Carver tidak berubah sejak dia berumur 5 tahun. Sudah memiliki hidung mancung dan tampan dengan kulit putih bersih.
"Lalu mengapa kamu meninggalkanku ketika aku masih kecil? Apakah kamu tidak mencintaiku dan ibuku?" Carver mulai marah.
"Aku berharap kamu tahu, Carver. Aku meninggalkanmu di rumah bersama ibumu karena aku pergi ke luar negeri. Aku sedang mencari pekerjaan, dan setiap bulan aku mengirim uang ke ibumu di rumah," jawab Jackson.
Carver merasa seolah-olah dia telah ditempa oleh sebongkah besi besar yang menghantam tubuhnya. Merasakan kebalikan dari apa yang dikatakan ibunya, kepalanya tiba-tiba menjadi pusing saat dia menerima fakta yang berlawanan dengan apa yang sudah dia ketahui.
Ibunya selalu mengatakan kepadanya bahwa ayahnya meninggal karena terlalu banyak minum. Dan ibunya memilih untuk menikah dengan pria baik lainnya, kemudian memiliki seorang putri yang saat itu menjadi saudara adik Carver.
Namun apa yang dia jalani sebelum menikah dengan Violeth, dia hidup seperti gelandangan selama bertahun-tahun bersama adiknya setelah ibunya meninggal karena kecelakaan dengan suami barunya. Saat itu mereka hanya tinggal di rumah kontrakan, karena tidak mampu membayar, Carver dan adiknya diusir oleh pemilik kontrakan.
"Ibumu dulu membenciku. Jadi ketika aku memutuskan untuk bekerja di luar negeri, ibumu lalu memilih untuk menikah lagi," kata Jackson.
"Ibumu mengkhianatiku.Ibumu menikah lagi padahal statusku masih suaminya," imbuhnya.
Carver tampaknya tidak mempercayai kebenaran.
"Sekarang, ibu sudah meninggal, ayah."
"Hmm, ayah sudah tahu segalanya."
"Carver, kamu harus tahu. Aku membangun perusahaan ini untuk masa depanmu. Aku sudah lama mencarimu, akhirnya aku bisa menemukanmu lagi."
"Tapi adikku sekarang sudah meninggal." Carver tampak murung.
"Carver, jangan bilang ibumu punya anak dengan laki-laki lain yang merupakan suami barunya?"
Carver hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah sedih saat mengingat adik satu-satunya yang meninggal beberapa bulan lalu, saat ia baru berusia 7 tahun.
"Sudahlah! Dia bahkan bukan garis keturunanku," kata Jackson.
"Tapi ayah. Aku mencintainya seperti adik perempuanku sendiri."
"Ayo, Carver. Yang penting kamu sudah bertemu ayah. Mulai sekarang, kamu harus tinggal bersamaku di rumah mewah ini."
"Tinggal dengan ayah?" Carver terkejut.
Permintaan Jackson untuk tinggal bersama di mansion Carver tidak dapat dilaksanakan. Karena statusnya sebagai suami dari Violeth Fletcher.
Jackson menatap Carver, dia tahu ada masalah yang menggantung di wajah Carver meskipun dia tidak tahu masalah apa yang ada di pikiran Carver.
"Tidak hanya tentang rumah mewah, tapi aku juga sudah menyiapkan seorang wanita untukmu. Dia sangat cantik dan berprestasi," tambah Jackson.
"Seorang wanita?" Carver mengerutkan kening.
"Aku akan menjodohkanmu dengan seorang wanita bernama Clara. Aku yakin Clara akan mencintaimu," kata Jackson.
Sebelum Carver sempat menjawab, dia mendengar seseorang mengetuk pintu kamar.
"Silakan masuk!" Jackson memerintahkan seseorang di balik pintu untuk masuk. Dia sendiri mengira itu adalah Richard. Seperti yang dia tahu, Richard meninggalkan ruangan.
Pintu dibuka oleh tangan seorang gadis.
Carver menatap tangan yang perlahan membuka pintu. Perlahan seorang wanita cantik melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Oh, Clara? Astaga, aku tidak menyangka kamu datang ke sini," kata Jackson dengan senyum ramah.
"Selamat pagi paman. Saya membawakan makanan dari restoran untuk sarapan paman pagi ini." Clara membawa beberapa makanan yang dia beli dari restoran.
Carver segera menoleh ke arah lain, jangan sampai dia terkesan dengan wanita cantik dan kulit putih yang tampak familiar bagi ayahnya.
Mengingat sudah menikah dengan Violeth, Carver tidak mau memandang wanita lain sembarangan.
Jackson memberi isyarat agar Clara duduk. Clara kebetulan duduk tepat di samping Carver.
"Paman, siapa pemuda ini?" Clara bertanya ketika dia melihat Carver di ruang kerja Jackson.
"Dia Carver," kata Jackson.
Clara terkejut melihat Jackson "Apa maksudmu Carver putramu?"
"Benar, Clara. Carver adalah putraku yang akan kujodohkan denganmu. Apa kau mulai jatuh cinta pada putraku?" Jackson bertanya, berharap Clara akan dengan senang hati setuju.
Clara tersenyum malu. Dia memalingkan muka saat jantungnya berdetak terlalu kencang saat dia bertatapan dengan Carver, pria yang sangat tampan.
Dan sialnya, meski Carver berusaha untuk tidak menatap wajah cantik Clara. Ia malah melihat dari dekat dan mulai terpesona dengan kecantikan wanita itu. Carver tidak bisa menerima perjodohan ini, lagipula Carver sudah punya istri.
Saat itulah Clara menerima telepon. Setelah menerima telepon, Clara berpamitan untuk pergi karena ada urusan mendesak.
"Paman Jackson, aku harus pergi. Mungkin kita bisa bertemu lain kali," kata Clara.
"Pertemuan selanjutnya, aku akan bertemu ayahmu. Sebentar lagi, kamu juga akan menjadi menantuku setelah bertunangan dengan Carver." Jackson tersenyum penuh harap.
Tidak lama kemudian, Clara pergi.
Jackson kemudian menatap putranya, dan berkata. "Carver, apakah kamu menyukai penampilan Clara? Ayah ingin kamu hidup mewah mulai sekarang dan mendapatkan pasangan terbaik, yaitu bertunangan dengan Clara."
"Tentang pertunangan, aku tidak bisa, ayah!"
Jackson kaget, tapi dia tidak akan menyerah demi kebaikan masa depan anaknya. "Apakah kamu masih ragu dengan Clara? Jika kamu ragu, aku akan menunggu sampai kamu benar-benar yakin untuk bertunangan dengan Clara."
Carver menarik napas dalam-dalam, enggan mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang sedang terjadi. Carver tidak mungkin bertunangan dengan Clara, sementara Carver sendiri sudah memiliki seorang istri.
"Carver, setelah kamu bertunangan dan menikahi Clara." Jackson belum selesai menjelaskan, kata-katanya terpotong.
"Aku tidak ingin diperintah. Jika ayah bersikeras, ayah tidak akan bisa melihatku lagi," kata Carver.
"Tolong beri aku waktu untuk menjelaskan." kata Jackson rendah. "Aku hanya ingin mengatakan bahwa saya akan memberimu posisi kepemimpinan perusahaan Leopard Enterprise, Carver.""Jika kamu masih belum siap untuk bertunangan dengan Clara, ayah tidak akan memaksamu," tambah Jackson.Tapi itu tidak akan mengubah pola pikir dan kehidupan Carver. Dimana Carver terikat sebagai suami Violeth. Carver tidak akan mengkhianati Edward Fletcher yang menyelamatkannya dari hutang dua juta dolar.Carver memberi alasan untuk menjawab ayahnya."Tidak, aku tidak mau menerima itu. Aku sudah bekerja dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan begitu saja karena aku sudah terikat kontrak." Carver berbohong meski butuh ide bagus agar ayahnya tidak curiga."Ayah akan mengurus tempat kerjamu agar cepat menjadi CEO perusahaan Leopard Enterprise. Jangan sampai pekerjaan sampah dengan gaji kecil membuatmu kehilangan posisi sebagai CEO," ujar Jackson."Tapi aku tidak mau dijodohkan dengan Clara, karena aku sudah..."Ca
Kembali ke rumah kediaman keluarga Fletcher...."Carver, dari mana saja kamu?" tanya Sophie sambil menunjuk jam tangan di pergelangan tangan kirinya.Carver menyadari bahwa hari sudah siang, dia melihat jam di dinding, sudah jam sepuluh pagi.Dia menyadari bahwa semua belanjaannya tertinggal di pinggir jalan."Aku belum selesai bertanya, kamu pergi" teriak Sophie yang melihat Carver pergi tanpa menjawab sama sekali.Kebetulan di bawah ada supir pribadi keluarga Fletcher, dia adalah Bobby. Bobby memperhatikan bahwa Carver tampaknya akan pergi lagi. Bobby menawarkan untuk mengantarkan Carver, tetapi Carver menolak.Meskipun Carver sudah miskin sejak kecil dan tidak pernah memiliki mobil, namun ia pernah mengendarai mobil tua milik tetangganya saat berusia 15 tahun, setidaknya jika tidak terlalu ramai, ia berani menyetir sendiri. Tapi Carver lebih suka berjalan sendirian.Tanpa menunggu lama, Carver bergegas menuju tempat belanjaannya tertinggal.Benar saja, ternyata semua belanjaannya
Violeth menghela napas sambil membimbing tangan Carver untuk meremas sepasang bukit kembarnya lebih keras.Violeth tak tinggal diam, tangannya bertumpu pada dada Carver yang bidang, beberapa kali tangannya dengan lembut menyentuh perut suaminya yang menyerupai beberapa potong roti yang tertata rapi.Padahal AC sudah dinyalakan sejak tadi, tidak ada sedikitpun rasa dingin. Di dalam ruangan, hanya terdengar rintihan dan desahan Violeth yang tampak menikmati permainan cinta, bersamaan dengan suara gesekan dua bagian tubuh kenikmatan yang basah.Violeth memiliki passion yang tinggi, hal ini membuat Carver semakin tertarik dengan Violeth.Carver, melihat Violeth kelelahan, membalikkan posisinya ke atas.Carver duduk di atas tubuh Violeth, dalam satu hentakan, batang berototnya terjun ke lubang kenikmatan. Carver memacu tubuh Violeth seperti seekor kuda betina. Carver meraba dan memainkan dua gumpalan lembak yang kenyal dari dada bVioleth dengan pelan, yang membuat Violeth melayang.Perla
Air deras mengguyur tubuh Violeth. Suara air mengalir memenuhi seluruh kamar mandi.Carver yang menjauh ke sisi dinding menelan wajah masam. Tangannya menutupi tangannya yang masih tegang.Rasa sakitnya tak terbayangkan saat pisau tajam itu mengiris pangkalnya. Mencubit satu jari saja sudah sangat menyakitkan baginya, bagaimana jika ada benda tajam yang menusuknya hingga darah mengalir dari lukanya.Carver melangkah untuk meraih handuk yang tergantung di sampingnya, tapi Violeth menyuruhnya diam."Tetap disitu!" perintah Violeth dengan tatapan tajam.Violeth menuangkan cairan pembersih dalam jumlah besar lalu mengoleskannya secara merata ke seluruh tubuhnya hingga menjadi buih harum yang kini menyelimuti seluruh tubuh wanita itu.Tangan wanita itu mengusap merata ke seluruh tubuh hingga busa hampir menutupinya begitu tebal. Beberapa kali busa tebal itu jatuh ke lantai diiringi suara air mengalir dari shower yang masih mengalir pelan.Dengan gerakan terampil, Violeth menggosok lembut d
Beberapa menit kemudian, telepon berdering.Violeth menggeram, dia disela oleh panggilan telepon. Ternyata yang meneleponnya adalah sahabat Violeth yang mengatakan bahwa Violeth harus datang ke pesta ulang tahun wanita itu."Baiklah, aku akan datang ke pesta ulang tahunmu," kata Violeth lalu melemparkan ponselnya ke segala arah.Usai menjawab telepon, Violeth merangkak ke atas tubuh Carver lagi berkata. "Ayo kita lanjutkan lagi, sayang."Carver terdiam saat Violeth mencium dada berototnya. Rasanya seperti terbang di antara bidadari cantik. Sesekali Violeth mengelus dada dan leher Carver dengan gerakan yang merangsang.Ciuman yang hangat dan lembut membuat Carver menikmati dan memejamkan mata. Ciuman itu bertahan di tubuh pria itu selama beberapa detik."Tahukah kamu apa arti ciuman ini, Carver?""Tidak," jawab Carver jujur.Violeth menekan dirinya pada Carver di sisinya. Menarik selimut putih tebal menutupi tubuh mereka.Carver mendekat saat Violeth meringkuk lebih dekat ke dalam seli
Carver menyadari kalau pakaian Violeth terlalu ketat dan terlihat sangat menggugah selera para pria, Carver sendiri sedikit tergoda melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki istrinya.Saat memilih pakaian untuk Carver, Violeth menyadari bahwa tubuhnya menarik perhatian banyak pasang mata pria dewasa."Kenapa mereka menatapku seperti itu? Sekalipun mereka mengajakku berkencan, aku tidak akan rela karena mereka memiliki wajah dan postur tubuh yang tidak sesuai dengan seleraku," kata Violeth.“Kamu terlalu mencolok di antara semua wanita di sini.” Carver menimpali.Meski bagian bawahnya longgar seperti rok yang mencapai lutut, namun bagian atasnya sangat ketat memperlihatkan dua gundukan dada yang terisi hingga memperlihatkan separuh belahan dadanya. Dengan mengenakan sepatu hak tinggi, kaki ramping Violeth terlihat begitu menggoda dan semua pria berharap kain di tubuh Violeth akan jatuh di depan mata mereka."Mmm biarlah. Aku memang cantik dan sempurna dari semua wanita yang ada di si
"Mmm, iya... sudah...."Carver hampir kesulitan menjawab pertanyaan yang sulit dan sangat tidak pantas.Saat itu, tiba-tiba seseorang datang dan menghampiri Thomas. “Tuan Thomas, bukankah kita ada pertemuan hari ini?”Thomas menoleh untuk melihat seorang pria jangkung, sedikit lebih tua, mengatakan sesuatu kepadanya."Rapat ditunda besok pagi, bantu aku memilih sesuatu untuk kedua Fletcher yang ada di depan kita!" perintah Thomas."Baik, Tuan Thomas."Pria jangkung itu mengamati Carver sambil memikirkan sesuatu. “Menurutku ada beberapa pakaian yang cocok untukmu, tapi tidak di sini."Oh iya, aku lupa. Ada beberapa pakaian termahal di sana." Thomas menunjuk ke sebuah ruangan kaca yang bagian dalamnya sangat terang dan ada beberapa pakaian yang ditempatkan secara terpisah di dalam kotak kaca.Violeth mengajak Carver keluar untuk melihatnya.Deretan kotak kaca, memajang beberapa jenis blazer dan tuxedo yang memiliki warna cantik dan terlihat lebih menarik dibandingkan pakaian yang sebelu
Carver yang sedang memegang kantong kertas belanjaan terdiam, sesekali melirik ke arah Thomas yang masih berada di belakangnya.Bobby segera berlari menuju mobil untuk membuka pintu sebelum mendapat luapan amarah dari Violeth, meninggalkan secangkir kopi yang baru saja dibelinya.Carver meletakkan apa yang dibawanya, lalu membantu Violeth masuk ke dalam mobil dan menutup pintu."Haruskah kita langsung pulang?" tanya Bobby setelah masuk ke kursi pengemudi mobil."Ya," jawab Violet.Mobil itu bergerak mundur keluar dari barisan beberapa mobil yang diparkir dengan rapi. saat Bobby berkendara di seberang jalan, Carver melihat sekilas sebuah mobil yang tampak familiar baginya.Sebuah BMW hitam dengan plat nomor yang sama dengan milik seseorang yang dikenalnya"Mobil itu? Bukankah itu milik Richard!" Carver bertanya-tanya dalam hati sambil melirik ke samping beberapa kali sebelum mobil yang dikendarainya melaju pergi.'Aku bisa mendapat masalah jika Richard tahu aku bersama Violeth, dia pas