Share

Menantu Idaman (pada awalnya)

Ah, aku lega, kini aku sudah ditalak oleh si Bang Panjul. Dan di rumah ini, dia sudah tidak ada lagi. Dia sudah kuhempas, tinggal menunggu sidang pertama perceraian kami berlangsung.

Bukan hanya sidang perceraian aku, tapi juga sidang Mbak Widya. Semoga saja tidak ada kendala, biar si tukang selingkuh itu bisa cepat menikah dan merasakan bagaimana bila hidup bersama dalam sebuah pernikahan.

Aku duduk-duduk manis di kasur empuk lantai atas tempat Mbak Widya sejak awal. Dan kini sudah aku tempati. Dia tidak bisa menolak karena aku juga berontak, tidak bisa diam.

Kakakku itu masih di rumah ini. Ya, setidaknya sebelum dia dengan si Panjul belum menikah, bolehlah kukasih tumpangan dia sebentar. Aku juga tak kejam-kejam amat.

Pagi ini adalah pagi pertama setelah statusku di mata agama sudah menjadi janda. Meski kecewa pada pernikahan ini, tapi hidup harus terus dijalani, seperti sebuah lagu yang sering diputar saat hatiku merasa hancur.

"Humh, wangi." Aku bergumam sendiri setelah usai masa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status