Andreas yang melihat kepergian asisten rumah tangganya dengan dokter keluar dan dia menarik nafasnya, dan dia melangkahkan kakinya duduk di tepi tempat tidur, laji-laki tersebut memandangi Lhea dengan dalam entah apa yang berada di dalam hatinya saat ini sehingga dia hanya bisa mengusap air matanya yang jatuh di pipi.
Dan pada saat itu juga dia melihat tangan Lhea yang bergerak membuat Andreas terkejut, sesuai dengan apa yang di katakan oleh dokter. Lhea membuka matanya, dia melihat sekelilingnya. "Kenapa aku ada disini?" tanya Lhea ke Andreas. Lalu Lhea menatap Andreas dengan dalam, "pergi kamu dari sini, kamu gak usah munafik kamu itu adalah orang yang bermuka dua." ucap Lhea. Lhea mengatakan hal itu dengan kesadaran yang penuh. Wanita tersebut meyakini dengan apa yang terjadi jika ini semua adalah sebuah permainan yang dilakukan oleh Andreas mengingat Andreas begitu sangat membencinya. "Lhea dengarkan aku, dengarkan penjelasanku. Aku gak seperti apa yang kamu pikirkan." jawab Andreas. Lhea tersenyum di bibirnya, "apakah aku akan percaya sama kamu, setelah apa semua yang kamu lakukan selama ini sama aku." ucap Lhea. Andreas menarik nafasnya, masa lalu yang selalu terkulik tiada habisnya. "Kenapa kamu menyalahkan aku, kamulah yang salah. Ini semua terjadi karena kamu sendiri kenapa kamu pergi meninggalkan aku ke luar negeri tanpa penjelasan." jawab Andreas. Lhea menarik nafasnya rasanya air matanya ingin terjatuh saat ini namun dia tahan sekuat mungkin. Lhea akan teringat masa lalu kala melihat Amdreas yang bercumbu dengan seorang wanita yang tak lain itu adalah Rose. "Apa kamu menyalahkan aku, itu kamu yang salah." jawab Lhea, lalu Lhea yang tengah duduk dia melempar bantal yang ada di sampingnya. "Pergi kamu dari sini, aku muak melihat kamu." teriak Lhea yang matanya nampak merah. “Aku tak akan membiarkanmu mengambil sedikitpun yang kamu inginkan dari aku.” lanjutnya dengan menahan amarah di dalam hatinya Andreas yang melihat itu dia tersenyum sinis lalu dia pun pergi dari kamar Lhea. Dan Lhea yang tengah duduk akhirnya mengeluarkan air matanya, dia menangis sesegukan. Wanita tersebut berusaha menguatkan hatinya. "Sabar Lhea kamu harus bisa menghadapi ini semua." gumamnya di dalam hati. Mau bagaimana lagi dia saat ini harus menghadapi banyak masalah dia juga tak ingin harta yang dari keluarga mamanya jatuh ke tangan orang lain. Lalu Lhea teringat apa yang dikatakan oleh mamanya, mamanya mengatakan jika proses perceraianannya itu dibantu oleh Andreas sehingga harta mamanya yang berada di pinggir desa yang bernilai mahal itu tak menjadi harta gono gini "Lalu mana yang harus aku percaya?" tanya Lhea dalam hati yang sedikit bingung. Dan ponsel yang berada di atas mejanya berdering. Dan Lhea langsung meraih ponsel tersebut, dia mengangkat panggilan telepon dari seorang laki-laki yang tak lain anak buah rahasianya. "Hallo ada apa?" tanya Lhea yang membuka obrolan. "Rose sedang membuka usaha, dia akan meluncurkan sebuah brand fashion miliknya di sebuah hotel nanti malam." Lhea tersenyum di bibirnya, "terimakasih atas informasinya, kamu kirim lokasinya secepatnya." jawab Lhea. Dan Lhea yang tengah duduk dia langsung terbangun. Wanita tersebut langsung melihat media sosial milik Rose yang tak lain dia adalah influencer terkenal. Lhea menggali informasi Rose dari media sosialnya. "Ehhh sangat tidak mungin dia bisa memiliki sebuah brand sendiri ini sangat mustahil mengingat peraturan di negara ini sangatlah susah dan sulit untuk membangun sebuah usaha, apalagi untuk mendapatkan izin pasti harus menggelontorkan dana yang banyak, ini sangat mustahil." gumamnya dalam hati. Lalu dia kembali menelepon anak buah baru yang dipercayanya. Lhea menempelkan ponsel di telinga kanannya. "Hallo, aku minta tolong kamu selidiki dari mana dana Rose bisa membangun usaha, aku ingin mengetahui secepatnya." ujar Lhea. "Baik non, secepatnya aku akan memberikan informasi yang valid." Lhea mematikan panggilan telepon itu dia langsung turun dari tempat tidurnya, dia melangkahkan kakinya untuk ke almari miliknya. Dia memilih sebuah dress yang panjang selutut berwarna hitam dengan dada yang terbuka. Lalu dia mengganti pakaiannya dan dia melangkahkan kakinya duduk untuk ke sebuah meja rias yang besar dengan terdapat sebuah lampu putih. Dia duduk di depan kaca, dia berdandan dengan cantik dengan sebuah lipstik yang berwarna merah merona. Rambutnya panjang dia gerai, sehingga dia terlihat begitu sensual. Dan teleponnya kembali berdering, Lhea langsung beranjak dari duduknya dan dia meraihnya ponselnya. "Bagaimana?" tanya Lhea membuka obrolan. "Dana yang didapat oleh rose itu dana dari pak Robin." jawabnya. Lhea langsung membulatkan matanya, matanya yang memiliki bulu mata lentik itu tak bisa berkedip sedikitpun karena rasa terkejutnya. Dia langsung meletakkan ponselnya dan dia langsung meraih tas miliknya yang berada di lemari, Dia meraih tasnya yang berwarna hitam yang dihiasi oleh butiran batu mengkilap yang memiliki harga yang mahal, dia masukkan ponselnya dan pergi keluar kamar. Dia berjalan menuruni anak tangga dengan langkah kaki cepatnya. "Nona Lhea ini obatnya." sahut asisten rumah tangganya. Namun sayang Lhea seperti tak menghiraukan itu, membuat eanita yang berumur tua itu yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah itu mengerutkan dahinya. "Mau kemana nona Lhea? Kenapa dia berpakaian cantik sekali kan dia sakit harusnya doa istirahat." ucapnya pada dirinya sendiri. Dan asisten rumah tangga itu langsung berlari menuju kamar Andreas. Dia mengetuk pintu kamar Andreas. "Pakkk, pakkkkk buka pintunya pak ini gawat." teriak perempuan setengah baya itu Andreas yang berada di kamar dia langsung membuka pintunya. "Ada apa bii?" tanya Andreas yang berdiri di depan pintu dengan memakai sebuah kaos berwarna hitam. "Nona Lhea barusan keluar dari kamar dia dandan cantik, saya merasa khawatir dengan dia mengingat dia masih sakit." jawab asisten rumah tangga itu. Andreas langsung berlari keluar rumahnya dan dia melihat dari jendela besar mobil Lhea berwarna merah keluar. Andreas langsung berlari dia langsung masuk ke dalam mobilnya yang berwarna hitam. Dia langsung mengikuti arah jalan mobil Lhea, Dan ternyata mobilnya menuju ke jalan tengah pusat kota. "Kemana dia ini, harusnya dia istirahat." ucap Andreas sambil mengemudikan mobilnya. Ternyata mobil Lhea masuk ke sebuah tempat hotel mewah di kota tersebut. Saat Andreas masuk dia tak sengaja mobilnya menyenggol mobil orang di parkiran. "Pak berhenti tolong kamu tanggung jawab atas kerusakan mobil saya." teriak seorang laki-laki tua.Kevin langsung menelan ludahnya mendengar itu semuanya dia sudah tertampar keras dengan yang dikatakan oleh papanya Lhea, mengubur mimpinya mendekati Lhea.Lalu laki-laki tersebut, langsung memutuskan untuk segera pulang dari tempat itu, dia sudah tidak tahan dengan caci maki Robin.Kevin melihat wajah dari Robin yang sangat memerah seperti yang dia sedang menyimpan marahnya."Ya sudah kalau begitu saya mau pulang dulu, tolong pikirkan apa yang saya katakan ini juga demi Lhea." ujar Kevin.Robin yang tengah berdiri membelakangi Kevin dia pun langsung menyuruh Kevin segera pulang dengan melambaikan tangannya untuk segera keluar dari ruangan tersebut. "Sudah pergi sana, kamu gak perlu mengatakan itu demi Lhea, saya akan mengatasi masalah Lhea sendiri." jawabnya dengan ketus.Lalu Kevin keluar dari ruangan itu, dan Robin yang tengah berdiri dia tak berkutik sama sekali akan kepergian dari Kevin, laki-laki itu menarik nafasnya dalam dalam mengeluarkannya secara kasar, dia masih tak menya
"Sekarang kamu cari siapa orang yang mau mengunggah video tersebut." ucap Andreas kepada Hans.Dan Hans menganggukan kepalanya. "oke aku akan mencarinya secepatnya." jawabnya.Lalu Hans pun keluar dari ruangan tersebut, dan Andreas yang berada di dalam ruangan dia juga tidak bisa menahan emosinya lagi dia merasa sangat sakit hati melihat wanita yang dicintainya tengah dipermalukan seperti itu."Lihat saja jika sampai tahu siapa orangnya aku akan membuatnya menderita." ujar lirih pada dirinya sendiri.Di ruangan yang luas itu hanya ada sebuah keheningan yang berada di dalamnya, Andreas sudah tidak bisa mentolerasi ini semua.Lalu dia, meraih ponselnya kembali dan dia menghidupkan ponselnya tersebut yang saat ini kacanya tengah retak.Lalu dia melakukan panggilan telepon terhadap Lhea, namun dia lupa jika saat ini jika dirinya di tengah diblokir. "Hehhhh kurang ajar." ucapnya yang kesal.Andreas menduga saat ini pasti Lhea sedang mengalami kesulitan dan dia perlu bantuan dari dirinya,
Lalu Lhea beranjak dari duduknya dan tengah berdiri dia harus berusaha untuk bisa menopang badannya sendiri, dia berdiri dengan badan yang geloyoran.Andreas pun Ikut berdiri, dia langsung memegangi tubuh Lhea namun Lhea berusaha mengalihkan tangan Andreas lalu menepisnya.Dia pun langsung berjalan pergi meninggalkan andreas.Andreas yang tengah berdiri dia pun melihat kepergian dari Lhea, dia menelan pil pahit kenyataannya apa yang dikatakan oleh Lhea sehungga dia tak bisa berkata-kata lagi.Lhea langsung menuju parkiran tempat mobilnya berada dia langsung masuk ke dalam mobil, saat di dalam mobil dia langsung memegang kepalanya, dia terdiam.Dia tak menyangka jika dirinya harus seperti ini, yang mana sekarang dia harus berusaha keras sendiri padahal dulu dia adalah seorang anak wanita yang begitu dimanja oleh keluarganya, dan sekarang berbanding terbalik."Mama maafin aku." ujarnya lirih sambil menitihkan air matanya.*******Dan keesokan harinya, Lhea yang berada di kamarnya dia
Lhea sudah tidak peduli lagi dengan apa yang dikatakan oleh Andreas, wanita tersebut bertekad jika dirinyalah yang bisa membantu mengatasi ini semua dia tidak butuh orang lain, saat ini dia hanya bergantung dengan dirinya sendiri*****Keesokan harinya Lhea yang sudah berada di kantor dia mendapatkan sebuah pesan dari Leo.[Lhea Aku ingin bertemu denganmu] Tulis pesan Leo.Lhea yang tengah bekerja dia menghentikan pekerjaannya dan dia membalas pesan tersebut.[Oke kita ketemu di kafe yang, nanti aku kirimkan lokasinya sama kamu.] jawab Tulis pesan Lhea.Dan Lhea langsung beranjak dari duduknya dia langsung pergi meninggalkan kantor tersebut, dan pada saat itu juga Hans melihat.Dia langsung mengikuti langkah kaki Lhea.Hans membuntuti Lhea kemana dia pergi, karena dia melihat ada sebuah kejanggalan pada Lhea yang keluar dari kantor dengan terburu-buru.Hans pun mengikuti kemana mobil Lhea pergi.Dan Hans langsung masuk ke dalam mobilnya untuk mengikuti laju mobil Lhea, saat dia menge
GnSepertinya Rose gak tinggal diam dia ingin Lhea hancur kehidupannya, dan sebentar lagi dia akan menikmati kehancuran Lhea di matanya.Lalu Rose tersenyum di sudut bibirnya dia berdoa di hatinya jika Leo bisa secepatnya bertemu dengan Lhea.Hari ini Lhea seperti biasa masuk ke kantor dia tengah marah kembali ke Andreas karena Andreas tak mau membantu dirinya padahal proyek yang dia pegang itu sebagai penentu nasibnya ke depan.Lalu Lhea yang tengah baru saja sampai dia di hampiri oleh Andreas, Andreas tengah berdiri di depan meja kerja Lhea."Lhea tolong kamu dengarkan aku, aku ingin menjelaskan kenapa aku gak bisa menurunkan dana itu." ucap Andreas yang membuka obrolan.Lhea yang tengah duduk dia menatap Andreas, "lebih baik kamu gak usah bicara percuma, kamu hanya menjelaskan kenapa kamu gak bisa menurunkan dana itu, padahal yang aku butuhkan hanya dana itu bagaimana caranya turun." jawabnya.Lalu Lhea beranjak dari duduknya sambil membawa proposal yang tergeletak di atas meja.Di
Dia teringat jika papanya Robin nerayu dirinya untuk membuang boneka miliknya itu supaya Andreas memiliki kamar sendiri, dan mau tak mau saat itu Lhea harus merelakan bonekanya di buang namun dia terlihat marah dan benci kepada Andreas gara-gara hal itu.Dan pada saat umur mereka masih sekitar 7 tahun itu, Lhea sudah memiliki watak yang sangat tidak senang kepada Andreas sehingga saat itu Lhea melihat Andreas dia langsung mendorong tubuh Andreas sehingga tubuh Andreas terjatuh dan menimpa sebuah meja kaca yang membuat meja kaca itu pecah berkeping-keping."Andreas kenapa kamu memecah meja kaca itu?" tanya Robin kepada Andreas kecil.Andreas merasa takut dia pun terdiam."Aku yang memecahkannya." sahut Lhea saat itu.Mereka berdua yang tengah duduk bersama itu mengenang masa kecil mereka."Sifat kamu dari kecil tak berubah, dari dulu kamu memiliki sifat dua muka." ujar Andreas.Lhea yang tengah duduk dia tersenyum. "Aku dari dulu tahu mana yang benar dan mana yang salah." jawabnya. L