Logikanya, jika kita sudah memiliki istri dirumah. masihkah memikirkan wanita lain? Hey Ryker!
Ryker menarik kepalanya kembali, mata mereka masih terpaut,lalu dia bergerak mundur dengan lembut, memutuskan kontak mata.Dia berjalan ke arah kursi kulit coklat yang besar dan mewah di samping jendela,dekat dengan tempat tidur Aulia, tapi tidak terlalu dekat.Ryker duduk di kursi itu, menatap Aulia dengan mata yang masih penuh perhatian."Aulia, kau harus tidur.aku akan menemanimu di sini.” Sahut Ryker, mengalihkan pembicaraan.Aulia hanya tersenyum samar, senyum yang lelah dan berat.lalu ia membalikkan badan, membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk.Dia membelakangi Ryker, rambut hitamnya terhampar di bantal putih.suara napasnya perlahan-lahan menjadi teratur, menandakan kelelahan.Ryker menatap punggung Aulia yang lemah, matanya terpaku pada garis leher dan bahu yang nampak begitu halus dan lembut jika disentuh. Ryker duduk diam, tidak bergerak, hanya mendengarkan suara napas Aulia yang perlahan.Setelah beberapa lama, Ryker yakin Aulia sudah tertidur, lalu dia berbicara dengan
Ryker menggendong tubuh Aulia menuju ke dalam kamar dengan hati-hati. Aulia masih tergantung lemah di bahu Ryker, matanya terpejam, nampak begitu lelah. Dia membawanya ke kamar mandi, melewati tempat tidur yang luas dan mewah.menuju area Bathtub.Ryker dengan lembut meletakkan Aulia di tepi bak mandi marmer itu.tubuhnya masih berlumuran darah dan noda hitam dari cafe. Dia menatap wajah Aulia, masih pucat dan lelah. "Aku akan membersihkanmu dari semua ini." Ryker mulai melepaskan pakaian Aulia dengan hati-hati. gaun putihnya sudah terlihat sangat kusut dan berlumuran darah. Ryker membuka kancing gaun putih Aulia dengan lembut, seperti membuka paket yang rapuh dan berharga. Dia melakukannya dengan hati-hati, karena ingin melepas penderitaan dari tubuhnya, bukan karena niat lain. Gaun putih itu akhirnya terlepas, menampilkan kulit yang pucat dan lelah. Ryker memandangnya dengan penuh kekhawatiran, bukan keinginan pria pada umumnya.Dia memutar keran bak mandi, air hangat mengalir,
Petugas medis dan polisi berlari masuk dengan peralatan darurat. Tim medis segera menangani korban, memeriksa nadi dan memberikan pertolongan pertama. Salah satu petugas medis berbicara via radio "Korban luka tembak fatal, memerlukan evakuasi segera" Polisi segera mengisolasi area, meminta semua orang untuk tidak pindah dari tempat. setelah korban dibawa oleh tim medis menggunakan Ambulance,polisi mulai meminta keterangan saksi dan memotret lokasi kejadian dengan kamera forensik. Satu polisi berbicara melalui megafon "Kami sedang menyelidiki insiden ini, tolong kerjasama dengan kami. Saat itu, Aulia masih berada di tempatnya.mencoba untuk menenangkan diri. Di luar cafe, Ryker berlari menuju barikade polisi, wajahnya penuh kekhawatiran. "Saya harus masuk! Saya mencari seseorang di dalam!" Polisi yang berdiri di barikade menatap Ryker dengan serius. "Maaf, pak Ryker. Area ini sudah diisolasi. Siapa yang sedang anda cari?” Ya, hampir semua orang mengenali Ryker sebagai seorang peb
kata-kata yang akan diucapkan Aulia terpotong oleh suara yang sangat tidak terduga,Suara tembakan yang keras dan tiba-tiba seperti petir di siang hari yang cerah.Aulia masih duduk dengan kedua mata yang masih terpaku pada Leon.saat suara itu menghantam udara, peluru melesat sangat dekat dengan lehernya.Napas Aulia terhenti, tubuhnya membeku, tapi peluru itu tidak mengenainya.Dengan suara yang mengerikan, peluru menghantam kepala seorang pria yang berdiri tepat di belakangnya.Pria itu terjatuh ke depan, menabrak punggung kursi Aulia sebelum jatuh ke lantai cafe,darahnya muncrat seperti semprotan merah yang hangat dan licin di gaun putih gading Aulia.Cafe yang ramai tiba-tiba berubah menjadi kekacauan.orang-orang menjerit keras, Leon melompat dari kursinya dan menarik Aulia ke dalam pelukannya dengan kuat."Tuhan, Aulia... kau tidak terluka?" suaranya penuh kepanikan.Aulia masih terpaku, matanya melebar menatap ke arah pria yang berlumuran darah di lantai.Aulia berteriak kencang
Setelah menikmati sarapan yang dibawa Mariati, Aulia tiba-tiba memiliki ide untuk pergi jalan-jalan. Dia berlari ke arah meja riasnya untuk merias diri sedikit, lalu menuju ke lemari pakaian. Aulia memilih gaun mini dress putih gading yang cantik, dengan potongan yang pas di tubuhnya, bahu terbuka lebar menampilkan kulit yang halus, dan rok yang pendek hanya di atas lutut. Dia menambahkan sentuhan akhir dengan sepatu berhak tinggi warna emas muda yang elegan dan sederhana. Rambutnya diurai dengan longgar, hanya sedikit ditata dengan jepit kecil di samping wajah. sebelum meninggalkan kamar,Aulia mengirimkan pesan teks ke Rina untuk bertemu di Cafe. Aulia turun dari lantai atas dengan langkah yang lembut, gaun mini dress putih gadingnya tergoyang sedikit. Dia berhenti di tengah-tengah anak tangga, matanya terpaku pada pemandangan di ruang tamu. Vania, wanita yang cantik dan elegan, kekasih suaminya sedang duduk di sofa dengan Santai tapi yang membuat Aulia terkejut adalah Ryker
Aulia masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan keras, seperti ingin memisahkan diri dari apa yang baru saja terjadi.dia mondar-mandir di ruangan, langkahnya cepat dan tidak menentu, matanya masih terbuka lebar dengan ekspresi terkejut. Telapak tangannya terus mengusap bibirnya, seperti mencoba menghilangkan sentuhan Ryker yang masih terasa. "Apa yang baru saja dilakukannya?!" Aulia berbicara sendiri dengan suara yang keras. Tiba-tiba dia berhenti di depan cermin, menatap wajahnya sendiri dengan tajam, "Bibirku masih terasa hangat…” Aulia masih menatap dirinya di cermin, kedua matanya terpaku pada bibir bawahnya yang masih bergetar. Pikirannya kacau, "Mengapa aku merasakan ini? Seharusnya ciuman pertamaku dengan orang yang aku cintai..." Tangan Aulia masih menggigit bibirnya, saat tiba-tiba suara pintu kamar terbuka lebar, Ryker berdiri di ambang pintu dengan ekspresi wajah datarnya. Ryker terus berjalan mendekat, matanya tidak berkedip menatap Aulia. “Ryker, menjauh