Share

Bab 6 Kantor

Author: ELIZA
last update Last Updated: 2023-10-22 22:29:41

“Nek, aku nanti hanya bisa mengantar kalian sampai depan perusahaan ya, tidak bisa sampai dalam. Karena kelasku sebentar lagi akan di mulai,” ucap Steven sambil memainkan ponselnya di depan mobilnya sebelum masuk ke dalam mobil.

“Ya tidak apa-apa Steven. Kamu mengajar dulu saja,” ujar nenek Emeline lalu masuk ke dalam mobil.

Setelah masuk ke dalam mobil mereka pun pergi menuju kantor Carlo. Steven hanya bisa mengantar Kayla dan nenek sampai pintu utama perusahaannya lalu pergi meninggali dua wanita itu.

Jam menunjukkan waktu makan siang, Nenek menawarkan Kayla makan bersamanya dengan Carlo.

“Kay. Nanti kita makan siang dulu ya sebelum kecatatan sipil, melakukan pendaftaran pernikahanmu,” ujar nenek. Sambil berjalan masuk ke dalam perusahaan. Di lantai dasar mereka bertemu satpam yang memberi hormat kepada mereka berdua.

Kayla sebenarnya sangat bingung dengan keputusannya apakah tepat atau tidak. Kayla memutuskan untuk tidak banyak bicara.

Nenek Emeline mengajak Kayla menuju lantai terakhir yaitu lantai 35. Di lantai itu tidak ada ruangan hanya ada satu ruangan yang besar yaitu ruangan CEO mereka.

“Selamat siang. Bapak ada?” tanya nenek kepada asisten Carlo yang sedang sibuk mengetik di laptop.

Di depan ruangan Carlo terdapat meja besar dengan laptop di atasnya. Sekretaris akan selalu siap di sana, menunggu perintah dari Carlo.

“Nenek. Apakah nenek sehat?” tanya sekretaris Carlo basa-basi sambil menekan beberapa nomor di telepon kabel yang ada di mejanya.

"Sehat," jawab nenek singkat.

“Permisi pak, ada nenek sedang berkunjung,” ucap Pandi tanpa memberitahukan ada gadis yang mendamping nenek.

“Suruh masuk,” ucap Carlo yang terdengar oleh nenek dan Kayla karena berada di sana.

"Kata bapak, silakan masuk," ucap Sekretaris itu sambil berdiri memberi hormat ke nenek.

Nenek pun berjalan mendekat ke pintu ruangan Carlo.

“Ayo! Kay,” ucap nenek kepada Kayla yang tidak berjalan masuk ke ruangan melainkan mematung di depan ruangan Carlo.

Kayla hanya bisa mengangguk mendengar ajakan nenek Emeline.

Nenek membuka pintu besar yang dominan dengan warna abu-abu. Kayla melangkahkan kakinya menyusul nenek yang telah masuk ke dalam ruangan Carlo.

Deg- Deg-Deg.

Suara detak jantung Kayla tidak menentu karena mereka akan membahas sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan Kayla. Sesuatu yang sangat mempengaruhi perubahan dalam kehidupan Kayla kelak.

Mata tajam itu sedang menyorot tubuh mungil milik Kayla yang berdiri tidak jauh dari nenek Emeline.

“Kenapa nenek ke sini?” tanya Carlo dengan wajah datar.

“Ada yang ingin nenek sampaikan ke kamu,” ucap nenek sambil duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

“Silakan duduk,” ucap Carlo kepada Kayla yang mematung di depan pintu.

Kayla berjalan menuju sofa dan langsung duduk bersampingan dengan nenek. Sedangkan Carlo duduk berhadapan dengan Kayla.

“Kenapa kamu juga kesini?” tanya Carlo kepada Kayla dengan sorot mata elangnya.

“Aku—” suara serak Kayla terdengar jelas. Ada keraguan yang terdengar di suaranya.

“Nenek sengaja mengajak Kayla karena dia terlibat dalam hal ini,” ujar nenek yang membuat Carlo bingung.

“Nenek. Langsung saja ngomong apa yang ingin nenek bahas dengan aku,” ujar Carlo kepada nenek.

“Carlo. Nenek sudah meminta Kayla untuk jadi istrimu,” ucap nenek dengan santai.

“Nenek jangan bercanda,” ujar Carlo ketawa getir sambil mengalihkan pandangannya ke jendela kaca berukuran besar yang berada di samping sofa.

“Nenek tidak bercanda Carlo! Nenek tidak ingin kalian menunda-nunda pernikahan. Jadi nenek putuskan kamu dengan Kayla hari ini harus ke catatan sipil untuk mendaftarkan pernikahan dan ke KUA untuk ijab kabul,” ujar nenek Emeline dengan nada tegas.

Kayla yang menunduk selama pembicaraan, kini berusaha mencuri pandang ke arah Carlo. Dari nada bicara Carlo terlihat tidak senang namun dirinya masih penasaran dengan ekspresi Carlo.

Mata tajam itu seperti sedang mengincar mangsa. Bulu kuduk Kayla naik membayangkan kemarahan Carlo. Namun ajaibnya Carlo tidak marah sama sekali. Dia hanya diam.

“Baiklah, namun ini kesepakatan aku ke nenek dan kamu Kayla,” ujar Carlo dengan wajah serius.

“Aku tidak akan menyentuh dia sebelum aku jatuh cinta dengan dia dan nenek jangan berharap besar dari hubungan yang di paksa ini,” ujar Carlo dengan pandangan mengejek ke Kayla.

'Aku pikir dia gadis yang polos. Tidak sama dengan wanita lain di luar sana ternyata aku salah, dia sama dengan wanita lain yang memiliki pikiran licik. Dia tahu nenek sedang mencari pasangan untukku. Dia memanfaatkan nenek demi keuntungan pribadinya. Lihatlah permainan apa yang akan kamu mainkan, aku akan menjadi orang pertama yang akan menghancurimu,’ ujar Carlo mengutuk gadis yang ada di hadapannya dalam hati.

“Kamu Kay! jangan berharap lebih dari pernikahan kita ini,” ujar Carlo dengan nada dingin dan tatapan mengejek.

Kayla tidak bisa melawan Carlo karena Kayla merasa keputusannya menerima pernikahan ini tidak tepat.

“Terserah kamu Carlo. Nenek punya keyakinan berbeda dengan kamu. Nenek yakin kamu akan segera punya anak dari dia,” ucap Nenek sambil menahan senyum.

“Ya sudah, kita makan dulu. Nenek lapar!” ujar nenek ke pada Carlo dan Kayla sambil menggosok perutnya sendiri.

“Nenek mau makan di mana?” tanya Carlo.

“Ya makan di luar saja, sekalian nanti habis makan kita bisa ke catatan sipil dan KUA,” ujar nenek santai.

Mereka bertiga akhirnya melangkah keluar dari ruangan menuju parkir mobil, untuk berangkat bersama menuju rumah makan kesukaan nenek.

Kayla duduk di bagian penumpang bersama dengan nenek.

“Kamu akan beruntung sayang bisa berjumpa dengan Kayla. Nenek tidak mau kehilangan kesempatan emas ini,” ujar nenek dengan wajah bahagia sambil menatap Kayla lembut.

Carlo hanya berdehem mendengar penjelasan nenek.

'Apa keputusanku salah? Mengorbankan orang lain demi pengobatan ibuku,’ ujar Kayla di dalam hati merasa bersalah.

Carlo diam-diam melirik Kayla dari kaca spion dalam mobil. Di lihatnya gadis itu sedang memandang ke luar jendela dengan mata sendu, seperti ada kesedihan di tatapannya.

Kayla merasa seperti ada yang mengamatinya sehingga Kayla menoleh ke arah depan tepatnya ke arah kaca spion itu. Mata mereka bertemu dalam hitungan detik.

Kayla mengalihkan pandangannya keluar jendela. Nenek Emeline menyadari apa yang terjadi antara mereka. Nenek Emeline hanya bisa tersenyum melihat perilaku mereka.

“Kay, kamu punya pacar tidak? Jika ada aku ingin kamu putusi dia. Aku tidak ingin istriku selingkuh,” ucap Carlo mengejutkan Kayla.

Mata Kayla membulat mendengar ucapan Carlo yang kekanak-kanakan.

“Kenapa kamu diam, jangan-jangan banyak!” tambah Carlo yang sengaja mengintimidasi Kayla.

“Aku tidak punya pacar pak,” saut Kayla tegas.

“Bisakah kamu berhenti panggil aku bapak! Aku bukan bapakmu,” ucap Carlo kesal di panggil bapak oleh Kayla.

“Jadi mau di panggil apa? Kakak juga,” tanya Kayla dengan lantang.

“Kenapa ada kata juga? Jangan – jangan ada orang lain yang meminta kamu memanggilnya selain bapak juga ya? Siapa orang itu?” Carlo menghujani Kayla dengan pertanyaan.

“Ternyata bapak cerewet juga ya!” ucap Kayla kesal karena di hujani pertanyaan.

“Ya wajarlah! kamu sebentar lagi akan menjadi istriku,” ujar Carlo kesal.

“Sudah! Sudah! bisa berhenti tidak, jangan ribut lagi,” ucap nenek Emeline menghentikan keributan antara Kayla dengan Carlo.

“Jadi siapa? Kay,” tanya Carlo sambil menyetir.

“Kak Steven” ucap Kayla singkat.

“Itu anak maksudnya apa coba? uh ” tanya Carlo namun tidak ada yg menjawab.

“Panggil aku mas saja jangan kakak,” ujar Carlo yang tidak ingin disamakan dengan Steven.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia dengan Istri Kecilku   bab 28 Godaan

    Carlo menolehkan kepalanya sekedar melihat keberadaan Kayla yang ia pikir duduk tidak jauh darinya. Carlo terkejut melihat Kayla telah menjauh darinya dengan Steven berada di sampingnya. Carlo langsung permisi untuk menjauh dari para teman-teman lamanya itu namun tangan Carlo di tahan oleh Melisa dan di soraki oleh teman-teman lamanya. “Kalian itu pasangan yang serasi. Jadian kembali saja Car!” ujar seorang lelaki sahabat Carlo.“Aku tidak bisa terima dia, karena dia tidak mencintaiku!” ujar Carlo yang menolak ucapan teman-temannya. Dari kejauhan Kayla memperhatikan Carlo dan teman-teman lama Carlo.Carlo tahu Kayla sedang mengamatinya meski berjalan bersama Steven. “Aku tadi pergi dengan seseorang maka aku harus menemuinya dulu!” ujar Carlo bingung mau menolak ucapan teman-temannya.“Sudah! Tinggalkan saja temanmu tadi. Lagian dia terlalu kecil untuk kelas kita, iyakan teman-teman?” ujar salah sa

  • Pernikahan Rahasia dengan Istri Kecilku   Bab 27 penyelidikan

    Carlo mengambil ponselnya dan mencari nomor Kayla di teleponnya setelah itu ia menghubungi Kayla, namun Kayla tidak mengangkat teleponnya. Carlo keluar dari kamar lalu pergi menuju resepsionis untuk mencari tahu Kayla keluar dari hotel atau hanya berjalan-jalan di halaman hotel. “Permisi—” ujar Carlo yang terputus karena Kayla memukul pundak Carlo. “Mas,” panggil Kayla. Carlo langsung memeluk Kayla dengan erat. Ada rasa takut kehilangan di hati Carlo. “Mas kenapa?” tanya Kayla yang tidak mengerti apa yang terjadi dengan suaminya. “Mas hanya takut kamu di culik atau tersesat. Jangan pergi sendirian lagi ya!” ujar Carlo sambil mencium dahi Kayla. Kayla hanya tersenyum dan mereka bersama-sama masuk ke dalam kamar hotel. Carlo menuju kamar mandi terlebih dahulu karena menyadari bau parfum Melisa sangat menyengat menempel di tubuhnya. Sedangkan Kayla mencoba m

  • Pernikahan Rahasia dengan Istri Kecilku   Bab 26 Kejutan

    Setelah pertempuran pagi ini, Carlo dan Kayla kembali membersihkan diri dan menyantap makanan yang telah di siapkan oleh orang hotel.“Mas,” panggil Kayla sambil menyiapkan bubur ayam yang masih hangat.“Em....” Carlo hanya berkesempatan karena matanya kini tertuju dengan laptop yang ia bawa. “Mas kita istirahat dulu saja ya habis makan, aku ingin tidur! Badanku terasa remuk,” ujar Kayla yang merasa remuk badannya.“Ya Kay,” ucap Carlo singkat. Ponsel Carlo berdering dan terlihat tampilan nama Melisa di ponselnya. Dengan cepat Carlo mengangkat telepon tersebut sebelum Kayla melihatnya karena Kayla sedang sibuk dengan ponselnya sendiri.“Ya kenapa?” tanya Carlo dengan nada malas.“Kamu di mana Car. Aku kesakitan Car sekarang! Tolong Car!” ujar Melisa dengan tangisan. Carlo menghentikan aktivitasnya di laptop dan segera menutup laptopnya.“Kamu di m

  • Pernikahan Rahasia dengan Istri Kecilku   Bab 25 Perdana

    Kayla menjerit terkejut melihat bagian belakang Carlo yang polos tanpa sehelai benang. "Mas! Kenapa harus di lepas?" tanya Kayla sambil menutup mata karena merasa malu. "Kenapa harus di tutup? ini akan jadi hak milikmu Kay," ucap Carlo yang kini menghadap Kayla. Carlo menurunkan secara perlahan-lahan tangan Kayla. "Bukalah Kay matamu," ujar Carlo yang menginginkan istri kecilnya menatap dirinya. Kayla perlahan - lahan membuka matanya dan menatap wajah Carlo yang kini menatapnya seperti singa sedang kelaparan. “Mas, kenapa menatapnya begitu?” ucap Kayla takut. “Semua kesepakatan kita telah aku batalkan Kay malam ini,” ujar Carlo sambil menarik dagu Kayla untuk lebih dekat dengan wajahnya. “Maksud mas? Mas sudah mencintaiku?” tanya Kayla dengan tatapan yang penuh harapan. “Aku belum tahu Kay! Tapi aku hanya ingin kamu terus berada di

  • Pernikahan Rahasia dengan Istri Kecilku   Bab 24 menghindar

    Setelah menyiram wajah berapa kali, akhirnya Kayla keluar dari kamar mandi dan membantu Carlo menggunakan kaos yang ada di kopernya. Setelah Carlo dan Kayla telah siap pergi dari ruang inap tersebut, Melisa telah berdiri di ambang pintu dengan wajah marah. “Mau ke mana kalian?” tanya Melisa kepada Carlo dan Kayla. Kayla hanya diam tanpa kata sedangkan Carlo menggenggam tangan Kayla kencang. Kayla menolehkan kepalanya ke arah tangan kirinya yang di genggam Carlo. “Kami akan melanjutkan perjalanan kami, kamu boleh pulang Mel. Terima kasih atas kepedulianmu,” ucap Carlo dengan nada dingin. “Aku tidak peduli kamu mau usir aku atau apalah! Yang aku inginkan adalah dekat dengan kamu!” ucap Melisa tanpa malu. “Kamu sendiri yang bilang kita bisa jadi sahabat,” ucap Melisa dengan nada memelas. “Aku akan pergi dengan Kayla bulan madu, jadi aku harap kamu tidak perl

  • Pernikahan Rahasia dengan Istri Kecilku   Bab 23 keluar rumah sakit

    Di lapangan parkir Kayla berjumpa dengan Steven. Namun kali ini Steven hanya sendirian tanpa Melisa.Steven yang melihat Kayla segera menghampirinya. Kayla tidak sempat mengelak karena saat itu jalanan terlalu sepi.“Kay. Mau ke mana? Mau aku antar?” tanya Steven.“Mau cari makanan, oh ya Melisa?” tanya Kayla yang tidak lengkap namun di mengerti oleh Steven.“Dia di hotel,” ucap Steven sambil tersenyum.“Boleh aku temani kamu makan?” tanya Steven lembut.Kayla hanya mengangguk yang artinya boleh. ‘Dari pada makan sendirian, lebih baik jika ada yang menemani’ pikir Kayla.Mereka makan di rumah makan yang ada di seberang rumah sakit. Sehingga tidak perlu menggunakan kendaraan jika menuju ke sana.“Kay, kamu yakin mau melanjutkan pernikahan ini?” tanya Steven serius. Kayla tersedak makanannya ketika mendengar ucapan Steven yang menurutnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status