Suara bergemuruh mengangkasa berasal dari ungkapan kaget ribuan prajurit.
Gentong Ketawa memeriksa mahkota tiara. Wajahnya mendadak pucat."Mereka telah menukarnya...," desisnya tercekat.Pendekar Tak Bernama dan teman-temannya terkejut bukan kepalang. Kecuali Gagak Jantan, ia tersenyum dan memandang Mahapatih Reksadipa."Bagaimana kau bisa yakin kalau mahkota yang dipakai sahabatku adalah palsu?" tanyanya. "Padahal mahkota itu adalah yang dipakai si Setan Jagat saat terbunuh?"Mahapatih Reksadipa terdiam merasa terpojok."Saat itu si Setan Jagat adalah raja yang menggantikan muridnya. Kau tahu apa hukumannya memberikan mahkota palsu pada sang raja? Hukuman gantung bagi pejabat yang bertanggung jawab terhadap keamanan mahkota!"Suara bergemuruh prajurit kembali berkumandang membenarkan ucapan Gagak Jantan. Wajah Mahapatih Reksadipa pucat seketika. Ia menoleh ke arah penasehat istana untuk minta bantuan.Pria ti"Hemat tenaga kalian! Jangan terpancing! Cukup membuat mereka jera!" Gagak Jantan mengingatkan para sahabatnya agar jangan terlalu bernafsu karena mereka baru menghadapi pendekar kroco. Ia tahu tokoh utama istana belum keluar dan ada beberapa yang membuat mereka harus memeras keringat. Setelah pendekar kelas teri menghilang, beberapa tokoh utama keluar dan langsung menggebrak mereka dengan jurus andalan. Sementara si Golok Santet dan empat kawannya sibuk melayani prajurit yang tak henti-hentinya maju menyerang. Mereka sulit mengeluarkan pukulan sakti karena medan pertarungan tidak memungkinkan.Gagak Jantan menghajar musuh yang bermunculan dari dalam dengan gagah berani untuk memberi kesempatan kepada Pendekar Tak Bernama masuk lewat jendela.Gagak Betina sibuk meladeni beberapa pendekar perempuan berilmu tinggi.Mahapatih Reksadipa rupanya sudah menyiapkan strategi secara matang. Ia tahu para pendekar yang mengawal Gentong Ketawa bukan
Pasukan pemanah bermunculan di atas wuwungan di beberapa bangunan. Lalu puluhan panah melesat dari berbagai arah menebar ancaman kematian yang sulit dihindari.Sedikit lagi mencapai sasaran, Jaka mengibaskan jubah menghalau serangan. Seluruh mata melotot saat panah-panah itu tidak berjatuhan tapi seolah memantul dan melesat kembali ke arah pemiliknya. Senjata makan tuan.Jaka sendiri takjub menyaksikan jubah Raja Agung mampu mengembalikan serangan. Ia memanfaatkan momen itu untuk menggertak mereka."Jendral Perang!" teriak Jaka. "Kalau kau biarkan pasukanmu, maka kupastikan semakin banyak korban berjatuhan! Kau seharusnya sudah bisa mengambil sikap siapa raja yang mesti diumumkan!""Tuan Muda!" seru Gentong Ketawa. "Adakah bukti nyata kalau mahkota yang diberikan padaku adalah mahkota yang dipakai si Setan Jagat, untuk meyakinkan Jendral Perang dan semua prajurit?""Ucapanku adalah bukti nyata, Raja Gentong!""Maafkan aku sudah l
Penculikan di Kampung Sedayu semakin merajalela. Prajurit yang berjaga-jaga seakan tidak berdaya mengatasi keadaan. Padahal pelaku cuma satu, namun licin bagai belut.Penculik bertopeng seolah meledek dengan menculik perempuan di depan matanya. Bukan cuma warga kampung, tamu penginapan yang bertebaran di kampung itu pun jadi incaran.Para pelancong banyak yang menggagalkan rencana berlibur di kampung yang terkenal dengan keindahan alamnya itu. Penginapan jadi sepi."Kalau begini caranya usahaku bisa gulung tikar," gerutu pemilik penginapan bernama Indragiri di depan para pembesar kampung. "Prajurit kerajaan sungguh tak berguna."Penginapan Indragiri adalah penginapan terbesar dan termewah di Kampung Sedayu, terletak di tepi Hutan Gerimis. Penginapan paling romantis untuk pasangan bulan madu, dan ramai dikunjungi tamu.Tapi beberapa hari ini kamar cuma terisi separuh, padahal penginapannya aman dari kasus penculikan. Ia sudah menyewa beberapa p
"Kalian cari pendekar sakti untuk menangkap bedebah itu." Indragiri marah-marah pada Rangkuti dan temannya. "Kalian dimutasi jadi centeng gudang, menghadapi maling kroco.""Ia memiliki ilmu Tabir Terawang sehingga kami tidak bisa melihatnya," kilah Rangkuti."Tandanya ilmu kalian di bawah dirinya! Kalian ada rekomendasi untuk pendekar yang aku maksud?""Ada," jawab Rangkuti. "Ranggaslawi dan Ranggaslawe, bergelar Sepasang Pedang Aneh, mereka adalah bagian dari sedikit pendekar yang menguasai dunia perkelahian.""Coba kalian hubungi, apakah mereka mau menjaga rumahku?""Bayarannya sangat mahal, Tuan.""Kalian pikir aku tidak mampu bayar?""Tarif mereka dua puluh keping emas per malam."Indragiri melotot persis mata ikan mas koki."Mahal sekali!" serunya. "Sebulan berarti enam ratus keping emas! Jatuh miskin aku!"Beberapa tamu penginapan yang lagi menikmati hidangan makam malam sampai menoleh. I
"Aku sungguh tidak tahu diadab," kata Indragiri dengan wajah merah padam menahan malu. "Aku kiranya tengah kedatangan tamu agung; calon pangeran Nusa Kencana.""Baru nyadar kau tidak tahu adab, tidak tahu diri juga," sahut Jaka pedas sambil menikmati ikan yellowfin asap. "Sudah tua gemar nonton tarian striptis. Lindayanti pasti kau pikat dengan sedikit tipu-tipu.""Aku tidak menipunya, Tuan Muda," kelit Indragiri jengah. "Aku memenuhi semua permintaannya sebelum ritual penyatuan. Dan uang di dunia manapun sangat berkuasa."Rangkuti dan temannya turun dari lantai paling tinggi dan segera melapor."Benar, Tuan," kata Rangkuti. "Nyonya tidak ada di kamarnya.""Sompret!" geram Indragiri murka. "Bagaimana kalian sampai tidak tahu kamarnya kosong?""Kami kan diajak ngobrol sama Tuan," jawab Rangkuti."Maksudku teman-teman kalian!"Rangkuti tidak bisa menjawab. Penculik pasti mempunyai ilmu kanuragan yang sangat hebat.
Tangan Lindayanti mencengkram rumput hijau. Erangan berhamburan dari mulutnya dengan mata merem melek. Ia belum pernah merasakan kenikmatan yang luar biasa dan diperoleh di balik semak-semak.Ranjang mewah para bangsawan tidak mampu membangkitkan gairah yang terkubur dalam, apalagi Indragiri dengan segala sisa umurnya. Hanya membuatnya terombang-ambing di lautan dahaga dan tenggelam dalam kekecewaan.Laki-laki ini mampu mengalirkan hasrat dari setiap pori-pori tubuhnya dan menggelegak keluar laksana ombak di lautan dan terhempas dahsyat pada puncak kenikmatan."Siapa sebenarnya dirimu?" desah Lindayanti sambil terkapar puas. "Aku belum pernah merasa demikian nikmat bercinta dengan laki-laki."Ia sungguh penasaran ingin melihat wajah yang tersembunyi di balik topeng Joker, tapi topeng itu melekat kuat sehingga tidak mampu dilepasnya. Selesai bercinta, setiap perempuan diberi kesempatan untuk membuka topengnya, tapi belum pernah ada yang berhasil.
Apa yang terlihat sungguh mengerikan! Bukan wajah tampan dan menarik, tapi seraut muka kucing besar!"Apa yang terjadi denganmu, Fredy?" tanya Jaka tak habis kaget. "Mengapa kau jadi berwajah binatang?"Perubahan ini barangkali yang membuat Jaka tidak bisa melihat wajahnya dari jarak jauh dengan ilmu Tembus Pandang Paripurna. Ia seharusnya menggunakan ilmu Selubung Khayali agar bisa melihat segala makhluk."Aku akan mengadu jiwa denganmu!" geram Fredy marah. "Tidak ada seorang pun boleh melihat wajahku! Atau aku mati karenanya!"Fredy mengeluarkan jurus paling dahsyat dari kerajaan Sihir. Jurus itu belum sempurna karena perlu penggodokan beberapa tahun. Tapi sudah cukup untuk membuat pendekar kelas satu gentar dengan angin pukulannya yang menderu laksana topan.Jaka menghadapinya dengan jurus Cinta di Ranting Cemara, jurus paling hebat yang dimilikinya dengan tujuan menguras energi lawan."Jangan gara-gara aku tahu wajahmu, lalu
Jaka mengalirkan tenaga dalam ke tongkat petir dengan ujung menempel di dahi Fredy. Ia belum pernah merasa demikian berat menggenggam tongkat sakti itu.Menghilangkan kutukan begitu dashyat pengaruhnya sampai menggetarkan tongkat yang dipegangnya. Keringat mengucur deras membasahi tubuh.Asap beraroma busuk mengepul tebal di sekitar ujung tongkat dan mengeluarkan bunyi seperti besi panas dicelupkan ke dalam air. Wajah Fredy berangsur-angsur berubah ke bentuk asli. Barangkali Jaka sudah tewas dalam proses pemusnahan kutukan kalau tidak memiliki tenaga dalam paripurna. Pengembalian wajah sahabatnya ke rupa asli sungguh berat dan membutuhkan banyak energi inti.Jaka merasa energi di dalam tubuhnya terserap habis. Ia tidak mampu lagi berdiri dan jatuh berlutut. Tongkat petir lepas dari pegangan dan melesat ke angkasa, kepulan asap beraroma busuk menghilang.Sebuah senyum terukir di antara peluh yang mengucur deras di wajahnya."Tena