Share

Bab 7

Author: Dewi
last update Last Updated: 2025-06-20 12:52:25

Andreas kembali menancapkan gasnya ke tempat tersebut dimana tempat itu sangatlah jauh dari tempat dia berada, Andreas mengemudikan mobilnya melewati banyak  pepohonan yang berada di samping kanan kiri jalan, pepohonan menghijau  yang begitu asri memanjakan mata, namun sayang itu tak membuat Andreas merasa pikirannya tenang.

Pikirannya begitu sangat runyam, dia merasa begitu sangat khawatir dengan keadaan Lhea saat ini.

"Lhea aku harap aku bisa menemukanmu secepatnya." ujarnya di dalam hati.

Andras menempuh beberapa jam perjalanan dan dia sampai di sebuah jalan lalu dia turun dari mobil, dia memarkirkan mobilnya di sebuah tempat parkir yang begitu luas.

Tak terasa hari sudah sore matahari sudah mulai berwarna  kuning ke jinggaan dan mulai terbenam.

Laki-laki tersebut berjalan menyusuri jalan dengan rambutnya tertiup angin yang lumayan kencang, saat ini dia berada di pantai.

"Lhea kamu di mana?" tanyanya pada dirinya sendiri sambil berjalan menyusuri masuk pantai, laki-laki tersebut melihat matahari yang mulai terbenam dan hari akan malam dengan suasana semakin dingin.

******

Lhea yang sedang berada di pinggir pantai dia tengah berdiri menatap ombak yang menggulung-gulung.

Dia yang memakai sebuah dress berwarna putih dengan panjang selutut, wanita tersebut begitu sangat cantik dengan rambut yang hitam dan panjang sepunggung tertiup angin.

Namun sayang wajahnya yang cantik kini selalu basah dengan air mata. 

"Kenapa sekarang jadi begini?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Dia mengusap air matanya dia menyesali apa yang tengah terjadi bahkan dia tak percaya jika masalah menimpa dirinya yang mana ini adalah yang begitu besar.

Pada saat itu juga ada seorang wanita yang menghampiri dirinya membuat Lhea langsung mengalihkan pandangannya.

"Kenapa kamu?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Rose.

Sepertinya Rose tengah menertawakan keadaan Lhea saat ini.

Lhea yang tengah berdiri dia tersenyum tipis melihat wanita yang sudah menghancurkan rumah tangga orang tuanya.

"Pergilah kamu dari sini." ucap Lhea sambil melipat kedua tangannya di dada.

Rose tertawa mendengar itu.

"Apa kamu sudah menyerah Lhea, ingat ya kamu sebentar lagi akan memanggilku dengan sebutan mama." jawab Rose.

Lhea hanya terdiam dia terus menatap ombak yang menggulung, angin malam menerpa wajahnya dan rambutnya yang panjang.

"Aku gak sudi melihatmu, kamu sudah menghancurkan hubunganku dulu dengan Andreas dan sekarang kamu menghancurkan kehidupan keluarga orang tuaku." ucap Lhea.

Rose pun kembali tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Lhea. "Lhea-Lhea asal kamu tahu menjadi seorang Rose itu adalah sebuah anugrah, asal kamu tahu mereka semua yang mengejarku bukan aku." jawabnya sambil menyentuh pundak Lhea, "Lhea aku sudah tak sabar dipanggil mama oleh mu." lanjutnya.

Namun Lhea langsung menepis tangan tersebut dia sangat tidak sudi jika tubuhnya disentuh wanita jahanam itu.

Dan Lhea melihat Rose yang pergi dari tempat tersebut, Lhea menatap punggung Rose yang berjalan menjauh dari dirinya dengan penuh dendam.

Membuat Lhea yang tengah berdiri dia merasa kepalanya sangat begitu sakit, dia memijat keningnya dengan kedua tangannya.

"Lhea kamu kenapa?" tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba datang dan memegangi dirinya, dan laki-laki itu adalah Andreas.

Lhea yang sakit kepala itu dia membuka matanya dia langsung menggertakkan giginya sepertinya  dia sangat begitu marah kepada Andreas.

"Kenapa kamu kesini?" tanya Lhea dengan tatapan matanya yang tajam dan tersenyum tipis. "Ohhh aku tahu kamu kan yang di balik ini semua, kamu yang menyuruh wanita itu datang dan  menghancurkan keluargaku?" lanjutnya.

"Gak. AKu gak melakukan itu kepada keluarga kamu." jawab Andreas.

Lhea berusaha menepis tangan Andreas, "aku gak percaya, pergi kamu dari sini." ucap Lhea.

Lhea yang tengah berdiri dia merasa jika kepalanya tambah sakit sehingga tak terasa dia pun jatuh tak sadarkan diri, mungkin salah satu penyebabnya dia sama sekali sehari ini tidak makan karena memikirkan masalah yang tengah terjadi saat ini.

"Lheaaa." ucap Andreas yang terkejut.

Lalu laki-laki itu langsung memeluk tubuh Lhea, "Lhea bangun Lhea." u ap Andreas.

Andreas memeluk Lhea dan dia meneteskan air matanya, dia sangat bersedih melihat Lhea yang saat ini tengah tertimpa banyak masalah, lalu Andreas berusaha untuk menggendong tubuh Lhea, dia berjalan dengan terseok-seok karena banyak pasir yang masuk ke sepatunya,

Andreas membawa Lhea masuk ke dalam mobilnya, dia meletakkan Lhea duduk di depan samping dirinya, pada saat itu juga Andreas menatap Lhea dengan dalam dan memakaikan sabuk pengaman.

Andreas menarik nafasnya dan dia menutup pintu mobilnya.

Lalu dia berdiri di luar dia mengirim sebuah pesan ke anak buahnya lokasinya saat ini papu dia menulis sebuah pesan ke anak buahnya.

[Tolong kamu ambil mobil warna merah milik nona Lhea di sekitar lokasi tersebut, kalian derek mobil itu.] Tulis pesannya.

Andreas langsung masuk mobil dan dia langsung menancapkan gas untuk pergi dari tempat tersebut, dia yang tengah mengemudi meraih tangan Lhea, dia merasakan jika tubuh Lhea saat ini tengah panas palu dia menghentikan mobilnya dan dia melepas jasnya, dia menutupi tubuh Lhea yang saat ini sedang panas.

"Lhea jika kamu sedih aku pun akan sedih." ucap Andreas dan dia kembali meneteskan air matanya.

Andreas langsung mengusap air matanya yang jatuh dan dia langsung membawa pulang Lhea ke rumah, dia langsung membawa masuk Lhea dengan dia bopong sendiri ke dalam kamar.

"Lohhh pak kenapa nona Lhea." tanya asisten rumah tangganya.

"Tolong kamu telepon dokter langganan keluarga." jawab Andreas yang terburu-buru naik anak tangga ke kamar Lhea.

Andreas masuk ke dalam kamar Lhea lalu menidurkan wanita tersebut, laki-laki itu mengambil sebuah  kain dan membasuh kaki Lhea dengan sebuah ketulusan.  "Lhea kamu cepat sembuh ya." ucap Andreas.

Dan tak beberapa lama kemudian dokter pun datang.

"Selamat malam pak Andreas." sahut seorang laki-laki berpakaian rapi sambil menjinjing sebuah tas, dan di samping dokter itu ada asisten rumah tangganya yang mengantar dokter masuk ke dalam kamar Lhea.

Andreas langsung memnudurkan langkah kakinya. "Tolong pak sembuhkan secepatnya saudara saya." jawab Andreas 

Laki-laki berkacamata itu dengan umur setengah baya langsung memeriksa Lhea yang tertidur lemas di atas tempat tidur.

Andreas hanya terdiam dengan tatapan kosongnya entahlah hatinya begitu sendu melihat Lhea yang tak berdaya.

Lalu tak beberapa lama kemudian dokter memberikan sebuah suntikan di tubuh Lhea membuat Amdreas memejamkan matanya dia tak sanggup melihat jarum itu menusuk tubuh Lhea.

"Pak saya akan memberikan resep obat untuk nona Lhea." sahut dokter tersebut.

Andreas menganggukkan kepalanya. Lalu dia menerima sebuah kertas yang diberikan dokter tersebut. 

"Tenang saja pak sebentar lagi nona Lhea akan sembuh sebentar lagi karena saya sudah menyuntikkan obat ke dalam tubuhnya." ujar dokter itu,

Andreas menganggukkan kepalanya, "terimakasih pak," jawab Andreas, lalu dia menolehkan kepalanya ke asisten rumah tangga yang berdiri di belakangnya, "tolong antar ke depan." ujarnya sambil menyodorkan kertas yang berisi sebuah resep obat. "Tolong kamu suruh pekerja keamanan depan untuk beli obat secepatnya." lanjutnya.

Asisten rumah tangga langsung menganggukan kepalanya, dia langsung mengerjakan apa yang diperintahkan oleh tuanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 151

    Lalu kevin pun melepaskan genggaman erat tangan Lhea.Membuat Lhea yang melihat itu dia langsung membulatkan matanya, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri jika saat ini Kevin terjatuh ke dalam air."Keviiiiinnn." teriak Lhea.Andreas yang memegang tubuh Lhea langsung beranjak dan dia melihat Kevin yang sudah masuk ke dalam air."Kevin, Kevin." ucap Lhea yang syok kepada andreas.Lalu Andreas berusaha menenangkan Lhea dan dia langsung memeluk Lhea pada saat itu juga Lhea langsung terjatuh pingsan di pelukan Andreas.Andreas dia langsung memeluk Lhea dengan erat dia berusaha melindungi Lhea sampai polisi datang.Dan tak beberapa lama kemudian polisi pun datang.Mereka menolong Lhea untuk segera di bawa kerumah sakit. Sedangkan Andreas dan polisi juga langsung melakukan olah TKP kejadian tersebut, dan mereka juga mencari di kedalaman air untuk mencari tubuh Kevin.Hingga pada sore hari jenazah Kevin pun akhirnya di temukan.Jenazah itu mengapung di air dengan kondisi yang men

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 150

    Kevin mrpangkahkan kakinya dengan sedikit berlari, saat dia keluar dai melihat Lhea yang tengah berdiri dengan mata yang menatap tajam Kevin Lhea benar-benar marah kepada Kevin, dia tak menyangka jika semua itu adalah perbuatan Kevin."Benar-benar gila kamu." ucap Lhea.Kevin yang tengah berdiri dia tak menyangka dengan kedatangan Lhea di tempat tersebut."Lhea kamu tolong dengar penjelasanku dulu." ucap Kevin.Kevin melangkahkan kakinya mendekati Lhea namun Lhea memundurkan langkah kakinya."Lhea aku mohon kamu tolong dengar penjelasanku dulu." lanjut Kevin.Lhea menggelengkan kepalanya. "Tidak aku sudah tidak percaya lagi sama kamu." jawabnyaLalu Kevin meraih tangan Lhea dan pada saat itu Andreas keluar dari banguanan tersebut.Kevin yang mengetahui keberadaan Andreas dia langsung memegang erat tangan Lhea."Kamu jangan mendekat kalau tidak, aku gak segan-segan melukai Lhea." ujarnya kepada Andreas.Andreas yang melihat itu dia langsung membulatkan matanya, dia sangat takut melihat

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 146

    Lhea langsung memeluk Andreas, "bagaimana bisa kamu secepat ini keluar dari penjara?" tanya Lhea sambil memeluk Andreas.Andreas pun memeluk Lhea dengan erat, "iya aku sudah menyampaikan keterangan sebaik mungkin, tapi entahlah kenapa bisa aku dikeluarkan secara cepat bahkan pihak kepolisian tak memberikan keterangan mengenai ini." jawabnyaLalu Andreas menatap Lhea, "sekarang bagaimana caranya kita bisa keluar dari kesulitan ini." ucap AndreasLhea menganggukkan kepalanya, lalu terdengar suara Rose yang memanggil nama Lhea membuat Lhea dan Andreas keluar menuju ruang tamu.Rose yang melihat Andreas dia langsung membulatkan matanya. "Loh kamu sudah keluar?" tanya.Andreas menganggukkan kepalanya, lalu mereka pun duduk di sofa."Ada hal yang ingin aku bicarakan sama kalian." ucap Rose.Andreas dan juga Lhea saling menolehkan kepalanya, mereka seperti tak percaya sama orang lain tapi untungnya Lhea begitu sangat percaya terhadap Rose saat ini."Emang ada apa?" tanya Lhea.Rose yang teng

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 145

    Lalu Robin beranjak dari duduknya dia pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah peninggalan keluarganya mamanya Lhea,rumah pertama yang dia tinggali bersama dengan mamanya Lhea dahulu.Dia melangkahkan kakinya kesebuah hutan yang mana di samping hutan itu ada sebuah taman.Laki-laki tua itu duduk sebuah batu besar di taman tersebut tak bebebrapa lama kemudian Lhea datang."Pa." ucapnya kepada Robin.Robin mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya, dia tak menyangka jika Lhea memanggil dirinya papa. "Lhea." jawabnya.Lalu mereka berdua melangkahkan kakinya secara perlahan dan beriringan."Lhea aku mempunyai tabungan, ini untuk tambahan biaya kompensasi." ujar Robin sambil mengeluarkan sebuah kartu di sakunya.Lhea menghentikkan langkahnya. "Apakah papa tahu jika semua ini gara kamu pa?" tanya Lhea.Robin terdiam."Aku masih memanggilmu papa, aku masih menghormatimu tapi apa gara-gara kerakusanmu saat ini Andreas di bawa ke kantor polisi, perusahaan di ambang kehancuran dan mama s

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 144

    Robin yang mendengar itu dia pun diam dia tak menyangka juga Heru memiliki anak lagi dan dia adalah Rose."Dan asal kamu tahu anakku mati, DNA dia di palsukan oleh Kevin. Maka dari itu aku sangat membencimu karena tak mengakui anakku, aku ingin kamu mendapatkan balasan setimpal atas sakit hatiku." ucap Rose.Rose langsung pergi, Robin langsung terdiam, dia langsung teriak sambil memegang kepalanya. Sepertinya laki-laki itu saat ini tengah terhempit keadaannya.Saat ini Andreas tengah berada di tuangannya dia tengah berdiskusi dengan Lhea mengenai masalah yang menimpa dirinya dan juga perusahaannya."Bagaimana ini Andreas saham kita anjlok," ucap Lhea.Andreas yang duduk dia membuka banyak lambaran Kertas dia juga tengah bingung, pada saat itu juga Hans masuk, "ehhh coba lihat ini." ucapnya.Hans melangkahkan kakinya mendekati Lhea yang duduk di sofa sambil memperlihatkan ponselnya, Andreas pun beranjak dan dia juga penasaran ,Mereka melihat ponsel yang saat ini menayangkan berita t

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 143

    Ibunya Kevin yang mendengar itu dia pun menangis dia tak menyangka jika anaknya seperti itu padahal dirinya berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya dan ingin anaknya menjadi anak yang sukses."Inii semua salahku." ucap Kevin.Ibunya yang tengah berada di dekat Kevin dia pun menyentuh pipi anaknya."Ini semua salahku, seandainya aku tidak menginginkan mainan yang aku inginkan dia (Heru) tidak akan mati." lanjut ucapnya.Ibunya yang penuh berlinang air mata dia pun berusaha untuk menenangkan anaknya dia memeluk anaknya. "enggak nak ini bukan salahmu." jawabnya.Kevin pun meneteskan air matanya, "enggak ini salahku." ucapnya kembali sambil memukul badannya."Sudah sudah jangan seperti ini." jawab ibunya yang berusaha menghentikan Kevin yang memukul dirinya sendiri.Ibunya Kevin menatap anaknya dengan dalam. "nak sebentar lagi polisi akan datang, kamu cepat pergi dari sini ya." lanjut ibunya Kevin.Kevin pun menatap ibunya. "Gak, aku akan mengatakan ke mereka jika aku yang telah m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status