Share

Perawat Cantik Tuan Jayden
Perawat Cantik Tuan Jayden
Author: ummi asya

01. Transaksi Di Klub Malam

Jayden berada di klub malam, dia menikmati malamnya setelah mendapati kalau Marlyn sang kekasih telah berselingkuh di depan matanya dengan sahabatnya. Dia mengingat semua kejadian di hotel Roxen, kalau Marlyn telah berada di hotel itu.

Dari keterangan temannya sebelum dia mendatangi hotel itu, kalau Marlyn berada di hotel Roxen itu dengan laki-laki lain. Tak menunggu lama, dia langsung menuju hotel Roxen dan mencari Marlyn yang di duga selingkuh bahkan tidur bersama dengan laki-laki lain.

"Mas, minta kunci kamar sebelas." ucap Jayden pada petugas hotel.

"Tapi tuan, itu di larang sama manajer saya. Maaf tidak bisa." kata petugas hotel itu.

"Cepat berikan! Hotel ini milik temanku, pasti dia mengizinkan memberikan kunci kamar itu! Atau kamu aku laporkan pada temanku agar kamu di pecat hah?!" teriak Jayden berbohong dan mengancam dengan mata yang melotot.

Petugas itu menunduk ketakutan, dia lalu pergi dan mengambil kunci kamar hotel yang di minta Jayden. Kemudian diberikan pada Jayden yang masih terlihat marah itu.

"Ini tuan, maafkan saya. Jangan laporkan saya sama atasan saya." kata petugas itu sambil menunduk ketakutan.

Tangannya bergetar sembari menyerahkan kunci itu. Jayden menatap tajam pada perempuan petugas itu, lalu menarik kasar kunci tersebut.

"Lain kali jangan banyak basa basi!" ucap Jayden masih menatap tajam pada petugas itu.

Dia lalu berjalan cepat meninggalkan di mana petugas penjaga kunci hotel tersebut. Masuk ke dalam lift dengan terburu-buru, teleponnya berbunyi. Tapi dia abaikan karena rasa marah dan campur cemburu membara di dadanya.

Sampai di lantai dua, Jadyen segera berjalan menyusuri lorong kamar hotel. Dia berpapasan dengan petugas kebersihan kamar hotel dan berhenti, bertanya di mana kamar nomor sebelas.

"Di mana kamar sebelas?" tanya Jayden.

"Paling ujung tuan, ada ...."

Jayden tidak mendengarkan ucapan petugas kebersihan itu lagi. Dia langsung melangkah menuju kamar nomor sebelas. Berhenti di depan pintu dan menggesek kartu kunci canggih pintu tersebut. Menarik handle dan mendorong daun pintu kemudian langsung masuk kamar.

Dia berhenti, di tatapnya perempuan yang sedang di cumbu oleh laki-laki di atasnya. Matanya melebar ketika sang perempuan itu menikmati sentuhan laki-laki di atasnya.

"Cuih! Perempuan murahan!" ucap Jayden dengan keras dan kasar.

Sang perempuan dan laki-laki itu menoleh ke arah sumber suara. Keduanya terkejut tampak seorang Jayden berdiri menatap dingin dan tajam pada keduanya.

Laki-laki itu pun beranjak dari atas sang perempuan, dan perempuan itu pun bangkit. Dia menutupi dadanya dan menatap pada Jayden dengan rasa bersalah.

"Jayden, aku ...." ucap Marlyn menatap Jayden.

"Perempuan murahan, dasar jalang! Kamu selingkuh dan bercinta dengannya? Hah! Brengsek, jalang!" ucap Jayden dengan marahnya.

Dia berbalik meninggalkan Marlyn yang berusaha mendekatinya. Tubuhnya yang polos hanya tertutup selimut mengejar Jayden, tapi laki-laki yang sedang marah itu terus melangkah pergi meningggalkan Marlyn.

"Jayden, tunggu!"

Tapi Jayden terus melangkah pergi meninggalkan Marlyn di dalam kamar hotel. Orang-orang melihat dengan heran Marlyn di depan pintu yang hanya berbalut selimut saja. Satu tangan menarik tubuh Marlyn agar segera masuk karena di lihat oleh penghuni kamar lain.

"Sudahlah, jangan pikirkan dia. Kamu sendiri bilang hanya memilihku kan, bukan laki-laki pecandu itu." kata sang laki-laki selingkuhan Marlyn.

"Bukan begitu, aku tidak menyangka saja dia datang ke kamar ini. Dan kenapa dia bisa membuka pintu kamar ini sih?" ucap Marlyn heran.

"Kamu lupa, hotel Roxen ini milik Rocky. Teman Jayden, sudahlah jangan pikirkan dia. Kita lanjutkan saja yang tadi." katanya.

Marlyn hanya tersenyum segaris, meski dia ingin memilih laki-laki di depannya itu. Tapi bukan seperti itu caranya, dia ingin bicara baik-baik dengan Jayden dan putus juga baik-baik. Dia ingin Jayden berubah, tapi tidak bisa sepertinya karena laki-laki itu keras kepala.

_

Jayden menikmati alunan musik keras di dalam klub malam. Dia menenggak vodka hingga tandas di gelasnya. Para gadis penggoda terus menemaninya, tetapi dia selalu mengusirnya.

Satu laki-laki mendekat padanya, duduk di sampingnya dan memesan minuman beralkohol. Jayden melirik sekilas lalu meminta vodka lagi pada bartender.

"Kamu bawa barangnya?" tanya Jayden.

"Tenang bos, saya selalu bawa apa yang bos minta." kata laki-laki itu.

"Berapa gram kamu bawa untukku?" tanya Jayden.

"Bos mau berapa gram? Saya ada banyak bos." jawab laki-laki itu.

"Sepuluh gram. Itu saja dulu." kata Jayden.

"Waah, bos kenapa semakin sedikit pesannya?" tanya laki-laki itu.

"Aku tidak punya uang kontan, berapa semuanya?" tanya Jayden.

"Seperti biasa bos. Tapi ada tambahannya bos, soalnya aku bawa kemari selalu di awasi polisi yang menyamar. Penuh perjuangan aku membawa barang itu untuk bos." katanya lagi.

"Hemm, nanti aku tambahkan ongkos kirimnya." ucap Jayden lagi.

Laki-laki itu tersenyum, dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Memastikan transaksi yang dia lakukan tidak ada yang mengetahuinya, setelah semua terlihat aman. Tangan laki-laki itu merogoh saku jaketnya, mengambil barang yang dimaksud yang di bungkus plastik dan kertas karton.

"Ini bos, semuanya lima belas juta. Bos bawa uang kontan lima belas juta?" tanya laki-laki itu.

"Ck, aku butuh jadi aku bawa uang kontan. Sini barangnya!" ucap Jayden.

Laki-laki itu tersenyum, tangannya di bawah menyerahkan barangnya pada Jayden. Jayden menerima barang tersebut dan memasukkannya ke dalam saku celananya. Dia mengambil amplop cokelat dan menyerahkan uang sejumlah lima belas juta pada laki-laki itu.

"Nih lima belas juta, lima ratus ribu ongkos kirimnya." kata Jayden menyerahkan lima lembar uang merah pada laki-laki itu.

"Heheh, siap bos. Transaksi seperti ini yang menyenangkan, bos royal kasih saya ongkos kirim besar sekali."

"Cepat sana pergi, aku ingin sendirian." ucap Jayden.

"Oke bos, nanti kalau habis bos bisa hubungi saya lagi." kata laki-laki kurir itu.

Sebuah transaksi penjualan barang harampun selesai. Laki-laki itu pun pergi setelah menenggak habis minumannya, dia mengatakan kalau minumannya di bayari oleh Jayden. Jayden mengeluarkan uang lima lembar di serahkan pada bartender untuk membayar vodka yang dia minum dan laki-laki tadi. Dia masih di sana, mengawasi sekeliling klub malam.

Matanya masih menatap ke segala arah, mencari tahu apakah ada seorang intel yang sedang menyamar dengan tugasnya mencari pengedar narkoba. Jayden berjalan dengan tenang, dia melewati banyak pengunjung klub malam yang sedang menikmati suguhan hiburan bagi para penikmat kegiatan malam tersebut.

Banyak juga pengunjung dengan berbagai latar belakang, di klub malam itu adalah tempat para pengunjung mencari hiburan atau bertransaksi gelap seperti Jayden. Dia mencari kesenangan dan juga ketenangan lewat barang haram yang dia beli.

Banyaknya rutinitas di kantor dan juga kemarin malam dia mendapati kekasihnya Marlyn selingkuh di hotel temannya Rocky.

"Huh, inilah kenapa aku lebih baik ditemani oleh butiran-butiran berharga dari pada di temani seorang jalang. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak bisa mengerti kenapa aku seperti ini." ucap Jayden sepanjang jalan menuju mobilnya yang berada di parkiran.

Dia mengambil kunci kontak mobilnya, memasukinya setelah terbuka. Dia langsung melajukan mobil keluar dari area parkir klub malam itu. Menyusuri jalanan sepi ibukota yang tetap saja ramai oleh para penikmat suasana malam hari.

"Aku terpuruk seperti inipun tidak akan ada yang peduli. Bahkan kedua orang tuaku yang hanya mementingkan harga dirinya saja. Jadi, biarkan saja aku menikmati hidupku dengan caraku sendiri."

_

_

***********

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status