Share

Ending Pertarungan Sengit

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2025-04-26 16:08:22

Pertarungan meningkat intensitasnya.

Empat belas kultivator tingkat tinggi melawan satu Raja Kelelawar Hitam. Mereka bergerak begitu cepat hingga mata biasa hanya bisa melihat kilatan cahaya dan bayangan yang saling berkejaran.

Pohon-pohon willow tercabik, batu-batu hancur, permukaan kolam beriak liar seolah dilanda badai.

Namun, meski jumlahnya jauh lebih banyak, keempat belas kultivator itu kesulitan mendaratkan serangan berarti pada Raja Kelelawar Hitam.

Sosok iblis kelelawar ini bergerak seperti hantu di antara mereka, muncul dan menghilang sesuka hati, melancarkan serangan yang mematikan lalu menghilang sebelum serangan balasan datang.

"Empat belas melawan satu, dan kalian masih kesulitan?" Raja Kelelawar Hitam tertawa, suaranya bergema dari segala arah.

"Sungguh memalukan. Bahkan anak kecil di pasar bisa menghitung lebih baik dari kemampuan kalian bertarung."

Salah satu Pengawal Bayangan—wanita dengan cambuk berduri—menggeram marah. "Berhenti bermain-main dan hadapi kami den
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kemakmuran Dataran Tengah.

    Jika Kekaisaran Bai Feng di wilayah barat adalah tanah kontras yang tajam — antara kemiskinan yang mencekik dan kemewahan yang membutakan — maka Kekaisaran Tian Yuan di Dataran Tengah adalah lukisan harmoni yang sempurna. Jalan-jalan berbatu yang rata dan bersih, rumah-rumah bertingkat dengan atap melengkung yang indah, dan taman-taman yang tertata rapi dengan pavilion-pavilion anggun di setiap sudut kota.Rong Tian dan Xiao Hu berdiri di atas bukit kecil, memandang hamparan sawah yang menguning di kejauhan. Petani-petani bekerja dengan gembira, menggunakan alat-alat pertanian yang jauh lebih maju dibanding di Kekaisaran Bai Feng. Bahkan sistem irigasi mereka menggunakan roda air yang digerakkan oleh energi qi, memungkinkan air mengalir melawan gravitasi ke ladang-ladang yang lebih tinggi."Shizun, lihat itu!" Xiao Hu menunjuk ke arah sebuah kereta yang bergerak tanpa kuda, didorong oleh mekanisme rumit dengan formasi qi yang berpendar kebiruan. "Para ahli dan tenaga teknis meranc

    Last Updated : 2025-04-27
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Murid-murid Akademi Linchuang.

    Karena lapar, Rong Tian memilih untuk mampir di sebuah restoran bernama "Sembilan Rasa Surgawi" di distrik tengah kota. Ini adalah restoran bertingkat tiga ini terkenal dengan hidangan khasnya—bebek panggang dengan saus plum yang konon bisa membuat orang biasa merasakan sensasi qi seperti kultivator selama beberapa saat."Kita akan makan di lantai dua," kata Rong Tian pada kusir mereka, seorang pria paruh baya bernama Lao Wang yang telah menemani mereka sejak Kota Xingguang. "Pemandangannya lebih baik dari sana," katanya.Xiao Hu sebagai anak dari kota kecil di Kekaisaran Bai Feng, kini di ibukota sebuha negri yang modern, seketika ia diliputi rasa antusias."Aku ingin makan yang banyak... Daging setengah kati, pasti akan aku lahap," ujarnya dengan ekspresi sedikit rakus. Tapi Rong Tian hanya tertawa, dan kusir kereta hanya menggelengkan kepala.Mereka bertiga memasuki restoran yang ramai pada saat itu penuh dengan konsumen, seiring jam makan siang. Lantai satu hampir penuh, dengan

    Last Updated : 2025-04-27
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Hantu Lapar yang Tak Kasat Mata

    Suasana di Restoran Sembilan Rasa Surgawi berubah secepat awan musim panas yang tertiup angin kencang. Para pengunjung yang semula menikmati hidangan lezat dengan tenang kini berdiri, berkerumun, dan menunjukkan wajah tidak senang. Bisikan-bisikan halus berubah menjadi gumaman keras, lalu teriakan penuh kemarahan yang ditujukan pada tiga orang asing yang berani menentang murid-murid Akademi Linchuan."Sungguh tidak tahu diri! Berani sekali menentang Tuan Muda Zhao Yun!" seorang pedagang gemuk dengan jubah sutra berwarna hijau tua berseru, sumpit masih tergenggam di tangannya yang gemuk.Seorang wanita paruh baya dengan perhiasan jade yang berkilauan mengangguk setuju. "Lihat pakaian mereka. Seperti 'katak di dasar sumur yang tidak pernah melihat luasnya samudra'. Pasti orang kampung yang tidak tahu aturan.""Mereka pasti tidak tahu siapa Nona Kelima dari Istana Timur," tambah seorang pejabat dengan topi resmi. "Bahkan Gubernur Provinsi Barat harus membungkuk tiga kali di hadapannya!

    Last Updated : 2025-04-28
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Jarum-jarum Perak

    Rasa panik melanda..."Apa yang..." Zhao Yun tiba-tiba merasakan tekanan luar biasa di punggungnya, seolah seluruh Gunung Kunlun runtuh dan menimpanya. Tulang-tulangnya berderak menyakitkan, meridian qi-nya yang kuat mendadak terasa tersumbat seperti sungai yang dibendung batu besar. Kakinya gemetar hebat, lututnya melemas seperti jeli, dan dalam hitungan detak jantung, ia sudah tengkurap di lantai kayu restoran dengan wajah menghantam permukaan keras dengan suara 'duk' yang menyakitkan."AAAARGHHH!" Jeritannya memenuhi seluruh ruangan, bergema hingga ke sudut-sudut terjauh restoran. "Punggungku! Ada sesuatu di punggungku! Berat sekali! Tolong... tolong aku!"Para pengunjung terkesiap, beberapa wanita bahkan menjerit ketakutan. Murid-murid Akademi Linchuan membelalakkan mata tidak percaya, wajah mereka pucat seperti kertas. Bagaimana mungkin Tuan Muda Zhao yang terkenal dengan "Telapak Penghancur Gunung" dan kekuatan qi internalnya yang luar biasa bisa terjatuh begitu saja, seper

    Last Updated : 2025-04-28
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kultivator Iblis Yang Menggetarkan.

    Rong Tian hanya menatapnya dengan ekspresi tenang, seolah baru saja menyaksikan pertunjukan teh yang membosankan. Tidak ada kebanggaan, tidak ada ejekan, hanya ketenangan yang dalam seperti danau di puncak gunung. Ketenangan itulah yang justru membuat Nona Kelima semakin marah dan malu.Seluruh restoran kini sunyi seperti kuburan di tengah malam. Para pengunjung yang tadinya berani mencibir dan mengutuk kini berdiri mematung, wajah mereka pucat seperti kertas. Beberapa bahkan mundur hingga punggung mereka menempel ke dinding, seolah ingin menerobos tembok dan melarikan diri dari kehadiran pemuda misterius yang menakutkan ini."Dia... dia melelehkan jarum-jarum Nona Kelima seperti melelehkan es...""Itu teknik iblis tingkat tinggi... hanya kultivator yang telah mencapai Tahap Eliksir Emas yang bisa melakukannya...""Tapi dia terlihat begitu muda... tidak mungkin lebih dari delapan belas tahun..."Bisikan-bisikan ketakutan mengisi keheningan yang mencekam. Bahkan pemilik restoran, ya

    Last Updated : 2025-04-28
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Senja di Pavilliun Musim Gugur.

    Matahari senja menyirami jalanan berbatu Kota Tianzhou dengan cahaya keemasan yang lembut, menciptakan bayangan panjang dari bangunan megah yang berjajar rapi.Udara musim gugur terasa sejuk dan menyegarkan, membawa aroma daun maple yang mulai memerah dan bunga chrysanthemum yang mekar di taman kota.Rong Tian melangkah dengan tenang di sepanjang Jalan Bunga Perak, salah satu jalan utama di distrik perdagangan Kota Tianzhou. (Catatan Kereta kuda mereka titip di penginapan)Di belakangnya, Xiao Hu dan Lao Wang mengikuti dengan langkah sedikit tergesa, masih terpengaruh ketegangan dari konfrontasi di Restoran Sembilan Rasa Surgawi."Shizun," Xiao Hu berbisik, matanya masih melebar karena takjub dengan kekuatan yang baru saja ia saksikan."Apakah tidak apa-apa kita masih berada di kota ini? Mungkin kita sebaiknya...""Lapar tidak mengenal rasa takut, Xiao Hu," potong Rong Tian dengan suara tenang. Matanya yang tajam menelusuri deretan kedai dan rumah makan yang berjajar di sepanjang jala

    Last Updated : 2025-04-29
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Qi Membeku di Tianzhou.

    "Dan itu membuat cerita tentang mereka semakin mengerikan," lanjut Rong Tian, matanya masih menatap ke luar jendela."Semakin sedikit orang melihat kultivator iblis yang sebenarnya, semakin liar imajinasi mereka tentang kekejaman dan keburukan kami."Xiao Hu terdiam, mencerna informasi ini. Ia baru menyadari bahwa selama ini ia dilatih oleh seorang kultivator iblis, namun Shizun-nya tidak pernah menunjukkan kekejaman atau keburukan seperti yang digambarkan dalam cerita-cerita mengerikan.Pelayan kembali dengan daftar hidangan, tangannya masih gemetar hebat."S-silakan pilih hidangan yang Tuan inginkan..."Rong Tian melirik daftar tersebut sekilas."Bebek Panggang Saus Plum Kerajaan, Sup Sarang Burung dengan Jamur Putih, dan Nasi Delapan Harta. Untuk minumnya, Arak Bunga Peach dari Gunung Kunlun."Pelayan itu mengangguk cepat dan segera berlari ke dapur, seolah takut berada terlalu lama di dekat mereka. Di sekitar mereka, para pengunjung mulai menghabiskan makanan mereka dengan tergesa

    Last Updated : 2025-04-29
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Senja, Darah, dan Ancaman.

    Tantangan itu membuat Penatua Wei terdiam sejenak.Ia bisa merasakan aura dingin yang memancar dari pemuda di hadapannya, sesuatu yang tidak biasa untuk kultivator seusianya. Namun, egonya terlalu besar untuk mundur di hadapan murid-muridnya."Baiklah, jika itu yang kau inginkan!" Penatua Wei mengambil posisi bertarung, energi qi biru keperakan mulai berputar di sekitar tubuhnya."Aku akan memberimu pelajaran yang tidak akan kau lupakan!"Dengan gerakan cepat, Penatua Wei melancarkan serangan pertama. Telapak tangannya yang besar bergerak dalam pola rumit, menciptakan gelombang qi yang melesat ke arah Rong Tian.Udara bergetar saat energi qi biru keperakan itu membelah ruangan, menghancurkan beberapa piring dan mangkuk yang berada di jalurnya."Telapak Awan Menggulung!" teriak Penatua Wei, suaranya penuh keyakinan.Rong Tian menatap gelombang energi yang mendekat dengan ekspresi tenang. Tidak ada ketakutan, tidak ada keraguan di matanya yang dalam. Bahkan tidak ada gerakan untuk meng

    Last Updated : 2025-04-29

Latest chapter

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Peringatan Mematikan.

    Kata-kata ini bagaikan minyak yang disiramkan ke api yang sudah membara. Tetua Feng mengangkat tangannya, energi qi putih kebiruan berkumpul di telapak tangannya yang keriput."Anak kurang ajar! Biar kuajari kau sopan santun!"Sebelum siapapun sempat bereaksi, Tetua Feng melancarkan serangan. Telapak tangannya mendorong udara kosong, menciptakan gelombang qi putih kebiruan yang melesat ke arah Rong Tian dengan kecepatan luar biasa.Para tamu berteriak kaget, beberapa bahkan melompat dari kursi mereka untuk menghindari serangan nyasar.Namun Rong Tian tetap duduk dengan tenang, seolah tidak melihat bahaya yang mendekat.Saat gelombang qi hampir mencapai wajahnya, Rong Tian akhirnya bergerak. Bibirnya bergerak tanpa suara, mengucapkan mantra kuno yang hampir terlupakan.Dalam sekejap, udara di sekitarnya bergetar aneh, seolah realitas itu sendiri terdistorsi."Tangan Iblis Penjerat," bisiknya, suaranya hampir tidak terdengar.Seketika, dari lantai di bawah kaki Tetua Feng, muncul sebuah

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Konfrontasi di Barisan Depan.

    Jawaban mereka datang beberapa saat kemudian, saat pintu samping aula terbuka, dan seorang pemuda melangkah masuk dengan tenang.Jubah hitamnya yang sederhana namun berkualitas tinggi berkontras dengan wajahnya yang tampan dan muda.Rambutnya yang hitam legam diikat tinggi dengan konde kecil, memberikan kesan elegan namun maskulin. Ia berjalan dengan langkah ringan namun mantap, matanya yang tajam menatap lurus ke depan, mengabaikan tatapan terkejut dan bisikan yang mengikuti setiap langkahnya."Itu dia!""Pemuda yang mengalahkan sepuluh murid Sekte Hehuan dengan satu serangan!""Tuan Muda Iblis!"Bisikan-bisikan itu semakin keras saat pemuda itu berjalan ke arah kursi kehormatan yang telah disiapkan. Para petugas Sekte Hehuan segera menghampiri dan membungkuk dalam, mengarahkannya ke kursi tersebut dengan sikap hormat yang berlebihan."Silakan duduk, Tuan Muda," ucap salah satu petugas dengan suara gemetar."Nyonya Huang telah menyiapkan kursi kehormatan khusus untuk Anda."Pemuda it

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Aula Bunga Peony: Panggung Para Penguasa.

    Nyonya Huang Wenling duduk dengan anggun di singgasana giok hitam yang diukir dengan motif bunga peony. Rambutnya yang hitam legam disanggul tinggi, dihiasi tusuk konde dari giok ungu yang berkilau tertimpa cahaya.Gaun sutra hitamnya berbordir benang emas membentuk pola bunga peony yang rumit, simbol kekuasaan Sekte Hehuan yang dipimpinnya. Wajahnya yang cantik namun dingin tidak menunjukkan emosi apapun saat ia mengamati persiapan terakhir aula besar di puncak Gunung Hehuan.Aula Bunga Peony, tempat perhelatan pemilihan Pimpinan Dunia Persilatan akan diadakan, telah dihias dengan kemewahan yang mencengangkan.Pilar-pilar merah berukir naga dan phoenix menyangga atap tinggi yang dihiasi lukisan awan dan langit. Lentera-lentera kristal berpendar dengan cahaya kemerahan yang lembut, menciptakan suasana agung sekaligus misterius.Kursi-kursi kayu berukir telah ditata rapi, dikelompokkan berdasarkan status dan kekuatan sekte yang diundang."Nyonya," seorang pelayan wanita mendekat dengan

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kegelisahan Pangeran Mahkota.

    Jeritan kesakitan memenuhi udara saat kedelapan pria itu jatuh berlutut, memegangi bahu kanan mereka yang kini tanpa tangan. Wajah mereka pucat pasi, campuran antara rasa sakit yang luar biasa dan ketakutan yang mendalam. Senjata-senjata mereka tergeletak sia-sia di tanah, masih digenggam oleh tangan-tangan yang kini terpisah dari tubuh pemiliknya."Ampun! Ampun!" teriak pemimpin kelompok, air mata dan ingus mengalir di wajahnya yang pucat. Keangkuhan dan kesombongannya lenyap seketika, digantikan oleh ketakutan yang mendalam. "Kami tidak tahu... kami tidak tahu Tuan adalah...""Tuan Muda Iblis yang asli," bisik salah satu anak buahnya, suaranya bergetar hebat. "Ampuni kami, Tuan... kami hanya murid bodoh yang tidak tahu apa-apa..."Rong Tian menatap kedelapan pria itu dengan pandangan dingin, tidak ada belas kasihan di matanya yang tajam. "Kalian menghina dan mengancam orang yang salah. Anggap ini pelajaran untuk tidak menilai orang dari penampilannya saja."Akhir-akhirnya, semak

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Cakar Setan dan Hukuman Kilat.

    Tawa mengejek kembali terdengar dari kedelapan pria itu, begitu keras hingga beberapa burung terbang ketakutan dari pohon-pohon di sekitar jalan setapak. Namun tawa mereka terhenti seketika saat Rong Tian mengangkat tangannya dengan gerakan yang hampir tidak terlihat oleh mata biasa."Seperti katak di dasar sumur yang tidak pernah melihat luasnya samudra," ucap Rong Tian pelan, suaranya dingin seperti es di musim dingin. "Kalian terlalu sombong untuk ukuran kultivator tingkat rendah."Pemimpin kelompok itu terdiam sejenak, terkejut dengan keberanian Rong Tian. Namun keterkejutan itu segera berganti dengan kemarahan yang meledak-ledak."Kau!" teriaknya, wajahnya merah padam seperti kepiting rebus. "Berani sekali kau menghina kami! Anak-anak, beri pelajaran pada pengecut ini! Potong tangannya agar dia tidak bisa lagi berpura-pura menjadi Tuan Muda Iblis!"Kedelapan pria itu bergerak serentak, masing-masing mengeluarkan senjata mereka. Pedang, golok, dan cambuk berkilau tertimpa sinar

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertemuan dengan Pangeran Mahkota Liu Jinhai.

    Salah satu anak buahnya, pria kurus dengan rambut panjang yang diikat tinggi, melangkah maju dengan senyum mengejek. "Mungkin dia memang ingin menjadi Tuan Muda Iblis. Lihat pakaiannya, lihat gaya rambutnya!" Ia berjalan mengelilingi Rong Tian, mengamatinya seperti pedagang yang menilai barang dagangan. "Tapi sayang sekali, peniruan yang buruk. Tuan Muda Iblis yang asli memiliki aura yang bisa membuat orang biasa pingsan hanya dengan tatapannya.""Dan kau," tambah pria lain dengan guratan luka membekas di lehernya, "hanya membuat kami ingin tertawa!"Gelak tawa meledak dari kedelapan pria itu, bergema di sepanjang jalan setapak. Para penonton yang berkumpul ikut tertawa, beberapa bahkan menunjuk-nunjuk Rong Tian dengan sikap merendahkan.Rong Tian tetap diam, matanya yang tajam mengamati kedelapan pria itu dengan seksama, menilai kekuatan dan kelemahan mereka dalam sekejap. Dari aliran qi yang ia rasakan, kedelapan pria ini berada di tingkat Fondasi Akhir, jauh di bawah levelnya sen

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pendakian Menuju Gunung Hehuan.

    Kota Fengluo berdiri angkuh di kaki gunung yang menjulang tinggi, diselimuti kabut tipis yang tak pernah benar-benar sirna. Berbeda dengan kota-kota lain di Dataran Tengah yang dipenuhi warna-warna cerah dan suara tawa, Fengluo dibalut nuansa kelam dan bisikan-bisikan rahasia.Bangunan-bangunannya didominasi warna hitam dan merah gelap, dengan ukiran naga dan makhluk mitologi lainnya yang seolah mengawasi setiap sudut kota.Atap-atap melengkung tajam seperti cakar yang siap mencengkeram langit, sementara lentera-lentera merah berpendar redup, menciptakan bayangan-bayangan yang menari di dinding-dinding batu.Inilah pusat berbagai aliran iblis di Dataran Tengah, tempat di mana praktik-praktik yang dianggap terlarang di wilayah lain justru berkembang dan dihormati.Udara di sini terasa berbeda, lebih berat dan kaya akan energi yin yang pekat, membuat kultivator biasa merasa tidak nyaman dan tertekan. Namun bagi mereka yang telah memilih jalan kultivasi iblis, tempat ini adalah surga yan

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Fenomena Tuan Muda Iblis.

    Xiao Hu menatap gurunya dengan bingung."Menghindar? Tapi bukankah mereka perampok? Kereta kita ditarik empat kuda perkasa, jelas menunjukkan bahwa kita bukan orang biasa. Seharusnya mereka justru tertarik, bukan?""Seperti kata pepatah, 'bahkan harimau pun tahu kapan harus mundur'," jawab Rong Tian, masih menatap ke luar jendela."Ada sesuatu yang tidak kita ketahui."Perjalanan mereka berlanjut tanpa gangguan, melewati hutan-hutan lebat, sungai-sungai jernih, dan lembah-lembah hijau yang membentang luas.Dua hari berlalu dengan damai, tanpa satu pun perampok atau bandit yang berani menghadang mereka. Fenomena yang sangat tidak biasa untuk jalur perdagangan yang terkenal berbahaya ini.Pada sore hari ketiga, mereka akhirnya melihat tembok tinggi Kota Fengluo di kejauhan. Kota ini, yang terletak di kaki Gunung Fengluo, adalah pusat perdagangan dan kultivasi terbesar di bagian utara Dataran Tengah.Tembok kotanya yang tinggi dan kokoh dilapisi formasi perlindungan yang berpendar kebiru

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Ketika Legenda Menjadi Mode.

    Malam telah merangkak naik di langit Kota Tianzhou, menyelimuti jalanan dengan kegelapan yang hanya diterangi oleh lentera-lentera yang bergoyang pelan tertiup angin.Bintang-bintang berkilauan di langit seperti permata yang ditaburkan di atas kain beludru hitam, menyaksikan dalam diam saat kereta kayu berukir dengan empat kuda hitam perkasa melaju keluar dari gerbang utara kota.Rong Tian duduk dengan tenang di dalam kereta, matanya terpejam seolah bermeditasi. Di hadapannya, Xiao Hu masih terjaga, sesekali melirik keluar jendela dengan waspada.Kejadian dengan Guru Negara Long Jian beberapa jam lalu masih membekas jelas dalam ingatannya, menciptakan campuran rasa kagum dan kekhawatiran yang tidak bisa ia sembunyikan."Shizun," Xiao Hu akhirnya memberanikan diri memecah keheningan. "Apakah Guru Negara Long Jian benar-benar akan mencari kita di Sekte Hehuan?"Rong Tian membuka matanya perlahan, cahaya bulan yang menembus jendela kereta menciptakan kilau misterius di matanya yang dalam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status