Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / Pertemuan di Danau Keemasan

Share

Pertemuan di Danau Keemasan

Author: Banin SN
last update Last Updated: 2022-01-27 01:07:56

Ini bukan Bab

- Baca ini Gratis -

Hari menjelang senja ketika Zhou Fu secara tiba-tiba merasa tubuhnya terjatuh dan mendarat di sebuah padang rumput hijau. Dalam suasana sedikit bingung, Zhou Fu bangkit bardiri lalu mengibas-kibaskan pakaiannya yang kala itu menjadi sedikit basah.

“Danau ini?!” Zhou Fu tertegun sesaat sebab ia merasa beberapa kali telah melihat danau tersebut di alam mimpinya. Sebuah danau luas berhiaskan deretan teratai putih yang kala itu tengah memantulkan cahaya matahari sore. Zhou Fu segera mengarahkan matanya ke sisi kiri danau, benar saja, ia menemukan sebuah kursi panjang di sana. Persis seperti yang selalu ada di alam mimpinya. Hanya saja, kali itu kursi tersebut terlihat jauh berbeda.

“Siapa gadis yang duduk menghadap danau itu? Bukankah biasanya kursi itu selalu kosong?” Zhou Fu memutuskan untuk melangkah mendekati bibir danau sebelah kiri, tempat di mana terdapat seorang perempuan bergaun biru yang tengah duduk diam seperti patung.

“Tunggu!” Baru saja melangkahkan satu kaki kanannya, pergelangan tangan Zhou Fu mendadak ditarik ke belakang oleh seseorang. “Siapa perempuan itu? Kau ke sini untuk menemuinya?”

“Bagaimana kau bisa berada di tempat ini?” Zhou Fu mengerutkan dahi melihat kedatangan Shen Shen yang tak terduga.

“Aku tiba-tiba terjatuh dan menemukan tubuhku ada di padang rumput ini. Ah, itu tak penting. Jadi, kau ingin menemui perempuan itu?!” Shen Shen bertanya dengan raut wajah yang kesal.

“Dengarkan aku, aku menduga kedatangan kita di tempat ini adalah ulah dari perempuan itu. Kukira dia bukan sembarang perempuan. Untuk memastikannya, mari kita ke sana!” Giliran Zhou Fu yang kali itu menarik lengan Shen Shen dan melangkah cepat menuju ke bibir danau tempat perempuan bergaun biru berada.  

Mendadak, baik Zhou Fu maupun Shen Shen merasakan getaran aura aneh yang keluar dari tubuh bergaun biru tersebut. Sebuah getaran aura tak menyenangkan yang membuat Zhou Fu dan Shen Shen merasakan sedikit nyeri di dalam kepala mereka.

“Berlindung di belakangku!” bisik Zhou Fu pada Shen Shen. Mereka berdua telah begitu dekat dengan sosok perempuan bergaun biru ketika tiba-tiba perempuan itu menolehkan kepalanya ke belakang.

“K… Kau…?!” seketika, Zhou Fu berjingkat mundur karena kaget. Shen Shen mengerutkan dahi dan tak sabar untuk mencari jawaban. “Kau mengenalnya?”

Zhou Fu hanya menelan ludah sementara perempuan bergaun biru terlihat melemparkan senyum ramah. “Kalian ada di sini?” tanyanya. “Kebetulan sekali. Duduklah…” Perempuan itu mempersilakan Zhou Fu dan Shen Shen untuk duduk di sebelahnya.

“Siapa dia?” Shen Shen berjinjit dan mendekatkan bibirnya ke telinga Zhou Fu.

“Dia yang menulis kisah Pendekar Benua Timur!’ balas Zhou Fu dengan tanpa suara.

“A… Apa?!”

“Apa yang kalian tunggu? Duduklah…” perempuan itu menepuk-nepuk kursi kayu dengan telapak tangan kanannya.

Zhou Fu dan Shen Shen pun melangkah mendekat lalu duduk bertiga dalam satu kursi panjang. Perempuan bergaun biru itu mengernyitkan dahi ketika melihat Shen Shen yang duduk bersebelahan di dekatnya.

“Ehm… Nona Shen, maaf tapi aku ingin Saudara Zhou yang duduk di sebelah sini,” ucap perempuan itu dengan senyum yang cukup ramah.

Zhou Fu segera beralih tempat dengan Shen Shen, bagaimana pun, ia tak ingin membuat masalah dengan perempuan bergaun biru tersebut.

“Ehm… Nona, apakah ada yang ingin Nona katakan pada kami?”

Perempuan bergaun biru menatap Zhou Fu dan Shen Shen secara bergantian. “Ah, sebenarnya hanya kepadamu saja, Saudara Zhou. Aku ingin mengusir perempuan cerewet itu, tapi… Kau tahu sendirilah…” Perempuan bergaun biru itu berucap seraya menudingkan telunjuk tangannya ke arah liontin yang menggantung di leher Shen Shen.

“Ah, jika ini penting. Aku akan meminta Shen Shen untuk meninggalkan kita berdua saja. Nona Penulis.”

Shen Shen menampakkan wajah cemberut dan ingin protes tetapi Zhou Fu segera memelototinya.

“Aku bersedia menjauh sebentar tapi dengan syarat!” Shen Shen melemparkan tatapan tajam pada perempuan bergaun biru.

“Apa?” Zhou Fu dan si perempuan bergaun biru bertanya bersamaan.

“Aku mau kau meminjamiku benda itu!” Shen Shen bangkit berdiri dan menuding ke sebuah benda berbentuk persegi panjang yang sedari tadi berada di genggaman tangan kiri Nona Penulis.

“Kau ingin meminjam ponselku? Baiklah, tapi ingat, jangan buka Sh0pee!” Nona Penulis menyerahkan benda berbentuk persegi panjang itu kepada Shen Shen dan membuat Shen Shen gembira karenanya. Sebelum ia pergi meninggalkan Zhou Fu dan Nona Penulis, Shen Shen mendekati Nona Penulis dan berbisik di telinganya.

“Dari lirikan matamu, aku tahu kau tertarik pada Zhou Fu-ku! Cih! Ingat, aku punya kalung ini. Kuharap kau tak berniat macam-macam denganku!”

Si Nona Penulis mendengus kesal menerima ancaman dari Shen Shen. ‘Bajingan Tengik! Aku bisa membuatmu menjadi perawan tua jika aku mau!’ batin Nona Penulis seraya mengepalkan satu tangannya dengan geram.

“Ehm, Nona Penulis… Jangan hiraukan dia. Dia sudah tua tetapi pikirannya masih seperti anak-anak. Kita langsung saja ke topik pembicaraan. Jadi, apa yang ingin Nona sampaikan kepadaku?”

Setelah mendengar pertanyaan Zhou Fu, Nona Penulis mengambil napas dalam lantas menghadapkan wajahnya ke arah danau keemasan. Ia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya membuka suara.

“Ada kejutan besar dalam akhir Arc kali ini, yang sepertinya itu akan mengubah takdirmu secara mencolok.”

Zhou Fu mengerutkan dahi. “Kau sudah mengenalku dengan cukup baik, Nona. Aku cukup kuat untuk menerima takdir-takdir baru yang akan kau berikan. Tak perlu terlalu tegang begitu… kecuali, kecuali jika kau ingin membunuhku, ah, tentu saja aku tak akan terima dengan hal itu. Aku siap tanding satu lawan satu denganmu jika kau berniat membunuhku!”

“Ah… Saudara Zhou… Tenang. Siapa yang berani membunuhmu? Aku hanya sempat terbebani, apakah takdir besar itu akan membuatmu keberatan. Sungguh, kau akan mengalami petualangan baru yang benar-benar baru setelah ini! Aku khawatir, kau tidak siap…”

“Hem…” Zhou Fu menarik napas sejenak, mencoba merangkai sebuah kalimat yang bisa meyakinkan Nona Penulis bahwa ia siap dengan segala jenis petualangan baru. “Nona Penulis, ketika kau menghukumku dengan hidup terasing di pulau terpencil hingga mengakibatkan aku tak tahu perbedaan dada bengkak dan payudara perempuan, apakah aku protes? Tidak, aku menjalani takdirku dengan segenap jiwa. Ketika anak-anak kecil seusiaku tengah bermain gundu, kau meminta kakekku untuk memaksaku berburu gajah. Kau ingat? Itu berat, dan aku melakukan semuanya tanpa protes. Jadi, jika sekarang kau akan memberiku takdir baru, petualangan baru, percayalah, aku akan menerimanya dengan kesungguhan dan kesanggupan!”

Nona Penulis mengangguk-angguk lega mendengar jawaban Zhou Fu. Tetapi sesaat kemudian, raut wajahnya kembali terlihat masam.

“Sekarang apa lagi?!” Zhou Fu bertanya sambil mengamati wajah Nona Penulis dengan cermat.

“Bodoh! Jangan menatapku seperti itu! Aku akan menuntutmu jika kau berani membuatku jatuh cinta padamu!”

Zhou Fu bergidik ngeri. Nona Penulis bukanlah tipenya, ia berharap Nona Penulis hanya bergurau soal jatuh cinta. “Jadi, apa yang membuat Nona Penulis resah?”

“Begini, untuk menyiapkan takdir barumu… Aku butuh waktu beberapa saat…”

“Heeemmm… Aku sepertinya bisa mencium maksudmu, Nona Penulis. Kau ingin membuat alasan untuk libur update lagi dan lagi, bukan? AH… Dasar penulis pemalas! Kau tahu, aku bahkan bosan menunggu kejelasan takdirku jika kau kumat bermalas-malasan seperti itu! Ayolah… Mau sampai kapan kau mempertahankan hobi malasmu itu?! Sudah malas update, minta dukungan gem, minta buka koin pakai top up pula! Kau benar-benar kelewatan!”

Nona Penulis menelan ludah berulang kali setelah mendengar ceramah panjang dari Zhou Fu. “Andai aku punya Doraemon…”

“Nah… Mulai… Sudah, cukup! Kau memang pandai membuat alasan! Jika kau masih saja seperti ini, aku akan meminta seluruh Pasukan Putra Mahkota Huang untuk memberi Reiew Bintang 1 di PBT!”

“Stopppp…. Jangan lakukan itu… Baiklah baiklah… Aku akan pulang ke negeriku. Bye…”

Dalam sekejap mata, Zhou Fu melihat Nona Penulis menghilang dari pandangan, benda persegi panjang yang tengah dimainkan Shen SHen juga turut lenyap seiring dengan kepergian Nona Penulis. Zhou Fu menarik napas dalam selama beberapa saat dan mulai mendoakan agar Nona Penulis mendapat hidayah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Haris Duo
untung aku maraton. hahahaha ...
goodnovel comment avatar
Pilte Johnny
ya ya ya.. suda la.. empat jem cukup ya untuk bab gratisnya
goodnovel comment avatar
sugiono No
gak jelas ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status