Perawan Untuk Om Duda

Perawan Untuk Om Duda

By:  Daisyster  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
27 ratings
35Chapters
13.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

“Cih, duda trouble! Udah lepas, berani-beraninya minta yang masih segel! Baru selesai mencampakkan kekasih yang berkhianat, Selmara Vallence malah berakhir di tangan duda. Adalah Panji Antaraxa, pria yang tiba-tiba menolak mempelai wanita, tepat setelah gaun pernikahan dijajal bersama. Akibat dari kekonyolan Panji tersebut, Selma dipaksa menggantikan sang sepupu yang seharusnya menjadi mempelai wanita. Bersuami sepuluh tahun lebih tua sama sekali bukan mimpi Selma. Namun, gadis itu dipaksa memimpikannya demi kelangsungan bisnis antara keluarga Vallence dan Taraxa. Setelah apa yang dialami di masa lalu, Panji tidak peduli lagi dengan cinta. Yang ia perlukan hanyalah mengikat keluarga Vallence seperti yang diperintahkan oleh ayahnya. Entah itu Selma atau sepupunya, Panji sama sekali tidak peduli kecuali tentang segel kehormatan. Namun, ternyata Selma berbeda. Kepala Panji yang semula pusing karena tingkah kekanak-kanakan sang istri, kian hari makin berdenyut oleh romansa yang tidak semestinya. Demi menyelamatkan rumah tangga sekaligus perusahaan, berhasilkah Panji menghadirkan malam pertama di malam yang ke sekian kalinya bersama Selma? Dari situ pula, akankah Selma percaya bahwa suami dudanya itu masih perjaka? "Om, balikin mahkota aku!" Masih setengah sadar, Panji terkekeh. "Kenapa menghamili istri sendiri bisa serumit ini?" Cover by Canva free, edited by Daisyster.

View More
Perawan Untuk Om Duda Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
nadhif ahza
lanjut dong thor....seru nih ceritanya
2024-02-04 17:52:04
0
user avatar
Lita Muri Rahayu
kapan di lanjut thor
2023-01-11 23:35:36
0
user avatar
Lita Muri Rahayu
lanjut thorr.. lanjutt
2023-01-06 13:24:27
0
user avatar
Barbara Lili
kapan update lagi kak? kalau bisa daily ya kak.. biar semangat yg baca .........
2022-10-06 10:10:25
1
user avatar
Upen Supenti
terima kasih sudah up thor...
2022-09-04 23:18:23
1
user avatar
Inggrit
Makasih kak update nya.....selalu sabar menanti update nya. semangat!!!!
2022-09-04 17:49:33
2
user avatar
Daisyster
Apa kabar readers ter-luvv? Ada pengumuman official, nih. Mulai bulan September ini, Author akan usahakan rutin up setiap jam 12.00 WIB, 'ya. Maafkan kengaretan saya sebelumnya. Terima kasih juga sudah membaca karya ini. Big hug from August, hope this September could be better ...
2022-09-04 16:30:28
3
user avatar
Upen Supenti
cepet up lagi thor...suka sekali ... karakter selma dan panji tegas...ga lebay...cerita dan karakternya unik..apalagi gaya bahasa yang dipakai...uuhh
2022-08-19 14:14:20
4
user avatar
Inggrit
lanjut dong thor....penasaran nih.
2022-07-19 03:44:30
4
user avatar
Eleenaleea
Buset, deh. Penasaran sama mantannya si Om. Kapan-kapan bikin acara meet and greet sama Selma, denggg
2022-07-15 14:02:48
5
user avatar
Andri Lestari
Bikin penasaran
2022-07-14 23:29:40
3
user avatar
Butterfly 98
lanjut thor! semangat
2022-07-14 23:04:59
3
user avatar
Akina
ceritanya seru dan menarik. semangat ya author
2022-07-14 20:49:43
3
user avatar
Setya Esn
dari judulnya aja udh bikin pinisiriiin ...
2022-07-14 19:54:22
3
user avatar
Kang Arip
semangat kak,, udah d tunggu eps selanjutnya
2022-07-14 18:54:13
3
  • 1
  • 2
35 Chapters
Perawan Serampangan
“Astatang, mau sampai kapan mata gue dilimpahi dosa? Mana suara lo panas banget lagi,” kritik Diska, lelah dengan desisan kasar dari mulut Selma. “Kicep, lo! Kalau bukan karena lo yang kasih info, udah gue mutilasi dari tadi!” desis Selma, kemudian membenahi posisi ponsel yang terselip di antara ronce kerang. Lepas memastikan belah bibir Diska merapat, Selma kembali memfokuskan bidik kamera ke arah dua sejoli yang dengan tidak tahu malu tengah bercumbu di sudut kafe. Lebih memalukan lagi, pemeran pria dalam video panas itu adalah manusia yang selama dua tahun ini lancang melabeli diri sebagai kekasih Selma. Posisi panas itu mungkin memang tidak terlalu tersorot karena terhalang penyekat ruangan. Tidak jelas, bukan berarti tidak terlihat. Untungnya Diska cukup andal dalam memilih markas, sehingga sekat beraksen kerang itu justru menjadi profit tersendiri bagi Selma. Dari sekian banyak sumpah serapah dan absen kebun binatang, hanya posisi itulah yang sepertinya
Read more
Salah Tangkap Tangan
“Fitting baju pengantin jam berapa?” “Dua jam lagi, Tuan.” Pria yang sibuk dengan berkas di tangan itu tidak juga mengalihkan matanya pada sang sekretaris. Dua jam, itu artinya masih ada kesempatan untuk mempelajari beberapa berkas lagi sebelum tanda tangannya dibubuhkan di atas kertas. Heran melihat sekretarisnya yang tidak kunjung beranjak, pria itu akhirnya bertanya, “Apa masih ada yang ingin kamu sampaikan?” “Maaf, Tuan Panji,” sekretaris pria itu menyodorkan sebuah amplop cokelat, “ini ada titipan dari Tuan Wira. Beliau bilang, itu adalah foto calon istri Anda,” ujarnya. Panji menutup dokumen di tangannya. “Singkirkan saja, aku tidak peduli dengan visualnya. Tidak ada yang bisa kupastikan lewat kertas bergambar itu. Lagi pula, sebentar lagi kita akan bertemu,” katanya. “Tapi, Tuan–“ “Apa kamu tidak ada kesibukan selain mengurus yang bukan urusanmu?” terjang Panji. Sekretaris yang diketahui bernama Dafa itu pun mengangguk. “Baik, Tua
Read more
Another Vallence
“Om, berhenti, nggak! Aku lompat, nih!” ancam Selma, tetapi Panji malah menambah kecepatan mobilnya.“Lompat aja kalau kamu bisa,” tantang Panji.Selma menggedor kaca mobil, berulang kali menekan kunci pintu yang tidak berhasil menganga sama sekali. Pria yang belum diketahui namanya itu tidak terlihat seperti penculik. Pikiran Selma semakin sibuk bekerja. Apa mungkin karena martabat keluarganya yang terpandang, maka penculiknya pun cukup tahu diri untuk memboyong dengan kendaraan dan gaya berkelas seperti ini.“Om, aku capek. Tolong turunin aku, nggak ada untungnya buat Om berbuat jahat kaya gini. Aku nggak tahu apa masalah Om sama keluargaku, tapi mereka nggak bakal biarin Om lolos sebelum jadi daging panggang,” cerocos Selma, menyandarkan punggungnya yang lelah.Earbuds yang tersangkut di telinga Panji memang tidak membawa dampak apa-apa dari awal. Suara gadis di samping kemudinya terlalu kuat untuk disebut sebagai be
Read more
Wedding Dress Sangkut Perut
“Bisa beri kami waktu sebentar?” pamit Panji, kemudian menggandeng Selma untuk menepi dari jangkauan dengar pegawai butik.“Om, jalannya pelan-pelan, dong! Sadar usia, udah pikun juga!” hardik Selma.Gadis itu susah payah mengiringi langkah lebar Panji dengan setelan feminim di tubuhnya. Peduli amat, gaun cantik itu berakhir ditenteng dengan tidak etis hingga setinggi betisnya. Di mana letak kesalahannya hingga Panji menyeret murka seperti itu. Kalau Selma rangkum, justru pria itu yang bersalah. Kepayahan macam apa hingga dirinya dan Angsana disamakan, padahal jelas-jelas berbeda.Bats!Masuk ke dalam ruang ganti, Panji menghempaskan Selma dan memegang kedua bahu gadis itu begitu erat. “Saya tidak suka bercanda. Jangan coba-coba menipu saya hanya karena kamu ingin mangkir dari perjodohan ini!” tegas pria itu, menatap Selma dengan kilat berapi-api di kedua iris gelapnya.“Yang bohong juga siapa,” Selma
Read more
Emergency Morning
Sret!Panji merebut kunci mobil dari tangan Sana. “Kamu pulang sendiri, ada yang harus kubicarakan dengan Nona Angsana,” ucapnya, ditujukan pada Selma.Acara fitting baju pengantin gagal total, bahkan sampai jam operasional butik hampir selesai pun tidak ada yang bisa diperoleh melainkan sebuah kerumitan. Dari tatapan pria itu, Selma memiliki firasat yang tidak baik. Kendati demikian, gadis itu seratus persen yakin bahwa Sana tidak seperti yang Madam Runi dan Panji bicarakan.“Hati-hati, ya, Om! Kalau sampai Sana kenapa-kenapa,” Selma menudingkan telunjuk, “urusannya sama saya!” peringat gadis itu.“Justru kalian yang akan berada dalam masalah karena mencoba menipu saya.” Selesai dengan kalimatnya, Panji menarik Sana dengan kasar. Calon pengantin baru itu meninggalkan butik lebih dulu.“Siapa yang menipu siapa, perasaan dari tadi nggak ada satu pun omongan gue yang dipercaya. Ampun, deh!”
Read more
Petaka Kehamilan Sepupu
“Pa, jangan tarik-tarik, dong!” protes Selma, kaki gadis itu tertatih mengimbangi sang ayah yang melangkah lebar sambil menenteng lengannya. Bruk! Setelah memaksa Selma duduk di sebelah Damar, Sasmara memelototi gadis itu. “Diam, jangan banyak ulah!” peringatnya. Gadis itu kesusahan menelan saliva, lantas merapatkan dua lembar bibirnya secara paksa. Ternyata memang benar, ia kelewat terlambat di pertemuan krusial itu. Lihat, seluruh akar hingga cabang keluarga Vallence sudah berjajar lengkap–kecuali Sana–di ruang tamu Kakek Sagara, bahkan seorang Panji yang bukan siapa-siapa saja ikut hadir di sana. Gadis yang semula memberontak itu terpaksa hening setelah dirasuki atmosfer tidak ramah dari orang-orang di sekitar. “Tama!” Pita suara Kakek Sagara memecut dari arah pintu utama, meneriakkan nama sang putra sulung. Netranya sama sekali tidak berkedip, menjurus pada satu orang yang tengah menenangkan tangisan sang istri. Langkah demi langkah semakin mendekat, membuat nuansa tegang kian
Read more
Bridal Replacement
“Maksudmu adalah Selma?” timpal Sasmara, diakhiri dengan menunjuk putri semata wayangnya. “A-apa? Tunggu, tunggu!” Selma berekspresi aneh, rumit untuk dijabarkan seperti kondisi otaknya yang tiba-tiba buram. Seluruh mata langsung terfokus pada gadis itu, terlebih lagi Panji. Pria itu semakin jelas menunjukkan niatnya di muka, menggariskan bibir miring yang mana maksudnya hanya dipahami oleh Selma. Panji mengangguk. “Siapa lagi, Tuan Sasmara? Apakah Anda memiliki putri selain dia?” tanyanya. “Om Panji jangan bercanda, ya!” seru Selma, diiringi dengan tatapan nyalak. Kakek Sagara mengerutkan dahi, semakin memperjelas garis penuaan di wajahnya. “Memang benar, satu-satunya kandidat yang mungkin hanyalah Selma,” tutur pria itu. “Kalau kau menolak Sana, cucuku tersisa dia dan Damar,” pungkasnya. Lelucon macam apa lagi ini, Selma sampai terbengong saking gagalnya diajak melawak. Seumur hidup, baru kali ini telinganya diperdengarkan candaan yang menyebalkan. Ia mencoba untuk tidak serius
Read more
Tidak Suci, Lagi?
“Lihat! Gara-gara kamu, Kakek jadi sakit!” omel Sasmara, suaranya berdesis mengisi keheningan ruang keluarga di rumah utama. Bahu Selma bergetar hebat, bahkan tangis membuat tenggorkan gadis itu sulit menjawab tuduhan yang dilayangkan ayahnya. Semua orang yang ada di sana dengan mudah melimpahkan salah padanya, padahal sudah jelas siapa yang lebih pantas dihakimi daripada dirinya. Membuat jantung kakeknya kambuh sama sekali bukan tujuan Selma, tetapi itu semua juga di luar kendalinya. Dokter yang memeriksa Kakek Sagara baru saja pulang. Sekarang, pria tua itu tengah beristirahat di kamar bersama Nenek Sasti. Semua anggota keluarga masih lengkap ada di sana, bahkan Panji mendadak seperti pengangguran dan meninggalkan perusahaannya begitu saja. Entah apa urusan pria itu, tetapi keberadaannya tidak ada yang menolak. Oh, kecuali Selma tentunya. “Pa, sudah. Jangan bikin suasana makin ribut, Ayah masih butuh istirahat,” lerai Azalea. Wanita itu kemudian mengelus pundak putrinya sambil ber
Read more
Memainkan Dara
Blam! “Selma!” Mengetahui sepupunya baru tiba, Damar segera menghampiri gadis itu. “Sel!” panggilnya, setengah berteriak. Gadis itu pun menoleh. “Kak Damar ….” Air mata Selma tumpah begitu saja di pelukan Damar. Mungkin para orang tua tidak tahu, tetapi sedalam-dalamnya perasaan tetap saja mereka bisa saling mengerti. Entah Sana sudah kembali atau belum, ia tidak bisa menduga hanya dengan menatap kerisauan di wajah Damar. Damar mengurai dekapannya, lalu menghapus air mata Selma. “Kamu dari mana aja? Aku khawatir, tahu,” lapor pria itu. “Sana mana, Kak? Dia udah pulang?” Enggan menjawab pertanyaan kakaknya, Selma justru mendapat perlakuan serupa dari Damar. Pria itu terlihat tidak memiliki penjelasan lewat ekspresi masamnya. Dilihat dari sisi garasi pun, gadis itu seharusnya tahu bahwa kendaraan yang ditumpangi Sana belum masuk kandang lagi. “Kita ngobrol di dalam aja, Sel,” ajak Damar, bermaksud menuju rumahnya. Setibanya di kamar pria itu, Selma langsung menghambur ke sudut fa
Read more
Sisi Seram Lavender
“Gimana, nih? Menjijikkan, itu kaya bukan gue banget.” Selma masih terbayang-bayang testpack temuannya kemarin. Namun, sejijik apa pun itu, tetap harus ia tempuh jika memang bisa menyelamatkannya dari Panji. Tidak apa, toh pada kenyataannya ia masih perawan. Asal perjodohan ini batal dahulu, setelahnya bisa dipikir nanti. “Mbak Selma, saya mau cari makan siang, mau nitip?” tawar Risda, karyawati florist milik Selma. Gadis itu menggeleng, lalu menjawab, “Terima kasih, kamu aja. Ajak yang lainnya makan juga biar saya yang handle di sini, mumpung sepi.” “Baik, Mbak. Saya duluan kalau gitu,” pamit Risda, lalu terlihat menghampiri dua rekannya yang lain. Toko bunga sederhana ini dirintis Selma sejak masih duduk di bangku kuliah, tentu menggunakan uang tabungannya sendiri. Dulu tidak sebesar ini, sekarang sudah cukup untuk menampung aneka jenis warna dan aroma kesukaan gadis itu. Hanya dengan menatap mahkota yang bermekaran, ia dengan mudah menanggalkan beban pikiran. Biasanya semua tr
Read more
DMCA.com Protection Status