Kediaman Ika di Kota Sela.Suhu di dalam ruangan meningkat.Kulit Sisca yang tadinya terasa dingin hingga mati rasa sudah perlahan-lahan membara.Sisca meminum banyak minuman terlarang. Nafsu yang membara di saat ini membuat Sisca merangkul leher Hendra sambil mengatakan, "Hendra ... aku mau."Hendra menahan belakang lehernya dan menempelkan keningnya sambil sengaja menanyakan, "Sisca, apa yang kamu mau?"...Ciuman panas mulai menyebar.Namun, mereka tidak lanjut ke tahap selanjutnya.Hendra tidak akan tergoda begitu saja, dia berkata, "Kamu panggil aku suamimu, maka aku akan memberikannya."Sepasang kaki Sisca terus bergesekan, sepasang matanya bahkan memerah dan berkaca-kaca, tapi dia terus memegang lengan Hendra untuk menahan dirinya.Hanya dalam beberapa detik, melihat Sisca sangat menderita, Hendra pun tidak ingin mempersulitnya lagi dan ingin memuaskannya.Sisca malah memanggilnya dengan sapaan yang sulit diucapkan, "Suamiku ...."Akan tetapi, suara Sisca sangat kecil seperti su
Hendra berkata, "Kemarin dia kedinginan karena berendam air dingin, tengah malam juga ada sedikit demam, tapi sekarang sudah turun dan belum bangun."Matthew menjadi khawatir setelah mendengarnya, dia langsung memerintahkan, "Garry, panggil dokter keluarga untuk memeriksa kondisi Hannah. Sakit di awal tahun baru adalah pertanda buruk.""Oke. Aku segera menghubungi dokternya."Demi bisa bangun pagi, kemarin malam Angel tidur sangat cepat, sehingga dia tidak tahu Hendra datang ke Kota Sela, juga tidak tahu kalau Sisca sakit.Angel bertanya dengan penasaran, "Kenapa Ibu demam?"Hendra menjawab, "Itu bukan pertanyaan yang cocok kamu tanyakan. Cepat tempel dekorasimu."...Angel mengambil kuas yang terjatuh di lantai, lalu mengaduk lem sambil berkata dengan pasrah, "Aku nggak bisa menempelnya kalau nggak digendong Kakek."Hendra segera menggendongnya dengan tinggi sambil berkata, "Cepat tempel."Angel duduk di pundaknya dengan sangat santai. "Ayah, pelan-pelan saja. Kalau Ayah mendesakku, n
Ketika gosip tersebar heboh kemarin malam, Sisca sedang berendam di dalam air dingin untuk menyadarkan dirinya. Jadi, dia sama sekali tidak tahu kehebohan di dunia maya.Dia pun kebingungan terhadap pertanyaan dari Hendra. "Apa yang kamu katakan?"Hendra hanya terus menatapnya dengan tatapan yang serius.Suasana seketika menjadi tegang.Emosi dari tatapan Hendra sangat tidak jelas, tapi terasa sangat menakutkan.Dia menatap Sisca sambil berkata, "Kemarin malam, kamu menggunakan payung yang sama dengan Caleb."...Sisca langsung terkejut.Dia berusaha mengingat kembali kejadian kemarin malam, 'Sepertinya memang ada hal seperti ini.'Tapi ...."Saat itu sedang turun hujan, aku juga sudah keracunan, jadi Kak Caleb hanya sekadar membantuku naik ke mobil. Aku nggak melakukan apa pun dengan Kak Caleb."'Apa dia berharap Caleb membiarkanku di sana dan dijebak orang?''Aku memang mengerti.''Bagi Hendra, berbagi payung adalah tindakan mesra baginya.'Menurut Hendra, hanya pasangan suami istri
Hendra bersandaran di kursi tidak langsung menjawabnya.Dia akhirnya berkata, "Ibunya memfitnahku."Ini adalah jawaban untuk Angel, tapi Hendra mengatakannya sambil menatap Sisca....Sisca sedikit tercengang, dia lanjut berkata kepada Angel, "Ibu juga menyiapkan hadiah ulang tahunmu. Itu adalah kalung kebaikan dan satu set baju baru. Nanti coba kamu pakai, ya."Angel menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Oke! Aku suka semua yang dibeli Ibu."Setelah beberapa saat, Caleb turun dari lantai atas dengan membawa sebuah hadiah."Angel, kamu sudah mau ulang tahun, ya. Paman juga memberikan hadiah untukmu. Coba buka."Angel buru-buru mau membuka hadiahnya.Sepasang tangan kecilnya mengeluarkan mahkota kecil. Hal yang istimewa dari mahkota ini adalah seluruh badan terbuat dari emas murni, bahkan di atas mahkota terdapat batu permata berwarna-warni.Angel melihatnya dengan semangat sambil berkata, "Wah! Cantik sekali!"Caleb tersenyum melihat Angel yang lucu. "Tuan Putri, coba dipakai."Angel
Jawaban Hendra seperti air dingin yang menyirami semangat Angel.Angel langsung mengamuk dan berteriak, "Ayah, seleramu benar-benar buruk!"'Jelas-jelas mahkota ini terlihat cantik bersinar dengan permatanya!''Ibu memang benar kalau selera Ayah sangat buruk.'Hendra malah membantahnya, dia berkata, "Kalau seleraku buruk, bagaimana mungkin aku mencari ibumu untuk menjadi istriku?""Tapi Ibu belum setuju untuk menjadi istrimu!"Hendra langsung terdiam.Kata-kata yang dikatakan Angel ketika emosi terdengar sangat menyakitkan.Hendra pun kehabisan kata-kata dibuat Angel.Sisca menarik Angel yang sedang emosi, dia langsung menenangkannya, "Angel cantik, kok saat memakai mahkota dari Paman Besar. Selera Ayah sangat kolot, Angel jangan pedulikan Ayah, ya."Angel melambaikan tangannya, dia menghela napas panjang berkata, "Sudahlah, aku nggak permasalahkan dengan Ayah lagi. Ibu, bantu aku ambil beberapa foto, ya."Sisca mengeluarkan ponselnya untuk mengambil foto Angel memakai mahkota sebagai
Mata Sisca menjadi berkaca-kaca, dia berkata, "Angel, cepat berterima kasih kepada Kakek."Angel sangat lihai dalam mengucapkan kata-kata selamat, dia berkata, "Terima kasih, Kakek! Kakek pasti akan panjang umur."Matthew menunduk melihat Angel yang berada di sampingnya sambil berkata, "Aku mau melihat Angel tumbuh besar sampai melahirkan Angel mini, jadi aku bisa menjadi kakek buyut."Tatapan Angel tertuju ke arah Hendra.Hendra malah berkata, "Kenapa melihatku?"Angel memainkan jarinya sambil berkata, "Sekarang aku sudah tahu hadiah dari Ibu, Paman Besar dan Kakek, jadi hanya sisa Ayah saja. Ayah, sebenarnya hadiah apa begitu misterius?"Hendra menjawab, "Hadiahku nggak bisa dibeli dengan uang."Ketika Angel sangat menantikannya, dia juga merasa ketakutan. "Hebat sekali? Jangan-jangan buku latihan yang dibuat Ayah sendiri?"Hendra langsung terdiam.Apa aku sejahat itu?"...Jam lima sore, Moonly masih belum tiba di Kediaman Ika.Sisca pun menghubunginya.Moonly dari telepon mengomel,
Angel barusan mengulurkan tangannya untuk mengambil sepotong.Tiba-tiba tatapan tajam seseorang tertuju ke tangan Angel.Namun, dikarenakan Angel tidak peka, dia sama sekali tidak menyadarinya dan terus-menerus makan jeruk potong itu.Sesaat kemudian, Caleb membawakan dua botol anggur koleksi ke atas meja. Akhir-akhir ini dia merasa mulutnya lumayan kering, jadi dia pun mengambil jeruk potong di meja.Setelah makan satu potong, dia lanjut mengambil lagi karena lezat.Satu piring penuh jeruk potong untuk membujuk Sisca malah dihabiskan oleh Caleb dan Angel dengan cepat.Ketika tersisa satu potong terakhir, Hendra sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia langsung menarik piringan jeruk porong dan meletakkan di tangan Sisca.Hendra hanya berkata, "Makan."Sisca terdiam.Kalau Sisca masih tidak makan, mungkin Hendra akan diam selama semalaman.Sisca mengambil potongan jeruk terakhir seakan-akan memaafkan Hendra, walaupun dipaksa oleh Hendra.Acara makan bersama dimulai setelah Moonly ti
Caleb terus mendorongnya selama beberapa kali.Dorongan pertama tidak berhasil, dorongan kedua juga tidak berhasil, dorongan ketiga ....Caleb mencibirnya, "Aku nggak mabuk, dia malah sudah mabuk?"'Nggak mungkin kemampuan minumnya lebih buruk dariku, 'kan? Dari para pebisnis di negara ini, nggak mungkin ada yang nggak bisa minum bir.'Caleb muncul pemikiran nakal, dia sengaja mengancamnya, "Kalau kamu nggak menghabiskan bir ini, Sisca nggak akan menikah denganmu, loh."Namun, Hendra malah hanya berbaring tanpa bergerak sama sekali.'Sepertinya dia benar-benar mabuk.'Angel menghampirinya, dia berlutut di kursi sambil menggoyangkan tangan Hendra dengan kuat. "Ayah, cepat bangun! Ayo bangun minum bir."'Kalau Ayah nggak menghabiskannya, Paman Besar nggak akan mengizinkan Ibu untuk menikah dengan Ayah.''Konsekuensinya sangat besar!'Melihat ada situasi yang aneh, Sisca menghampirinya dan memanggilnya, "Hendra."Matthew mencibir, "Jangan-jangan dia benar-benar pingsan karena mabuk? Angel