Share

98. Kampung Sedayu (3)

"Aku sungguh tidak tahu diadab," kata Indragiri dengan wajah merah padam menahan malu. "Aku kiranya tengah kedatangan tamu agung; calon pangeran Nusa Kencana."

"Baru nyadar kau tidak tahu adab, tidak tahu diri juga," sahut Jaka pedas sambil menikmati ikan yellowfin asap. "Sudah tua gemar nonton tarian striptis. Lindayanti pasti kau pikat dengan sedikit tipu-tipu."

"Aku tidak menipunya, Tuan Muda," kelit Indragiri jengah. "Aku memenuhi semua permintaannya sebelum ritual penyatuan. Dan uang di dunia manapun sangat berkuasa."

Rangkuti dan temannya turun dari lantai paling tinggi dan segera melapor.

"Benar, Tuan," kata Rangkuti. "Nyonya tidak ada di kamarnya."

"Sompret!" geram Indragiri murka. "Bagaimana kalian sampai tidak tahu kamarnya kosong?"

"Kami kan diajak ngobrol sama Tuan," jawab Rangkuti.

"Maksudku teman-teman kalian!"

Rangkuti tidak bisa menjawab. Penculik pasti mempunyai ilmu kanuragan yang sangat hebat.
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status