Share

62. Tujuh Tukang Kentut (I)

Jaka menghentikan serangan saat Pangeran Penamburan dan pasukannya hilang tersapu angin. Sungguh ilmu kanuragan yang sangat dahsyat mampu menghalau musuh demikian banyak laksana anai-anai yang beterbangan.

Di hadapannya tidak ada satu juga makhluk yang tersisa. Mereka tersapu bersih. Jaka sengaja memusatkan pukulan pada para penunggang kuda sehingga pohon dan tanaman perdu tidak terkena dampak dari serangannya.

Hal yang sulit dilakukan oleh gurunya sendiri, Ki Gendeng Sejagat. Air mata bidadari dan air kehidupan yang bercampur di dalam darahnya membuat Jaka mampu mengendalikan ajian Badai Cemara sesuai kebutuhan.

Dewi Anjani bertanya dengan cemas," Apakah para prajurit yang tersapu angin itu akan tewas semua, kanda?"

"Aku kira tidak ada yang tewas," jawab Jaka. "Ada beberapa prajurit mungkin mengalami patah tulang saat terjatuh ke bumi. Aku kira hal itu tidak bisa dihindari untuk pasukan yang begitu banyaknya."

Gentong Ketawa seolah membela Jaka. "Betul, Tuan Puteri. Korban jiwa pasti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status