ホーム / Fantasi / Perpustakaan Tengah Malam / Bab 6: Kembali ke Menara Bintang

共有

Bab 6: Kembali ke Menara Bintang

作者: Diya Putri
last update 最終更新日: 2024-07-05 03:43:28

****

Lila dan Seraphina kembali ke Menara Bintang dengan bintang pertama yang telah mereka temukan. Cahaya dari bintang tersebut memberikan kehangatan dan energi yang membuat mereka merasa penuh semangat. Mereka tahu bahwa masih ada dua bintang lagi yang harus ditemukan untuk mengembalikan keseimbangan di Astralium.

Pak Arman menyambut mereka di pintu masuk menara, senyum lega terpancar di wajahnya. "Lila, Seraphina, kalian berhasil," katanya sambil mengamati bintang kecil yang bersinar di tangan Lila. "Ini adalah langkah besar menuju penyelamatan Astralium."

Mereka menuju ke ruang observatorium di puncak menara, tempat peta bintang besar terhampar. Lila meletakkan bintang yang mereka temukan di atas peta, dan cahaya bintang itu menyatu dengan simbol bintang di peta, memperlihatkan lokasi dua bintang yang masih hilang.

"Tempat kedua adalah Danau Ajaib," kata Pak Arman sambil menunjuk simbol air di peta. "Di sana, kita akan menemukan bintang kedua. Danau itu dikenal karena keindahannya, tetapi juga menyimpan misteri yang tak terduga."

Lila dan Seraphina berdiri di tepi Danau Ajaib, memandang pulau kecil yang tampak menakjubkan di tengah danau. Pohon besar yang berkilauan dengan daun emas dan perak menarik perhatian mereka, serta sebuah sumur kecil di bawahnya yang memancarkan aura magis.Mereka menaiki perahu kecil yang terdapat di tepi danau dan mulai mendayung menuju pulau. Di sepanjang perjalanan, mereka merasakan ketenangan dan keajaiban yang mengelilingi danau ini. Namun, Lila juga merasa ketegangan karena mereka tidak tahu apa yang akan mereka temui di pulau itu.Saat perahu mendekati pulau, mereka melihat bahwa air di sekitar pulau mulai bergerak seperti ada sesuatu yang besar dan tak terlihat bergerak di bawah permukaan. Lila menggenggam erat Kunci Waktu, siap untuk menggunakan kekuatan magisnya jika diperlukan.Mereka mendarat di tepi pulau dan melangkah ke daratan. Langkah mereka terasa berat, seolah-olah ada kekuatan magis yang menahan mereka untuk maju lebih jauh. Namun, dengan tekad yang kuat, mereka terus bergerak menuju pohon besar di tengah pulau.Di bawah pohon itu, mereka menemukan sebuah sumur kecil dengan air yang jernih dan berkilauan. Seraphina mengambil ember kecil yang tergantung di dekat sumur dan menurunkannya ke dalam air. Saat ember itu ditarik kembali, terlihat bintang kecil yang bersinar terang di dalamnya.Namun, begitu mereka mengambil bintang itu, air di danau mulai berombak dan terdengar suara menggelegar dari dalam air. Sebuah makhluk air yang besar dan mengesankan muncul dari dalam danau, matanya memancarkan kemarahan yang dalam."Siapa yang berani mengganggu ketenangan Danau Ajaib?" desis makhluk air itu dengan suara yang menggema di seluruh pulau. "Bintang itu adalah milikku. Kalian tidak berhak menyentuhnya!"Lila dan Seraphina merasa ketegangan yang menggigit. Mereka saling pandang, mempersiapkan diri untuk menjelaskan tujuan mereka dengan hati-hati. "Kami datang untuk mengembalikan bintang ini ke langit Astralium," ucap Seraphina dengan suara lembut namun tegas. "Kami tidak berniat merusak ketenangan danau ini."Makhluk air itu mengamati mereka dengan cermat, sepertinya mempertimbangkan kata-kata mereka. "Kalian adalah manusia yang berani dan percaya diri," ujarnya akhirnya. "Tetapi apakah kalian mampu melewati ujianku?"Lila dan Seraphina menunggu dengan tegang saat makhluk air itu berpikir sejenak. Akhirnya, ia tersenyum tipis dan berkata, "Baiklah, aku akan mengizinkan kalian membawa bintang itu, tetapi hanya jika kalian bisa menjawab teka-teki sederhana."Mereka mengangguk setuju. "Tanyakanlah teka-tekinya," ucap Lila dengan suara mantap.Makhluk air itu mengangguk perlahan. "Aku adalah sesuatu yang lebih berharga daripada emas, tetapi kau tidak bisa menyentuhku. Aku adalah sesuatu yang lebih kuat daripada baja, tetapi aku bisa hancur dalam sekejap. Apakah aku?"Lila dan Seraphina berpikir keras. Teka-tekinya terdengar sulit, tetapi mereka merasa ada jawaban yang tepat di ujung pikiran mereka. "Jawabannya adalah kepercayaan," kata Seraphina dengan yakin.Makhluk air itu tersenyum lebar, matanya yang tajam melunak. "Kalian benar," ucapnya. "Kalian telah menunjukkan ketulusan dan kebijaksanaan. Kalian pantas membawa bintang ini kembali ke Astralium."Dengan izin makhluk air itu, Lila mengambil bintang kecil yang bersinar itu dan menyimpannya dengan hati-hati di dalam kantongnya. Mereka berterima kasih pada makhluk air tersebut sebelum kembali ke perahu mereka dan meninggalkan pulau itu.Ketika mereka mengarah kembali ke tepi danau, mereka merasa lega karena berhasil melewati ujian di Danau Ajaib. Mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang baru, siap untuk mencari bintang terakhir dan mengembalikan keseimbangan di Astralium.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 45: Bayangan yang Tersembunyi

    ****Seiring berjalannya waktu, Astralium berkembang menjadi pusat pengetahuan dan perlindungan bagi banyak orang. Namun, di balik kedamaian yang mulai mengakar, Lila merasakan sesuatu yang ganjil. Setiap malam, dia sering bermimpi tentang bayangan yang bergerak di balik cahaya. Mimpi itu semakin sering menghantuinya, membuatnya gelisah.Pada suatu malam yang sejuk, saat bulan purnama bersinar terang di langit, Lila terbangun dengan napas terengah-engah. Dalam mimpinya, dia melihat bayangan hitam besar yang merayap melalui lorong-lorong Astralium. Bayangan itu tampak hidup, dan rasanya begitu nyata hingga membuat tubuhnya merinding.Lila duduk di tepi tempat tidur, memandang ke luar jendela. "Ada yang tidak beres," pikirnya. Dia tahu bahwa instingnya jarang salah, dan kali ini dia merasa ada sesuatu yang lebih besar yang belum mereka sadari.Keesokan paginya, Lila memutuskan untuk berbicara dengan teman-temannya tentang mimpinya yang aneh. Saat mereka berkumpul di ruang pertemuan keci

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 44: Penjaga Cahaya yang Baru

    ****Hari-hari berikutnya di Astralium dipenuhi dengan aktivitas yang menggairahkan. Setelah kekalahan Ravok, orang-orang dari seluruh penjuru dunia mulai datang ke Astralium, mencari kedamaian, perlindungan, dan pengetahuan. Para Penjaga Cahaya yang dipimpin oleh Lila dan teman-temannya menjadi simbol harapan bagi banyak orang.Setiap sudut Astralium kini dihiasi oleh senyum, canda tawa, dan kebahagiaan. Namun, meski di permukaan semuanya tampak damai, di balik itu, Dewan Penjaga Cahaya terus bekerja keras memastikan bahwa mereka selalu siap menghadapi ancaman baru yang mungkin muncul.Suatu pagi, saat matahari baru saja terbit, Lila dan teman-temannya berkumpul di halaman utama Astralium. Fenrir berdiri di depan mereka, ditemani oleh beberapa anggota Dewan Penjaga. Hari itu adalah hari yang istimewa—hari di mana mereka akan mengangkat Penjaga Cahaya baru."Saat ini," Fenrir memulai dengan suara tenang, "kita telah memasuki era baru. Kalian telah menunjukkan bahwa cahaya akan selalu

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 43: Titik Awal yang Baru

    ****Pagi di Astralium terasa lebih tenang dari biasanya. Udara pagi sejuk, dan sinar matahari yang lembut menyelinap melalui jendela-jendela besar aula, membangunkan Lila dan teman-temannya. Setelah malam penuh perayaan, suasana damai ini seakan menjadi jeda dari semua kegaduhan yang telah mereka lalui. Namun, meski suasana pagi itu damai, ada sesuatu yang berubah. Semuanya terasa lebih jelas, lebih hidup, seolah dunia telah terbebas dari selubung kegelapan yang telah lama menyelimutinya.Lila duduk di dekat jendela, menatap hamparan langit yang biru cerah. Di tangannya, ia memegang kunci yang mereka gunakan untuk mengalahkan Ravok. Cahaya lembut masih memancar dari kunci itu, tapi kini terasa lebih hangat, lebih damai. Lila terdiam, merenung sejenak."Apa yang sedang kau pikirkan?" Suara lembut Seraphina membuyarkan lamunannya. Seraphina berjalan mendekat, duduk di sampingnya.Lila menghela napas dan tersenyum kecil. "Aku hanya berpikir, setelah semua yang kita lalui... apa yang aka

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 42: Cahaya Baru di Horizon

    ****Setelah meninggalkan kuil kuno, Lila dan teman-temannya melangkah kembali ke Astralium dengan perasaan yang berbeda. Kemenangan atas Ravok tidak hanya membebaskan dunia dari ancaman besar, tetapi juga memberi mereka pemahaman yang lebih mendalam tentang diri mereka sendiri dan kekuatan yang mereka miliki ketika bersatu. Saat mereka berjalan, angin lembut menyambut mereka, dan aroma segar pepohonan menyelimuti udara. Dunia seakan-akan terlahir kembali.Saat mereka mendekati gerbang besar Astralium, penduduk setempat menyambut mereka dengan sorakan dan pujian. Di tengah keramaian, anak-anak berlarian dengan gembira, memainkan bendera-bendera kecil berwarna terang, dan orang dewasa tersenyum penuh rasa terima kasih. Ada kegembiraan yang menyelimuti seluruh tempat itu—kegembiraan yang mungkin tidak pernah mereka rasakan sebelumnya.Seraphina, yang biasanya pendiam, bahkan tak bisa menahan senyum lebar di wajahnya. "Aku tidak pernah membayangkan kita akan

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 41: Cahaya Melawan Kegelapan

    ****Cahaya dari ketiga kunci semakin terang, memancar seperti matahari yang baru terbit di tengah kegelapan pekat. Lila dan teman-temannya berdiri di tengah lingkaran energi, tangan mereka erat menggenggam kunci-kunci tersebut. Mereka bisa merasakan kekuatan yang luar biasa mengalir melalui tubuh mereka, seolah-olah mereka bukan hanya satu individu lagi, melainkan satu kesatuan yang kuat.Ravok, yang selama ini terlihat begitu kuat dan tak terkalahkan, mulai terguncang. Bayangannya yang dulu kokoh dan menakutkan, kini berubah menjadi kabur dan tak stabil. Suara tawa jahatnya yang menggema di ruangan itu berubah menjadi jeritan amarah."Kalian pikir cahaya ini bisa menghancurkanku?" Ravok menggeram, suaranya menggetarkan dinding ruangan. "Aku adalah kegelapan abadi! Aku adalah ketakutan yang tak pernah mati!"Namun, Lila dan yang lainnya tidak mundur. Mereka tahu ini adalah saatnya untuk bertindak. Cahaya yang mereka ciptakan bukan hanya kekuatan

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 40: Persiapan Akhir

    ****Setelah mengumpulkan ketiga kunci, Lila dan teman-temannya kembali ke pusat kuil kuno yang kini tampak lebih hidup daripada sebelumnya. Cahaya dari kunci-kunci tersebut memancar terang, memenuhi ruangan dengan aura hangat yang seakan memberi mereka kekuatan dan harapan baru. Di tengah aula besar itu, terdapat sebuah pintu besar yang berukir simbol-simbol kuno. Itu adalah pintu yang akan membawa mereka ke tempat Ravok bersemayam.Fenrir berdiri di samping pintu itu, wajahnya tampak lebih serius daripada sebelumnya. “Kalian telah melewati semua ujian yang diberikan pilar-pilar kebijaksanaan, kekuatan, dan keberanian. Namun, apa yang menunggu di balik pintu ini jauh lebih berbahaya. Ravok akan menggunakan semua cara untuk menghentikan kalian. Ini adalah titik balik. Apakah kalian siap menghadapi takdir kalian?”Lila memandang teman-temannya satu per satu. Kael, Aiden, Seraphina, dan Elara semuanya mengangguk, mata mereka penuh dengan tekad yang kuat. Mer

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status