Share

Curhatan Adarga Handanu

Hari demi hari kegalauanku semakin memuncak. Perasaan was-was kian tak menentu menguasai setiap sendi rasa takut.

Argh!

Semakin lama situasi ini semakin membuat batinku tertekan. Setiap langkah yang hendak kugunakan terbentur pada rasa tidak yakin dengan hasil yang nantinya akan kudapat.

Demi menjaga keutuhan rumah tangga, kuputuskan siang ini untuk pergi menemui teman lamaku, yaitu Martin. Berharap setelah mengobrol dengannya akan kudapati solusi dari semua permasalahan ini.

"Tumben ingat aku, Dan?" sapa Martin kala tulang duduk menyentuh kursi di cafe bernuansa klasik ini.

"Masih untung aku ingat kamu, Tin." sungutku tak berselera menanggapi kicauannya.

"Ada masalah apalagi?"

"Bobby."

"Bobby? Mantan ayah mertua tiri kamu yang pemuja nenek semlohai itu?"

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan panjang yang terlontar dari mulut Martin.

"Pesen kopi dulu, gih!" usulku pada Martin.

"Pakai sianida, nggak?" canda Martin sembari mengedipkan mata membuat tingkah konyol.

"Boleh,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status