Share

Kecurigaan

Sore itu rintik air dari langit datang menyapa senja. Mentari enggan menampakkan wajah sejak siang, ia memilih bersembunyi di balik gumpalan awan hitam yang berarak.

Kuhentikan sejenak aktivitas di depan laptop, menyeruput kopi yang hampir dingin kemudian melirik penanda waktu.

"Hampir maghrib," batinku.

Suasana rumah begitu lengang. Sudah dua hari ini Arini di rumah Pak Rahman. Lelaki yang memasuki usia senja itu mengabarkan bahwa sedang tidak enak badan. Setelah meminta ijin denganku, Arini buru-buru ke sana.

Pak Rahman tinggal di rumah mewah itu hanya dengan supir dan asisten rumah tangga. Ia memutuskan tidak menikah lagi demi Arini, bahkan hingga saat ini putri semata wayang itu masih terus jadi prioritas.

Wejangan demi wejangan selalu ia berikan untukku, terutama pesan untuk terus menjaga puterinya. Tanpa ia minta pun sebenarnya aku akan mati-matian mempertaruhkan segalanya demi wanitaku itu.

Tiba-tiba kerinduan terhadap Arini dan dua juniorku menelusup dalam kalbu. Segera kuambi
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status