Mag-log inLhea dan mamanya yang bernama Lita itu masuk melangkahkan kakinya ke dalam rumah.
Hari sudah malam, mereka berdua menghabiskan waktu bersama di dalam sebuah kamar yang kamar itu adalah kamar bu Lita. Lhea yang tengah duduk diatas tempat tidur melihat mamanya yang tengah duduk di depan sebuah cermin. Wanita yang sudah melahirkannya kini wajahnya tampak berkerut, namun kerutan itu tak mengurangi kecantikan dari mamanya tersebut. Wajahnya yang begitu sendu terlihat begitu lemah lembut jiwa keibuannya yang berada dalam diri ibu Lita sangat begitu terpancar, apalagi kesabarannya tidak bisa diragukan lagi oleh Lhea. "Ma kenapa kenapa mama bisa menjadi seorang wanita yang setenang ini?" tanya Lhea. Bu Lita yang tengah duduk di depan cermin sambil menyisir rambutnya tersebut dia meletakkan sisir yang berada di tangannya lalu wanita tersebut menolehkan badannya menghadap ke Lhea. Wanita yang memiliki bibir tipis tersebut tersenyum kepada anaknya. "Sayang kita sebagai perempuan kita tidak boleh terlalu gegabah dalam menghadapi persoalan kita harus berjalan secara perlahan tanpa ada suara." jawabnya. Lhea yang mendengar ucapan dari mamanya tersebut dia menganggukan kepalanya sepertinya apa yang dikatakan oleh mamanya itu masuk ke dalam otaknya. Mereka berdua pun menghabiskan malam mereka bersama, mereka saling bercerita dari hati ke hati mereka. Keesokan harinya. Lhea bangun pada pagi hari dia langsung membasuh mukanya, wanita tersebut langsung keluar dari kamar mamanya tersebut dia ingin mencari keberadaan mamanya yang sudah bangun terlebih dahulu dari dirinya. Wanita itu melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. "Ma, mama ada di mana?" ucapnya yang mencari keberadaan mamanya. Dan ternyata pamannya saat ini berada di halaman belakang dia tengah duduk sambil meminum sebuah coklat panas. Bu Lita tengah duduk sambil menatap pepohonan yang menghijau yang tengah basah oleh air hujan semalam. "Iya sayang ada apa mama ada di sini." sahut bu Lita yang sambil menolehkan kepalanya melihat anak perempuan semata wayangnya tersebut tengah berjalan menghampiri dirinya. Lhea duduk di samping bu Lita. "Di minum sayang ini mama sudah buatin buat kamu." lanjut bu Lita. Lhea langsung meminum minuman yang sudah disiapkan oleh mamanya tersebut dia minum coklat panas tersebut tanpa duduk. Dan dia menghabiskan minuman itu sekali tegukan. "Kenapa kamu minumnya terburu-buru Lhea?" tanya bu Lita yang tengah duduk sambil menatap anak perempuannya itu. Lhea meletakkan kembali cangkir yang berada di tangannya. "Mah aku mau pergi aku buru-buru, nanti aku akan kesini lagi." jawab Lhea, Lhea langsung mencium pipi ibu Lita. "Ya sudah aku pergi dulu ma." ujarnya sambil berlalu pergi. Belum sempat bu Lita menjawab Lhea sudah meninggalkan bu Lita, ”lohhh Lheaaa kamu mau kemana?" tanya bu lita. Namun sayang, Lhea tak menjawab apa yang ditanya oleh bu Lita. Dan ibu Lita kembali melanjutkan menikmati coklat panasnya, dia menikmati sambil ditemani oleh sebuah roti yang berbentuk bulat yang didalamnya berisi sebuah keju dan tak beberapa lama dia mendengar ada sebuah langkah kaki yang masuk ke dalam rumahnya dan langkah kaki tersebut semakin jelas terdengar. Wanita itu langsung menolehkan kepalanya, dia melihat siapakah gerangan yang datang ke rumahnya tersebut. "Andreasss." ucap bu Lita yang melihat kedatangan seorang laki-laki muda yang memakai sebuah celana yang berwarna hitam dengan memakai sebuah jas dengan warna senada dengan celananya, "Ada apa kamu ke sini tumben sekali?" tanya bu Lita yang menodong pertanyaan kepada Andreas. Andreas pun duduk di samping bu Lita lalu dia melihat ada sebuah cangkir kosong yang berada di meja. "Tante, kemana Lhea?" tanya Andreas. Bu lita yang mendengar itu dia pun menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskannya secara perlahan. "Dia sudah dari tadi pagi pergi, tante tidak tahu dia pergi kemana. Iya tante merasa sangat khawatir dengan Lhea karena tante tahu pasti saat ini dia sedang terguncang jiwanya, pasti dia saat ini sedang merasa sangat bersedih." jawab bu Lita, lalu bu Lita pun menolehkan kepalanya menatap Andreas yang duduk berada di dekatnya. "Andreas tante mohon sama kamu tolong kamu jagain Lhea, tante merasa tidak tenang." lanjutnya. Andreas yang tengah duduk dia menarik nafasnya dan dia pun menganggukan kepalanya. "Iya tante aku akan mencarinya, aku akan menjaganya buat tante." jawab Andreas. Bu Lita tersenyum tipis di bibirnya, " Terima kasih ya kamu sudah datang jauh-jauh kesini untuk mencari Lhea." lanjut bu Lita. Andreas menganggukan kepalanya kembali dan dia beranjak dari tempat duduk tersebut, "Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu ya tante, aku akan mencari keberadaan Lhea." ujar Andreas. Bu Lita menganggukkan kepalanya, "sekali lagi terima kasih ya." ujarnya. Lalu Andreas pun pergi dari tempat tersebut, dia pergi meninggalkan rumah yang berada di pinggir desa. Rumah yang memiliki nuansa klasik dengan ukuran yang sangat begitu besar itu adalah rumah peninggalan dari keluarga ibu Lita. Andreas langsung menaiki mobil miliknya. Dia langsung kembali ke kota. Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, saat dia mengemudikan mobilnya dia melakukan panggilan telepon terhadap asisten rumah tangga yang bekerja di tempat tinggalnya. "Hallo apakah Lhea ada di rumah." tanyanya yang membuka obrolan di balik telepon. "Maaf pak, Nona Lhea tidak ada di rumah." jawab asistennya. Andreas yang sudah mendapatkan jawaban itu dia langsung mematikan panggilan telepon tersebut, dia langsung menelpon nomor Lhea. Namun saat dia menelpon sayangnya nomor tersebut tidaklah aktif. "Aduh ke mana sih anak ini?" tanyanya pada dirinya sendiri. Andreas yang sedang mengemudikan mobilnya Dia merasa sangat begitu khawatir, dia sangat khawatir dengan keadaan Lhea saat ini. Laki-laki tampan tersebut merasa sangat takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap saudara perempuannya itu. Lalu laki-laki itu teringat ketika masa-masa sekolah Dia teringat jika dirinya dulu berpacaran dengan Lhea, Dia teringat jika Lhea sedih dia mendatangi beberapa tempat untuk melipur laranya. "Oh ya aku harus datang ke tempat itu." ucapnya. Andreas pun langsung menancapkan gasnya dia langsung mengemudikan mobilnya menuju ke sebuah tempat yang mana sebuah tempat tersebut berada di pinggiran gunung, di pinggiran gunung itu terdapat sebuah tempat yang begitu sangat indah jarak tempat tersebut sangatlah begitu jauh namun itu tak menyurutkan keinginan Andreas untuk menemukan Lhea secepatnya. Sampai di tempat tersebut ternyata tempat itu saat ini sedang ditutup karena ada sebuah perbaikan, membuat Andreas yang berada di dalam mobil dia merasa sangat putus asa. "Ke mana ya aku harus mencari Lhea?" tanyanya di dalam hati sambil menghela nafasnya. Hari sudah siang dia belum makan siang perutnya terasa begitu sangat lapar namun dia tak menghiraukan rasa laparnya tersebut dia yang tengah duduk di dalam mobil terdiam dia akan teringat sesuatu kembali. Dia teringat jika perempuan yang bernama Lhea itu selalu pergi juga ke sebiah tempat. "Iya aku harus ke sana, aku yakin dia pasti ada di sana." Andreas langsung memutar balik mobilnya.Andreas menggelengkan kepalanya, "tenang saja." jawabnya.Rose yang tengah berdiri mendengar itu dia menarik nafasnya jujur perempuan tersebut tahu jika dirinya jadi bahan pembicaraan mereka berdua.Lalu Andreas mengemudikan mobilnya dan di sampjngnya ada Hans yang tengah duduk di kursi sampingnya , dan Rose memakai mobilnya sendiri.Sesampai di pertengahana jalan Hans turun dan dia langsung pulang menuju apartemennya dan Andreas langsung menuju sebuah restoran.Dan beberapa menit kemudian Andreas masuk ke restoran dan di belakanhnya Rose yang berjalan mengikuti Andreas.Mereka masuk di sebuah restoran yang luas dan di situ tak banyak pengunjung.Andreas sengaja mengajak Rose ke tempat tersebut, dia ingin berbicara lebih dalam dengan Rose.Mereka duduk di sebuah meja persegi empat yang terbuat dari kaca, mereka duduk berhadapan.Dan di depan mereka terdapat sebuah minum yang di sediakan oleh pelayan."Andreas ibuku di tangkap karena di duga dia melakukan judi dan dia jadi bandarnya.
"Tidak tahu bos karena cctv yang berada di sana sedang rusak." jawab anak buah dari Kevin.Kevin yang tengah duduk dia melempar sebuah gelas yang berada di depannya terlihat dia begitu sangat kesal namun dia berusaha memendam rasa kesal itu dengan duduk tenang, lalu dia menarik nafasnya saat ini dia tengah mengontrol emosinya.Dan di sisi lain saat ini Lhea yang tengah berada di apartemen Fia dia tengah duduk di kursi.Dia duduk sambil menatap keluar arah jendela. "jika pelakunya adalah Kevin aku tidak bisa serta merta menangkap dia, aku harus melewati seseorang terlebih dahulu." ucap Lhea yang lirih.Lhea yang tengah duduk dia pun menarik nafasnya, sepertinya masalah ini terlalu begitu sangat rumit bagi dirinya."Apakah aku harus melaporkan terlebih dahulu kepada polisi?" lanjutannya pada dirinya sendiri.Dia yang tengah duduk menatap kearah langit dia melihat langit yang tengah membiru, "apa sebenarnya tujuan dia menabrak itu adalah ditujukan untuk Robin?" lanjutannya pada dirinya
"Danln asal bos tahu, dia mentransfer ke seseorang itu atas bayaran menjadi seorang sopir gadungan yang menabrak Robin, dan ternyata orang itu sekarang sudah meninggal di dalam tahanan." ucap asistennya.Bram semakin meradang dia benar-benar sangat marah kepada Kevin, "dia sudah berani main-main sama aku, akan ku pastikan dia akan mati di tanganku." ucapnya.Dan asisten itu yang tengah berdiri dia pun menjelaskan lebih lanjut kepada Bram. "dan saat ini yang jelas orang-orangnya Robin tengah curiga kepadamu bos, dan polisi pasti pertama akan membidikmu." ujarnya.Bram yang berdiri dia sudah menyimpan amarah yang begitu sangat besar dia ingin meluapkan amarah tersebut kepada Kevin, dia sama seperti ingin menghancurkan repurtasi yang dia bangun selama ini.Bram langsung melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangannya tersebut, dia berjalan keluar dari rumahnya didampingi dengan para anak buahnya.Mereka semua bersiap menuju ke apartemen pribadinya Kevin.Di dalam mobil Bram terus menat
Lalu Hans yang berada di dalam kamar dia menghidupkan lampu kamar.Hans yang berdiri dia melihat Andreas yang berada di atas tempat tidurnya.Dia menarik nafasnya dia sangat begitu merasa bersedih melihat sahabatnya yang tengah mengalami gejolak hidup yang sangat begitu menyedihkan."Aku mau keluar dulu ya Andreas beli obat buat kamu." ucap Hans.Lalu Hans melangkahkan kakinya untuk segala keluar membeli obat dia apotik terdekat.Saat Hans keluar ada seorang laki-laki yang masuk ke dalam apartemen tersebut, laki-laki itu masuk dengan memakai sebuah masker yang berwarna hitam dengan topinya, tak lupa dia juga memakai masker untuk menutupi identitasnya.Laki-laki misterius itu masuk ke apartemen tersebut dan mencari keberadaan Andreas.Lalu dia yang mencari keberadaan Andreas dia menemukan Andreas ya sudah ada di dalam kamar.Laki-laki itu masuk ke dalam kamar tersebut lalu dia masuk ke dalam kamar mandi di kamar itu.Laki-laki misterius itu membawa sebuah alat untuk merusak kamar ma
Andreas pun menangis meneteskan air matanya dia yang tengah duduk di atas lantai wajahnya begitu merah, matanya terlihat begitu sangat berair,Dia menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang telah dia lakukannya kepada Lhea.******Lhea yang telah berada di apartemennya dia pun bergegas untuk segera keluar."Ayo kita ke rumah sakit." ucapnya dia sengaja mengajak Kevin keluar dari apartemennya karena Lhea gak ingin terjadi sesuatu yang tak diinginkannya menimpa dirinya.Kevin yang tengah duduk di sofa dia menggukkan kepalanya.Laki-laki itu yang sedang duduk dia tersenyum menatap Lhea yang tengah berdiri di depannya sambil membawa barang-barang yang akan diperlukan untuk di rumah sakit, dia terlihat begitu sangat bahagia melihat wanita yang dicintainya berada di depan pelupuk matanya."Ya sudah ayo." jawab Kevin.Mereka berdua pun pergi ke rumah sakit bersama, Lhea yang sedang duduk menaiki mobil Kevin dia terus menatap keluar arah jendela. "aku harus waspada, aku nggak boleh sedikit
Lalu Lhea pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam apartemen tersebut dia masuk ke dalam apartemen milik sahabatnya.Saat dia masuk dia melihat sahabatnya itu yang sedang duduk di sofa sambil membaca sebuah buku."Ada apa Lhea?" tanyanya yang melihat wajah Lhea sedikit panik.Namun Lhea mendengar pertanyaan dari temennya itu dia menggelengkan kepalanya. "Gak, aku gak papa." jawabnya.Lhea yang tengah menutup pintu dia pun langsung melangkahkan kakinya untuk duduk di dekat Fia.Dia duduk sambil menarik nafasnya dalam-dalamnya.Sepertinya dia tengah menutupi sesuatu."Oh iya aku mau meminta sesuatu sama kamu, tolong rahasiakan keberadaanku dari Kevin dan Andreas." ucap Lhea.Fia yang tengah duduk dia mengurutkan dahinya dia tak tahu apa maksud Lhea mengatakan itu semua kepada dirinya."Emang ada apa?" jawabnya yang sambil bertanya kembali.Lhea kembali menarik nafasnya, "aku akan memberitahu kamu nanti, jika aku memberitahu kamu sekarang aku takut kamu nanti kepikiran." ucap Lhea.







