Share

Ada Rasa

Semilir angin bertiup mesra, membelai dedaunan yang bergerak mengikuti arahnya. Sepucuk daun kering jatuh ke tanah tanpa bisa dicegah. Begitu pun waktu, ia berputar tanpa menghiraukan apa yang telah terlewati.

Di sini, di tempat aku berdiri. Di dalam ruang tanpa dimensi yang tak mampu dijamah netra, aku menjadi saksi semua ihwal yang sedang berlaku. Bobby, Arini, Niko, dan Pak Rahman yang sedang mempersiapkan rencana untuk memberi pelajaran pada wanita licik dan kejam itu.

Detik demi detik kurasa begitu lambat menanti kemunculan si nenek semlohai. Aku rasa mertua genit itu pasti masih mondar-mandir untuk berpikir ribuan kali, makanya ia terlambat datang.

Netraku mulai lelah menatap gerbang tinggi yang menjadi batas dari dunia tanpa beban ini dengan dunia luar yang penuh hiruk pikuk. Dua puluh menit yang Niko katakan telah berlalu. Kegelisahan mulai tampak di wajah-wajah mereka, terutama Arini.

"Sebentar, aku telpon Ibu lagi." Niko berinisiatif menghubungi Bu Hera. Ada nada sambung, na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status