Share

Bab 21 Malam Minggu

Raina terus memukul Anes dengan guling. Perang dimulai! Tak ada ampun untuk Anesya Paramitha.

Anes mengaduh. Namun, mulutnya tertawa. Dia terpojok di atas ranjang. Sore ini, mereka baru selesai belajar bersama di rumah Raina. Minggu depan akan ada Ujian Pengendali Mutu.

"Udah, dong, udah! Nyonya Nusakambangan dendam banget orangnya!"

Raina mengayunkan gulingnya semakin tinggi.

"A-ampun!" Anes mengangkat kedua tangan.

"Semua tentang gue lo sampaikan ke Si Bapak Nusakambangan itu?" tanyanya gregetan.

"Nggak, nggak! Nggak semua. Yang ditanya aja!"

"Dia tanya semua hal?" tanya Raina dengan mata berkilat. Gulingnya sudah diempaskan.

"Hmmm, i-iya, kadang." Anes takut diamuk lagi oleh sahabatnya.

"Jangan, dong, Nes! Lo ada di pihak gue, dong! Berhenti aja lo jadi temen gue kalo masih ember sama dia!" Raina sedang rebahan. Dia menyedekapkan tangan.

Anes ikut merebahkan diri di sebelah Raina. "Iya, iya, nggak lagi! Padahal lo harusnya terima kasih sama gue! Kan jadi punya ide tambahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status