan!” bisik-bisik tetangga mulai berkeliaran. 

“Suamiku selalu pergi ke sekitar Ardi biasa melaut, tapi ia tak mendapatkan banyak ikan,” papar Ibu Arum. 

“Iya benar, apakah menurutmu ia melakukan perjanjian dengan Ratu Segara?” 

“Hih, bulu kudukku berdiri jika memang ia melakukan itu.”

“Jika benar, itu berarti ia akan menjadi abdi atau pengantin Sang Ratu.” Ketiga perempuan paruh baya itu mulai bergidik ngeri. 

Kabar miring mulai berseliweran hingga  sampai ke telinga Bik Sum, wanita tua yang baru mendapatkan anak satu-satunya ketika usia 40 tahun, ia tak mengambil pusing. Mereka sudah lama miskin, ini hanya cara Tuhan memutar roda kehidupan mereka, hanya hal itu yang di yakini Bik Sum. 

Sore hari Ardi hendak kembali melaut dengan kapal yang lebih besar. Ia baru membelinya seminggu lalu, kapal kayu bercat biru putih itu akan berlayar tanpa membawa awak. Dua anak buah Ardi tidak bisa datang karena sakit, mereka adalah anak buah yang baru di rekrut oleh Ardi sejak dua minggu lalu. Ardi terpaksa melayarkan kapalnya sendiri malam ini. 

Matahari sudah tenggelam ketika ia sampai ke tengah laut Timur, jarak beberapa mil dari tempat ia menjaring ada tiga nelayan lain yang selalu mengekor padanya. Tapi nasib mereka selalu tak seberuntung Ardi. 

Angin malam di tengah laut kali ini terasa berbeda begitu dingin dan lembab. Air laut terlalu tenang, hingga Ardi bahkan bisa merasakan embusan nafasnya. Tiga nelayan yang mengekor padanya kini tak ada lagi di sepanjang matanya memandang. Mereka pergi menjauh entah ke mana dan kini hanya tersisa kapal Ardi sendiri. 

Sebuah gerakan aneh muncul di permukaan laut yang tenang. Sesuatu yang besar seperti berenang di bawah permukaan laut mengitari kapal Ardi hingga mengombang-ambingkan kapalnya. Hatinya mulai berdebar dan bulu kuduknya berdiri, ia pernah melihat ikan paus dan hiu, tapi yang mengitari ia kini adalah sesuatu yang berbeda. 

Ia segera berlari menuju tempat kemudi dan mengambil golok yang ia simpan di bawah kemudi, tentu saja kapal yang tidak stabil membuat dirinya berkali-kali terjerembap. 

‘Ada apa ini? Ulah hewan atau kah setan?’ Ardi ketakutan setengah mati. 

Sesosok perempuan mulai menyembul dari dasar laut. Ia memiliki rambut panjang tergerai dengan mahkota kecil di atasnya. Wanita itu memakai kemban berwarna kuning menyala, selendangnya juga panjang menjuntai. Ia adalah wanita paling cantik yang pernah Ardi lihat. Untuk sesaat Ardi terbuai dengan kecantikan wanita yang tengah terbang setinggi lima meter dari permukaan laut. 

Ia akhirnya tersadar itu adalah Ratu Segara, sosok mistis penguasa seluruh lautan di kepulauan ini. Ardi pucat pasi seolah darah tak lagi mengaliri tubuhnya. Ia gemetaran dan menggigil. 

Ratu Segara tersenyum menyeringai ke arah Ardi, begitu cantik tapi bagi Ardi sangat menyeramkan. 

“Aku datang menagih janjimu, aku sudah memberikan banyak ikan. Maka sekarang berikan jiwamu untuk menjadi pengantinku!”

Ardi lemas ia seperti ikan yang sudah di cabut duri ditubuhnya. Keringat dingin terus bercucuran di punggung dan keningnya. 

Ia segera bersujud, “Tolong, jangan bunuh aku!” pinta Ardi memelas. 

“Aku justru menawarkanmu keabadian di dalam samudera, daripada hanya menjadi manusia fana. Di dalam sana kamu tidak perlu lagi takut lapar dan miskin.”

Tentu saat arwah Ardi di cabut dari jasadnya, ia tak akan lagi membutuhkan semua hal itu. Ardi kini mencium aroma kematian yang begitu pekat, ia bahkan tak bisa melarikan diri. Sepanjang mata memandang hanya ada lautan tempat kekuasaan Ratu Segara. 

Selendang panjang Sang Ratu di kibaskan, Ardi menjadi terhipnotis. Ia mulai berdiri dari sujudnya dengan tatapan kosong. Langkahnya perlahan menuju pinggiran kapal, tak butuh berapa lama ia meloncat ke dalam samudra dan tak pernah muncul lagi. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengantin Samudera   43 : Pertempuran Terakhir

    Setelah memikirkan perkataan Ambar, hati Amitha mulai tergerak. Ia kemudian mengesampingkan egonya, yang terpenting adalah ia dan Sena bertahan hidup terlebih dulu. Jika mereka ditakdirkan untuk saling mencintai waktu akan menjawabnya sendiri pada akhirnya. Amitha menghubungi Catra, ia menyatakan kesediaannya untuk menikah dengan Sena, tapi ia ingin upacara pernikahan itu di lakukan secara diam-diam. Catra kemudian mengatur pertemuan dengan Sena dan Amitha pada hari berikutnya. “Guruku mengatakan bahwa pernikahan kalian harus di lakukan pada lima hari lagi di tempat Mbah Dayat. Wilayah itu sudah di pagari, dan akan menetralisir kekuatan Ratu Segara.” Amitha hanya mengangguk dengan malas ia tampak tak tertarik dan hanya ingin mengikuti alur. Ayahnya sudah tiada dan ia hanya tinggal dengan ibunya. Dia juga tak membutuhkan wali dari pihak keluarganya. Beberapa hari kemudian adalah hari yang di tentukan. Sena, Amitha dan Catra berkendara menuju ke tempat

  • Pengantin Samudera   42 : Elena Gagal

    Setelah menyesap minuman itu Sena merasakan dirinya menjadi linglung, darah di tubuhnya seolah mendidih dan ia merasa sedikit panas. Ada gairah yang tak terbendung saat melihat Elena.“Tak apa sayang, kamu hanya perlu melepaskan semua yang kamu inginkan.”Elena melingkarkan lengannya ke leher Sena, pria itu segera mencium Elena dengan kasar seolah ingin menyedot tubuh Elena menjadi satu dengan dirinya. Sena segera menggendong tubuh Elena ke ranjang dengan hati-hati. Melanjutkan tiap gerakan panas mereka di sana, namun selangkah saat inti dari pada kegiatan akan berada di puncak. Elena mendadak mengerang kesakitan, lehernya terasa panas seperti tercekik.Melihat ada yang tidak beres Sena kembali ke akal sehatnya. Ia bingung dan mulai teringat pada kesalahan yang akan ia perbuat. Tak ada banyak waktu untuk menolong Elena, gadis ini pasti akan menemui ajalnya. Wajah Elena sudah pucat dan lehernya memerah seperti luka bakar.“Tidak! Tolong l

  • Pengantin Samudera   41 : Niat jahat Elena

    Amitha terkejut saat Sena mengatakannya bahwa dirinya selama ini adalah pengantin langit yang di cari Sena. Tak banyak yang tahu bahwa dia adalah pengantin langit kecuali keluarga dekatnya.“Kenapa kamu bisa tahu tentang pengantin langit? Siapa yang memberitahu dirimu?” tanya Amitha dengan mencengkeram lengan Sena.Sena segera membuka sepatunya dan juga kaos kaki yang ia kenakan. Amitha heran pada apa yang di lakukan Sena, tapi sesaat kemudian lelaki itu menunjukkan sebuah tanda trisula di kaki kirinya.“Lihatlah, nasibku tidak jauh berbeda denganmu. Hanya saja aku adalah pengantin samudera.”Amitha mundur beberapa langkah, ia hampir tak mempercayai apa yang di katakan Sena, tapi saat ia memperhatikan lebih jelas mimik Sena ia tak melihat adanya kebohongan di balik itu.“Kenapa kamu mencari pengantin langit?”“untuk menyelamatkan kita dari nasib buruk ini.”“Adakah hal seperti itu?

  • Pengantin Samudera   40. Cerita Pengantin Langit

    Melihat wajah serius dari Harun, Amitha tahu bawa sepupunya ini sudah bertekad untuk tidak melakukan pendakian dan membawanya turun. Amitha tak punya pilihan lain dan pada akhirnya mengekor langkah Harun untuk kembali.“Bolehkah aku buang air kecil dulu?” tanya Amitha menghentikan langkah kakinya.“Baiklah, jangan terlalu jauh agar tidak tersesat. Aku akan menunggumu di sini.”Karena berbeda jenis kelamin Harun tak mungkin mengikuti Amitha untuk buang air kecil. Ia justru memalingkan pandangan matanya ke arah lain agar Amitha bisa buang air kecil dengan nyaman di semak-semak. Beberapa waktu telah berlalu, Amitha yang seharusnya kembali tak kunjung datang. Harun merasa resah, setelah ia melakukan beberapa kali teriakan untuk memanggil Amitha tapi ia tak mendapatkan jawaban. Ia akhirnya memutuskan untuk melihat area semak tempat Amitha tujuan tadi, tapi saat Harun sampai di sana bahkan jejak sepupunya pun tak ada.“Sial! Apa ya

  • Pengantin Samudera   39 : Kisah Amitha

    Sena kembali ke apartemen tempat ia tinggal dengan Elena. Saat ia masuk Elena menyambutnya dengan pelukan hangat, mereka hampir tidak bertemu selama seminggu penuh. Begitu Sena datang Elena tak berhenti menghujani dirinya dengan ciuman dan pelukan. “Aku sangat merindukanmu,” rengek Elena. “Aku juga.” “Kamu seharusnya menghabiskan waktu libur bersamaku. Ke mana saja kamu pergi selama beberapa hari ini?” Elena menghabiskan waktu penuh kecurigaan selama Sena menghilang beberapa hari ini. Entah kenapa ia merasa bahwa Sena sedang menyembunyikan wanita lain di belakangnya. Elena menyipitkan matanya dan memiliki pemikiran buruk agar bisa mengikat Sena untuk tetap bersama dirinya. *** Di tengah malam Amitha terbangun dari mimpi buruknya. Ia seperti kembali di mana saat hari tergelap sepanjang hidupnya saat tersesat di Gunung Arang selama tiga hari. Ia berangkat bersama Harun menaiki gunung Arang. Harun merupakan sepupunya dan ia adalah Porter

  • Pengantin Samudera   38 : Dia meninggal

    Setelah menghabiskan malam di hotel Sena dan Catra memacu kendaraan menuju rumah wanita kedua yang jaraknya hampir 100 kilometer. Mereka baru saja menyelesaikan ujian tengah semester dan hanya punya waktu libur seminggu saja untuk melakukan pencarian keberadaan pengantin langit.Begitu sampai di desa pinggiran, mereka berhenti di rumah Hani, yang merupakan nomine kedua mereka.“Permisi, apakah Hani ada di rumah?” tanya Catra begitu memasuki pekarangan rumah. Ada seorang wanita dengan anak kecil yang tengah menjemur padi di depan rumah mereka.“Iya, saya sendiri. Ada apa ya?”Sena dan Catra terkesiap, mereka tak menyadari bahwa wanita yang mereka cari berubah lebih tua dari pada yang usia yang seharusnya. Wanita itu harusnya berusia 23 tahun tapi garis di wajahnya dan tanda kelelahan di bawah matanya membuat ia terlihat seperti berusia 40 tahun.“Kita mahasiswa dari Ibu Kota, ingin melakukan wawancara tentang dampak psi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status