Share

Panas Dingin Lagi

PoV Panjul

***

"Tensi Pak Panjul 160 per 100. Dirujuk ke rumah sakit, ya?" pesan dokter setelah memeriksa keadaanku yang lunglai ini. Sejak kapan tensiku melonjak begitu. Lihat saja, Widya dan Ibu saja kaget setengah mati.

"Hah? 160?"

"160? Per-nya juga tinggi. Aduh, untung gak setruk ya kamu, Jul? Tetangga kita, 150 udah struk!" Ibu malah membuatku semakin syok.

"Bu!" Aku menegurnya. Petikan yang keluar dari mulut Ibu membuatku kesal. Siapa yang tahu itu malah jadi do'a. Amit-amit, amit-amit.

"Bagaimana, mau dirujuk ke rumah sakit?" Dokter menanti jawaban kami. Bola matanya melirik ke arahku, sesekali ke arah Ibu dan Widya yang manyun.

Aku segera menolak. "Gak, Dok, jangan ah. Saya mau obat dari dokter saja deh yang bagus. Lagian saya bisa jalan, bisa bicara, dan gak ada keluhan lain selain pusing, Dok. Berobat jalan aja, Dok!" Aku meringis ketakutan. Ini pasti gara-gara si Aryo dan si Nur. Ternyata hipertensi bisa disebabkan karena rasa cemburu, iri dan dengki. Eh!

Widya sangat ketu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status