Share

Tidak Ingat

last update Last Updated: 2025-04-29 04:41:10

Keesokan harinya. Arunika masih tidur pulas dengan satu tangan menjuntai ke lantai karena posisi tidurnya yang tengkurap.

Matahari pagi itu mulai meninggi, perlahan cahayanya masuk melalui celah jendela yang gordennya sudah terbuka, mengusik tidur lelap Arunika.

Arunika mengerutkan alis. Dia mengangkat satu tangan untuk menghalau cahaya matahari yang menyilaukan matanya.

“Kepalaku pusing,” keluh Arunika sambil menekan kepalanya kuat-kuat.

Arunika mencoba bangun meski kelopak matanya belum terbuka sempurna. Dia ingat semalam pusing setelah minum, sepertinya dia salah minum lagi sampai membuatnya merasa pusing seperti waktu itu.

“Aku mabuk lagi,” gumam Arunika dengan posisi duduk di atas ranjang.

Dia menggaruk kepalanya sampai membuat rambutnya semakin berantakan.

Arunika mengamati pakaiannya yang sudah diganti. Dia tidak terkejut seperti sebelumnya dan berpikir kalau Sarah yang membantunya ganti baju seperti malam itu.

Saat Arunika sedang mengumpulkan sisa kesadaran yang masih berada d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
wardah
aruni ini bikin bingung aja ya Ray,,,,sabar Ray sabar
goodnovel comment avatar
Iza Soares
aduh kayak ton and jery..... kelakuan aru bikin ngakak banget... senyum2 sendiri....
goodnovel comment avatar
Titin Susiyana
hahahahahahahaha si bocil tantrum....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Hendry Tahu

    Hendry sedang menemui kliennya di restoran bintang lima. Setelah selesai membahas bisnis Hendry berdiri begitu juga dengan kliennya yang siap untuk pergi.“Saya harap kerjasama ini berjalan dengan lancar,” ucap klien Hendry sambil mengulurkan tangan.Hendry menjabat tangan kliennya, lalu membalas, “Tentu saja, saya senang bisa berbisnis dengan Anda.”Klien Hendry tersenyum lalu mengangguk. Dia dan asistennya pergi lebih dulu, lalu Hendry menyusul di belakangnya.Hendry bicara dengan sekretarisnya untuk mengatur urusan kerjasama dengan klien, saat mereka sedang berjalan menuju pintu keluar, Hendry melihat Mario–pengacara ayahnya.“Kamu kembalilah ke perusahaan dulu, ada urusan yang harus kuselesaikan,” ucap Hendry kepada sekretarisnya.Begitu sekretarisnya pergi. Hendry menghampiri Mario yang sedang makan siang di salah satu meja restoran.Hendry sudah sangat penasaran dengan wasiat yang ayahnya tinggalkan, sehingga dia nekat menemui Mario.“Pak Mario.”Pengacara itu langsung mendongak

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Mengorek Informasi

    Raynar baru saja selesai menyuapi Arunika. Dia merapikan kembali tempat makanan yang disiapkan rumah sakit dan meletakkannya di meja.Tak lupa Raynar juga memastikan Arunika minum dengan perlahan agar tidak tersedak, lalu memberikan vitamin yang dokter anjurkan.“Ray, apa aku boleh pulang?” tanya Arunika setelah selesai minum obat, “aku tidak mau di rumah sakit, tidak enak,” ucap Arunika lagi.“Kamu harus tetap dirawat di rumah sakit agar bisa dipantau dokter setiap saat karena kondisimu yang lemah,” ucap Raynar menolak keinginan Arunika, “beberapa kali pingsan bukanlah hal yang baik. Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu, jadi bersabarlah sedikit, setidaknya sampai kondisimu benar-benar sehat.”Arunika mengerucutkan bibir.

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Sudah Tidak Marah

    Keesokan harinya. Arunika mulai membuka mata perlahan, dia melihat ke jendela yang masih tertutup gorden dengan rapat. Arunika menolehkan kepala ke kanan. Dia melihat suaminya yang tidur di sana dengan posisi duduk sambil menyandarkan kepala di tepian ranjang. Jadi, suaminya semalaman tidur di sini, padahal ada ranjang khusus penunggu yang bisa digunakan? Arunika merasa bersalah. Dia bangun dengan perlahan, lalu duduk sambil memerhatikan Raynar tidur. Lalu Arunika mengulurkan tangan ke kepala Raynar dan membelai lembut rambut suaminya. Tanpa diduga, Raynar bangun dan mengangkat kepala. Dia melihat Arunika yang sudah duduk, membuat Raynar segera menegakkan badan. “Kamu butuh apa? Apa ada yang tidak nyaman?” tanya Raynar penuh perhatian meskipun dia masih mengantuk. Raynar melihat Arunika menggeleng pelan, lalu bola mata istrinya itu terlihat berkaca-kaca. Raynar berdiri dan menatap dua bola mata Arunika yang berkaca-kaca. “Ada apa, hm? Apa ada yang sakit lagi?” tanya Raynar mem

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Menyembunyikan Kabar Kehamilan

    Pengemudi mobil yang berhenti mendadak ternyata adalah Erik. Erik memandangi bemper mobilnya yang terkena tabrak, lalu dia berjalan ke pintu kemudi mobil di belakang mobilnya, kemudian mengetuk kaca jendela di pintu.“Permisi, maaf aku sudah membuat mobilmu rusak karena berhenti mendadak,” ucap Erik sambil memerhatikan ke kaca jendela agar bisa melihat pengemudi di dalamnya.Briella malah gelagapan mendengar pria di luar meminta maaf. Dia berpikir pria itu akan marah-marah, tetapi siapa sangka malah sebaliknya.Briella akhirnya membuka pintu mobil, lalu keluar dan saling berhadapan sesaat dengan Erik.Setelahnya Briella segera mengecek bemper mobilnya, lalu kembali menatap pada Erik.“Ini bukan masalah besar, aku juga kurang fokus sehingga saat mobilmu berhenti, aku terkejut dan menabrak mobilmu,” ujar Briella.Erik memandang bemper mobil Biella yang sedikit penyok.“Ini tetap salahku karena sudah berhenti mendadak,” kata Erik. Erik berjalan ke mobilnya, lalu mengambil sesuatu dari

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Banyak Bersabar

    “Anda tidak bercanda, kan?” tanya Raynar memastikan.“Kita lakukan USG untuk memastikan,” jawab dokter.Raynar menatap pada Arunika yang terbaring lemah, lalu mengangguk ke arah dokter.Arunika dibawa ke ruang pemeriksaan kandungan. Dokter sudah menyalakan alat untuk USG, lalu mulai melakukan pengecekan untuk memastikan jika pemeriksaan luar yang dokter lakukan memang benar.Raynar berdiri di depan ranjang, tatapannya terus tertuju pada monitor yang ada di hadapan dokter saat ini.“Kantong rahim terbentuk di sini, Pak. Ini berarti benar pasien memang sedang hamil,” ujar dokter menjelaskan sambil menunjuk bagian yang dimaksud di layar monitor. “Dan ini janinnya, masih sangat kecil.”Raynar masih menatap tak percaya.“Jika dilihat dari ukurannya, kandungannya baru berusia enam minggu.”Bola mata Raynar berkaca-kaca, dia bernapas lega karena akhirnya Arunika hamil.Raynar menoleh pada Arunika yang masih memejamkan mata, lalu dia meminta dokter merawatnya di rumah sakit karena kondisi Aru

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Tidak Sakit

    Raynar melihat Arunika yang masih tak mau bangun dari tempat tidur untuk makan atau melakukan hal yang lainnya. Ini membuatnya cemas, apalagi dokter mengatakan kalau kondisi Arunika bisa saja buruk dan tak bisa hanya dilakukan dengan cara pemeriksaan luar.Raynar duduk di tepian ranjang, lalu mencoba membujuk Arunika lagi.“Aru, apa kamu tidak lapar? Bagaimana kalau makan dulu?” tanya Raynar mencoba membujuk.Namun, tidak ada respon dari istrinya, sehingga Raynar kembali bicara.“Aku minta maaf jika salah. Tapi apa kamu harus mendiamkanku seperti ini?” tanya Raynar lagi.“Aku hanya menjelaskan apa yang kamu tanyakan, tapi kenapa aku masih saja salah?” tanya Raynar terus menerus agar istriny

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Apa Benar Masih menyukainya?

    Sore hari setelah Raynar selesai bertemu dengan perwakilan kolega bisnisnya, dia segera pulang karena sangat mencemaskan kondisi Arunika.Saat tiba di rumah, Raynar melihat rumah sepi dan hanya ada beberapa pelayan yang sedang membersihkan ruangan.“Apa Aru di kamar?” tanya Raynar saat bertemu dengan Sarah.Sarah menoleh ke lantai atas, lalu kembali menatap pada Raynar.“Iya, Tuan. Sejak pulang tadi, Nyonya hanya di kamar. Dia belum makan atau minum apa pun sejak tadi, padahal wajahnya pucat. Saya mencemaskan Nyonya,” jawab Sarah.Raynar segera pergi ke kamar setelah mendengar informasi dari Sarah. Sesampainya di kamar, Raynar melihat Arunika berbaring memunggungi pintu.Raynar mendekat, lalu dia duduk di tepian ranjang dan menyentuh lembut lengan Arunika.“Apa perutmu masih sakit? Kamu mau makan sesuatu, biar aku ambilkan?” tanya Raynar.Raynar tak mendapat jawaban dari Arunika meski istrinya itu tak tidur.“Apa aku membuat salah sampai kamu mendiamkanku?” tanya Raynar karena sudah bi

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Memprovokasi

    “Baiklah,” ucap Raynar mengiyakan keinginan istrinya. “Apa kamu bisa jalan?” tanya Raynar kemudian.Arunika tidak menjawab. Dia segera turun dari ranjang, tetapi tubuhnya limbung saat baru saja menginjakkan kaki di lantai.Raynar segera menopang tubuh Arunika dengan memegang kedua lengan istrinya itu.“Kondisi kesehatannya kurang baik, mungkin aku akan datang lain hari,” ucap Briella.Arunika diam dengan ekspresi kesal.“Ya,” balas Raynar lalu dia memapah istrinya keluar dari klinik.“Apa perutmu masih tidak nyaman?” tanya Raynar saat memapah menuju pintu keluar lobby.Arunika mengangguk kecil.“Yakin tidak mau ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisimu lebih lanjut?” tanya Raynar tak bisa menyembunyikan kecemasannya.Arunika menggeleng pelan.Raynar tak bisa memaksa Arunika, akhirnya dia mengikuti permintaan istrinya dahulu. Jika memang terdesak, baru dia akan memaksa Arunika untuk periksa ke rumah sakit agar tahu penyebab Arunika mendadak pingsan.Mobil Raynar siap di depan lobby. S

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Calon Tunangan?

    Arunika menatap Raynar yang hanya diam, lalu dia memandang ke arah wanita yang kini menghampiri mereka.Arunika mempererat genggaman tangan mereka saat melihat wanita itu semakin dekat, apalagi wanita itu tersenyum pada Raynar.“Hai, Ray. Bagaimana kabarmu?” tanya wanita bernama Briella yang berumur lebih tua dari Arunika itu.Arunika semakin mempererat genggaman, meningkatkan kewaspadaan karena wanita di depannya saat ini sedang menatap dalam pada suaminya sambil tersenyum manis yang entah apa artinya.“Baik,” jawab Raynar, “bagaimana kabarmu?” tanyanya kemudian.Arunika terkejut mendengar balasan sapaan dari Raynar. Dia kira Raynar akan mengabaikan wanita yang tak Arunika kenal itu, tetapi ternyata Raynar membalasnya bahkan menanyakan kabarnya?“Aku baru pulang kemarin, lalu hari ini sengaja ke sini untuk menemuimu. Dan ….” Briella menjeda ucapannya, lalu tatapannya beralih pada Arunika.Briella tersenyum tipis, lalu kembali berkata, “Sepertinya aku pulang terlambat. Bahkan aku tida

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status