Share

Bab 6

Author: Dewi
last update Last Updated: 2025-06-20 12:47:15

Lhea dan mamanya yang bernama Lita itu masuk melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

Hari sudah malam, mereka berdua menghabiskan waktu bersama di dalam sebuah kamar yang kamar itu adalah kamar bu Lita.

Lhea yang tengah duduk diatas tempat tidur melihat mamanya yang tengah duduk di depan sebuah cermin.

Wanita yang sudah melahirkannya kini wajahnya tampak berkerut, namun kerutan itu tak mengurangi kecantikan dari mamanya tersebut.

Wajahnya yang begitu sendu terlihat begitu lemah lembut jiwa keibuannya yang berada dalam diri ibu Lita sangat begitu terpancar, apalagi kesabarannya tidak bisa diragukan lagi oleh Lhea.

"Ma kenapa kenapa mama bisa menjadi seorang wanita yang setenang ini?" tanya Lhea.

Bu Lita yang tengah duduk di depan cermin sambil menyisir rambutnya tersebut dia meletakkan sisir yang berada di tangannya lalu wanita tersebut menolehkan badannya menghadap ke Lhea.

Wanita yang memiliki bibir tipis tersebut tersenyum kepada anaknya. "Sayang kita sebagai perempuan kita tidak boleh terlalu gegabah dalam menghadapi persoalan kita harus berjalan secara perlahan tanpa ada suara." jawabnya.

Lhea yang mendengar ucapan dari mamanya tersebut dia menganggukan kepalanya sepertinya apa yang dikatakan oleh mamanya itu masuk ke dalam otaknya.

Mereka berdua pun menghabiskan malam mereka bersama, mereka saling bercerita dari hati ke hati mereka.

Keesokan harinya.

Lhea bangun pada pagi hari dia langsung membasuh mukanya, wanita tersebut langsung keluar dari kamar mamanya tersebut dia ingin mencari keberadaan mamanya yang sudah bangun terlebih dahulu dari dirinya.

Wanita itu melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. "Ma, mama ada di mana?" ucapnya yang mencari keberadaan mamanya.

Dan ternyata pamannya saat ini berada di halaman belakang dia tengah duduk sambil meminum sebuah coklat panas.

Bu Lita tengah duduk sambil menatap pepohonan yang menghijau yang tengah basah oleh air hujan semalam.

"Iya sayang ada apa mama ada di sini." sahut bu Lita yang sambil menolehkan kepalanya melihat anak perempuan semata wayangnya tersebut tengah berjalan menghampiri dirinya.

Lhea duduk di samping bu Lita.

"Di  minum sayang ini mama sudah buatin buat kamu." lanjut bu Lita.

Lhea langsung meminum minuman yang sudah disiapkan oleh mamanya tersebut dia minum coklat panas tersebut tanpa duduk.

Dan dia  menghabiskan minuman itu sekali tegukan.

"Kenapa kamu minumnya terburu-buru Lhea?" tanya bu Lita yang tengah duduk sambil menatap anak perempuannya itu.

Lhea meletakkan kembali cangkir yang berada di tangannya.

"Mah aku mau pergi aku buru-buru, nanti aku akan kesini lagi." jawab Lhea, 

Lhea langsung mencium pipi ibu Lita. "Ya sudah aku pergi dulu ma." ujarnya sambil berlalu pergi.

Belum sempat bu Lita menjawab Lhea sudah meninggalkan bu Lita, ”lohhh Lheaaa kamu mau kemana?" tanya bu lita.

Namun sayang, Lhea tak menjawab apa yang ditanya oleh bu Lita.

Dan ibu  Lita kembali melanjutkan menikmati coklat panasnya, dia menikmati sambil ditemani oleh sebuah roti yang berbentuk bulat yang didalamnya berisi sebuah keju dan tak beberapa lama dia mendengar ada sebuah langkah kaki yang masuk ke dalam rumahnya dan langkah kaki tersebut semakin jelas terdengar.

Wanita itu langsung menolehkan kepalanya, dia melihat siapakah gerangan yang datang ke rumahnya tersebut. 

"Andreasss." ucap bu Lita yang melihat kedatangan seorang laki-laki muda yang memakai sebuah celana yang berwarna hitam dengan memakai sebuah jas dengan warna senada dengan celananya, "Ada apa kamu ke sini tumben sekali?" tanya bu Lita yang menodong pertanyaan kepada Andreas.

Andreas pun duduk di samping bu Lita lalu dia melihat ada sebuah cangkir kosong yang berada di meja.

"Tante, kemana Lhea?" tanya Andreas.

Bu lita yang mendengar itu dia pun menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskannya secara perlahan. "Dia sudah dari tadi pagi pergi, tante tidak tahu dia pergi kemana. Iya tante merasa sangat khawatir dengan Lhea karena tante tahu pasti saat ini dia sedang terguncang jiwanya, pasti dia saat ini sedang merasa sangat bersedih." jawab bu Lita, lalu bu Lita pun menolehkan kepalanya menatap Andreas yang duduk berada di dekatnya. "Andreas tante mohon sama kamu tolong kamu jagain Lhea, tante merasa tidak tenang." lanjutnya.

Andreas yang tengah duduk dia  menarik nafasnya dan dia pun menganggukan kepalanya. "Iya tante aku akan mencarinya, aku akan menjaganya buat tante." jawab Andreas.

Bu Lita tersenyum tipis di bibirnya, " Terima kasih ya kamu sudah datang jauh-jauh kesini untuk mencari Lhea." lanjut bu Lita.

Andreas menganggukan kepalanya kembali dan dia beranjak dari tempat duduk tersebut, "Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu ya tante, aku akan mencari keberadaan Lhea." ujar Andreas.

Bu Lita menganggukkan kepalanya, "sekali lagi terima kasih ya." ujarnya.

Lalu Andreas pun pergi dari tempat tersebut, dia pergi meninggalkan rumah yang berada di pinggir desa. Rumah yang memiliki nuansa klasik dengan ukuran yang sangat begitu besar itu adalah rumah peninggalan dari keluarga ibu Lita.

Andreas langsung menaiki mobil miliknya.

Dia langsung kembali ke kota.

Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, saat dia mengemudikan mobilnya dia melakukan panggilan telepon terhadap asisten rumah tangga yang bekerja di tempat tinggalnya.

"Hallo apakah Lhea ada di rumah." tanyanya yang membuka obrolan di balik telepon.

"Maaf pak, Nona Lhea tidak ada di rumah." jawab asistennya.

Andreas yang sudah mendapatkan jawaban itu dia langsung mematikan panggilan telepon tersebut, dia langsung menelpon nomor Lhea.

Namun saat dia menelpon sayangnya nomor tersebut tidaklah aktif.

"Aduh ke mana sih anak ini?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Andreas yang sedang mengemudikan mobilnya Dia merasa sangat begitu khawatir, dia sangat khawatir dengan keadaan Lhea saat ini.

Laki-laki tampan tersebut merasa sangat takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap saudara perempuannya itu.

Lalu laki-laki itu teringat ketika masa-masa sekolah Dia teringat jika dirinya dulu berpacaran dengan Lhea, Dia teringat jika Lhea sedih dia mendatangi beberapa tempat untuk melipur laranya.

"Oh ya aku harus datang ke tempat itu." ucapnya.

Andreas pun langsung menancapkan gasnya dia langsung mengemudikan mobilnya menuju ke sebuah tempat yang mana sebuah tempat tersebut berada di pinggiran gunung, di pinggiran gunung itu terdapat sebuah tempat yang begitu sangat indah jarak tempat tersebut sangatlah begitu jauh namun itu tak menyurutkan keinginan Andreas untuk menemukan Lhea secepatnya.

Sampai di tempat tersebut ternyata tempat itu saat ini sedang ditutup karena ada sebuah perbaikan, membuat Andreas yang berada di dalam mobil dia merasa sangat putus asa.

"Ke mana ya aku harus mencari Lhea?" tanyanya di dalam hati sambil menghela nafasnya.

Hari sudah siang dia belum makan siang perutnya terasa begitu sangat lapar namun dia tak menghiraukan rasa laparnya tersebut dia yang tengah duduk di dalam mobil terdiam dia akan teringat sesuatu kembali.

Dia teringat jika perempuan yang bernama Lhea itu selalu pergi juga ke sebiah tempat. "Iya aku harus ke sana, aku yakin dia pasti ada di sana." Andreas langsung memutar balik mobilnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 79

    Siangnya Andreas pun pergi ke rumah Lhea, dia pergi ke rumah Lhea untuk menemui Papanya Lhea yang bernama Robin.Dia pergi seorang diri.Dan Sesampai di rumah tersebut, Andreas duduk di ruang tamu dan di depannya terdapat Robin yang tengah membuka ponsel dan melihat foto Andreas yang melamar Lhea.Robin yang melihat itu dia merasa sangat Syok, lalu dia langsung menutup ponselnya."Andreas apa yang kamu lakukan bukannya kamu pacaran dengan Lhea itu hanya pura-pura dan untuk menyelamatkan reportasinya, lalu apa ini sekarang, bagaimana hubungan kalian berdua?" tanya Robin yang ingin mendapatkan penjelasan dari Andreas.Dia merasa sangat kecewa akan hal itu."Om, kami berdua sudah sangat dewasa. Dan kami berhak untuk menyatakan perasaan kami berdua dan kami akan tanggung jawab atas apa yang menjadi keputusan kami." jawab Andreas yang berusaha untuk menjelaskan kepada Robin.Robin yang mendengar itu dia pun mengeluarkan nafas kesalnya dia mengusap wajahnya dengan kasar, "tanggung jawab kep

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 78

    "Lhea apakah kamu masih ingat kamu pernah mengatakan jika ada orang yang kamu cintai yang melamar kamu di sebuah tengah-tengah kota dan disaksikan banyak orang, maka kamu akan menerimanya." ucap Andreas.Lhea yang tengah berdiri dia pun mengingat kembali perkataannya, dia mengatakan hal itu ketika dia masih bersekolah, pada saat itu ada sebuah drama di sekolah.Dia mengatakan demikian ketika dirinya tengah melamun di sebuah taman, dan di dekatnya terdapat Andreas yang tengah bermain gitar dia terpikir oleh drama yang barusan dia lihat."Jadi kamu masih mengingat hal itu?" tanya Lhea.Andreas menganggukkan kepalanya dan dia tersenyum, "Iya aku masih ingat jelas dan sejak itu aku berencana melakukan sesuai dengan apa yang kamu inginkan." jawab Andreas.Andreas tersenyum.Lalu Andreas bertekuk lutut di hadapan Lhea, lalu dia membuka kotak yang berisi cincin. "Lhea apakah kamu akan menepati janjimu?" tanya Andreas.Andreas kini tengah memohon kepada Lhea untuk menerima cintanya, dia mem

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 76

    Pada saat itu andreas yang masih berumur 6 tahun dia yang telah duduk dia meneteskan air matanya,"Kenapa kamu menangis?" tanya Lhea saat itu.Andreas menatap Lhea yang saat itu berumur sama dengan dirinya yaitu masih berumur 6 tahun."Aku kangen sama ibu." jawabnya dengan menangis.Lhea yang saat itu memakai baju yang berwarna pink dia langsung memeluk Andreas yang saat itu memakai baju yang berwarna hitam." Tenang saja akulah aku akan menjadi keluargamu." ucap Lhea.Amdreas yang duduk sambil mulutnya tidak bisa menelan makanan yang dia rasakan Dia hanya bisa menganggukkan kepalanya, dia yang dipeluk oleh Lhea hanya bisa mengusap air matanya.Saat ini Andreas yang tengah duduk di restoran dia juga teringat masa itu, tiba-tiba matanya berkaca-kaca.Dan membuat Lhea yang berada di depannya dia pun tersenyum."Bagaimana?" tanya Lhea perihal rasa kue yang dimakan oleh Andreas.Andrea pun membalasnya dengan sebuah senyuman, " rasanya masih tetap sama." jawabnya."Jika enak kamu habis

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 75

    "Intinya kamu harus mengambil tindakan." ucap Fia.Lhea yang tengah terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Fia dia pun menatap Fia. "Kalau begitu aku harus mengungkapkan perasaanku, dan kalau bisa aku harus segera Lamaran sama dia untuk mengikatnya." ujarnya.Lalu Lhea terdiam membuat Fia menatap Lhea dan mengurutkan dahinya. "Kok kamu diam Kenapa Lhea?" tanya Fia.Lhea menarik nafasnya dalam-dalam, "bagaimana caranya aku bisa mengungkapkan perasaanku?" jawabnya sambil bertanya.Dan di sisi lain saat ini Andreas yang berada di kantornya dia tengah duduk di sofa yang berada di ruangannya, dia tengah duduk menyandarkan bahunya.Di depannya ada Hans yang tengah duduk sambil meminum kopi, nampaknya kini mereka berdua Tengah bersantai."Aku sebentar lagi akan pindah tugas, aku akan pindah di Negara wilayah Tenggara." Celetuk Andreas.Hans yang tengah duduk dia pun terkejut, "haaahhh yang benar saja kamu, kamu kan di sini seorang CEO Kenapa kamu bisa dipindahkan tugas secara sepihak?" t

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 74

    Lalu Andreas pun beranjak dari tempat tersebut dia langsung masuk ke dalam kamarnya." ya sudah om kalau begitu aku masuk kamar dulu ada beberapa dokumen yang tertinggal di kamar." ujar Andreas.Robin dengan tengah duduk dia pun menganggukan kepalanya, lalu Andreas pun masuk ke dalam kamar yang berada di rumah besar tersebut.Dia mengambil beberapa dokumen penting perusahaan yang sedang dia kelola.Lalu Andreas yang berada di dalam kamarnya dia pun terdiam dia duduk di sofa yang berada di kamar tersebut.Dia duduk sambil mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Robin kepada dirinya.Lalu Andreas tertawa dan mengelengkan kepalanya mengingat itu dan dia pun membuang pikiran tersebut dia langsung beranjak dari duduknya dan dia langsung langkahkan kakinya untuk keluar dari kamar tersebut.Kamar yang memiliki ukuran begitu luas dan memiliki banyak sekat di dalamnya, kamar yang begitu sangat nyaman yang dia tempati selama di rumah tersebut.Andreas langsung pergi dari rumah tersebut, dan

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 73

    .Lalu Andreas menghidupkan mobilnya dan dia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan yang rendah, ternyata Andreas saat ini ingin pergi ke rumah Robin.Dia ingin tahu apa yang dikatakan oleh Robin, dia ingin mengulik maksud tujuannya asistennya masuk ke dalam apartemen pribadinya.Karena hal itu pasti atas dasar suruhan Robi.ln.Perjalanan dari apartemen pribadi Andreas ke rumah Robin tidaklah begitu jauh, dia mengendarai mobilnya dengan mengontrol emosinya, tak perlu diragukan lagi Andreas adalah sosok yang sangat begitu tenang, dia menarik nafasnya dalam dalam dan mengeluarkannya secara perlahan."Aku harus bisa menghadapi ini." gumamnya di dalam hati.Dan dia pun sampai di depan rumah Robin, saat dia masuk ke dalam rumah tersebut.Robin yang berada di rumahnya tengah duduk di ruang tamu itu dia tengah menghisap rokok yang berada di tangannya.Rokok yang berbentuk panjang dan warna coklat, rokok tersebut memiliki ukuran yang sangat begitu besar.Dan pada saat itu juga Andreas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status