Share

Kubenci Mereka

POV Hera

Langkah kaki yang lelah mulai terseret, napas tersengal-sengal seperti hampir sekarat. Tenggorokan begitu kering kurasa, beberapa kali terbatuk-batuk karena haus yang mendera.

Kujatuhkan tubuh di bawah rindang pohon. Sedikit mengerikan karena gelap masih menaungi malam yang telah larut menjelang pagi. Namun, aku tak ada pilihan. Tubuh tak muda ini sudah tak mampu berlari lagi.

Pandangan mengedar mencari sesuatu yang bisa membasahi tenggorokan. Untunglah, ada segelas air mineral bekas tergeletak di tepi jalan. Segera tangan ini meraih dan menyobek lebar bagian atas kemasan, kemudian menenggak air hingga tandas.

Ah, masih kurang. Air yang hanya seteguk itu tak mampu membasahi sempurna keringnya tenggorokan yang terasa tercekat. Kulempar jauh-jauh gelas plastik itu dengan kesal.

Kegelisahan merayapi hati, di mana kini aku akan bernaung. Tak mungkin aku kembali ke rumah Arini, anak durhaka itu pasti tak akan mengijinkan aku tinggal di sana lagi.

Tak sepantasnya Arini menceritakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status