Share

Mikir, Nur

Balik ke rumah emosiku bukannya meredam tapi malah semakin tersundut. Harta almarhum bapak masih ada? Dan aku anaknya sama sekali tidak tahu? Kehidupan apa ini?

Mbak Widya dan Bang Panjul sudah keluar selama tiga jam, mereka satu pun belum ada yang kembali. Tapi, baru saja aku selesai masukannya beras untuk dimatangkan, tiba-tiba Mbak Wdiya pun pulang.

"Nur, Nur!" Dia meneriakiku.

"Apa, Mbak?"

Dan begitu terkejutnya aku. Mbak Widya pulang dengan kantong-kantong belanjaannya. Dapat duit sebanyak itu dari mana dia? Dari Bang Panjul?

"Belanja, Mbak?" heranku. Menyelidik jati dirinya dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. Rambutnya juga sudah berganti model.

"Nur, sebentar lagi Mbak mau ajak kamu pindah rumah. Rumah ini boleh dijual ya? Karena Mbak udah punya rumah baru yang bagus. Biar agak luas."

Jleb!

"Rumah baru?" Aku terkaget-kaget bukan main. Uangnya dari mana?

"Iya, Nur. Mbak dapat rezeki. Dapat lotre, ditambah uang tabungan Mbak yang cukup untuk beli rumah. Gimana?"

Kalimatnya ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status