Share

Bab 8

Author: Dewi
last update Last Updated: 2025-06-20 13:04:06

Andreas yang melihat kepergian asisten rumah tangganya dengan dokter keluar dan dia menarik nafasnya, dan dia melangkahkan kakinya duduk di tepi tempat tidur, laji-laki tersebut memandangi Lhea dengan dalam entah apa yang berada di dalam hatinya saat ini sehingga dia hanya bisa mengusap air matanya yang jatuh di pipi.

Dan pada saat itu juga dia melihat tangan Lhea yang bergerak membuat Andreas terkejut, sesuai dengan apa yang di katakan oleh dokter.

Lhea membuka matanya, dia melihat sekelilingnya.

"Kenapa aku ada disini?" tanya Lhea ke Andreas.

Lalu Lhea menatap Andreas dengan dalam, "pergi kamu dari sini, kamu gak usah munafik kamu itu adalah orang yang bermuka dua." ucap Lhea.

Lhea mengatakan hal itu dengan kesadaran yang penuh. Wanita tersebut meyakini dengan apa yang terjadi jika ini semua adalah sebuah permainan yang dilakukan oleh Andreas mengingat Andreas begitu sangat membencinya.

"Lhea dengarkan aku, dengarkan penjelasanku. Aku gak seperti apa yang kamu pikirkan." jawab Andreas.

Lhea tersenyum di bibirnya, "apakah aku akan percaya sama kamu, setelah apa semua yang kamu lakukan selama ini sama aku." ucap Lhea.

Andreas menarik nafasnya, masa lalu yang selalu terkulik tiada habisnya.

"Kenapa kamu menyalahkan aku, kamulah yang salah. Ini semua terjadi karena kamu sendiri kenapa kamu pergi meninggalkan aku ke luar negeri tanpa penjelasan." jawab Andreas.

Lhea menarik nafasnya rasanya air matanya ingin terjatuh saat ini namun dia tahan sekuat mungkin.

Lhea akan teringat masa lalu kala melihat Amdreas yang bercumbu dengan seorang wanita yang tak lain itu adalah Rose.

"Apa kamu menyalahkan aku, itu kamu yang salah." jawab Lhea, lalu Lhea yang tengah duduk dia melempar bantal yang ada di sampingnya.

"Pergi kamu dari sini, aku muak melihat kamu." teriak Lhea yang matanya nampak merah. “Aku tak akan membiarkanmu mengambil sedikitpun yang kamu inginkan dari aku.” lanjutnya dengan menahan amarah di dalam hatinya

Andreas yang melihat itu dia tersenyum sinis lalu dia pun pergi dari kamar Lhea.

Dan Lhea yang tengah duduk akhirnya mengeluarkan air matanya, dia menangis sesegukan.

Wanita tersebut berusaha menguatkan hatinya. "Sabar Lhea kamu harus bisa menghadapi ini semua." gumamnya di dalam hati.

Mau bagaimana lagi dia saat ini harus menghadapi banyak masalah dia juga tak ingin harta yang dari keluarga mamanya jatuh ke tangan orang  lain.

Lalu Lhea teringat apa yang dikatakan oleh mamanya, mamanya mengatakan jika proses perceraianannya itu dibantu oleh Andreas sehingga harta mamanya yang berada di pinggir desa yang bernilai mahal itu tak menjadi harta gono gini

"Lalu mana yang harus aku percaya?" tanya Lhea dalam hati yang sedikit bingung.

Dan ponsel yang berada di atas mejanya berdering.

Dan Lhea langsung meraih ponsel tersebut, dia mengangkat panggilan telepon dari seorang laki-laki yang tak lain anak buah  rahasianya.

"Hallo ada apa?" tanya Lhea yang membuka obrolan.

"Rose sedang membuka usaha, dia akan meluncurkan sebuah brand fashion miliknya di sebuah hotel nanti malam." 

Lhea tersenyum di bibirnya, "terimakasih atas informasinya, kamu kirim lokasinya secepatnya." jawab Lhea.

Dan Lhea yang tengah duduk dia langsung terbangun.

Wanita tersebut langsung melihat media sosial milik Rose yang tak lain dia adalah influencer terkenal.

Lhea menggali informasi Rose dari media sosialnya.

"Ehhh sangat tidak mungin dia bisa memiliki sebuah brand sendiri ini sangat mustahil mengingat peraturan di negara ini sangatlah susah dan sulit untuk membangun sebuah usaha, apalagi untuk mendapatkan izin pasti harus menggelontorkan dana yang banyak, ini sangat mustahil." gumamnya dalam hati.

Lalu dia kembali menelepon anak buah baru yang dipercayanya.

Lhea menempelkan ponsel di telinga kanannya.

"Hallo, aku minta tolong kamu selidiki dari mana dana Rose bisa membangun usaha, aku ingin mengetahui secepatnya." ujar Lhea.

"Baik non, secepatnya aku akan memberikan informasi yang valid." 

Lhea mematikan panggilan telepon itu dia langsung turun dari tempat tidurnya, dia melangkahkan kakinya untuk ke almari miliknya.

Dia memilih sebuah dress yang panjang selutut berwarna hitam dengan dada yang terbuka.

Lalu dia mengganti pakaiannya dan dia melangkahkan kakinya duduk untuk ke sebuah meja rias yang besar dengan terdapat sebuah lampu putih.

Dia duduk di depan kaca, dia berdandan dengan cantik dengan sebuah lipstik yang berwarna merah merona.

Rambutnya panjang dia gerai, sehingga dia terlihat begitu sensual.

Dan teleponnya kembali berdering, Lhea langsung beranjak dari duduknya  dan dia meraihnya ponselnya.

"Bagaimana?" tanya Lhea membuka obrolan.

"Dana yang didapat oleh rose itu dana dari pak Robin." jawabnya.

Lhea langsung membulatkan matanya, matanya yang memiliki bulu mata lentik itu tak bisa berkedip sedikitpun karena rasa terkejutnya.

Dia langsung meletakkan ponselnya dan dia langsung meraih tas miliknya yang berada di lemari,

Dia meraih tasnya yang berwarna hitam yang dihiasi oleh butiran batu mengkilap yang memiliki harga yang mahal, dia masukkan ponselnya dan pergi keluar kamar.

Dia berjalan menuruni anak tangga dengan langkah kaki cepatnya.

"Nona Lhea ini obatnya." sahut asisten rumah tangganya.

Namun sayang Lhea seperti tak menghiraukan itu, membuat eanita yang berumur tua itu yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah   itu mengerutkan dahinya. "Mau kemana nona Lhea? Kenapa dia berpakaian cantik sekali kan dia sakit harusnya doa istirahat." ucapnya pada dirinya sendiri.

Dan asisten rumah tangga itu langsung berlari menuju kamar Andreas.

Dia mengetuk  pintu kamar Andreas.

"Pakkk, pakkkkk buka pintunya pak ini gawat." teriak perempuan setengah baya itu

Andreas yang berada di  kamar dia langsung membuka pintunya. "Ada apa bii?" tanya Andreas yang berdiri di depan pintu dengan memakai sebuah kaos berwarna hitam.

"Nona Lhea barusan keluar dari kamar dia dandan cantik, saya merasa khawatir dengan dia mengingat dia masih sakit." jawab asisten rumah tangga itu.

Andreas langsung berlari keluar rumahnya dan dia melihat dari jendela besar mobil Lhea berwarna merah keluar.

Andreas langsung berlari dia langsung masuk ke dalam mobilnya yang berwarna hitam.

Dia langsung mengikuti arah jalan mobil Lhea,

Dan ternyata mobilnya menuju ke jalan tengah pusat kota.

"Kemana dia ini, harusnya dia istirahat." ucap Andreas sambil mengemudikan mobilnya.

Ternyata mobil Lhea masuk ke sebuah tempat hotel mewah di kota tersebut.

Saat Andreas  masuk dia tak sengaja mobilnya menyenggol mobil orang di parkiran. 

"Pak berhenti tolong kamu tanggung jawab atas kerusakan mobil saya." teriak seorang laki-laki tua.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 151

    Lalu kevin pun melepaskan genggaman erat tangan Lhea.Membuat Lhea yang melihat itu dia langsung membulatkan matanya, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri jika saat ini Kevin terjatuh ke dalam air."Keviiiiinnn." teriak Lhea.Andreas yang memegang tubuh Lhea langsung beranjak dan dia melihat Kevin yang sudah masuk ke dalam air."Kevin, Kevin." ucap Lhea yang syok kepada andreas.Lalu Andreas berusaha menenangkan Lhea dan dia langsung memeluk Lhea pada saat itu juga Lhea langsung terjatuh pingsan di pelukan Andreas.Andreas dia langsung memeluk Lhea dengan erat dia berusaha melindungi Lhea sampai polisi datang.Dan tak beberapa lama kemudian polisi pun datang.Mereka menolong Lhea untuk segera di bawa kerumah sakit. Sedangkan Andreas dan polisi juga langsung melakukan olah TKP kejadian tersebut, dan mereka juga mencari di kedalaman air untuk mencari tubuh Kevin.Hingga pada sore hari jenazah Kevin pun akhirnya di temukan.Jenazah itu mengapung di air dengan kondisi yang men

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 150

    Kevin mrpangkahkan kakinya dengan sedikit berlari, saat dia keluar dai melihat Lhea yang tengah berdiri dengan mata yang menatap tajam Kevin Lhea benar-benar marah kepada Kevin, dia tak menyangka jika semua itu adalah perbuatan Kevin."Benar-benar gila kamu." ucap Lhea.Kevin yang tengah berdiri dia tak menyangka dengan kedatangan Lhea di tempat tersebut."Lhea kamu tolong dengar penjelasanku dulu." ucap Kevin.Kevin melangkahkan kakinya mendekati Lhea namun Lhea memundurkan langkah kakinya."Lhea aku mohon kamu tolong dengar penjelasanku dulu." lanjut Kevin.Lhea menggelengkan kepalanya. "Tidak aku sudah tidak percaya lagi sama kamu." jawabnyaLalu Kevin meraih tangan Lhea dan pada saat itu Andreas keluar dari banguanan tersebut.Kevin yang mengetahui keberadaan Andreas dia langsung memegang erat tangan Lhea."Kamu jangan mendekat kalau tidak, aku gak segan-segan melukai Lhea." ujarnya kepada Andreas.Andreas yang melihat itu dia langsung membulatkan matanya, dia sangat takut melihat

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 146

    Lhea langsung memeluk Andreas, "bagaimana bisa kamu secepat ini keluar dari penjara?" tanya Lhea sambil memeluk Andreas.Andreas pun memeluk Lhea dengan erat, "iya aku sudah menyampaikan keterangan sebaik mungkin, tapi entahlah kenapa bisa aku dikeluarkan secara cepat bahkan pihak kepolisian tak memberikan keterangan mengenai ini." jawabnyaLalu Andreas menatap Lhea, "sekarang bagaimana caranya kita bisa keluar dari kesulitan ini." ucap AndreasLhea menganggukkan kepalanya, lalu terdengar suara Rose yang memanggil nama Lhea membuat Lhea dan Andreas keluar menuju ruang tamu.Rose yang melihat Andreas dia langsung membulatkan matanya. "Loh kamu sudah keluar?" tanya.Andreas menganggukkan kepalanya, lalu mereka pun duduk di sofa."Ada hal yang ingin aku bicarakan sama kalian." ucap Rose.Andreas dan juga Lhea saling menolehkan kepalanya, mereka seperti tak percaya sama orang lain tapi untungnya Lhea begitu sangat percaya terhadap Rose saat ini."Emang ada apa?" tanya Lhea.Rose yang teng

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 145

    Lalu Robin beranjak dari duduknya dia pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah peninggalan keluarganya mamanya Lhea,rumah pertama yang dia tinggali bersama dengan mamanya Lhea dahulu.Dia melangkahkan kakinya kesebuah hutan yang mana di samping hutan itu ada sebuah taman.Laki-laki tua itu duduk sebuah batu besar di taman tersebut tak bebebrapa lama kemudian Lhea datang."Pa." ucapnya kepada Robin.Robin mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya, dia tak menyangka jika Lhea memanggil dirinya papa. "Lhea." jawabnya.Lalu mereka berdua melangkahkan kakinya secara perlahan dan beriringan."Lhea aku mempunyai tabungan, ini untuk tambahan biaya kompensasi." ujar Robin sambil mengeluarkan sebuah kartu di sakunya.Lhea menghentikkan langkahnya. "Apakah papa tahu jika semua ini gara kamu pa?" tanya Lhea.Robin terdiam."Aku masih memanggilmu papa, aku masih menghormatimu tapi apa gara-gara kerakusanmu saat ini Andreas di bawa ke kantor polisi, perusahaan di ambang kehancuran dan mama s

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 144

    Robin yang mendengar itu dia pun diam dia tak menyangka juga Heru memiliki anak lagi dan dia adalah Rose."Dan asal kamu tahu anakku mati, DNA dia di palsukan oleh Kevin. Maka dari itu aku sangat membencimu karena tak mengakui anakku, aku ingin kamu mendapatkan balasan setimpal atas sakit hatiku." ucap Rose.Rose langsung pergi, Robin langsung terdiam, dia langsung teriak sambil memegang kepalanya. Sepertinya laki-laki itu saat ini tengah terhempit keadaannya.Saat ini Andreas tengah berada di tuangannya dia tengah berdiskusi dengan Lhea mengenai masalah yang menimpa dirinya dan juga perusahaannya."Bagaimana ini Andreas saham kita anjlok," ucap Lhea.Andreas yang duduk dia membuka banyak lambaran Kertas dia juga tengah bingung, pada saat itu juga Hans masuk, "ehhh coba lihat ini." ucapnya.Hans melangkahkan kakinya mendekati Lhea yang duduk di sofa sambil memperlihatkan ponselnya, Andreas pun beranjak dan dia juga penasaran ,Mereka melihat ponsel yang saat ini menayangkan berita t

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 143

    Ibunya Kevin yang mendengar itu dia pun menangis dia tak menyangka jika anaknya seperti itu padahal dirinya berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya dan ingin anaknya menjadi anak yang sukses."Inii semua salahku." ucap Kevin.Ibunya yang tengah berada di dekat Kevin dia pun menyentuh pipi anaknya."Ini semua salahku, seandainya aku tidak menginginkan mainan yang aku inginkan dia (Heru) tidak akan mati." lanjut ucapnya.Ibunya yang penuh berlinang air mata dia pun berusaha untuk menenangkan anaknya dia memeluk anaknya. "enggak nak ini bukan salahmu." jawabnya.Kevin pun meneteskan air matanya, "enggak ini salahku." ucapnya kembali sambil memukul badannya."Sudah sudah jangan seperti ini." jawab ibunya yang berusaha menghentikan Kevin yang memukul dirinya sendiri.Ibunya Kevin menatap anaknya dengan dalam. "nak sebentar lagi polisi akan datang, kamu cepat pergi dari sini ya." lanjut ibunya Kevin.Kevin pun menatap ibunya. "Gak, aku akan mengatakan ke mereka jika aku yang telah m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status