Home / Fantasi / Penyihir Hitam Naema / Bab 03. Kompetisi Sihir part 1

Share

Bab 03. Kompetisi Sihir part 1

last update Last Updated: 2023-07-10 16:55:37

"Apparationoh," gumam Miss Zoya gadungan yang seketika menghilang karena berteleportasi.

Kemudian Miss Zoya mengayunkan tongkat sihirnya ke arah Linch seraya mengucapkan mantra hingga Linch dapat menggerakkan tubuhnya kembali.

"Terima kasih, Guru," ucap Linch sambil berjalan mendekat k e arah Miss Zoya.

"Aku tidak mengerti, bagaimana dia bisa menyusup ke dalam Sekolah Sihir," ucap Miss Zoya.

"Mungkin saja ada orang dalam yang berkomplot dengannya," ucap Linch berspekulasi.

"Atau mungkin ada celah pada portal pertahanan Sekolah Sihir," tambah Miss Zoya.

"Tapi bagaimana Anda bisa kembali lagi, Guru?"

"Tadi ada sesuatu yang ketinggalan," sahut Miss Zoya.

"Kalau begitu lebih baik Anda segera kembali ke kelas, biar Saya yang menjaga Naema sekarang," putus Linch.

"Apa Kau yakin, Linch?" tanya Miss Zoya memastikan.

"Sepertinya Dia juga tidak mungkin kembali lagi ke sini untuk saat ini," ucap Linch sambil menyibakkan jubahnya.

"Benar juga, Aku akan segera kembali setelah selesai," ucap Miss Zoya sambil menyerahkan Naema kepada Linch.

Kemudian Miss Zoya masuk ke belakang untuk mengambil sesuatu. Sedangkan Linch duduk di ruang depan sambil sesekali memperhatikan Naema yang sedari tadi tidak menangis.

"Kenapa Kau tidak menangis saat dalam bahaya, huh?" tanya Linch pada Naema seraya menyentil kening Naema perlahan.

Sedangkan Naema hanya cemberut seakan mengerti dengan apa yang diucapkan Linch.

*****

Hari demi hari berlalu begitu cepat. Tanpa terasa Naema sudah beranjak remaja. Di umurnya yang akan menginjak 17 tahun, Naema hanya memiliki beberapa teman.

Banyak yang menjauhi Naema karena mereka menganggapnya gadis yang aneh. Bahkan Naema lebih sering menyendiri di perpustakaan.

Seperti saat ini. Dia sedang di perpustakaan untuk membaca buku tentang mantra.

"Naema, rupanya kau di sini! Aku sudah mencarimu ke mana-mana," ucap seorang gadis bernama Rebeca sambil menarik sebuah kursi di samping Naema.

Naema hanya menoleh ke samping sebentar, lalu melanjutkan membaca bukunya lagi.

"Apa Kau tidak mendengarku?" ucap Rebeca merajuk sambil menarik buku yang sedang dibaca oleh Naema.

"Bukankah sekarang Kau sudah menemukanku?" ucap Naema kesal kemudian merampas bukunya kembali.

"Terus kenapa Kau tidak menanyakan kenapa Aku mencarimu?" tanya Rebeca lagi.

"Untuk apa Kau mencariku?" ucap Naema yang hanya mengulang kalimat Rebeca.

"Sudahlah, Aku tidak akan mengganggumu lagi!" ucap Rebeca kesal seraya beranjak dari kursinya.

Tapi dengan cepat Naema menarik tangan Rebeca dan mendudukkannya kembali.

"Ada apa?" tanya Naema dengan santainya.

"Sekolah akan mengadakan kompetisi Sihir di akhir musim ini," terang Rebeca.

"Lalu... " Ucap Naema menggantung.

"Aku sudah mengajukan diri satu tim denganmu," tambah Rebeca.

Braaaakkk.

Tiba-tiba saja Naema menggebrak meja sambil berdiri dan seketika pandangan seluruh siswa tertuju pada mereka berdua.

"Kenapa Kau juga mengajakku untuk ikut bergabung?" tanya Naema sambil melotot.

"Karena kompetisi ini berkelompok," sahut Rebeca.

"Kau sudah tahu kalau Aku tidak akan ikut kompetisi seperti itu," ucap Naema lirih sambil duduk kembali di bangkunya.

"Maka dari itu, Aku sengaja tidak memberitahumu terlebih dahulu," ucap Rebeca sambil tersenyum penuh kemenangan.

Dia senang karena berhasil menjebak Naema untuk ikut kompetisi Sihir di akhir musim. Karena biasanya Naema tidak akan mengikuti kompetisi apapun di sekolah.

Mereka hanya akan duduk di barisan penonton paling belakang untuk menyaksikan jalannya kompetisi hingga selesai.

Rebeca sangat ingin menunjukan kekuatan yang dimiliki Naema kepada seluruh siswa dan guru di Sekolah Sihir bukanlah sebuah kutukan. Melainkan kelebihan yang tidak dimiliki oleh sembarang orang.

"Kau bisa mengajak yang lain untuk menjadi partner mu," ucap Naema sambil melanjutkan membuka halaman bukunya.

"Apa ada teman yang mau bergabung denganku?" tanya Rebeca memastikan.

"Baiklah, Kau memang tidak punya banyak teman setelah berteman denganku," sahut Naema.

"Itu, Kau sudah tahu!" pekik Rebeca.

"Sebenarnya Aku tidak ingin melukai seseorang lagi," gumam Naema sambil membayangkan kejadian yang telah lama berlalu.

Kejadian di mana Naema tidak bisa mengendalikan kekuatan sihirnya yang begitu besar saat dirinya sedang dianiaya oleh beberapa murid di Sekolah Sihir.

Mereka membuat Naema marah dan tanpa sengaja Naema mengeluarkan sebuah kekuatan dari dalam dirinya yang tidak bisa dikendalikannya.

Dia menerbangkan salah seorang murid lalu membantingnya ke tanah hingga tulang ekornya retak dan sulit untuk berjalan.

Hal itu juga yang membuat para murid menjauhinya karena takut celaka. Bahkan mereka menganggap Naema adalah penyihir hitam.

"Kau kan tidak sengaja melakukannya," ucap Rebeca menjelaskan.

Dia tidak ingin Naema terlalu memikirkan perihal yang tidak sengaja dia lakukan, hingga membuat Naema urung untuk menunjukan kemampuan yang dimilikinya.

"Tetap saja Mereka tidak memikirkan sejauh itu," sanggah Naema.

"Anggap saja mereka iri dengan kemampuan sihirmu. Bukankah Miss Zoya pernah mengatakan jika kemampuan sihirmu diasah dengan benar, maka akan setara dengan murid senior di sini," terang Rebeca sambil menepuk pundak Naema.

*****

Malam harinya seluruh siswa berkumpul untuk makan malam. Seperti biasa, Naema hanya berdua saja dengan Rebeca. Tentu karena tidak ada yang mau semeja dengannya.

"Naema.. Kenapa kalian hanya berdua?" tanya seseorang yang baru saja datang.

"Kakak, kapan Kau kembali?" tanya Naema sumringah dan bergegas untuk memeluknya setelah melihat Linch sudah kembali.

Sebelumnya Linch dan beberapa temannya ditugaskan untuk bertarung melawan penyihir hitam di perbatasan. Namun Naema tidak menyangka kalau Kakaknya akan kembali secepat ini.

"Apa Kau tidak senang melihatku kembali, huh?" tanya Linch sambil mengacak-acak rambut Naema.

"Jangan lakukan itu! Aku tidak suka rambutku berantakan," keluh Naema seraya menyingkirkan tangan Linch dari atas kepalanya.

"Bukankah Aku sudah biasa melakukan ini padamu, sejak kapan Kau mulai protes?" ledek Linch.

"Aku sudah bukan anak kecil lagi, Kak!" pekik Naema.

"Ooh.. Jadi sekarang Adikku ini sudah tumbuh besar ya?" tambah Linch yang seketika membuat Naema merajuk hingga meninju perut Linch.

Buuukkk.

"Apa yang Kau katakan! Bukankah Kau bisa melihatnya sendiri, sekarang tinggiku saja hampir sama denganmu," gerutu Naema sambil meletakkan pantatnya ke kursi.

"Tapi bukankah Aku masih lebih tinggi darimu?" ledek Linch.

Naema hanya diam saja karena sudah tidak mau meladeni Kakaknya. Dia melahap hampir semua hidangan yang ada di meja, termasuk hidangan milik Rebeca.

"Jangan yang ini!" ucap Rebeca sambil menarik piring yang berisi daging domba panggang miliknya.

Naema hanya menoleh sekilas ke arah Rebeca dan mulai melahap hidangannya yang lain.

"Kau bahkan sudah hampir menghabiskan semua hidangan yang ada di meja ini. Apa sekarang juga masih begitu lapar?" tanya Rebeca sambil melirik ke arah Naema dan Linch.

"Apa Adikku ini sudah tidak makan selama seminggu?" ledek Linch sambil terus mengunyah makanannya.

"Apa yang Kalian bicarakan? Mana mungkin Aku masih hidup jika belum makan selama seminggu," gerutu Naema kesal.

"Linch, kapan Kau kembali?" tanya seseorang dari arah belakang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penyihir Hitam Naema   Bab 40. Petualangan Naema Part 08

    "Kalau pergi dari sini, dimana Kami akan tinggal? Sedangkan di desa Kenari masih ada ancaman yang mengintai Putriku," keluh Axcel."Kami akan membantumu mencari akar masalahnya! Aku juga penasaran siapa yang tega berbuat keji kepada Makhluk kecil yang tidak berdosa," imbuh Rebeca."Apa Kau yakin, Nae? Bagaimana dengan tujuan Kita?" tanya Rebeca memastikan."Terimakasih atas perhatian Kalian! Kami akan berusaha untuk bertahan," ujar Axcel menyemangati dirinya sendiri."Kita akan pergi setelah membantu para Penduduk Desa Kenari!" putus Naema."Baiklah kalau begitu! Kita akan kembali lagi ke sana," putus Linch.Kemudian Axcel memperbolehkan Kami untuk menginap di rumahnya malam ini. Baru keesokan harinya Kami akan kembali ke Desa Kenari untuk menggali informasi.*****Di tempat lain, yaitu tepatnya di Desa Kenari seseorang sedang melaporkan sesuatu pada Tuannya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan jubah dengan penutup kepala sehingga wajahnya tidak terlihat.Tuannya terlihat cukup

  • Penyihir Hitam Naema   Bab 39. Petualangan Naema Part 07

    Anak itu kembali menutup pintu dan bersembunyi. Sepertinya Dia takut melihat orang asing. Atau mungkin tidak ada seorangpun yang pernah dilihatnya kecuali Ibunya sendiri."Apa Dia putrimu? Sepertinya Dia tidak menyukai Kami, maaf," ucap Naema sembari menatap Wanita paruh baya di depannya."Dia hanya belum mengenal Kalian karena tidak ada yang pernah berkunjung ke sini sebelum ini," sahut Wanita itu."Benarkah? Sayang sekali kalau begitu," ucap Naema menyesal."Masuklah! Akan kuperkenalkan Putriku pada Kalian," ucap Wanita itu mempersilahkan Naema dan yang lainnya."Maaf Nyonya, apa Kalian hanya tungga berdua saja? Kenapa di sini begitu sepi!" tabya Rebeca."Benar! Hanya Aku dan Putriku. Bagaimana tidak sepi, Kami tinggal di dalam hutan dan tidak tetangga di sekitarnya," sahut Wanita itu sambil terkekeh."Siapa Mereka, Bu?" tanya gadis kecil itu polos sambil bersembunyi di balik pintu."Keluarlah! Mereka bukanlah orang jahat," perintah Wanita itu agar anaknya segera keluar dari persembu

  • Penyihir Hitam Naema   Bab 38. Petualangan Naema Part 06

    "Naema benar! Masih ada satu misteri yang belum terpecahkan," imbuh Linch."Kurasa sebaiknya Kita kembali lagi ke sana! Bagaimana jika para penduduk itu sebenarnya memang masih membutuhkan bantuan Kita," terang Naema."Kau terlalu baik hati, Nae! Kalau Kita kembali lagi ke sana itu akan membuang waktu setengah hari yang seharusnya bisa kita gunakan untuk menempuh Desa selanjutnya," tolak Rebeca."Tapi, Re! Aku masih penasaran kenapa tidak ada satu pendudukpun uang terbangun saat malam hari. Dan lagi, sepertinya ada sihir yang memang digunakan untuk menidurkan Mereka," imbuh Naema."Baiklah! Kalau Kita kembali, dimana Kita akan tinggal? Aku tidak mau kembali ke Penginapan itu lagi," putus Rebeca."Kita bisa mencari Pria Tua itu! Seharusnya Dia sudah terbebas dari sihir sekarang," terang Naema."Baiklah.. Kita kembali ke tempat itu lagi sekarang!" putus Linch sambil menarik tali kekang kudanya.Akhirnya Mereka berempat kembali lagi ke Desa itu. Di sana sudah banyak aktivitas warga seper

  • Penyihir Hitam Naema   Bab 37. Petualangan Naema Part 05

    "Maaf.. Kami hanya tidak sengaja masuk kesini," sahut Nick sambil mencari ke asal suara.Tak lama kemudian seorang pria berjenggot panjang dan bertubuh pendek keluar dari persembunyiannya.Dia memakai topi yang terbuat dari jerami. Pakaiannya terlihat sedikit compang-camping seperti seorang pengemis."Apa Kalian bukan berasal dari sini? Kenapa berkeliaran di pagi buta!" tanya Pria itu sambil menatap ke arah Naema dan lainnya secara bergantian."Kami memang bukan asli penduduk di sini. Kami hanya numpang lewat dan juga sedang mencari teman Kami yang diculik saat di Penginapan di depan sana," terang Nick."Temanmu tidak ada di sini! Sebaiknya cepat tinggalkan tempat ini!" seru Pria itu."Kami memang hendak pergi dari sini! Maaf telah mengganggu," putus Rebeca sambil menarik tangan Naema untuk segera keluar."Awas! Jangan sentuh benda itu!" pekik si Pria.Nick yang awalnya sedang melihat-lihat dan menyentuh salah satu toples yang ada di depannya kaget mendengar sebuah teriakan dari dalam

  • Penyihir Hitam Naema   Bab 36. Petualangan Naema Part 04

    Naema hanya menggelengkan kepalanya sembari melihat ke sekelilingnya."Apa tadi Aku pingsan cukup lama? Kenapa diluar sudah tampak gelap!" tanya Naema sambil melihat ke jendela yang sedikit terbuka."Menurutmu bagaimana, Nae!" ucap Rebeca meledek."Sebaiknya Kita istirahat dulu sebelum mulai perjalanan lagi," putus Linch."Lalu bagaimana dengan Jose?" tanya Naema."Kita akan mencarinya besok! Kurasa Dia akan baik-baik saja selama Lucas belum mendapatkanmu," putus Linch."Benar, Nae! Jose hanyalah sebuah umpan. Yang diincar Lucas sebenarnya adalah Kau sendiri," imbuh Nick."Sebenarnya apa yang diinginkan Lucas dari Naema. Aku Jadi penasaran," gumam Rebeca."Tunggu! Kalau mengetahuinya, Kita bisa memancing Lucas dari persembunyiannya dan menemukan Jose lebih cepat," seru Linch."Apa Kau mengetahuinya, Nae?" tanya Nick.Sedangkan Naema hanya menggelengkan kepalnya karena memang Dia tidak tahu."Mungkin saja ini ada hubungannya dengan asal-usulmu, Nae!" celetuk Receca."Aku tidak tahu! Aku

  • Penyihir Hitam Naema   Bab 35. Petualangan Naema Part 03

    "Kau bisa langsung jalan ke sini! Nanti perisai itu akan menghilang dengan sendirinya," bujuk Naema hingga Rebeca menyetujuinya.Namun saat Rebeca hendak melangkahkan salah satu kakinya keluar, tiba-tiba Jose terbangun dan berteriak. Sontak Rebeca terjatuh sambil duduk.Jose berteriak dan meronta kesakitan hingga membuat Rebeca urung keluar dan mendekati temannya itu."Jose.. Apa Kau baik-baik saja? Semua orang sedang berusaha untuk membantumu, jadi tolong tenang dan bersabarlah!" ucap Rebeca sambil menenangkan Jose yang terus saja berteriak dan mencoba melepaskan ikatan pada tangan dan kakinya."Bagaimana dengan Jose, Nae! Apa yang harus Kita lakukan?" tanya Rebeca sambil menoleh ke arah Naema yang hanya diam saja dan malah berdiri di depan pintu."Biarkan saja! Nanti Dia akan tenang sendiri," seru Naema tanpa berbuat apa-apa."Tapi Nae, ikatannya hampir saja lepas! Tolong bantu Aku untuk mengencangkan ikatannya!" seru Rebeca yang kesal karena Naema terus saja berdiri di sana tanpa a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status