Dengan terkejut Junia bertanya, “Benarkah? Kabar tentang Lotus Residence yang menjadi tempat tinggal tingkat tinggi ternyata beneran? Nggak nyangka ada orang yang bawa Rolls-Royce! Kenapa orang itu nggak tinggal di vila saja?”“Kata Pak Stefan kemungkinan anaknya sekolah di daerah sekitar sana makanya mereka memilih untuk beli rumah di Lotus Residence. Tujuannya biar anaknya lebih mudah waktu berangkat sekolah. Siapa yang tahu kalau rumahnya ada banyak vila?”“Benar juga. Ayo, kita ke supermarket dulu. Oh iya, Nenek Sarah bukannya bilang mau datang?”“Nggak jadi lagi.”“Kenapa?”“Pemilik rumah nggak setuju.”Junia terdiam mendengar jawaban Olivia. Bukankah pemilik rumah Olivia adalah Stefan? Dia cucu kandung Nenek Sarah. Kenapa cucunya tidak mengizinkan neneknya datang? Benar-benar tidak berbakti!Mereka berdua masuk ke mobil Junia dan meninggalkan Avana Coffeehouse. Sesaat kemudian mereka tiba di sebuah supermarket besar dan berkeliling di sana. Junia dan Olivia keluar dari dalam samb
Olivia dan Junia pergi bersama ke rumah Odelina. Begitu Olivia turun dari mobil, dia melihat sebuah mobil yang dikenalnya. Wajahnya seketika menegang.“Ada apa?” tanya Junia.“Mobil kakak ipar kakakku diparkir di sini. Dia pasti datang untuk cari masalah dengan kakakku lagi. Kakak iparnya itu paling menyebalkan di antara semua orang yang menyebalkan. Dia bisa bersaing dengan keluargaku di kampung.”Usai mendengar perkataan Olivia, Junia langsung berkata, “Ayo cepat naik ke atas. Kalau dia berani tindas Kak Odelina, kita kerja sama untuk usir dia.”Namun, Olivia sudah pergi sambil membawa barang-barang. Junia pun segera menyusulnya. Benar saja, keluarganya Roni datang. Orang yang datang masih Shella dan ibunya.Mereka datang untuk membujuk Odelina pergi ke rumah mereka dan menjemput Roni pulang. Roni kembali ke rumah orang tuanya, tapi dia makan di rumah kakaknya. Karena orang tuanya menjaga anak-anak dan memasak di rumah Shella.Untung saja, rumah orang tua Roni sangat dekat dengan rum
Russel tidak bilang kangen, juga tidak bilang tidak kangen. Anak itu hanya berkata, “Papa pergi kerja.”Russel selalu ikut ibu dan tantenya. Ayah adalah orang yang bisa dia temui hanya di akhir pekan. Biasanya ketika dia bangun, ayahnya sudah pergi bekerja. Saat dia tidur di malam hari, ayahnya masih belum pulang.Perasaan Russel terhadap ayahnya benar-benar tidak mendalam. Sekalipun ayahnya berada di rumah, ayahnya juga tidak terlalu sering bermain dengannya. Ayahnya lebih banyak bermain dengan ponselnya.“Odelina, kamu lihat. Russel sudah nggak bertemu dengan papanya selama beberapa hari. Dia jadi cuek dengan papanya. Ini nggak baik untuk pertumbuhan anak. Anak laki-laki nggak boleh kehilangan kasih sayang papa selama pertumbuhannya. Banyak hal yang harus diajarkan oleh papanya.”Ibunya Roni awalnya mengira cucunya akan mengatakan kalau dia kangen ayahnya. Dengan begitu, ibunya Roni dapat memanfaatkan Russel untuk membuat Odelina mengalah demi anak. Siapa sangka, cucunya itu tidak me
Olivia meletakkan barang-barang yang dibawanya ke atas meja. Kemudian, dia baru menggendong Russel dan bertanya dengan lembut, “Russel lagi makan bubur, ya?”Russel mengangguk, “Aku lagi makan bubur.”“Jadi, sudah kenyang, belum?”Russel menggosok perutnya dan berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. Dia merasa belum makan nasi, perutnya masih agak lapar.Oliva tersenyum, lalu duduk di depan sofa. Kemudian, dia mengambil bubur yang tersisa setengah mangkuk dari kakaknya dan bertanya, “Tante yang suapin Russel boleh, nggak?”“Boleh.”Junia menyapa Odelina, lalu dia juga meletakkan barang bawaannya ke atas meja. Dia hanya mengangguk kepada Shella dan ibunya, sebagai salam.Setelah Olivia membantunya menyuapi anaknya, Odelina berbalik dan berkata kepada ibu mertua serta kakak iparnya, “Aku nggak akan pergi jemput Roni pulang. Kalau dia mau pulang, pulang saja sendiri. Kalau nggak mau pulang, aku hanya bisa minta Mama dan Kak Shella bantu urus dia.”Roni bahkan meminta Odelina menge
Setelah disergah Odelina seperti itu, ibunya Roni membuka mulutnya seperti hendak mengatakan sesuatu tapi mulutnya tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.Bagaimanapun, dia yang menyarankan anak dan menantunya menggunakan sistem patungan dalam kehidupan rumah tangga mereka. Dia juga tahu sekalipun tidak ada sistem patungan, Roni juga tidak menyerahkan uangnya untuk dikelola Odelina.“Ayo kita pergi, Ma.”Shella tidak senang dengan sikap Odelina, dia pun tidak membiarkan ibunya terus berbicara. Karena itu, dia mengajak ibunya pergi. Sebelum pergi, dia masih sempat melihat barang-barang yang dibawa Olivia dan Junia.Setelah turun ke bawah, Shella baru berkata pada ibunya, “Ma, menurut Mama suami Olivia kerja di perusahaan besar dan punya gaji yang sangat tinggi, nggak? Sejak Olivia nikah sama pria itu, dia selalu bawa banyak barang datang ke sini. Tadi aku lihat sekilas. Buah-buahan yang dia beli semuanya mahal-mahal, loh.”“Ada durian, ada ceri. Semuanya mahal-mahal, deh. Satu durian s
“Aku masih agak khawatir. Sekarang Roni selalu menuruti kemauan Yenny. Perempuan itu licik juga, sampai sekarang dia belum pernah tidur dengan Roni. Semakin nggak bisa mendapatkannya, semakin Roni ingin mendapatkannya. Dia sengaja memancing nafsu Roni sampai tinggi-tinggi.”“Setelah mereka berdua menikah, gaji Roni serahkan ke dia, maka hidup kita akan jadi sulit.”Shella memikirkan biaya hidup yang Roni berikan kepada orang tua mereka setiap bulan, biasanya digunakan lagi untuk mengurus keluarga kecil Shella. Dia pun mendapat banyak keuntungan. Oleh karena itu, dia tidak akan membiarkan keuntungan itu diambil semua oleh adik ipar barunya. Makanya dia hanya bisa berkata, “Lupakan saja, itu urusan Roni dan Odelina. Biar mereka berdua urus sendiri.”“Selama Roni bisa terus sembunyikan hal ini dan nggak akan ketahuan sama Odelina, aku juga malas urus masalah ini. Pria memang nggak ada yang bisa dipercaya. Begitu sudah mampu, pasti punya perempuan lain di luar.”Ibunya Roni justru merasa p
Olivia bergumam pelan, lalu berkata, “Aku hanya mau ingatkan, Kak. Kakak juga nggak usah terlalu khawatir soal cari kerja.”Junia juga menimpali, “Pelan-pelan saja, kak. Cari pekerjaan yang cocok untuk Kak Odelina. Kalau memang nggak dapat kerjaan, Kakak ke toko saja bantu aku dan Olivia. Nanti aku kasih gaji. Atau Kak Odelina mau buka toko sendiri?”Odelina memperhatikan anaknya yang main sendiri, lalu berkata tanpa daya, “Aku nggak punya modal sebanyak itu. Aku juga nggak tahu mau buka toko apa. Sulit bisnis di toko offline sekarang.”Kebetulan toko buku Olivia di buka di depan SMP Negeri Kota Mambera, makanya toko bisa ramai. Kalau pindah ke tempat lain, toko itu mungkin tidak bisa bertahan.Selain itu, biaya sewa toko-toko kecil di depan SMP Negeri Kota Mambera juga sangat mahal. Bahkan tidak semua orang bisa sewa di sana, harus punya koneksi baru bisa sewa toko di sana. Olivia dan Junia berhasil sewa toko di sana berkat bantuan dari keluarga Junia.“Kak, bagaimana kalau aku ajari
Sekarang satu bulan sudah berlalu, masih tersisa lima bulan sebelum mereka berdua kembali melajang. Masing-masing akan mencari pasangan baru dan tidak memiliki hubungan apa-apa lagi satu sama lain.Reiki dan Daniel saling berpandangan. Pada akhirnya, Daniel yang buka suara, “Bukannya pria dari keluarga kalian nggak boleh bercerai?”“Aku pengecualian.”Stefan berkata dengan dingin, “Kalian semua juga tahu kenapa aku menikahi Olivia. Sekalipun aku ingin bercerai, nenekku juga nggak bisa bilang apa-apa, apalagi orang lain. Mereka tahu, aku tersiksa.”Benar, Stefan tersiksa. Untuk membantu neneknya balas budi, dia harus menikahi Olivia yang sama sekali tidak dia kenal. Setelah menikah, dia sudah termasuk murah hati dan toleran pada Olivia. Namun, bagaimana dengan perempuan itu?Bilangnya ke rumah kakaknya, tapi ternyata perempuan itu pergi makan dengan Albert.Stefan yang cemburu tapi masih tidak mau mengakuinya otomatis mengabaikan keberadaan Junia. Dia juga mengabaikan fakta kalau Junia
Asalkan Dikta membantu Felicia pulang ke keluarga Gatara dan memantapkan kedudukan dia sebagai penerus Patricia, Dikta bisa hidup dengan bebas tanpa harus terikat kepada siapa pun. Anggaplah ini sebagai akhir yang bahagia untuknya. “Cakra … kalau aku mati, dia juga harus ikut mati bersamaku, atau dia cuma akan menyalahgunakan kekuasaan yang dia punya. Mau gimanapun juga, Felicia tetap anaknya. Aku khawatir Cakra bakal menggunakan statusnya sebagai orang tua untuk menekan Felicia. Lalu soal tiga anak laki-lakiku … itu tergantung mereka sendiri.” Patricia memejamkan matanya. Dengan segala kuasa yang dia miliki saat ini, dia hanya bisa melindungi orang yang terpenting baginya. Cakra sudah berpesan kepada ketiga putranya yang tidak berguna itu untuk mengandalkan keberuntungan mereka sebaik mungkin. Jika mereka masih tidak mendengar nasihat ayah mereka, itu salah mereka sendiri. Cakra hanya peduli kepada ketiga putranya dan anak-anak dari mereka, karena mereka semua mewarisi marganya. Sed
“Bukannya Bu Patricia sendiri yang mengundang mereka?” Si pelayan rumah bertanya balik. Tanpa undangan langsung dari Patricia, para kru media ini untuk apa juga repot-repot datang ke kediaman keluarga Gatara? Toh tidak ada berita heboh juga yang perlu diliput. Seketika itu Patricia baru sadar siapa pelakunya. Dia tidak mengundang kru media, Felicia juga tidak mungkin karena saat itu dia sedang dibawa pergi meninggalkan Cianter. Suami dan ketiga anak lelakinya juga tidak mungkin punya nyali untuk melakukan itu. Satu-satunya orang yang bisa melakukan itu hanyalah Yuna, keponakannya sendiri. “Bilang ke kru media, malam ini aku nggak mengundang mereka, suruh mereka pergi dan jangan lupa kasih hadiah untuk mereka semua,” ujar Patricia. Pemberian hadiah itu tentu hanya pemanis agar para kru media ini tidak menciptakan rumor-rumor yang tidak benar. Kru media zaman sekarang mudah sekali membuat berita palsu atau informasi yang dilebih-lebihkan demi mengejar traffic pembaca. Reputasi keluar
“Terima kasih banyak atas perhatiannya, Non Yohanna. Nenekku sudah berumur 80 tahun lebih, tapi badannya masih segar bugar dan nggak masalah bepergian naik pesawat. Tapi masalahnya anggota keluargaku terlalu banyak, rasanya nggak enak kalau kami semua datang,” kata Ronny. “Atau begini saja, aku coba bilang ke mereka kalau tahun ini aku nggak pulang. Kurasa mereka pasti bisa mengerti.” Sebelum menginjakkan kaki di Aldimo, Ronny sudah memikirkan soal ini. Begitu pun dengan para senior di keluarga Adhitama yang juga sudah mempersiapkan diri andaikan Ronny tidak bisa pulang untuk melewati tahun baru bersama. Di tahun depan, Ronny berniat untuk membawa Yohanna ke pulang ke Mambera untuk mengurus pernikahan mereka. Nenek Sarah memberi waktu satu tahun kepada Rony dan saudara-saudaranya. selama mereka memperlakukan calon istri mereka dengan baik, satu tahun sudah cukup untuk meluluhkan hati seorang wanita. “Soal gaji kerja di libur tahun baru, Non Yohanna sesuaikan saja dengan hari kerjaku
Christian tidak bersuara saat dia ditendang oleh Tommy, tetapi raut wajahnya tidak bisa menutupi rasa sakitnya. Christian mengira Tommy memang ingin belajar,bukan karena paksaan dari kakaknya. Yohanna sangat tegas dalam mendidik mereka, bahkan lebih tegas dari guru-guru mereka di sekolah. Para senior di keluarga saja sampai tidak berani ikut campur ataupun berkomentar di hadapan Yohanna. Tommy melampiaskan kekecewaannya ke nafsu makan. Dia makan banyak sekali, sampai-sampai Yohanna harus menghentikannya karena khawatir akan sakit perut. Tommy sengaja ingin membuat diri sendiri kekenyangan sampai sakit perut, karena dengan begitu dia punya alasan untuk kabur dari tugasnya. Setelah makan, Yohanna berkata kepada Ronny, “Ronny, habis istirahat siang, kamu bikinin dessert untuk bocah-bocah, ya. Oh ya, sisain sedikit untuk Dira juga. Dia paling suka sama dessert buatan kamu. Nanti malam aku nggak makan di rumah, kamu bebas mau pulang atau tetap di sini. Oh ya, aku mau diskusi tentang jadw
Yohanna menyudahi percakapan dia dengan teman baiknya dan masuk ke ruang makan. Dua adik dan ibunya sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Di depan mereka sudah tersedia semangkuk sup hangat yang menunggu untuk segera dinikmati. Di tempat duduk yang biasa Yohanna tempati juga sudah tersedia semangkuk sup, sama seperti yang diberikan untuk yang lain, yang disajikan langsung oleh Ronny. Setelah Ronny memanggil Yohanna untuk makan, dia langsung kembali ke dapur karena di dapur masih ada dua lauk lagi yang harus dia masak agar hidangannya lengkap. Seusai makan siang, Yohanna beristirahat sejenak karena sebentar lagi dia harus segera kembali ke kantor. Sejujurnya Ronny juga sedikit lelah, tetapi dia masih harus melayani tunangannya itu, dan baru bisa benar-benar beristirahat ketika Yohanna sudah berangkat kerja. Di malam harinya, jika Yohanna tidak makan di rumah, Ronny diberi kebebasan untuk bekerja atau terus beristirahat karena keluarga Pangestu masih memiliki koki yang lain untuk
“Bawa juga suami kamu biar dia nggak salah paham. Takutnya nanti dia pikir kamu datang ke rumahku untuk selingkuh.” “... oke. Aku bakal ajak dia juga. Aku mau lihat cowok kayak apa sih yang punya suara merdu begitu. Seharusnya nggak jelek, ‘kan?” Setelah sejenak terdiam, Yohanna membalas, “Kayaknya mending kamu nggak usah datang, deh. Takutnya kalau kamu datang dan ketemu dia, kamu bakal menyesal sudah menikah karena kamu sudah nggak bisa lagi ngejar-ngejar cowok ganteng.” “Wah, berarti dia pasti ganteng banget, nih. Aku jadi makin nggak sabar main ke rumah kamu. Bisa bikin kamu ngomong begitu berarti dia pasti punya muka yang menarik. Yohanna, kalau kamu sudah nggak mau pakai koki yang ini lagi, jangan lupa kabari aku, ya. Biar aku yang pakai dia. Selama ada koki ganteng di rumahku, aku nggak bakal pernah kelaparan lagi.” “Untuk sekarang, aku masih bisa makan masakannya dia, masih belum muak. Dia memang dari dulu hobinya memasak. Mungkin di zaman dulu dia sempat hidup jadi koki bu
Masalahnya, dengan harta dan kedudukan yang ketua kelas miliki sekarang pun, jarak antara dia dan Yohanna masih terlalu jauh. Yohanna berpikir sejenak dan menjawab, “Ketua kelas kita mukanya yang kayak gimana? Aku nggak ingat sama sekali.” Ketika masih bersekolah, ada banyak sekali kaum pria yang berusaha mendekati Yohanna, tetapi Yohanna sedikit pun tidak memiliki perasaan terhadap mereka. Jadi setiap hari dia hanya memasang wajah yang kaku dan dingin. Dari situ dia mendapat julukan “Ice Princess”, dan makin sedikit orang yang berani mendekatinya. Karena terlalu banyak pria yang menyukainya, Yohanna tidak ingat seperti apa wajah mereka semua. Itu karena Yohanna tahu, mereka bukanlah pria yang dia inginkan. Jadi tidak aneh jika Yohanna tidak ingat seperti apa paras ketua kelasnya. “... ketua kelas kita itu dianggap sebagai cowok terganteng di kelas. Masa kamu nggak ingat? Kita kan sekelas sama dia selama dua tahun, lho,” ujar Ruth. “Cowok yang sekelas sama aku selama dua tahun kan
“Sebentar lagi kan tahun baru, yang tua-tua setiap hari kerjanya telepon aku minta aku cepat pulang. Makanya sekarang aku sudah pulang.” Setelah Ruth menjawab pertanyaan Yohanna, sekarang gantian giliran dia yang bertanya, “Kamu kan baru pulang dari perjalanan bisnis, masa sudah langsung ke kantor lagi tanpa istirahat? Kamu terlalu keras kerjanya, kan kamu punya banyak adik-adik yang bisa bantu kamu. Bagi saja tugas kamu sebagian ke mereka. Jangan semuanya kamu tanggung sendiri. Nggak perlu bikin capek diri sendiri.” Ruth sangat memedulikan Yohanna. Mereka berdua adalah teman baik, tetapi semenak Yohanna mengambil alih bisnis keluarga, mereka jadi jarang bertemu karena Yohanna terlalu sibuk. Sering kali mereka hanya berhubungan melalui chat untuk tetap menjaga pertemanan. Untung saja mereka adalah teman sekelas sejak SD. dengan pertemanan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun, tentu tidak akan putus hanya karena Yohanna sibuk bekerja. Yohanna juga sering menjalin hubungan kerja
Yohanna harus membahas masalah pendidikan adiknya dengan kedua orang tuanya. Dia hanya punya satu adik kandung, jadi dia akan sangat mementingkan pendidikan adiknya. Sesibuk apa pun pekerjaan Yohanna, dia akan selalu meluangkan waktu untuk bertanya tentang kegiatan belajar adiknya. Apabila Tommy melakukan kesalahan dan malah dimanja oleh orang tuanya, maka Yohanna yang mau tidak mau harus memarahinya. Tidak peduli Tommy menangis atau merengek manja, kalau sampai Yohanna tahu adiknya bersalah, dia akan memberi pelajaran tegas agar kesalahan itu tidak terulang lagi. Lalu Yohanna juga akan menyuruh Tommy untuk menuliskan apa saja kesalahannya di atas kertas. Apabila orang tua atau om tante juga melindungi Tommy, mereka juga harus ikut menulis kesalahan mereka. Lihat saja siapa yang masih berani melindungi Tommy ketika dia berbuat kenakalan. Namun tentu Yohanna tidak akan menegur jika Tommy melakukan kenakalan kecil yang masih bisa diterima. Sebagai anak kecil, khususnya anak lelaki, waj