"Kakekmu masih hidup."Mendengar pernyataan yang keluar dari bibir Ryker, membuat Aulia lantas merenggangkan pelukannya. gadis itu, langsung turun dari kasur. berdiri, menatap manik biru Ryker dengan tatapan tajam."Jangan bicara sembarangan! Kau boleh saja menggodaku dengan caramu menyentuh atau berpura-pura baik padaku. tapi, bercanda soal kakek? apa kau sudah tidak waras, Ryker?"Ryker terlihat begitu santai. pria itu perlahan turun dari kasur, lalu berdiri di hadapan Aulia. tangannya hendak terulur untuk bisa menyentuh wajah Aulia. namun, belum sempat melakukannya tangannya sudah ditepis oleh Aulia."Jangan menyentuhku!""Kakekmu, masih hidup. dan sekarang, tengah menikmati keindahan alam di Indonesia bagian Timur.""Dasar sinting!" Aulia membalikkan tubuhnya, hendak pergi meninggalkan Ryker."kau tidak percaya? apa kau yakin, pria tua tempo hari yang dimakamkan itu adalah kakekmu?"Langkah kaki Aulia terhenti, mendengar pertanyaan Ryker. walaupun berhenti, Aulia tak langsung memb
Setelah selesai menikmati seharian penuh ini di kantor. Aulia memutuskan untuk pulang ke rumah. ia tidak terlalu memperdulikan jika di rumahnya nanti, ia akan bertemu dengan Ryker. karena, tidak ada alasan baginya untuk terus menghindar terus-menerus. setibanya di rumah, Aulia gegas menuju ke kamarnya. dan hal yang tidak terduga, membuat ia sedikit syok. Ryker terlihat sedang tidur di kasur. tidurnya nampak begitu lelap sehingga pria itu tidak menyadari keberadaan Aulia yang baru saja memasuki kamar. perlahan, Aulia melangkahkan kakinya mendekat. ingin melihat lebih dekat lagi wajah suaminya yang terlihat tengah tertidur itu. dengan gerakan lambat, Aulia menggerakkan tangan kanannya ke kanan dan kiri dihadapan wajah Ryker. "Ternyata, dia benar-benar tidur." Kata Aulia sembari tersenyum tipis. sebelum Aulia sempat menurunkan tangannya, Aulia begitu terkejut. saat tangannya itu digenggam erat oleh Ryker. pria itu tidak lagi memejamkan matanya. mata indah itu sudah menatapnya, seperti
Ryker mengemudi mobilnya dengan mata yang fokus ke jalan. namun pikirannya mulai melayang kembali ke kejadian semalam.Bayangan Aulia dengan mata hijau yang lebar dan takut, leher yang ditekan oleh tangannya, kembali memenuhi kepalanya.Ryker merasakan jantungnya berdegup kencang. tangan yang memegang setir mobil mulai berkeringat. Takut kehilangan konsentrasi dan kecelakaan, Ryker segera menepikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi. Dia mematikan mesin mobil, lalu menatap ke depan dengan mata kosong. pertanyaan yang mengganggunya sejak semalam kembali terdengar di pikirannya. "Apakah aku sudah terlalu jauh dalam hal ini...?” Ryker duduk diam di dalam mobil yang sunyi.matanya masih kosong menatap ke depan. pikiran masih terjebak pada kejadian malam sebelumnya. Tiba-tiba, kesunyian mobil terganggu oleh suara dering ponselnya, suara yang lembut dan berirama, tapi terdengar seperti alarm bahaya bagi Ryker.Dia menoleh ke arah ponsel yang terletak di atas dashboard mobil. layar
“Tidak mungkin…aku sungguh, tidak mengenalnya.” Aulia menggeleng pelan, bayangan pria bersimbah darah itu kembali menari dalam kepalanya. Ekspresi wajah Leon berubah menjadi lembut dan santai. matanya yang coklat gelap menatap Aulia dengan intensitas yang dalam.Tidak ada kesan tajam atau profesional semata.melainkan seperti dia ingin memahami lebih banyak tentang wanita di depannya.Sorot matanya seolah menyelami, mencari sesuatu di balik mata hijau Aulia yang dingin dan cantik. Leon tersenyum sedikit, suara pelan keluar dari bibirnya. “Mungkin kau lupa atau kalian tidak dekat.” Aulia menggigit bibir bawahnya,, mencoba mengingat-ingat kembali pria itu. walaupun sebagian wajahnya terkena darah, tapi Aulia masih bisa melihat jelas sebagian wajahnya. “Namanya Aditya putra. masuk ke universitas negeri melalui beasiswa-” “Anak cleaning service kampus?” Aulia menggeleng tidak percaya, apa benar pria itu adalah Aditya yang ceria itu? walaupun kelas dan mata kuliah. tapi, hampir semua ma
Aulia dan Adam berjalan bersama keluar villa, menuju ke arah mobil Adam yang masih terparkir di depan.Malam masih terasa hangat dan sunyi, hanya suara jangkrik yang mengiringi langkah mereka.Tiba-tiba suara lantang memecah kesunyian, "Ryker... Aulia, tunggu!" Aulia dan Adam berhenti di depan mobil, menoleh ke belakang. Vania berlari menuju mereka dengan senyum lebar. sesampainya Vania tersenyum tipis, mata cokelatnya terlihat cerah saat menatap keberadaan Aulia.terutama pada masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya. "Kau pakai masker, Lia? untuk apa?”Vania berkata dengan nada bercanda, tapi ekspresi wajahnya berbanding terbalik dengan nada bicaranya. “Nyonya Aulia sedang meneliti sesuatu, mengenai kasus yang ia tangani. dan kebetulan, kami lewat.”Sahut Adam tanpa memberikan ruang agar Aulia menjawab pertanyaan Vania. “Apa yang kalian lakukan disini?” suara khas Ryker menggema. pria itu nampak berjalan santai ke arah mereka. Aulia dapat melihat, pria itu tidak menatapn
Adam menggaruk kepalanya, membuat rambutnya yang pendek terlihat sedikit berantakan.dia menatap Aulia dengan penasaran, matanya bertanya dengan ekspresi yang tidak mengerti. “Kau takut, Adam?” “Saya tidak bisa masuk terlalu dalam.” Aulia mengangguk mengerti, namun tidak juga melangkahkan kakinya masuk ke area taman. “Tapi, kau ditugaskan untuk mengantarkan diriku. kemanapun aku mau.” “Ya, tapi…” “Aku hanya ingin memastikan sesuatu.” Aulia dan Adam kembali masuk ke dalam mobil, pintu mobil tertutup dengan lembut di belakang mereka. Adam memutar kunci kontak, mobilnya hidup dengan suara mesin yang halus.Dia meletakkan gigi mobil ke posisi "D" lalu menjalankan mobil keluar membelah jalanan kota yang masih terang benderang. Tujuan mereka sudah pasti, Villa milik keluarga Ryker.Dua jam berlalu dengan cepat, mobil Adam berhenti di depan gerbang Villa Ryker yang terbuka lebar. Aulia melihat ke luar jendela, matanya terbuka lebar menatap pemandangan yang menyambutnya. Villa Kusu