Tampak jelas wajah Kayla tanpa senyuman, bimbang dengan tawaran sang nenek.
“Begini saja. Nenek jam 10 ini mau bertemu dengan dokter pribadi nenek untuk membicarakan penyakit ibumu, dan tindakan yang tepat untuk pengobatan penyakit ibumu. Jika kamu memutuskan untuk menikah dengan Carlo, maka hari ini juga kita akan melakukan tindakan dan hari ini juga kamu akan menikah dengan Carlo,” ujar nenek Emeline dengan wajah seriusnya.‘Maaf kan nenek Kay, telah mendesak kamu di kala kamu sedang merasa kesusahan, tapi nenek lakukan semua ini demi kebaikan kamu dan demi kebaikan cucu nenek’ ujar nenek dalam hati dengan rasa sedih yang tidak ia perlihatkan.“A—Aku setuju,” ujar Kayla tanpa daya. Suara Kayla jelas terdengar serak dan matanya mulai mengeluarkan air yang tidak bisa tertampung.‘Mungkin ini yang bisa Kay lakukan demi kesehatan ibu. Kay gagal jadi anak berbakti kepada ibu untuk tidak mengenal lelaki selagi masih belajar. Sekarang bukan sekedar mengenal... Kay akan menyerahkan hidup Kay kepada dia,’ Jerit hati Kayla sambil menangis.Di tutupnya matanya dengan kedua telapak tangannya. Nenek Emeline yang melihat gadis kecil ini menangis, langsung memeluk Kayla dan mengelus-ngelus punggungnya.“Nenek yakin! Pilihanmu sangat tepat Kay,” ujar nenek.“Ya nek! Terima kasih,” ucap Kayla yang menangis sejadi-jadinya di pelukan sang nenek.Ada kehangatan yang nenek berikan kepada Kayla. ‘Setidaknya aku bisa mendapat seorang nenek’ ujar Kayla dalam hati menghibur dirinya.Selesai menangis, Kayla dan nenek menuju lobi rumah sakit. Ternyata di sana, dokter pribadi nenek sudah menunggu mereka.Mereka duduk di kursi tunggu itu sambil mengobrol, nenek Emeline membantu Kayla menceritakan tentang penyakit ibunya yang pernah di sampaikan dokter kepadanya.“Jika ceritanya begitu, saya sarankan harus segera di operasi. Lebih baik ke Rumah sakit Siloam di sana peralatannya lengkap. Saya akan hubungi rekan-rekan saya yang beroperasi di bidang specialis jantung. Siang ini kita bisa urus perpindahan pasien dan akan segera di lakukan operasi besar. Biasanya operasi berjalan 13 jam, jadi mohon persiapannya” ujar dokter pribadi nenek."Data ibumu harus segera di kirim ke rumah sakit Siloam. Biar nanti aku urus semua," ujar Doter pribadi“Bagaimana baiknya saja dok,” ujar Kayla.“Kamu jangan khawatir,” ujar nenek menenangkan Kayla.“Terima kasih nek,” ucap Kayla.“Sama-sama sayang. Bagaimana jika kita ke kantor Carlo. Kita akan mengurus pernikahanmu dengan dia hari ini,” ujar nenek.“Jika pak Carlo tidak mau menikah denganku bagaimana nek?” ujar Kayla mencari alasan untuk menunda pernikahan.“Jika dia tidak mau maka nenek akan coret dia dari kartu keluarga,” ujar nenek.“Siapa nek yang mau di coret dari KK?” tanya Steven dengan memegang dua cangkir kopi.“Itu kakak kamu,” jawab nenek asal.Steven mengerutkan dahinya bingung. Dia tidak terlalu paham dengan pembicaraan dua wanita yang ada di hadapannya sekarang karena dia dari tadi mengantre membeli kopi susu.“Maaf nek lama,” ujar Steven kembali sambil memberikan gelas yang berisi kopi susu ke nenek.“Terima kasih kak,” ucap Kayla menerima secangkir kopi susu. Ada senyuman kehangatan dari Steven. Kayla membalas senyuman itu.“Nek. Kayla permisi ke kamar mandi dulu ya,” ujar Kayla yang ingin mencuci wajahnya sebelum bertemu dengan Carlo.Kayla sadar matanya kini akan terlihat sembab karena menangis. Kayla menuju Kamar mandi dan sesampainya di dalam toilet wanita, Kayla memandangi wajahnya di kaca wastafel. Di toilet begitu sepi, hanya ada dirinya saja di dalam.Kayla memandang tubuh kurusnya di kaca yang begitu besar itu. Di dekatkannya wajahnya di kaca dan benar terlihat jelas matanya telah membengkak. Kayla menyalakan air di kran dan beberapa kali menyiram wajahnya.‘Sebentar lagi kamu akan menjadi istri dari orang kaya, dan kamu akan kehilangan identitas kamu yang seperti ini,’ ujar Kayla di dalam hati sambil menepuk-nepuk pipinya yang basah dengan kedua tangannya.“Uh...” suara embusan nafas yang keluar dengan panjang.Jantung Kayla sudah tidak menentu karena dia sudah membuat keputusan yang akan menyebabkan perubahan dalam kehidupannya.Di sisi lain Steven yang berada di ruang tunggu bersama nenek sedang mengobrol.“Kenapa nenek begitu menyukai Kayla?” tanya Steven kepada nenek.“ Karena dia anak yang baik,” ujar nenek menatap wajah Steven.“Aku tidak yakin,” ujar Steven dengan mata menyelidik.“Apa yang ada di pikiranmu Steven?” tanya nenek dengan nada curiga.“Aku tahu nenek, kenapa nenek memaksa dia menikahi kakak?” tanya Steven dengan mata yang menyipit ingin menyelidiki yang sebenarnya terjadi.“Aku hanya ingin kakakmu segera menikah dengan gadis yang baik,” ujar nenek jujur namun pandangannya kini di alihkan ke Kayla yang terlihat dari kejauhan berjalan mendekat ke mereka.“Aku hanya ingin mengingatkan ke nenek jangan memanfaatkan kebaikan dia. Apalagi sampai menyakiti dia. Aku akan melindunginya,” ujar Steven yang sebenarnya memiliki perasaan kepada Kayla namun ia juga menyayangi neneknya dan ingin mewujudkan keinginan nenek.“Aku lebih mengetahui segalanya dibandingkan dirimu, jadi nenek mohon kamu jangan pernah merusak rencana nenek ini,” ujar nenek Emeline sebelum Kayla semakin mendekat ke mereka.Kayla telah kembali bergabung dengan Steven dan nenek.“ Bagaimana Kay? Kita berangkat ke kantor Carlo!” ujar nenek dengan lembut kepada Kayla.Kayla mengangguk yang berarti mengiyakan ucapan sang nenek. Mereka pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit.Carlo menolehkan kepalanya sekedar melihat keberadaan Kayla yang ia pikir duduk tidak jauh darinya. Carlo terkejut melihat Kayla telah menjauh darinya dengan Steven berada di sampingnya. Carlo langsung permisi untuk menjauh dari para teman-teman lamanya itu namun tangan Carlo di tahan oleh Melisa dan di soraki oleh teman-teman lamanya. “Kalian itu pasangan yang serasi. Jadian kembali saja Car!” ujar seorang lelaki sahabat Carlo.“Aku tidak bisa terima dia, karena dia tidak mencintaiku!” ujar Carlo yang menolak ucapan teman-temannya. Dari kejauhan Kayla memperhatikan Carlo dan teman-teman lama Carlo.Carlo tahu Kayla sedang mengamatinya meski berjalan bersama Steven. “Aku tadi pergi dengan seseorang maka aku harus menemuinya dulu!” ujar Carlo bingung mau menolak ucapan teman-temannya.“Sudah! Tinggalkan saja temanmu tadi. Lagian dia terlalu kecil untuk kelas kita, iyakan teman-teman?” ujar salah sa
Carlo mengambil ponselnya dan mencari nomor Kayla di teleponnya setelah itu ia menghubungi Kayla, namun Kayla tidak mengangkat teleponnya. Carlo keluar dari kamar lalu pergi menuju resepsionis untuk mencari tahu Kayla keluar dari hotel atau hanya berjalan-jalan di halaman hotel. “Permisi—” ujar Carlo yang terputus karena Kayla memukul pundak Carlo. “Mas,” panggil Kayla. Carlo langsung memeluk Kayla dengan erat. Ada rasa takut kehilangan di hati Carlo. “Mas kenapa?” tanya Kayla yang tidak mengerti apa yang terjadi dengan suaminya. “Mas hanya takut kamu di culik atau tersesat. Jangan pergi sendirian lagi ya!” ujar Carlo sambil mencium dahi Kayla. Kayla hanya tersenyum dan mereka bersama-sama masuk ke dalam kamar hotel. Carlo menuju kamar mandi terlebih dahulu karena menyadari bau parfum Melisa sangat menyengat menempel di tubuhnya. Sedangkan Kayla mencoba m
Setelah pertempuran pagi ini, Carlo dan Kayla kembali membersihkan diri dan menyantap makanan yang telah di siapkan oleh orang hotel.“Mas,” panggil Kayla sambil menyiapkan bubur ayam yang masih hangat.“Em....” Carlo hanya berkesempatan karena matanya kini tertuju dengan laptop yang ia bawa. “Mas kita istirahat dulu saja ya habis makan, aku ingin tidur! Badanku terasa remuk,” ujar Kayla yang merasa remuk badannya.“Ya Kay,” ucap Carlo singkat. Ponsel Carlo berdering dan terlihat tampilan nama Melisa di ponselnya. Dengan cepat Carlo mengangkat telepon tersebut sebelum Kayla melihatnya karena Kayla sedang sibuk dengan ponselnya sendiri.“Ya kenapa?” tanya Carlo dengan nada malas.“Kamu di mana Car. Aku kesakitan Car sekarang! Tolong Car!” ujar Melisa dengan tangisan. Carlo menghentikan aktivitasnya di laptop dan segera menutup laptopnya.“Kamu di m
Kayla menjerit terkejut melihat bagian belakang Carlo yang polos tanpa sehelai benang. "Mas! Kenapa harus di lepas?" tanya Kayla sambil menutup mata karena merasa malu. "Kenapa harus di tutup? ini akan jadi hak milikmu Kay," ucap Carlo yang kini menghadap Kayla. Carlo menurunkan secara perlahan-lahan tangan Kayla. "Bukalah Kay matamu," ujar Carlo yang menginginkan istri kecilnya menatap dirinya. Kayla perlahan - lahan membuka matanya dan menatap wajah Carlo yang kini menatapnya seperti singa sedang kelaparan. “Mas, kenapa menatapnya begitu?” ucap Kayla takut. “Semua kesepakatan kita telah aku batalkan Kay malam ini,” ujar Carlo sambil menarik dagu Kayla untuk lebih dekat dengan wajahnya. “Maksud mas? Mas sudah mencintaiku?” tanya Kayla dengan tatapan yang penuh harapan. “Aku belum tahu Kay! Tapi aku hanya ingin kamu terus berada di
Setelah menyiram wajah berapa kali, akhirnya Kayla keluar dari kamar mandi dan membantu Carlo menggunakan kaos yang ada di kopernya. Setelah Carlo dan Kayla telah siap pergi dari ruang inap tersebut, Melisa telah berdiri di ambang pintu dengan wajah marah. “Mau ke mana kalian?” tanya Melisa kepada Carlo dan Kayla. Kayla hanya diam tanpa kata sedangkan Carlo menggenggam tangan Kayla kencang. Kayla menolehkan kepalanya ke arah tangan kirinya yang di genggam Carlo. “Kami akan melanjutkan perjalanan kami, kamu boleh pulang Mel. Terima kasih atas kepedulianmu,” ucap Carlo dengan nada dingin. “Aku tidak peduli kamu mau usir aku atau apalah! Yang aku inginkan adalah dekat dengan kamu!” ucap Melisa tanpa malu. “Kamu sendiri yang bilang kita bisa jadi sahabat,” ucap Melisa dengan nada memelas. “Aku akan pergi dengan Kayla bulan madu, jadi aku harap kamu tidak perl
Di lapangan parkir Kayla berjumpa dengan Steven. Namun kali ini Steven hanya sendirian tanpa Melisa.Steven yang melihat Kayla segera menghampirinya. Kayla tidak sempat mengelak karena saat itu jalanan terlalu sepi.“Kay. Mau ke mana? Mau aku antar?” tanya Steven.“Mau cari makanan, oh ya Melisa?” tanya Kayla yang tidak lengkap namun di mengerti oleh Steven.“Dia di hotel,” ucap Steven sambil tersenyum.“Boleh aku temani kamu makan?” tanya Steven lembut.Kayla hanya mengangguk yang artinya boleh. ‘Dari pada makan sendirian, lebih baik jika ada yang menemani’ pikir Kayla.Mereka makan di rumah makan yang ada di seberang rumah sakit. Sehingga tidak perlu menggunakan kendaraan jika menuju ke sana.“Kay, kamu yakin mau melanjutkan pernikahan ini?” tanya Steven serius. Kayla tersedak makanannya ketika mendengar ucapan Steven yang menurutnya