“Bukan urusanmu.”Alexa meninggalkan Barnett lalu memasuki kamar sebelah. Ia meletakkan semua berkas dan membersihkan diri untuk menyegarkan pikiran. Lima belas menit berlalu, ia keluar dari kamar mandi dan duduk di tepi ranjang untuk memakai perawatan kulit di wajah.Ia hendak merebahkan badan di kasur, perut berbunyi keras. Sontak, Alexa memegang perut dan merasakan lapar yang luar biasa dan tidak pernah dirasakan olehnya.Alexa harus mengisi perut untuk kesehatan bayinya sehingga berjalan di dapur. Ia membuka kulkas dan tidak ada sayuran apa pun di dalamnya, hanya ada lima butir telur.Alexa memasak telur dadar dengan menambahkan bumbu pedas. Setelah itu, ia duduk di kursi meja makan tanpa mengajak Barnett yang masih merebahkan badan di sofa dan terdengar sedang menelepon seseorang.Sepuluh menit menghabiskan makanan dan mencuci semua peralatan makan dan masak. Ia hendak menaiki anak tangga, langkah terhenti karena pertanyaan Barnett yang memenuhi ruangan.“Kamu gak masak buat aku?
“Iya. Perusahaan sudah gak membutuhkanmu.”“Bukan perusahaan, tapi kamu.”“Silakan pergi dari tempat ini dan jangan pernah kembali.”Alexa tersenyum miring. “Oke.”Alexa berdiri lalu melangkah ke pintu ruangan dan menghentikan langkahnya ketika memegang gagang pintu dengan menoleh ke belakang untuk memastikan posisi kamera pengintai baik-baik saja dan tetap berada di tempatnya.Setelah dipastikan aman, Alexa keluar dari ruangan dan memasuki ruangan kerjanya lalu membersihkan semua barang miliknya dan dimasukkan ke dalam sebuah kotak berukuran sedang.Alexa berkemas semua barang membuat sorot mata beralih kepadanya. Mereka saling pandang dan bersiku ketika melihat hal yang tiba-tiba dan istri dari CEO perusahaan teknologi. Karyawan Barnett ingin sekali bertanya kepadanya, tetapi tidak ada yang berani.“Saya pamit undur diri, ya. Semangat bekerjanya dan tetap menjadi karyawan teladan.”Rekan kerja di ruangannya bergegas menghampirinya dengan tatapan sedih ketika atasan pergi secara tiba
Mama mertua menggeleng pelan dengan netra berbinar dan menatap semua orang yang ada di sekitarnya. Dia terlihat tidak percaya dengan kelakuan anak sulung yang memiliki trauma terhadap seorang perempuan karena memiliki rasa cinta yang besar kepadanya.“Tidak mungkin, bagaimana dia melakukan itu. Sedangkan, dia pernah tersakiti oleh perempuan dan hampir melakukan hal yang mematikan?”Mama mertua tetap menolak dengan kenyataan yang disampaikan oleh Alexa dan Helena berdasarkan masa lalu Barnett. Tidak ada salah saat memiliki pemikiran seperti itu. Namun, semua itu bisa saja terjadi.Alexa menelan air saliva sembari meneteskan air mata saat melihat respons mama mertuanya. Ia berharap tidak terjadi sesuatu kepadanya karena ingat dengan penyakit serius yang dideritanya.Alexa pindah duduk di samping lalu memegang tangannya. “Dia memang memiliki masa lalu yang kelam, tapi tidak ada yang bisa dipungkiri bahwa Barnett bisa menyakiti perempuan dan memiliki hubungan dengan perempuan lain. Papa s
Alexa mengangguk pelan sembari memainkan jemari dan tanpa terasa air mata ikut mengalir di pipi. Tidak bisa menyembunyikan butiran air bening yang saatnya mengalir di pipi dari kesedihan hidup yang pahit dan menyakitkan.“Kenapa? Apakah Barnett tidak ingin memperjuangkan rumah tangganya?”“Tidak ada yang menunjukkan sikap dia untuk memperjuangkan rumah tangga, Bu. Alexa lelah berjuang dan berpura-pura untuk baik-baik saja.”Helaan napas panjang keluar dari mulut Ibu dan Ayah. Mereka terlihat kecewa dengan keputusan yang diambil olehnya hingga membuatnya terdiam selama lima menit.Ibu pernah menasihati bahwa teruslah berjuang dan berusaha untuk membuat suami yang dingin dan tidak perhatian kepada istri. Namun, ibu juga pernah mengatakan bahwa ketika seorang pria sudah menjadi status suami lalu memukul istri dan anaknya, itu sudah tidak pantas dipertahankan dan boleh mengambil jalan keluar untuk pisah.Keputusan yang diambil oleh Alexa tidak salah. Walaupun perpisahan sangat tidak dianj
Alexa menoleh dengan mata yang sembab dan mengernyitkan dahi saat Frank melarang untuk memukuli dirinya sendiri. Ia melepaskan tangan Frank perlahan lalu bersandar di kursi panjang dan memandangi bunga berwarna putih di seberangnya.“Mama meninggal karena aku.”“Gak Alexa.”“Iya. Mama meninggal karena aku yang memberitahu bahwa ak—”“Kenapa?” tanya Frank bingung.Alexa memejamkan mata sekilas ketika hampir kelepasan untuk mengatakan hubungan rumah tangganya dengan Barnett. Ia mengembuskan napas secara kasar sambil berdecak dan menyeka air mata.“Intinya adalah semua karena aku.”“Karena kamu memberitahu tentang hubungan rumah tanggamu yang gak bisa dipertahankan lagi?”Alexa menoleh secepat kilat. “Ba-bagaimana kamu tahu itu?”“Kamu pernah ke cerita aku kalau sudah gak bisa dipertahankan lagi, tapi kamu belum memutuskan akhirnya seperti apa.”Alexa menghela napas panjang lega ketika Frank tidak mengetahui kabar perpisahannya. Butiran air bening masih membasahi pipi secara terus meneru
“Kamu jangan cegah dia, Alexa!” geram Reynard dengan menoleh ke arahnya.Alexa melepaskan tangan ibu secara perlahan dan mendekati Barnett dan Deana. Barnett dan Deana berbalik badan dengan tatapan yang bingung. Alexa masih menatap mereka dengan kediaman selama lima menit.“Kamu tidak perlu menjadi jagoan untuk keluarga kami, Alexa karena kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan dari keluarga kakakku!” tukas adik ipar Reynard.“Aku gak perlu menjadi jagoan untuk keluarga Papa karena orang baik pasti akan terbuka dengan sendirinya untuk mata dan hati, seperti situasi saat ini yang di mana tidak pernah kuduga bahwa anak sulung dari keluarga konglomerat diusir dan tidak diakui anak lagi oleh ayahnya. Semua aset dibalikkan kembali atas dua nama seorang wanita yang selama ini dianggap sepele dan remeh olehnya.”Barnett tersenyum miring sambil bertepuk tangan dan menatap nanar ke arahnya. “Wah, hebat kamu, ya. Kamu pasti meracuni pikiran Mama dan Papa selama ini sampai Papa berani memb
“Oke. Aku akan membuktikannya. Tunggu saja tanggal mainnya,” jawab Alexa santai sambil menatap tajam lalu melirik Deana yang tampak memperhatikan kami.“Oke.”Barnett berbalik badan menuju mobil yang terparkir di halaman depan rumah lalu kembali lagi kepadanya. Sontak, ia menaikkan kedua bahu dan mengendalikan perasaan terhadapnya.“Apa lagi?”“Kamu sudah menghancurkan keluargaku dan hidupku,” kata Barnett sambil melayangkan jari telunjuk kepadanya.Alexa tersenyum miring. “Yang menghancurkan keluarga dan hidupmu adalah kamu sendiri bukan aku. Aku sudah melakukan yang terbaik untuk mempertahankan hubungan rumah tangga, tapi kamu mengacaukannya sampai Mama meninggal. Berubahlah sebelum menyesal lagi di kemudian hari,” balas Alexa lalu menutup pintu rumah.Napas naik turun cepat ketika tatapan mereka bertemu dan jarak pandang yang hanya berjarak dua sentimeter. Mata yang membuatnya salah tingkah dan jantung berdebar itu hadir kembali setelah tidak pernah melakukan hal itu.Ia pergi ke k
Reynard terus melangkah dan memasuki sebuah ruangan yang sangat luas telah dipenuhi ratusan orang dengan pakaian formal. Mereka bertepuk tangan saat Alexa memasuki ruangan bersama papa mertuanya.Sontak, Alexa menaikkan kedua pundak, mata berbinar, bibir sedikit terbuka dengan garisan panjang yang terlukis. Ia bingung dengan mereka yang menyambutnya sangat meriah hingga membuatnya mengangguk dan sedikit membungkukkan badan kepada mereka. Alexa mengikuti langkah Reynard lalu mempersilahkannya untuk duduk di kursi yang sudah disiapkan.Reynard mengambil microfon di meja dan beramah tamah kepada karyawannya. Ia ingin melihat antusias mereka ketika menyambut kedatangan Alexa.“Oke, tes, tes. Selamat pagi menjelang siang, teman-teman.”“Pagi, Pak.” Seluruh karyawan menjawab serentak.“Nah, semangat sekali kalian. Sudah sarapan atau sudah cair gajinya?”“Dua-duanya, Pak.”“Pantesan, jadi energi buat kalian, ya.”“Iya, dong, Pak.”“Oke. Saya gak akan basa-basi di depan sini karena … kaki sud