Share

Pamer Kekuatan Muda.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2025-05-22 21:13:24

Terakhir, Sekte Bulan Perak mengirim Chen Yun dan Bai Lihua, satu-satunya pasangan pria-wanita dalam kelompok. Mereka mengenakan jubah putih-perak dengan sulaman bulan sabit, mencerminkan kedekatan sekte mereka dengan kekaisaran.

Suasana di ruangan itu formal namun santai.

Para kultivator muda berbincang satu sama lain, membicarakan berita terbaru dari sekte masing-masing atau gosip tentang dunia persilatan.

Namun Rong Tian segera menyadari bahwa hampir tidak ada yang mengajaknya bicara, kecuali Lin Xiaoyu, Zhao Jingyi, dan dua biksu dari Biara Teratai Perak yang ramah pada semua orang.

"Jangan khawatir tentang mereka," bisik Bhiksu Hui Zhen pada Rong Tian saat mereka duduk berdampingan. "Kebanyakan dari mereka terlalu sibuk dengan persaingan antar sekte untuk memperhatikan orang luar."

"Mereka tidak bermaksud tidak sopan," tambah Bhiksu Fa Ming dengan senyum menenangkan. "Hanya saja, di dunia kultivasi, status dan kekuatan sering menjadi ukuran utama dalam interaksi sosial."

Rong Tia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pelajaran untuk Si Arogan.

    "Zombie?" Jiang Feng dari Sekte Wudang tertawa keras."Kau terlalu banyak mendengar cerita rakyat, Nona Lin. Tidak ada yang namanya zombie di dunia nyata.""Itu pasti hanya kultivator lain yang menggunakan teknik ilusi untuk menakut-nakuti kalian," tambah Li Tian dari Sekte Khong Tong. "Atau mungkin kalian terlalu lelah dan berhalusinasi."Wu Lishan, yang paling arogan di antara mereka, mendengus keras."Aliran iblis dan ilmu-ilmu sesat hanyalah omong kosong yang dibesar-besarkan.” Tidak ada yang bisa menandingi kekuatan aliran ortodoks, terutama Sekte Wudang. Jika memang ada kultivator iblis sekuat itu, mengapa mereka tidak pernah berani menampakkan diri di hadapan Sekte Wudang?"Zhao Jingyi, yang biasanya tenang, kini tidak bisa menyembunyikan kemarahannya."Kami melihatnya dengan mata kepala sendiri! Makhluk itu nyata, dan kekuatannya melampaui apa pun yang pernah kami lihat sebelumnya!""Tentu saja," Wu Lishan tersenyum mengejek. "Dan aku baru saja minum teh dengan Kaisar Jade ke

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pamer Kekuatan Muda.

    Terakhir, Sekte Bulan Perak mengirim Chen Yun dan Bai Lihua, satu-satunya pasangan pria-wanita dalam kelompok. Mereka mengenakan jubah putih-perak dengan sulaman bulan sabit, mencerminkan kedekatan sekte mereka dengan kekaisaran.Suasana di ruangan itu formal namun santai.Para kultivator muda berbincang satu sama lain, membicarakan berita terbaru dari sekte masing-masing atau gosip tentang dunia persilatan.Namun Rong Tian segera menyadari bahwa hampir tidak ada yang mengajaknya bicara, kecuali Lin Xiaoyu, Zhao Jingyi, dan dua biksu dari Biara Teratai Perak yang ramah pada semua orang."Jangan khawatir tentang mereka," bisik Bhiksu Hui Zhen pada Rong Tian saat mereka duduk berdampingan. "Kebanyakan dari mereka terlalu sibuk dengan persaingan antar sekte untuk memperhatikan orang luar.""Mereka tidak bermaksud tidak sopan," tambah Bhiksu Fa Ming dengan senyum menenangkan. "Hanya saja, di dunia kultivasi, status dan kekuatan sering menjadi ukuran utama dalam interaksi sosial."Rong Tia

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertemuan Sekte Terkuat.

    Rong Tian mengamati kota dengan mata yang lebih kritis.Daqi memang mengesankan, dengan jalan-jalan lebar yang dipenuhi pedagang dan pengembara dari berbagai penjuru dunia.Bangunan-bangunan tinggi dengan atap melengkung khas bangunan Benua Longhai, semuanya berdiri berdampingan dengan toko-toko mewah dan kedai-kedai yang menawarkan makanan eksotis.Patung-patung dan air mancur menghiasi alun-alun dan taman-taman yang tersebar di seluruh kota, menciptakan oase keindahan di tengah hiruk pikuk kehidupan kota."Ini jauh lebih modern dari kota-kota di Barat," komentar Rong Tian, matanya mengamati kereta-kereta tanpa kuda yang bergerak dengan tenaga qi, lampu-lampu jalan yang menyala dengan energi spiritual, dan berbagai perangkat modern lainnya yang menunjukkan kemajuan teknologi kultivasi di ibukota.Kereta mereka berhenti di depan sebuah penginapan bertingkat lima yang megah."Penginapan Awan Perak," ucap Paman Liu, menunjuk papan nama yang tergantung di atas pintu masuk. "Salah satu pe

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Aura Iblis Yang Memudar.

    Keheningan mencekam menyelimuti Hutan Pinus setelah zombie Liwei menghilang di balik kegelapan pepohonan.Aura menekan yang dipenuhi energi iblis perlahan memudar, digantikan oleh desiran angin lembut yang menggoyang dedaunan pinus.Bau anyir darah masih mengambang di udara, bercampur dengan aroma resin pinus yang tajam, menciptakan kontras yang mengganggu indra penciuman.Lin Xiaoyu dan Zhao Jingyi masih terduduk di tanah, tubuh mereka gemetar oleh campuran rasa takut, kelelahan, dan luka-luka yang mereka derita.Wajah keduanya pucat pasi, mata mereka masih melebar oleh keterkejutan atas pembantaian mengerikan yang baru saja mereka saksikan.Perlahan, kesadaran kembali ke mata mereka.Lin Xiaoyu yang pertama menoleh, pandangannya tertuju pada sosok Rong Tian yang masih berdiri tenang di sisi kereta kuda.Pemuda itu tampak tidak terganggu oleh kekacauan yang baru saja terjadi, seolah pemandangan mayat bergelimpangan dan darah yang membasahi tanah hutan adalah hal biasa baginya.Di dek

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Seruling Maut dan Mayat Hidup.

    Gerakan zombie Liwei tidak seperti gerakan manusia normal.Terlalu cepat, terlalu kaku, namun juga terlalu efisien. Ia bergerak seperti boneka yang dikendalikan oleh tali tak terlihat, setiap gerakan diperhitungkan untuk membunuh dengan cara paling efektif."Apa itu?!" teriak salah satu murid Sekte Mentari Ufuk Barat, wajahnya pucat pasi oleh ketakutan. "Itu bukan manusia!"Penatua Feng mengangkat pedangnya, wajahnya menunjukkan kewaspadaan tinggi."Jiangshi! Mayat hidup! Bagaimana mungkin ada jiangshi di wilayah Selatan?"Sebelum siapa pun sempat bereaksi lebih jauh, zombie Liwei telah mencapai barisan depan murid Sekte Mentari Ufuk Barat. Tangannya yang pucat dengan kuku-kuku panjang yang menghitam bergerak dalam pola mematikan, merobek daging dan memutuskan leher dengan efisiensi yang mengerikan.Jeritan kesakitan dan ketakutan memenuhi hutan saat zombie Liwei bergerak di antara para murid Sekte Mentari Ufuk Barat seperti angin kematian.Darah menyembur ke segala arah, membasahi ba

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Lagu Terakhir untuk Penatua Feng.

    Tanpa peringatan lebih lanjut, Penatua Feng melesat maju.Gerakannya begitu cepat hingga hampir tak terlihat oleh mata biasa, hanya meninggalkan jejak kabur dan hembusan angin kencang. Pedangnya yang panjang berkilat kemerahan, terarah langsung ke jantung Lin Xiaoyu.Lin Xiaoyu dan Zhao Jingyi bergerak secara bersamaan, pedang mereka membentuk formasi pertahanan yang mereka latih selama bertahun-tahun. Dentingan logam bergema di hutan saat pedang dan pedang bertemu, menciptakan percikan api yang berpendar sejenak sebelum padam."Teknik Pedang Bunga Hua San: Kelopak Berguguran!" seru Lin Xiaoyu, pedangnya bergerak dalam pola rumit yang menciptakan ilusi ribuan kelopak bunga yang berputar-putar."Teknik Pedang Naga Mengaum!" Zhao Jingyi melengkapi serangan saudara seperguruannya, pedangnya bergerak dalam gerakan vertikal yang kuat, menciptakan gelombang energi qi yang menyapu ke depan.Penatua Feng mendengus meremehkan.Tanpa mengucapkan nama jurus, ia mengayunkan pedangnya dalam geraka

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Dua Pedang dan Selusin Musuh.

    Lin Xiaoyu dan Zhao Jingyi semakin akrab dengan Rong Tian.Mereka berbagi cerita tentang pengalaman di Sekte Hua San, teknik-teknik pedang yang mereka pelajari, dan petualangan kecil yang mereka alami sebelumnya.Rong Tian sebagian besar hanya mendengarkan, sesekali menanggapi dengan komentar singkat atau pertanyaan yang mendorong mereka untuk bercerita lebih banyak.Pada hari kesepuluh perjalanan, lanskap mulai berubah.Tanah yang tadinya subur dan hijau perlahan menjadi lebih kering dan berpasir saat mereka mendekati perbatasan Gurun Gobi.Pepohonan semakin jarang, digantikan oleh semak-semak kering dan kaktus yang tumbuh tersebar. Udara menjadi lebih panas dan kering, membuat mereka lebih sering meneguk air dari kantong kulit yang mereka bawa."Kita akan segera meninggalkan wilayah gurun," ucap Paman Liu, kusir kereta, saat mereka berhenti untuk memberi minum kuda-kuda."Hutan Pinus sudah terlihat di kejauhan. Kita akan sampai di sana sebelum matahari terbenam."Benar saja, saat ma

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Sutra Biru & Rahasia Hitam.

    Cahaya keemasan pagi merayap perlahan di atas atap-atap Kota Gerbang Naga, membasuh ubin-ubin keramik dengan kehangatan yang menyegarkan setelah dinginnya malam.Embun pagi masih menggantung di dedaunan dan atap-atap rumah, berkilau seperti ribuan permata kecil yang menghiasi kota.Udara terasa segar dan bersih, membawa aroma roti yang baru dipanggang dari kedai-kedai yang mulai buka.Di halaman depan Dragon Inn, tiga sosok berdiri berdampingan. Rong Tian dengan jubah hitam sederhananya berdiri tenang, sementara Lin Xiaoyu dan Zhao Jingyi dalam balutan jubah putih Sekte Hua San tampak bersemangat untuk memulai perjalanan.Mereka bertiga telah bersepakat semalam untuk berangkat menuju Daqi, ibukota Kekaisaran Yue Chuan, begitu matahari terbit."Perjalanan ke Daqi biasanya memakan waktu sekitar sebulan jika berjalan kaki," ucap Lin Xiaoyu, mengikat rambutnya yang panjang dengan pita sutra biru."Kita harus melewati Hutan Pinus, Lembah Kabut Ungu, dan Dataran Rumput Perak sebelum mencapa

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Permainan Dua Wajah Sang Kultivator.

    Mendengar penjelasan tidak lengkap itu, Rong Tian menyesap araknya perlahan, matanya yang tajam tidak lepas dari wajah kedua murid Sekte Hua San.Ada misteri di balik misi mereka, dan misteri selalu menarik perhatiannya. Terlebih lagi, mereka menuju ke tempat yang sama dengannya."Mungkin kita bisa bekerja sama," ucap Rong Tian akhirnya, keputusan terbentuk dalam benak Rong Tian."Aku juga memiliki kepentingan di Daqi, dan perjalanan bersama akan lebih aman."Lin Xiaoyu dan Zhao Jingyi saling pandang, komunikasi tanpa kata terjadi di antara mereka. Setelah beberapa saat, Lin Xiaoyu mengangguk kecil, memberikan persetujuan tanpa suara."Tuan muda benar," ucap Lin Xiaoyu, suaranya masih rendah dan penuh kehati-hatian. "Perjalanan ke Daqi tidak mudah, terutama dengan banyaknya bandit dan kultivator jahat yang mengintai di sepanjang jalan."Zhao Jingyi mendekatkan tubuhnya, menciptakan lingkaran privasi di antara mereka bertiga. Yue'er, yang menyadari pembicaraan serius ini, dengan bijak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status