Home / Urban / Pesona Menantu 24 Karat / Pemilik The Lion Bank

Share

Pemilik The Lion Bank

Author: Ling Ling Dee
last update Last Updated: 2023-06-06 14:50:21

Joandra yang tak perduli langsung masuk ke dalam lift dan langsung naik ke lantai atas di mana ruangan sahabatnya itu berada.

“Tuan sudah membuat janji?” tanya sang Sekretaris yang juga sudah sangat dikenal Joandra. Wajah wanita itu terlihat pias melihat Joandra tak menggubrisnya dan langsung melangkah ke arah pintu ruangan khusus CEO.

Cklek!

Joandra langsung membuka pintu itu tanpa mengetuk sama sekali.

Joandra berdiri terpaku menyaksikan ada 4 sahabatnya di dalam sana yang 3 diantaranya sudah dihubungi tadinya. Ada 4 wanita berpakaian kurang bahan yang tampak sedang duduk di samping masing-masing sahabatnya, yang tampaknya sedang menenggak minuman sore-sore seperti ini.

“Dika, kamu di sini juga?” tanya Joandra pada sahabatnya Handika yang tadi tak dihubunginya.

Tentu saja keempat sahabatnya itu sudah mengetahui, dan mungkin juga sudah membicarakannya sejak tadi.

“Lancang sekali Lu masuk tanpa ijin dariku, Jo?!”

Davinson berteriak kencang sambil berdiri dari duduknya. Menatap horor ke arah Joandra, bergantian melihat ke arah sekretarisnya yang kini sudah menunduk di samping Joandra.

“Gua pikir Lu ... eh maksudnya kalian, gak ada di sini. Bukannya tadi kalian semuanya sangat sibuk?” ucap Joandra masih dengan nada santai.

“Ya kami memang sangat sibuk. Sibuk menikmati hidup kami!” ucap Davinson dengan nada sombongnya.

Hahaaa!

Terdengar suara tawa yang menggelegar dari sahabat Joandra. Suara tawa yang membuat pukulan-pukulan mendarat tepat di dalam dada Joandra yang membuatnya menjadi merasa begitu sesak. Rasa kecewa bermunculan dan itu bertubi-tubi menghantam perasaan Joandra dengan telak.

“Lu jangan ganggu kami lagi deh, Jo. Jangan hubungi kami lagi buat pinjam duit. Duit kami memang banyak, tapi itu untuk kami nikmati bukan buat minjemin ke Lu!” sarkas Marvel terlihat kesal pesta mereka terganggu oleh kedatangan Joandra.

“Kalau sudah pailit ya pailit aja. Bankrut ya bankrut aja. Jangan ajak dan seret kami donk! Jangan datangi kami seperti ini lagi, nanti kami ketiban sial kayak kamu!” kali ini Davinson kembali berkata penuh nada angkuh.

“Hahahaaa!”

Hanya Handika yang tak mengatakan apa pun sejak tadi. Entah sahabatnya itu masih mengenang budi jasanya, atau hanya enggan membuang tenaganya. Entahlah.

“Seperti ini kalian menyambutku yang selama ini banyak membantu kalian?”

Satu kalimat itu yang terucap. Dan Joandra menahan rasa sesak yang semakin bertalu-talu di dalam sana.

“Bantuan? Emang kami yang minta? Lu sendiri juga kan yang ingin bantu. Kalau sudah bantu itu yang ikhlas, jangan ditagih lagi. Pantes Lu jadi sial dan bangkrut begini! Ingat ya, mulai hari ini Lu jangan gangguin kami lagi. Lu sudah gak cocok berteman dengan kami yang Sultan!”

Hahaaa!

“Mulan! Mana Satpamnya?! Seret pria miskin ini dari sini sekarang juga!”

Sejak tadi Davinson berkata panjang lebar dan mengakhirinya dengan sebuah hinaan yang tak terbayangkan oleh Joandra.

Joandra menyengir. Sebelah ujung bibirnya terangkat hingga gigi putihnya itu terlihat jelas. Kedua mata elang itu semakin memerah menahan amarah dan segala rasa yang saat ini bertubi-tubi menyerang bahkan menghunus ke jantungnya.

“Tak perlu, Aku bisa berjalan keluar sendiri dari sini. Seperti yang kalian katakan, mulai detik ini Aku bukanlah sahabat dan teman kalian lagi. Aku janji, sebisanya tak akan menghubungi dan meminta bantuan kalian lagi. Terima kasih untuk hari terbaik ini. Aku tak akan melupakannya!”

Suara tawa kembali terdengar menggelegar.

Joandra berbalik dan langsung berjalan pergi. Kedua rahangnya yang sejak tadi mengeras membuat Joandra mulai merasa lelah yang sangat.

‘Sungguhkah aku sebegitu buruknya di mata kalian saat ini?! Oke, baiklah. Kita lihat bagaimana Tuhan mempermainkan Kehidupan selanjutnya setelah ini.’

Ada rasa kecewa yang sangat, dan Joandra menyunggingkan senyum penuh misteri dengan kedua matanya yang terlihat memerah oleh rasa pedih penuh kekecewaan.

-

Ruang khusus yang ada di Hotel mewah itu dibuka oleh dua pelayan. Tampak anggota keluarga besar Raharja dipersilakan dengan hormat masuk ke dalam private room yang sangat luas, unik, dan terlihat begitu berkelas.

Mendengar tidak ada limit dan ketentuan jumlah orang yang boleh pergi ke sana, mereka semuanya tak menyiakan kesempatan emas itu. Bahkan paman Hendro dan paman Faisal membawa istri serta putri mereka ke sana. Henaya dan Gizela.

Mereka memang sudah pernah ke Hotel berbintang itu, hanya saja mereka belum pernah masuk ke dalam private room seperti yang saat ini sedang mereka tempati.

Ruangan itu berada di lantai bawah menghadap ke arah taman luas yang ada di bagian depan berbataskan pintu kaca. Dari dalam ruangan itu jelas bisa melihat kolam yang ada di bagian taman itu, dan sungguh nuansa romatis tercipta dengan begitu sempurna akibat lampu-lampu eksotis yang menghiasi temaramnya di luar sana.

Nuansa itu sungguh memukau keluarga besar Kakek Raharja yang selama ini belum pernah menjejaki langkah mereka ke dalam ruangan private premium tersebut.

Ricko datang dan masuk ke dalam ruangan yang sudah dipadati oleh keluarga besar itu dengan langkah panjangnya.

“Selamat malam semuanya. Silakan nikmati makan malamnya terlebih dahulu.”

Ricko berkata santai sambil melihat ke lengan tangan kekarnya di mana jam tangan mahal melingkar di sana.

“Terima kasih, Tuan Ricko. Maaf merepotkan,” ujar Kakek Raharja begitu sopan. Jelas dia harus bersikap lebih sopan, bukankah tujuan Kakek Raharja saat ini untuk masalah pinjaman yang saat itu sudah tidak lolos oleh berbagai persyaratan yang tidak memenuhi. Dan kali ini, sebuah rencana besar sudah membuatnya sangat yakin akan mendapatkan pinjaman tersebut.

“Tidak masalah, Kakek Raharja. Silakan,” ujar Ricko tetap terlihat ramah meski gayanya sedikit cuek.

Makan malam langsung dihidangkan begitu Ricko tiba di sana. Delapan orang pelayan memang sudah dikhususkan mengurus semua konsumsi untuk ruangan khusus tersebut.

Keluarga besar Kakek Raharja mulai makan malam dengan wajah santai.

Selesai makan malam, keluarga itu duduk diam pada tempatnya masing-masing dengan meja panjang yang sudah dibersihkan oleh Pelayan.

“Tuan Ricko, Apa Pemilik The Lion Bank akan datang menemui kami seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya?”

Kakek Raharja mulai merasa gundah ketika melihat jam yang sudah hampir menunjukkan pukul sembilan malam, tapi bayang-bayang orang hebat yang sedang ditunggunya sejak tadi belum juga tiba di sana.

Ya, tentu saja mereka semuanya belum pernah menemui secara langsung orang hebat yang merupakan pemilik The Lion Bank. Selama ini, keluarga besar itu tak ada yang tahu jika perusahaan Raksasa The Lion Group adalah merupakan Pusat yang merupakan satu kesatuan dari The Lion Bank yang merupakan induk dari puluhan cabang Bank yang tersebar ke segala pelosok.

Jika kemarin-kemarin mereka bisa mengandalkan Joandra untuk segala urusan keuangan, itu tidak lagi untuk sekarang. Dan jelas hal itu dikarenakan keadaan Joandra yang kini tak lagi memiliki apa-apa.

Kini harga Walet yang awalnya begitu dominan sebagai pendapatan utama mereka selama ini, bisa langsung turun dengan begitu drastisnya. Mereka juga tak lagi bisa menjual hasil walet itu keluar Negeri. Bahkan saat ini semua pengiriman tak lagi bisa dilakukan. Semua rute Ekspor Walet pun sudah ditutup dengan alasan yang tak masuk akal, yaitu dikarenakan tak ada permintaan dari pihak Luar Negeri lagi. Dan itu artinya mereka harus siap mental jika harus menjual liur burung walet dengan harga yang jelas pasti sangat anjlok.

Mereka hanya tak tahu saja, jika sesungguhnya Joandra sangat berperan besar di sini.

“Tuan Besar sedang tidak di tempat saat ini.”

“A-apa?! Lalu pembicaraan yang sudah dijanjikan sebelumnya bagaimana?!” 

Kakek Raharja bertanya kaget dengan wajah piasnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Gitarius
kawan laknat!
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Menantu 24 Karat   Merenda Hari Bahagia

    “Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus

  • Pesona Menantu 24 Karat   Kejutan

    “Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar

  • Pesona Menantu 24 Karat   Jerat Rindu

    Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per

  • Pesona Menantu 24 Karat   Trik Joandra

    “Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s

  • Pesona Menantu 24 Karat   Jilatan Pertama

    “Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa

  • Pesona Menantu 24 Karat   Tak Ragu

    “Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status