Share

Mulut Julid Mantan Mertua

Setelah kulirik, ternyata pelanggan ini adalah mantan mertua. "Eh, Ibu?" Kusapa dia.

Dia kaget. "Eh, Nur? Kamu Nur? Eh, kerja di sini, Nur? Hihi." Eh, dia malah cekikikan. Somplak sekali.

Aku tak memperdulikan isi hati, dan lebih baik membungkus pesanannya. Meski aku tidak cerdas di sekolah, tapi sekali ucap saja, aku sudah hafal apa pesanannya tadi.

"Ini, Bu, semuanya 65 ribu." Aku menyodorkan pesanan tadi yang telah dibungkus.

Ia malah heran. "Eh, memang masih ingat saya pesan apa? Awas kalau salah, saya adukan ke bosmu!" celetuknya.

"Coba cek aja, Bu, itu ayam lima, tempe orek, sama capcay. Ikan mujairnya dua 'kan?"

Ibu mencebik mendengar jawabanku sembari ia cek. Memang dia pikir aku budeg?

"Hemh, baguslah. Ini uangnya 70 ribu." Ia memberikan selembar kertas berwarna biru dan yang satunya berwarna hijau. Benar, 70 ribu.

Di saat aku ambil kembalian, ia menolak. "Eh, buat kamu aja. Anggap aja itu tips kayak ojol. Hihi. Kasihan Ibu lihat kamu menderita begini. Rumah aja gede, tapi ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status