"Aku adalah yang pertama dan yang terakhir. Aku adalah yang melihat kelahiran dan kematian dunia ini."Tangannya yang terbalut sarung tangan perak terangkat dengan gerakan cepat, dan Pelindung Bahu Fajar Abadi di bahunya bersinar terang seperti matahari yang baru terbit.Cahaya keemasan menyapu paviliun, menyilaukan mata dan menghangatkan udara hingga terasa seperti musim panas.Tangan Bai Yanzhi yang keriput mencoba membentuk segel ramalan terakhir, namun jari-jarinya berubah menjadi debu saat cahaya itu menyentuhnya.Debu itu berkilau sejenak seperti bintang-bintang kecil sebelum jatuh ke lantai marmer, meninggalkan tubuh renta yang ambruk tanpa perlawanan."Penatua Yanzhi!" jerit beberapa anggota klan, suara mereka penuh ketakutan dan ketidakpercayaan.Jeritan dan tangisan memenuhi paviliun saat anggota Klan Bai lainnya mencoba melarikan diri atau melawan.Beberapa kultivator muda membentuk formasi pertahanan, energi spiritual mereka berpadu membentuk perisai bulan yang biasanya ma
Aroma Bunga Purnama Emas yang tadinya manis berubah tajam dan metalik, bercampur dengan bau ozon seperti sebelum badai petir.Cahaya perak memancar dari cermin, menerangi seluruh paviliun dengan sinar yang menyilaukan hingga membuat bayangan-bayangan tajam di setiap sudut.Semua anggota klan memejamkan mata, terkecuali Bai Zhengfeng yang terus menatap cermin dengan konsentrasi penuh. Keningnya berkerut dalam, dan pembuluh darah di pelipisnya menonjol saat ia mengerahkan seluruh kekuatan spiritualnya untuk mengendalikan ritual.Permukaan cermin berubah, menampilkan pemandangan Lembah Kabut Ungu dengan altar batu kuno di tengahnya.Kabut ungu tebal menyelimuti lembah, sesekali terbelah oleh kilatan energi spiritual yang menyambar seperti petir tanpa suara.Di atas altar batu yang dipenuhi ukiran simbol-simbol kuno, Gelang Karma Samsara melayang beberapa inci di atas permukaan, berputar perlahan. Gelang itu terbuat dari emas dan perak yang terjalin dalam pola spiral tak berujung, dengan
Cahaya bulan kebiruan menyapu paviliun kayu Pinus Es Taratai, memantulkan bayangan sembilan kelopak teratai di lantai marmer hitam.Kristal-kristal kecil tertanam dalam pola konstelasi di sepanjang dinding, berpendar lembut dalam kegelapan malam. Bau Bunga Purnama Emas yang manis bercampur aroma teh es melati dari cawan porselen Bai Zhengfeng, menciptakan harmoni wangi yang menenangkan jiwa namun mempertajam pikiran.Mingyue Gu, Lembah Bulan Terang adalah tempat kediaman Klan Bai selama ribuan tahun, tersembunyi di balik kabut perak abadi yang hanya memudar saat bulan purnama.Lonceng angin bulan berdentang pelan, suaranya seperti bisikan roh leluhur yang mengawasi. Tiga puluh anggota klan duduk bersila dalam formasi melingkar, jubah putih-perak mereka berkilau tertimpa cahaya bulan yang masuk melalui atap kristal paviliun.Di tengah lingkaran, Cermin Bulan Suci berdiri tegak di atas altar jade hitam, permukaannya beriak seperti air kolam yang tersentuh angin malam.Bai Zhengfeng, kep
Berita tentang kemunculan Gelang Karma Samsara menyebar dengan kecepatan yang mencengangkan, bagaikan api yang merambat di padang rumput kering.Dari pasar-pasar yang ramai di kota-kota besar hingga kedai teh sederhana di desa-desa terpencil, semua kalangan membicarakannya dengan nada yang bercampur antara takjub dan ketakutan.Kultivator dari berbagai tingkatan mulai bergerak menuju Lembah Kabut Ungu, tempat artefak legendaris itu terakhir kali menampakkan diri.Di Kota Bintang Perak, ibu kota megah Kekaisaran Lingxiao Tian, suasana tegang dapat dirasakan mengental di udara.Pasukan elit "Penjaga Sembilan Sumber" bersiap untuk berangkat dengan persiapan perang, armor logam spiritual mereka berkilau menakutkan di bawah sinar matahari. Panglima Jin Wuji berdiri tegak di depan barisan pasukannya, wajah kekar penuh bekas luka memancarkan tekad yang membara."Atas titah Yang Mulia Kaisar Long Zhentian, kita akan mengamankan Gelang Karma Samsara untuk kekaisaran!" serunya dengan suara yang
Kekaisaran Lingxiao Tian dipimpin oleh Yang Mulia Kaisar Long Zhentian, kultivator Jiwa Muda tingkat sembilan yang konon memiliki darah naga kuno dalam aliran darahnya. Sosoknya menjulang tinggi dengan rambut hitam panjang yang selalu dihiasi mahkota emas berbentuk naga yang mengaum.Matanya tajam bagai elang penguasa langit, memancarkan aura intimidasi yang membuat bahkan kultivator tingkat tinggi pun merasa gemetar di hadapannya. Filosofi kepemimpinannya sederhana namun absolut, kekuatan adalah kebenaran mutlak, dan hanya yang terkuat yang berhak menguasai langit dan bumi.Di sampingnya berdiri Permaisuri Xing Yueluo, wanita yang memiliki kecantikan yang memukau dengan rambut seputih salju meski usianya masih tergolong muda. Keahliannya dalam teknik bintang dan seni ilusi tidak tertandingi di seluruh benua, mampu mengendalikan gerakan langit untuk kepentingan strategis.Namun di balik senyum anggun yang selalu menghiasi wajahnya, Permaisuri Xing mengendalikan jaringan mata-mata prib
Rong Tian menyesap tehnya dengan gerakan yang elegan, namun menyembunyikan kilatan yang muncul di kedalaman matanya.Sarung Tangan Api Nirwana... artefak yang memiliki ikatan mistis dengan kekuatan phoenix yang kini bersemayam dalam dirinya."Sarung Tangan Api Nirwana akan merespons kehadiranmu," suara Feng Huang bergema dalam dimensi kesadarannya. "Jika kita berhasil menemukannya, kultivasi dan kekuatanmu akan mengalami lompatan yang luar biasa."Namun fokus Rong Tian saat ini tertuju pada Gelang Karma Samsara. Jika sosok berjubah perak berhasil merebut artefak itu, ia akan memiliki tiga dari tujuh pusaka primordial kekuatan yang cukup untuk menghancurkan tatanan seluruh benua.Di sudut lain kedai, sekelompok kultivator muda dari berbagai sekte berkumpul, membicarakan berita terbaru dengan semangat yang membara."Shizu kami mengatakan bahwa Jubah Bumi Bergetar memiliki kemampuan pertahanan yang tak tertandingi di bawah langit," ucap seorang pemuda dengan simbol Sekte Hunyuan Dao yan