Share

Kantor Om Suami

“Silakan, Nyonya.”

Daripada teh yang disuguhkan padanya, mata Selma lebih tertarik pada maid yang mempersembahkan minuman itu. “Panggil ‘Nona’ aja, nggak, sih?” tanyanya, seraya memangku dagu.

Tak!

Benturan cangkir dan tatakannya semakin dramatis oleh pelototan mata Panji. “Kamu bercanda?” timpal pria yang kemas dengan setelan kantornya itu.

“B–baik, Nona, maafkan saya.” Maid itu hampir tersedak napasnya sendiri, lalu segera undur diri ke dapur, diikuti tiga maid lain yang telah selesai merapikan sisa hidangan pagi di meja.

Tentu para maid itu jauh lebih mengenal seperti apa perangai Panji bila pelototan matanya sudah menyala, sehingga mereka pilih segera menyingkir daripada terkena imbasnya. Namun, mereka belum tahu jika permaisuri baru di istana itu memiliki keberanian lebih untuk memecundangi ekspresi seram sang raja.

“See, bibi itu nggak keberatan. Apa masalah Om?” tanya Selma, matanya sambil melirik ke arah kepergian maid-nya tadi.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Upen Supenti
mantaaapppp
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status