Home / Thriller / Petualangan Gila Mantan Mafia / Flashback 10 Tahun yang Lalu part 1

Share

Flashback 10 Tahun yang Lalu part 1

Author: mikaloki
last update Last Updated: 2022-02-22 20:44:07

2013

Malam itu hujan deras membasahi ibu kota Jakarta, kira-kira pukul setengah dua belas malam terdapat mobil range rover yang melaju dengan kecepatan sedang di sebuah jalan tol yang sepi. Hanya mobil itu yang berjalan di jalan tol tersebut. Di dalamnya terdapat tiga orang termasuk sang sopir. Ketiga orang itu berusia kira-kira tiga puluh tahunan dan semuanya memakai setelan jas yang sangat rapi. Nama mereka adalah Bams, Denny, dan Andika.

Bams menyetir dan raut wajahnya menunjukan ketegangan begitu juga dengan Denny yang ada di sebelahnya dan Andika yang ada kursi belakang. Mereka menoleh ke sana kemari penuh dengan kegelisahan dan seakan perjalanan ini ingin segera berakhir secepatnya.

"Kenapa sih harus kita yang dapat tugas penting ini?" Kata Bams. "Gila aja cuma kita bertiga"

"Kan gue sudah bilang, supaya tidak mencolok dan pihak musuh tidak mendeteksi kita." Sahut Denny.

"Udah lu cepetan nyetirnya lah." Kata Andika, dia mengeluarkan sebatang rokok dan korek api untuk mengusir ketegangan. "Kalau sudah selesai kita ambil uangnya dan kita akan bersenang-senang."

"Pertanyaanya kenapa mesti kita? Bukannya Pak Satia punya tim yang lebih handal?" tanya Bram ketika membelokan mobilnya ke kanan saat tiba di persimpangan.

"Yakin lu tim yang lain itu bisa diandalkan? Selama ini kita yang jadi pesuruh utamanya buat urusan ginian. Masih ingat ketika kita disuruh mengancam pemilik restoran? Kita juga yang turun tangan." Kata Andika menjelaskan sambil membuang asap rokok dari mulutnya.

"Ini bukan masalah receh tentang memeras pengusaha ataupun mengancam anggota parlemen yang lain." Denny menyahut. "Kita tidak tahu isi dari koper itu, dirahasiakan. Gue yakin ini bukan masalah receh, tapi bukannya kita seharusnya bangga dapat tugas ini?"

"Halah." Keluh Andika yang terus merokok. "Palingan isinya garam murahan yang banyak, narkoba biasa."

Bams menjelaskan, "Kata Pak Satia ke gue, ini menyangkut kepentingan negara yang ada di koper tersebut. Tapi dia sendiri nggak pernah buka tuh koper. Dia cuma bilang berkali-kali kalau koper ini banyak yang memburu."

"Tunggu-tunggu. " Andika mendadak berhenti merokok, dia mematikan api rokok itu dan membuangnya keluar jendela mobil. "Lu bilang Pak Satia nggak pernah buka koper ini?"

"Iya." Bams mengangguk dan terus fokus di depan kemudi.  "Katanya ini koper akan terus diburu oleh banyak orang makanya kita harus memberikannya ke orang yang tepat."

Denny mengerutkan kening. "Apa jangan-jangan, Pak Satia sendiri enggak tahu kode untuk membuka koper ini?"

"Bisa jadi." Jawab Bams.  "Dia bilang ini rahasia besar dan kita bertanggung jawab membawanya ke tempat tujuan. Gue yang udah berhutang budi sama Pak Satia bakalan sampai mati mengawal koper ini."

"Ah tai, kepentingan negara apaan dianya sendiri juga korupsi nggak tanggung-tanggung. " Ucap Andika tertawa.

"Biarpun korupsi kita sebagai anak buahnya ikut menikmati kan? Haha." Denny tertawa terbahak-bahak. 

Mereka berdua tertawa sementara Bams tampak tegang dan fokus pada kemudinya saat keluar pintu tol dan menuju jalanan kecil yang sangat sepi dan saat itu hujan juga mulai reda. Di hadapan mereka tiba-tiba ada dua orang pemuda yang memarkir motor bututnya di tengah jalan. Kedua pemuda itu terlihat membawa senjata tajam berupa golok.

Wajah mereka sangar badan mereka begitu kurus seperti orang yang makannya hanya dua kali sehari. Tubuh mereka penuh tato dan mereka mengacungkan golok. Dua orang itu jelas akan memberhentikan mobil yang ditumpangi Bams dkk. 

Saat sekitar sepuluh meter dari dua orang itu Bams bergumam, "Sialan, ada begal kampung."

"Tenang aja, cuma kriminal kelas cumi. " Kata Denny dengan sangat tenang, dia mengeluarkan pistol berupa desert eagle dari jasnya dan memegangnya di dekat pintu mobil dengan siaga.

Dua orang begal itu yang satu tubuhnya pendek dan yang satu tinggi, dua-duanya berpakaian lusuh. siJangkung menuju sebelah kiri mobil di mana ada Denny di sana. siJangkung memukul kaca mobil Range Rover yang basah oleh hujan itu dengan keras. "Buka, goblok!"

Denny tersenyum dan membuka kaca mobil itu secara perlahan dan siJangkung berkata dengan bersungut-sungut, "Serahkan uang kalian semuanya, atau gue bacok sampai mati!"

"Wuih." Denny pura-pura kaget. "Tenang bos, kita kasih kok, nih gue kasih semua."

"Cepetan goblok!" siJangkung terus mengancam dan siPendek mengawasi Bams di sebelah kanan.

"Iya, iya. Sabar." Kata Denny, dia meraih sebuah tas berwarna hitam dan berpura-pura mengambil sesuatu di dalamnya. "Nih!"

Si Jangkung langsung terpaku menatap tangan Denny yang dia kira akan memberinya uang gepokan tapi yang ada di hadapannya adalah moncong desert eagle dan dorrr. Kepala sijangkung rusak, pecah, isi otaknya berhamburan karena jarak tembak yang begitu dekat. Darah sijangkung itu terciprat di sana-sini termasuk ke lengan jas yang dipakai oleh Denny.

"Bangsat!" Andika yang duduk di belakang meraung. "Apa-apaan lu?"

Si Pendek kaget bukan main tubuhnya bergetar dan dia ngompol. Denny keluar dari mobil dan menembak tiga kali bagian dada begal itu hingga mati.

"Bangsat, apa-apan lu Den? Malah nambah perkara kalau gini!"

Sementara itu Bams mengusap muka dan langsung tancap gas ketika Denny kembali masuk ke mobil.

"Tenang aja, siapa yang peduli begal miskin? Nggak ada saksi mata gini. "

"Pakaian lu kena darah, goblok!" Semprot Andika.

"Gue bakal ganti baju di SPBU, ribet amat!"

"Harusnya lu lebih berhati-hati kalau bikin keputusan. "Kata Bams.

"Oh come on!" protes Denny. "Kita cuma bunuh hama nggak guna. Bukan bunuh anggota parlemen atau pejabat negara!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Pembelot

    Flashback SelesaiJason membanting ponselnya ke dashboard dan sejenak ia berusaha untuk kembali berpikir jernih dia mencari sesuatu, mencari bantuan agar bisa sampai secepatnya ke tempat yang diinginkan oleh si penculik, walau sebenarnya Jason juga merasa dipermainkan oleh si penculik itu. Tak ada jalan lain lagi selain pergi ke bandara dan menyembunyikan koper itu, pikirnya. Maka Jason menyalakan mesin mobilnya, tapi ponselnya keburu berbunyi lagi. Mengira itu dari si penculik ternyata sebuah panggilan video dari Diandra. Jason melihat wajah Diandra yang memenuhi layar saat Jason akan menceritakan semuanya malah Diandra yang bicara duluan, "Jas, gue punya ide yang brilian. Di mana lu sekarang? Kita bisa berangkat dengan menggunakan jet pribadi?""Jet pribadi?" Jason heran. "Lu punya jet pribadi?""Sudah lah nanti penjelasannya, yang penting di mana posisi lu sekarang?""Dra, orang itu, penculik itu pasti sudah menyadap ponsel milik gue. Akan bahaya kalau l

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Tidak Ada Skenario Pembunuhan

    Jason terbangun dari tidurnya, matanya masih terasa berat walau ini sudah jam sepuluh pagi, semalam adalah tugas yang cukup menguras tenaga, Jason lebih memilih untuk tidur lagi jika bisa. Tapi hari ini Coki mengundangnya ke markas bersama dengan Tommy. Penting sekali, itu kata-kata yang dia dengar dari Coki kemarin. Bangun dari tempat tidur, Jason membuka tirai kamarnya dan seberkas cahaya masuk membuat Jason menyipitkan mata. Jason tinggal di apartemen sederhana sendirian dan dia begitu asyik menikmatinya. Dia tak habis pikir kenapa Tommy memaksanya untuk punya pasangan, padahal Tommy sendiri sering berganti-ganti pasangan dan tak jelas arah hubungannya. Baru saja selesai mandi dan berpakaian pintu sudah ada yang mengetuk, tanpa disuruh buka Tommy membukanya sendiri dan nyelonong masuk. "Wah, gue telepon dari pagi kenapa nggak diangkat?""Kenapa harus pagi-pagi? Seperti anak rajin saja."Tommy tertawa ringan, dia menatap berkeliling ruangan apartemen Jason.

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Penyusup

    Flashback KembaliWisnu merasakan sesak yang aman sangat dalam hidupnya, baru saja ia membina keluarga yang dirasakannya begitu membahagiakan, kini dia harus membiasakan diri kalau wanita yang dicintainya sudah tidak ada. Wisnu harus menjelaskan pada anaknya, Dandi bagaimana ibunya pergi untuk selama-lamanya. Jiwa Wisnu semakin terguncang ketika melihat kesedihan Dandi yang begitu mendalam, ketika ia melihat Dandi menatap jenazah ibunya seakan meremukkan jiwanya berkeping-keping. Wisnu tak bisa berpikir apa-apa sampai-sampai ia mengira akan melakukan pembalasan. Polisi setiap hari mendatangi Wisnu untuk memintai keterangan supaya pelaku pembunuhan cepat tertangkap, tapi Wisnu juga tahu kalau itu hanyalah formalitas karena dalang pembunuhannya tidak akan bisa diungkap. Butuh waktu sebulan bagi Wisnu untuk bisa memulihkan mentalnya agar bisa kembali bekerja di perusahaan yang ia pimpin. Semua karyawan menunjukan simpati padanya. Dia baru saja meminta file rekaman CC

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Pergumulan Diandra

    Tommy dengan kaki kiri yang pincang dan menggunakan penyangga bersusah payah berjalan di pelataran halaman rumah besar dan itu adalah markas Coki. Orang-orang yang berjaga di sana kira-kira ada belasan orang dan semuanya menatap Tommy dengan heran. Salah seorang dari mereka yang paling muda mendekatinya. "Bang, kaki lu kenapa?""Bukan urusan lu, di mana tuan bos?" Tommy terus berjalan menggunakan penyangga sambil tergopoh-gopoh."Ada di dalam.""Sudah sana minggir, gue nggak kenapa-kenapa." Tommy melangkah sampai ke hadapan Coki yang sendirian di balik meja dengan wajah yang serius. Sorot matanya begitu penuh curiga pada Tommy. "Bos, ini semua salah paham." kata Tommy, saya waktu itu teledor sampai informasinya bisa bocor. Bukan maksud saya untuk berkhianat, saya minta kebijaksanaan anda, bos. Pekerjakan saya kembali untuk mencari Jason.""Duduklah dulu." perintah Coki. "Sepertinya terluka parah. Siapa yang anak buah gue yang menembak lu?""Tidak penting." j

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Pemicu Untuk Mempercepat

    Flashback SelesaiWisnu duduk di depan meja di ruangan tempat Shani disekap. Dia sedang memakan nasi goreng buatannya sendiri dengan lahap, di meja tersebut makanan Shani belum juga dimakan. "Ayolah, kita makan bersama. Ini tidak diracun, kalau lu sakit gue yang akan disalahkan. Yakinlah suami lu tercinta bisa berhasil. Akan sama mudahnya ketika dia dulu menculik dan melepaskan istri gue sampai nyawanya hilang."Shani yang sudah sangat lapar mendekat dan meraih roti sandwich di sebelah piring berisi nasi, dia memakan roti isi tuna itu dengan lahap. "Nah, begitu. Makanlah selagi ada." kata Wisnu. "Sekarang lu jangan menyalahkan gue untuk keadaan sekarang. Salahkan diri lu sendiri karena mau menikah dengan orang yang dulunya bajingan. Sekarang lu sendiri yang menuai akibatnya kan?" Wisnu lalu meminum habis segelas air putih. "Kenapa lu begitu dendam?" kata Shani yang telah menelan sepotong roti sandwich itu. "Gue yakin istri lu tidak menginginkan semua ini, kala

  • Petualangan Gila Mantan Mafia   Misi Masa Lalu part 4

    Dua pria itu kabur begitu saja dengan motornya, melaju dengan cepat. Vera memegangi lehernya yang sudah dihinggapi peluru dan darah bersimbah ke mana-mana membasahi kemeja putihnya. "Veraaaa!" Wisnu menjerit sejadi-jadinya. Dia memegangi tangan istrinya yang sekarat, mata Vera perlahan tertutup dan suara rintihannya semakin menghilang, Wisnu memeluk istrinya itu dan menangis keras. Sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan. "Veraaa! tidak!"Warga sekitar yang mendengar suara itu lantas berhamburan dan mengerumuni mobilnya Wisnu. Tapi sudah terlambat, Vera sudah meregang nyawa di pelukan Wisnu. Sementara Wisnu berteriak luar biasa dan menangis. Para warga mencoba mendekatinya dan salah satu dari mereka menelepon rumah sakit untuk mendatangkan ambulan. ***Jason dan Tommy mendapatkan ucapan selamat dari Coki saat mereka duduk di ruang rapat dan hanya ada mereka bertiga Coki, Tommy, dan Jason. "Kalian memang luar biasa dan tak pernah gagal dalam menjalankan misi,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status