Aaron Montes mendapati dirinya terperangkap dalam tubuh seorang artis legendaris dan kembali ke 10 tahun yang lalu. Artis itu bukan sekadar bintang terkenal, tetapi juga dalang di balik skandal besar yang menghancurkan dunia hiburan dan meninggalkan dampak buruk hingga masa kini. Lebih parah lagi, ia adalah pelaku kekerasan dalam rumah tangga yang kisah kelamnya tersembunyi dari publik. Tidak bisa! Sebagai seorang ahli hukum dan kritikus seni terpandang, Aaron tidak bisa diam saja! Dengan ribuan cara dan pengetahuan yang ia punya dari masa depan, Aaron akan mengubah dunia!
View MoreHampir seperti mimpi buruk, Aaron Montes tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.
Aaron Montes terduduk di atas tempat tidurnya, lengkap dengan selimut yang menutupi kakinya. Matanya memandang lurus ke arah cermin di meja rias yang ada di depan ranjang yang didudukinya. Di balik jendela, matahari belum muncul, tetapi wajahnya sudah tampak begitu kusut seperti baru saja menghadapi satu juta masalah.
Sekarang, Aaron baru percaya tentang teori yang mengatakan bahwa jiwa manusia bisa berpindah ke tubuh orang lain setelah mengalaminya sendiri. Ya, ia kembali ke tahun 2014, tepatnya 10 tahun yang lalu.
Pemilik tubuh sebelumnya, Teo Andersen, adalah seorang artis ternama, penyanyi sekaligus produser musik yang telah memiliki label rekaman sendiri. Teo bahkan berhasil melahirkan banyak penyanyi berbakat. Ia juga sukses melebarkan sayapnya untuk membuka bisnis klub malam kelas eksekutif.
Teo dengan nama keluarga Andersen dikenal sebagai sosok yang sangat inspiratif, karya-karyanya sangat besar. Bahkan, bisa dipastikan seluruh masyarakat Eldorisia mengenalnya. Bukan hanya karena lagu-lagunya yang enak didengar atau film yang dibintanginya sangat bagus, tetapi juga karena kepribadiannya yang sangat baik di mata khalayak.
Teo selalu bersikap loyal kepada para penggemarnya. Bahkan, ia sering terlibat dalam berbagai acara sosial. Ditambah, tahun lalu ia baru saja menikahi dewi perfilman Eldorisia yang mana hubungan mereka benar-benar mendapat restu dari para penggemarnya.
Bisa dikatakan, di usia yang baru menginjak 29 tahun ini, hidupnya telah mendekati kata sempurna.
Saat larut dalam pikiran yang dipenuhi kebingungan ini, suara lembut seorang wanita berhasil membuyarkan lamunan Aaron.
“Sayang, kau sudah bangun? Ma-maafkan aku, aku akan segera menyiapkan sarapan untukmu.”
Mata Aaron terbelalak melihat sosok wanita yang ada di sampingnya. Wanita itu memakai gaun tidur sutra berwarna putih gading, wajahnya polos khas orang bangun tidur, tetapi percayalah itu justru membuat wajahnya benar-benar sangat menawan.
Gila, Julia Emaline, sang dewi perfilman ini memang benar-benar memiliki wajah seperti bidadari. Beruntung sekali Teo bisa menikahi wanita ini.
Aaron bergerak mendekati Julia sambil mengulurkan tangannya perlahan. Namun, Julia justru tampak semakin ketakutan.
“Sa-sayang, jangan pukul aku. Tolong maafkan aku, semalam aku memang pulang terlambat karena proses shooting lebih lama, aku minta maaf tidak memberitahumu karena semalam kau sudah tidur,” ucap Julia dengan suara bergetar. Tangannya meremas selimut yang menutupi kakinya sambil menundukkan kepala.
“Memukul? Siapa yang ingin memukulmu?” Aaron merasa aneh.
Orang gila mana yang akan memukul dewi perfilman Eldorisia?
“Kau tidak akan memukulku?” tanya Julia dengan penuh kewaspadaan, tatapan matanya penuh dengan harapan.
Aaron menggelengkan kepalanya, tampak seperti orang yang tak memiliki salah apapun.
“Aku hanya ingin memeluk istri cantikku. Lagipula, kenapa juga aku harus memukul istriku sendiri,” ucap Aaron yang mencoba mulai berperan sebagai Teo.
Mendengar ucapan itu, pipi Julia tampak memerah.
Ingatlah bahwa ini adalah kali pertama Teo memujinya dan memanggilnya sebagai istrinya secara pribadi, di belakang kamera media dan di belakang para penggemar.
Namun, dibalik rasa terkejutnya, Julia juga tak bisa menyembunyikan rasa was-was yang ada di hatinya. Takut kalau-kalau suaminya memiliki niat lain.
“Pipimu seperti kepiting rebus, lucu sekali.” Aaron kembali mengulurkan tangannya ke arah wajah Julia, tetapi wanita itu justru tampak menghindar.
“Kenapa kau menghindar? Aku hanya ingin mengusap pipimu,” ucap Aaron dengan agak kesal. Pasalnya, sebelumnya ia ingin memeluk Julia, tetapi wanita itu juga menghindar. “Tunggu, kepada rahangmu memar? Apa ada yang memukulmu? Apa itu yang membuatmu mengira aku akan memukulmu?”
Wajah Aaron tampak agak serius. Di kepalanya, penuh dengan pertanyaan.
“I-itu karena kemarin kau tak sengaja jatuh saat shooting,” jawab Julia dengan suara yang cukup pelan, seolah ia takut akan salah bicara.
“Kau jatuh? Bagaimana bisa? Apa tak ada yang menjagamu di lokasi? Di mana managermu?” Aaron langsung menarik Julia ke dalam dekapannya. Dalam hatinya, ia benar-benar mengutuk orang-orang yang tak bisa menjaga dewi perfilman ini dengan baik. “Kalau managermu tak bisa menjagamu, aku akan mencarikan manager baru yang lebih pecus.”
Rentetan pertanyaan dan tindakan itu justru membuat Julia semakin merasa aneh.
Memar itu kan karena kemarin sore Teo memukulnya, bagaimana bisa sekarang ia malah bertanya hal bodoh itu?
Namun, Julia juga tak bisa berbohong kalau pelukan seperti inilah yang telah lama ia inginkan.
Di pikiran Aaron kembali muncul acara pernikahan Teo dengan Julia yang saat itu sangat menggemparkan dunia hiburan. Hampir semua saluran televisi menyiarkan acara pernikahan mereka. Bahkan, mereka dinobatkan sebagai pasangan surga oleh para penggemar mereka karena keduanya memang sangat cocok.
Meskipun masih menjadi tanda tanya besar juga mengapa jiwanya bisa masuk ke dalam tubuh ini dan mengapa harus Teo sang artis papan atas itu, tetapi ia juga tak bisa mengelak kalau mungkin ini akan menjadi perjalanan baru yang berwarna baginya.
Mungkin, dengan segala pengetahuannya tentang kekurangan dan kelebihan dunia hiburan negeri ini sebagai kritikus seni yang berbakat, ia bisa membuat nama Teo menjadi semakin tinggi dan membawa banyak pengaruh bagi dunia hiburan negeri ini. Lagipula, ia juga yakin kalau tak akan ada orang yang menolak jika ditawari untuk bertukar tubuh dengan Teo yang memiliki kehidupan sempurna ini.
“A-aku akan menyiapkan sarapan untukmu,” ucap Julia sambil melepas pelukan itu perlahan.
Tanpa menunggu persetujuan suaminya, Julia telah berjanak dengan cepat. Ia buru-buru turun dari ranjang dengan perasaan campur aduk.
Aaron tak berusaha mencegah langkah Julia, ia juga masih dipenuhi dengan kebingungan.
Namun, sebelum Julia benar-benar melangkah, Aaron menyadari bahwa di lengan dan punggung wanita itu ada beberapa luka memar, mirip dengan yang ada di rahangnya.
Aaron merasakan kemarahan yang meledak-ledak dalam dirinya. Ketika ia bercermin, kemarahan itu semakin besar.
Apa benar-benar ada orang gila yang berani memukul dewi perfilman Eldorisia?
Di ruang interogasi yang sunyi, Samuel duduk terdiam, tangan diborgol ke meja besi yang dingin. Ia merasa seluruh tubuhnya berat, seolah dunia ini sudah jatuh padanya. Wajahnya penuh kecemasan, pikirannya kacau. Tidak ada lagi Jake yang bisa diandalkan, tidak ada lagi jalan keluar yang jelas.Pintu ruang interogasi terbuka, dan Aarav masuk dengan wajah serius. Tanpa berkata apa-apa, ia duduk di seberang Samuel, memandangnya tajam. Samuel menatapnya, mencoba membaca ekspresi di wajah pria itu. Tapi Aarav hanya diam, menyusun kata-kata."Aku tahu kau merasa terjebak, Samuel," akhirnya Aarav berkata, suara tenang namun penuh penekanan. "Tapi ini adalah kesempatan terakhirmu untuk menghindari hukuman yang lebih berat."Samuel menggigit bibir bawahnya, tak tahu harus berkata apa. Selama ini, ia selalu berusaha untuk bisa mengontrol segalanya, tapi kini ia berada dalam situasi yang benar-benar di luar kendalinya.Aarav melanjutkan, "Kau tahu bahwa Jake bukan orang yang bisa kau percayai. Ka
Samuel merasakan udara dingin yang menusuk tulang ketika mobil yang membawanya berhenti di depan sebuah vila mewah di tengah hutan. Kepalanya masih pening setelah melarikan diri dari kantor polisi, dan pikirannya dipenuhi tanda tanya. Bagaimana mungkin ia berhasil kabur secepat ini? Siapa yang mengatur semua ini?Pintu mobil terbuka, dan seorang pria bertubuh kekar menariknya keluar. "Masuk," perintah pria itu dengan suara berat.Samuel mengatur napasnya dan melangkah ke dalam vila. Interiornya mewah, dengan dinding kayu berukir dan lampu gantung kristal yang menerangi ruangan dengan cahaya keemasan. Namun, semua kemewahan itu tak mengalihkan perhatiannya dari sosok pria yang duduk dengan santai di kursi kulit berwarna hitam di tengah ruangan.Jake Arthur.Samuel terbelalak. "Jake?!"Jake tersenyum kecil. "Senang melihatmu lagi, Sam. Sudah lama sekali, ya?"Samuel tetap berdiri kaku, matanya tak lepas dari pria yang seharusnya masih berada di balik jeruji besi. "Bagaimana... bagaimana
Samuel duduk di kursi interogasi dengan tangan terborgol di depan meja baja dingin. Wajahnya tegang, keringat mulai mengalir di pelipisnya. Aarav dan Nick berdiri di hadapannya, menatapnya tajam. Pengacara Samuel duduk di sampingnya, sesekali berbisik dan menyuruhnya diam."Samuel, kita tahu semua permainanmu," Aarav memulai, suaranya penuh tekanan. "Kami sudah melacak rekeningmu, melihat transaksi mencurigakan, dan menghubungkan semua titik. Uang yang kamu dapatkan dari eksploitasi artis itu? Kami akan mengembalikannya ke pemiliknya."Samuel menggertakkan giginya, jelas tidak senang dengan kenyataan itu. "Kamu tidak bisa begitu saja menyita uangku! Aku bekerja keras untuk itu!"Nick tertawa sinis. "Kerja keras? Maksudmu, memanfaatkan orang lain, memperlakukan mereka seperti barang dagangan, dan meraup keuntungan dari penderitaan mereka? Itu bukan kerja keras, itu kejahatan."Samuel menatap Nick dengan penuh kebencian. "Kau pikir kau lebih baik dariku, Rayson? Aku tahu siapa kau. Mant
Aarav duduk di seberang Samuel di ruang interogasi yang remang-remang. Tangannya bertaut di atas meja, ekspresi wajahnya dingin namun penuh kewaspadaan. Di sampingnya, seorang petugas mencatat setiap kata yang diucapkan. Sementara itu, Samuel duduk dengan santai, menyandarkan tubuhnya ke kursi, seolah-olah ia tidak merasa terancam sama sekali."Samuel," Aarav memulai dengan suara tenang namun penuh tekanan, "Kami sudah punya cukup bukti yang mengarah kepadamu dalam kasus percobaan pembunuhan Teo. Mobil yang digunakan dalam tabrakan itu ditemukan di rumahmu. Jejak lumpur di mobilmu sama persis dengan lumpur di lokasi kecelakaan. Apa kau masih mau menyangkal?"Samuel mengangkat bahunya dengan santai. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Mobil itu memang ada di rumahku, tapi siapa pun bisa menggunakannya. Bisa saja ada orang lain yang mengambilnya tanpa sepengetahuanku."Aarav terkekeh sinis. "Itu alasan yang buruk. Kami juga menemukan rekaman CCTV di kafe tempat kau mampir sebelum ke
Julia duduk di tepi tempat tidur rumah sakit Teo, tangannya masih gemetar setelah mendengar kabar buruk itu. Nick berdiri di dekat jendela, matanya mengamati langit yang mulai gelap. Aarav, yang baru kembali dari penyelidikannya, melangkah masuk dengan ekspresi serius.“Samuel bukan orang baik, Aarav,” kata Julia tiba-tiba, suaranya nyaris berbisik.Aarav mengalihkan perhatiannya kepadanya. “Apa maksudmu?”Julia menghela napas, menatap Teo yang masih terbaring lemah di tempat tidur. “Dia terlibat dalam eksploitasi artis. Aku tahu karena aku hampir menjadi korbannya.”Nick dan Aarav saling bertukar pandang. Nick akhirnya mendekat dan bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi, Julia?”Julia menelan ludah, mengingat kembali pengalaman buruk itu. “Dulu, sebelum aku mencapai puncak karierku, ada satu masa ketika aku diajak menghadiri acara eksklusif yang diselenggarakan oleh orang-orang berpengaruh di industri hiburan. Aku diberi tahu bahwa acara itu bisa membantuku mendapatkan lebih banyak p
Julia bergegas memasuki rumah sakit dengan wajah panik. Napasnya tersengal-sengal setelah berlari dari tempat parkir. Ia hampir tidak bisa percaya ketika Nick menelepon dan memberitahunya bahwa Teo mengalami kecelakaan parah dan harus menjalani operasi akibat pendarahan di otak. Julia menggenggam erat ponselnya, tangannya gemetar saat mencoba mencari tahu di mana Teo dirawat.Nick yang sudah menunggunya di lobi segera menghampiri Julia."Julia... akhirnya kamu datang," kata Nick dengan suara lembut, berusaha menenangkan.Julia menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Teo... bagaimana kondisinya? Apa dia baik-baik saja?"Nick menghela napas panjang. "Dokter bilang operasinya berjalan lancar, tapi dia masih belum sadar. Kita hanya bisa menunggu."Julia merasa jantungnya mencelos. Ia menutup mulutnya dengan tangan, berusaha menahan tangis. Ia kemudian berjalan menuju ruang ICU di mana Teo dirawat. Melihat Teo terbaring dengan wajah pucat, selang infus menancap di lengannya, dan alat bantu m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments