Diskusi yang dilakukan oleh Zhou Fu dan Shen Shen berlanjut hingga dini hari sebab Shen Shen nyatanya tidak bisa tidur semenit pun. Mereka bersepakat tentang beberapa hal dan saling berdebat tentang beberapa hal yang lain. Akan tetapi, perdebatan Shen Shen dan Zhou Fu menemui jalan buntu ketika Shen Shen mengungkit tentang persediaan uang. Ya, mereka membutuhkan banyak uang sebagai bekal menuju ke Caihong. Sementara pada saat itu, baik Zhou Fu maupun Shen Shen sama-sama tidak memiliki uang sedikit pun. Awalnya perkara tersebut tidak menjadi masalah sebab Shen Shen sudah memikirkan solusinya.
Sebelumnya, Shen Shen sudah memberi tahu Zhou Fu tentang beberapa biro perwakilan bangsawan Caihong yang tersebar di kota-kota besar di luar daratan Caihong. Biro perwakilan tersebut didirikan untuk memberi kemudahan bagi bangsawan-bangsawan Caihong yang sedang mengalami kesusahan ketika berada di luar Caihong. Tujuan pertama perjalanan Shen Shen dan Zhou Fu adalah untuk menemukan Biro tersebut untuk meminta bantuan kemudahan yang bisa saja berupa peminjaman sejumlah uang dengan menggunakan identitas Shen Shen sebagai puteri dari Tuan Zhengyi.
Berhubung Shen Shen dan Zhou Fu bersepakat untuk menyembunyikan identitas Shen Shen, biro perwakilan Caihong menjadi sesuatu yang sia-sia bagi permasalahan mereka.
“Kupastikan, besok akan kubawakan banyak uang!” Ucap Zhou Fu sambil menutup mulutnya karena menguap. Ia sepertinya sudah sedikit kelelahan beradu pendapat,”berdebat begini juga tak akan membuat kita punya banyak uang. Sudahlah, kau tidur saja di pojokan sana. Tempat tidur ini aku yang pakai!” Zhou Fu menunjuk ke sebuah pojokan ruangan, menyuruh Shen Shen menjauhi dirinya sebab ia sudah mengantuk.
Untuk pertama kali dalam hidupnya, Shen Shen menemukan kejadian di mana kecantikan wajahnya tidak berguna sama sekali. Rengekan dan wajah memelasnya tidak mempan jika ditunjukkan kepada Zhou Fu, ia pun terpaksa tidur di lantai yang dingin sementara Zhou Fu tidur di tempat yang hangat dan nyaman.
***
Suara ayam berkokok cukup nyaring hingga membuat Zhou Fu terbangun dalam keadaan yang masih mengantuk. Ia melihat ternyata Shen Shen sudah terbangun lebih awal dan sedang bersolek di depan cermin.
“Kau sudah bangun? Baiklah, ayo kita keluar dan membuktikan bahwa ucapanmu semalam bukanlah omong kosong!” Shen Shen tersenyum setengah mengejek. Dalam benaknya, ia menganggap Zhou Fu adalah remaja yang entah optimis entah congkak, yang tidak mengerti realita bahwa mencari uang bukanlah perkara mudah.
Zhou Fu mengucek-ucek matanya, ia mendengar ucapan Shen Shen sekaligus mengerti arti senyuman Shen Shen. Meski belum memiliki rencana, Zhou Fu tak bakal mundur. Berkat keberadaan Shen Shen, ia diperbolehkan menengok dunia luar oleh kakek Li Xian. Tentu saja hal tersebut sudah cukup untuk membuat Zhou Fu bersemangat menyelesaikan tugas mengantar Shen Shen ke Caihong bagaimana cara dan kesulitannya.
“Ayo kita keluar untuk mendapatkan banyak uang!” Zhou Fu menarik tangan Shen Shen yang bahkan belum selesai bersolek di depan cermin.
Mereka berdua keluar dari kamar untuk menemui si kakek pemilik penginapan untuk berpamitan dan berterima kasih. Beruntung, orang yang mereka cari sudah berada di aula depan penginapan dan siap menyambut Zhou Fu dan Shen Shen.
“Kakek, terima kasih atas tumpangannya. Nanti jika aku mendapat banyak uang, aku akan membayar biaya penginapanku,” ujar Zhou Fu memberi hormat.
“Oh, tidak tuan muda. Saya senang menyambut tuan muda dan juga… Oh, maaf saya tidak melihat nona ini kemarin. Oh ya, saya mengerti maksudnya, mohon maaf saya lancang,” si kakek merasa telah salah bertanya karena ia sepertinya mengira jika Zhou Fu memanggil seorang wanita penghibur.
Meski Zhou Fu tidak memahami ucapan si kakek, Shen Shen tentu sangat paham dengan perubahan ekspresi kakek tersebut. Shen Shen pun melotot dan menuding si kakek menggunakan jari telunjuknya, “apa yang ada di pikiran kakek? Ketahuilah bocah ini adikku! Adikku, kau mengerti?” ujar Shen Shen geram karena ia merasa sedang dianggap sebagai perempuan murahan.
“Oh, maaf… Maafkan saya nona cantik… Semoga perjalanan kalian menyenangkan,” si kakek membungkuk berulang kali kepada Shen Shen karena sudah salah mengira.
Pada saat yang bersamaan, Tang Quwo muncul dengan membawa dua teman. Mereka bertiga berjalan dengan congkak menghampiri Zhou Fu dan Shen Shen, tentu saja untuk membalas dendam pada kejadian yang menimpa Tang Quwo tempo hari.
“Hei, Bocah kecil! Kau ditunggu oleh kakakku di arena Douzheng hari ini juga!” Tang Quwo menunjuk kea rah Zhou Fu dengan tatapan kemenangan.
Si kakek pemilik penginapan merasa nasib baik Zhou Fu akan berakhir hari itu juga. Arena Douzheng adalah turnamen beladiri illegal yang dibuat oleh komplotan Taoqi, pemimpin komplotan Taoqi adalah Wang Ling, seseorang yang dipanggil kakak oleh semua anggota Taoqi. Semenjak mendirikan Arena Douzheng sepuluh tahun silam, Wang Ling belum pernah mengalami kekalahan. Hal tersebut membuat dia dan kelompoknya menjadi komplotan yang kaya raya sebab aturan permainan tersebut adalah pihak yang kalah harus membayar mahal pada pihak yang menang.
Tak jarang pula, karena sebuah kecongkakan di awal, seorang pengembara terpaksa menjual diri mereka menjadi budak sebab harta mereka tak cukup untuk membayar kekalahan mereka melawan Wang Ling.
Awalnya, Shen Shen meminta Zhou Fu agar tak terpancing dengan ucapan Tang Quwo. Akan tetapi, begitu Tang Quwo menyebutkan jumlah uang yang akan diberikan kepada pemenang, Shen Shen menjadi orang yang paling bersemangat di antara semuanya.
“Baiklah! Zhou Fu akan menghadiri tantangan dari si Wang Ling tersebut. Ayo antar kami ke arena Douzheng!”
Tiga orang dari komplotan Taoqi saling melirik dengan pandangan kemenangan. Seolah-olah hati mereka saling berbisik, habislah riwayatmu bocah t*ngik!
***
Arena Douzheng terletak sedikit jauh dari pemukiman desa Dozhu. Tempat tersebut, sebagaimana sebuah arena pada umumnya, memiliki sebidang lapangan luas yang dikelilingi dengan kursi penonton yang mengelilingi lapangan. Orang-orang yang ingin melihat pertempuran di arena Douzheng harus membayar tiket masuk kepada anggota Taoqi yang bertugas.
Di hari-hari biasa, arena Douzheng diisi dengan pertarungan biasa antar penantang dan beberapa anak buah Wang Ling. Sistem pertarungannya tetap sama, yang kalah membayar sejumlah uang kepada yang menang. Beberapa kali anggota Taoqi juga mengalami kekalahan ketika menghadapi penantang, tetapi tidak dengan Wang Ling. Wang Ling belum pernah didera kekalahan.
Wang Ling sendiri hanya bersedia keluar dari markas jika ada penantang yang menurutnya cukup berpotensi. Ia tak mau membuang-buang waktunya yang berharga hanya untuk meladeni penantang-penantang yang tak berilmu tinggi.
Zhou Fu dan Shen Shen telah sampai di lokasi, tetapi karena Shen Shen tak mampu membayar tiket masuk, penjaga arena tidak membiarkan Shen Shen ikut bersama Zhou Fu. Sementara itu, Zhou Fu dipersilakan masuk begitu saja sebab ia adalah tamu kehormatan pada pertandingan hari itu.
Pertandingan antara Zhou Fu dan Wang Ling ternyata berhasil membuat arena Douzheng penuh oleh penonton. Hal tersebut dikarenakan Wang Ling ternyata sudah berdiam diri di markasnya selama tiga bulan lebih karena tak ada satu orang pun pendatang yang berani menantang.
Zhou Fu memasuki medan arena dan terlihat masih sendirian saja sebab Wang Ling belum menunjukkan batang hidungnya. Para penonton yang berjumlah ratusan kepala itu bersorak ramai, sorakan mereka berisi ejekan karena tak menyangka jika yang menantang Wang Ling adalah remaja muda yang masih bau kencur.
“Ketahuilah! Hari ini akan menjadi hari bersejarah di Dozhu! Ingat kata-kataku! Aku akan mengalahkan sang legenda hari ini juga!” Zhou Fu berteriak lantang meneriaki penonton yang juga sedang berteriak kepadanya.
=====================
Follow author di IG: @Banin.snY0utube Channel: iPus ChannelDi kanal Y0utube author juga sering bikin konten tentang rekomendasi novel-novel bagus lho... Salam, terima kasih...Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.